2
Pendahuluan
3) Pemeriksaan Biakan
• Menumbuhkan dan mengidentifikasi M.
tuberculosis menggunakan media media
padat (Lowenstein Jensen/LJ) atau media
cair (MGIT).
• Biakan media padat relatif lebih murah
dibanding media cair tetapi memerlukan
waktu yang lebih lama yaitu 3-8 minggu.
Media cair lebih cepat (1-2 minggu) namun
lebih mahal.
• Untuk pemantauan pengobatan TBC RO.
Jenis Pemeriksaan Mikrobiologi untuk TBC RO
4) Uji Kepekaan fenotipik
• Untuk mengetahui pola resistansi kuman M. tuberculosis
terhadap OAT.
• Masih memiliki keterbatasan karena belum bisa
digunakan untuk memeriksa resistansi obat-obat baru
seperti Bedaquiline, Linezolid, Delamanid, Clofazimine
dan Pretomanid.
• Hasil pemeriksaan paket standar uji kepekaan
menggunakan media cair (MGIT) dapat diperoleh dalam
rentang waktu 4-8 minggu.
• Jenis obat yang diperiksa uji kepekaan bersifat dinamis
dan disesuaikan dengan kebutuhan dalam tatalaksana
pasien TBC RO.
Jenis Pemeriksaan Mikrobiologi untuk TBC RO
Pemeriksaan ulang
Uji kepekaan molekuler Pemeriksaan paket standar
TCM dan sesuaikan Pemeriksaan Pemeriksaan ulang
(LPA lini dua / TCM XDR dll.) uji kepekaan fenotipik
pengobatan radiologis / antibiotik
TCM***
berdasarkan hasil spektrum luas
Uji kepekaan INH TCM
molekuler pada pasien
dengan riwayat
pengobatan sebelumnya
1. Tes cepat molekuler (TCM) diantaranya TCM MTB RIF, TCM MTB RIF & INH
dan TCM lain yang setara adalah alat diagnosis utama yang digunakan
untuk penegakan diagnosis TBC.
2. Pemeriksaan TCM digunakan untuk mendiagnosis semua jenis terduga TBC,
baik terduga TBC paru maupun TBC ekstra paru, terduga TBC baru maupun
yang memiliki riwayat pengobatan TBC sebelumnya, dan pada semua
golongan umur termasuk pada ODHIV.
3. Pemeriksaan TCM juga berperan sebagai pemeriksaan lanjutan (follow on
test) untuk terduga/pasien berikut:
a. Terduga TBC dengan hasil pemeriksaan BTA positif untuk memastikan
status resistensi terhadap rifampisin
b. Terduga TBC yang didiagnosis dengan alat TCM yang belum dapat
mendeteksi resistensi rifampisin.
c. Pasien TBC yang Tidak Respon Pengobatan seperti pasien TBC yang
belum konversi pada bulan ke-2 atau ke-5.
Keterangan Alur Diagnosis TBC
4. Pemeriksaan TCM dilakukan dari spesimen dahak untuk terduga TBC paru
dan non dahak untuk terduga TBC ekstra paru.
5. Jumlah dahak yang dikumpulkan adalah 2 (dua) dahak yaitu Sewaktu-
Sewaktu, Sewaktu – Pagi maupun Pagi – Sewaktu, dengan jarak 1 jam dari
pengambilan dahak pertama ke pengambilan dahak kedua.
Standar kualitas dahak yang digunakan adalah dahak dengan volume 1-4
ml dan mukopurulen.
Hasil pemeriksaan TCM terdiri dari MTB pos Rif resistan, MTB pos Rif sensitif,
MTB pos Rif indeterminate, MTB negatif dan hasil gagal (error, invalid, no
result).
Keterangan Alur Diagnosis TBC
c. Pasien dengan hasil MTB pos Rif sensitif berdasarkan riwayat pengobatannya
terdiri dari:
1) Pasien berasal dari kriteria terduga TBC baru akan dilakukan inisiasi
pengobatan dengan OAT kategori 1.
Pasien berasal dari kriteria terduga TBC dengan riwayat pengobatan
sebelumnya (kambuh, gagal, loss to follow up, tidak konversi) akan dilanjutkan
dengan pemeriksaan uji kepekaan terhadap INH. Inisiasi atau melanjutkan
pengobatan dengan OAT Kategori 1 dilakukan sambil menunggu hasil uji
kepekaan terhadap INH. Apabila hasil uji kepekaan menunjukkan INH resistan
maka akan diberikan paduan pengobatan TBC monoresistan INH.
Keterangan Alur Diagnosis TBC
3. Pada terduga TBC baru (yang merupakan pasien ODHIV, terduga TBC anak,
terduga TBC Ekstra paru, dan terduga TBC tanpa riwayat pengobatan
sebelumnya) serta terduga TBC dengan riwayat pengobatan sebelumnya ≥
5 tahun yang memiliki hasil TCM MTB Trace Detected Rif Resistance
Indeterminate, maka kesimpulan hasil akhir pemeriksaan TCM adalah MTB
Detected Rifampisin Sensitif. Tindak lanjut pengobatan pasien sebagai TBC
SO.
4. Terduga TBC dengan riwayat pengobatan sebelumnya dan tidak memiliki
risiko HIV serta terduga TBC dengan riwayat pengobatan sebelumnya < 5
tahun, maka kesimpulan hasil akhir pemeriksaan TCM adalah MTB Not
Detected atau Negatif MTB. Pengobatan TBC terdahulu dapat
menyebabkan hasil positif palsu dan diperlukan evaluasi kembali pasien
secara klinis. Gunakan penilaian klinis untuk keputusan pengobatan.
5. Riwayat pengobatan dihitung mulai dari sejak pasien menyelesaikan
pengobatan TBC.
Tindak Lanjut Hasil Discordance
3) Pemeriksaan TCM MTB RIF INH menunjukkan INH Resistan, namun uji
kepekaan menunjukkan INH Sensitif
a. Gunakan hasil TCM MTB RIF INH sebagai dasar pemberian terapi
b. Beberapa kasus tertentu seperti low level resistance sulit terdeteksi dengan
pemeriksaan uji kepekaan fenotipik sehingga menunjukkan hasil sensitif
palsu di MGIT. Pasien dengan mutasi ini tidak menunjukkan perbaikan
dengan pengobatan OAT Kat 1.
c. Pada kelompok dengan prevalensi TBC RO yang rendah, kadang
memberikan hasil resistan palsu di TCM, namun hal ini sangat jarang
terjadi.
d. Hasil resistan palsu di TCM dapat terjadi pada hasil Mtb detected very
low.
e. Kemungkinan adanya kesalahan laboratorium.
Tindak Lanjut Hasil Discordance
4. Pemeriksaan TCM MTB RIF INH menunjukkan INH Sensitif, namun hasil uji
kepekaan menunjukkan INH Resistan.
a. Pengobatan harus disesuaikan dengan hasil uji kepekaan
b. Tindakan yang mungkin dilakukan adalah pemeriksaan sekuensing, ulang
uji kepekaan atau pertimbangkan kemungkinan kesalahan laboratorium
(transcription error).
5. Hasil TCM dengan kartrid Xpert MTB/RIF Ultra menunjukkan MTb trace,
namun hasil biakan negatif.
hasil ini harus mempertimbangkan kondisi klinis pasien, jenis spesimen yang
diperiksa dan kemungkinan pasien pernah mendapat pengobatan dengan
OAT.
Tindak Lanjut Hasil Discordance
6. Hasil LPA/TCM Xpert MTB/XDR menunjukkan hasil yang berbeda dengan uji
kepekaan fenotipik. Interpretasi gabungan dari LPA/TCM Xpert MTB/XDR
dan uji kepekaan fenotipik dapat digunakan dengan memilih hasil yang
menunjukkan resistan diantara kedua pemeriksaan tersebut.
Terima kasih