Lansia
Erlina Burhan
○ Sesak nafas
● Gejala Penyerta:
○ Penurunan BB
○ Keringat malam
Lingkungan berisiko
Sesak nafas Kontak erat TB
tinggi
Alur penegakan Diagnosis TB
Terduga TBC
Pemeriksaan TCM
Pemeriksaan ulang
Pemeriksaan paket
Pemeriksaan molekuler (LPA TCM***
standar uji kepekaan
lini dua / TCM XDR dll.) Pemeriksaan
fenotipik Pemeriksaan ulang
TCM dan sesuaikan radiologis / antibiotik
Pemeriksaan uji kepekaan pengobatan spektrum luas
INH pada pasien dengan berdasarkan hasil
riwayat pengobatan TCM
sebelumnya
Sensitif terhadap Resistan terhadap Abnormalitas
obat gol. obat gol. paru yang Gambaran paru
flurokuinolon flurokuinolon mengarah TB / tampak normal/
Resistan
Sensitif INH tidak ada perbaikan klinis
INH
perbaikan klinis
Pengobatan
Pengobatan TBC Pengobatan TBC Pengobatan
TBC Lanjutkan
RO paduan RO paduan TBC SO dengan Bukan TBC
monoresistan OAT lini satu
jangka pendek individu OAT lini satu
INH
TCM
• Pada tahun 2010, WHO mendukung penggunaan pemeriksaan
Xpert MTB/RIF molecular test untuk mendiagnosis TB
• Berdasarkan PCR dengan mendeteksi DNA Mtb dan ada
tidaknya resistensi terhadap rifampisin dalam waktu 2 jam
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia; 2019.
Casela M, Cerqueira SMA, Casela TDO, Pereira MA, Dos Santos SQ, Del Pozo FA, et al. Rapid Molecular Test for Tuberculosis: Impact of Its Routine
Use at a Referral Hospital. J Bras Pneumol. 2018; 44(2): 112–7.
Faraid FAS, Handayani I, Esa T. Profil of Rapid Molecular Test of Tuberculosis Using XpertMTB/RIF. Indonesian Journal of Clinical Pathology and
Medical Laboratory. 2020; 26(2): 223-8.
Pemeriksaan Dahak atau Sputum
BTA (+)
• Jika salah satu atau kedua uji dahak menunjukkan hasil BTA
(+)
• Ketika hasil BTA (+) pada pemeriksaan dahak pertama,
dapat didiagnosis sebagai pasien BTA (+)
BTA (-)
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia; 2019.
Lewinsohn DM, Leonard MK, Lobue PA, Cohn DL, Daley CL, Desmond E, et al. Official American Thoracic Society/ Infectious Disease Society of America/
Centers for Disease Control and Prevention Clinical Practice Guidelines: Diagnosis of Tuberculosis in Adults and Childrens. Infectious Disease of Society
America. 2017;64(2):e1–e33
Pemeriksaan Foto Thoraks
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia; 2019.
Al Ubaidi BA. The Radiological Diagnosis of Pulmonary Tuberculosis (TB) in Primary Care. Journal of Family Medicine and Disease Prevention. 2018;
doi.org/10.23937/2469-5793/1510073
World Health Organization. Chest Radiography in Tuberculosis Detection. Swiss: World Health Organizatin; 2016.
Tatalaksana TB Sensitif Obat
2(RHZE)/4(RH)
Fase awal (2 bulan), setiap hari Fase lanjutan (4 bulan), setiap hari
Berat badan
(Kg) 4KDT: (RHZE) 2KDT: (RH)
30-39 2 2
40-54 3 3
55-70 4 4
>70 5 5
Tatalaksana TB Sensitif Obat
• Pasien yang masih sensitive R ( dari TCM) akan mendapat obat Kategori 1 yaitu
2 ( R H Z E ) / 4 ( R H ) , kecuali:
• bila dari biakan atau LPA menunjukan resisten Isoniazid ( INH) maka akan diobati
sebagaimana pasien monoresisten INH
• Sisipin tidak perlu diberikan: bila setelah 2 bulan BTA masih positif, periksa TCM
Bila Rif senstif , OAT dilanjutkan
Bila Rif resisten, OAT disesuaikan dgn rejimewn TB RO
https://www.who.int/news/item/16-04-2021-update-of-the-who-guidance-on-the-treatment-of-drug-susceptible-tuberculosis
Terduga TB Resisten Obat
Alur Pengobatan
TB Resistan Obat
(2020)
Paduan Jangka
Pendek Tanpa Injeksi
● Durasi total pemberian paduan pengobatan TB RO jangka panjang minimal ialah 18 bulan
atau setelah 16 bulan sejak terjadinya konversi kultur dahak.
● Durasi total paling lama ialah 24 bulan, yaitu bila pasien mengalami konversi pada bulan ke-8
pengobatan.
Urbanization
Aging
Diabetes Immigration
20
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/755/2019 Tentang Pedoman
Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis. 2019
Peran Individu dalam Penanganan TB
● Segera memeriksakan diri bila mengalami gejala TBC
● Melakukan upaya pencegahan TBC
● Melakukan deteksi dini dengan menggunakan instrumen skrining TBC mandiri
● Memotivasi keluarga atau individu lainnya dengan gejala TBC untuk periksa ke
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) maupun Fasilitas Kesehatan Rujukan
Tingkat Lanjut (FKRTL)
● Menjadi pengawas/pendamping pasien TBC yang berobat untuk menjaga
keteraturan pengobatannya sampai dinyatakan sembuh
● Tidak memberi stigma buruk kepada penderita ataupun keluarga penderita TBC
Peran Keluarga dalam Penanganan TB
● Memastikan lansia menelan obat secara rutin dan membantu menyediakan
makanan bergizi
● Memberikan dukungan dan perhatian, keluarga dapat berperan sebagai
Pengawas Menelan Obat (PMO)
● Mendukung lansia dalam pengobatan TBC sampai dinyatakan tuntas oleh dokter
● Mengamati dan melaporkan ke Puskesmas/Kader bila lansia memiliki tanda dan
gejala TBC, kambuh atau putus obat.
● Segera membawa lansia ke fasilitas pelayanan kesehatan bila merasakan gejala
efek samping
TERIMA KASIH