P U L M O N O L O G I & REUMATOLOGI
D R . ANWAR SHOLEH, M.KED (PD)
ASMA
Derajat Keparahan Kriteria
Mild asthma Asthma that is well controlled with Step 1 or Step 2 treatment, i.e. with as-needed
controller medication alone, or with low-intensity maintenance controller treatment such as low dose
ICS,
leukotriene receptor antagonists or chromones.
Moderate asthma asthma that is well controlled with Step 3 treatment e.g. low dose ICS-LABA.
Severe asthma asthma that requires Step 4 or 5 treatment, e.g. high-dose ICS-LABA, to prevent it from becoming
‘uncontrolled’, or asthma that remains ‘uncontrolled’ despite this treatment.
PPOK
• Uji spirometri → merupakan gold standar
– FEV1 / FVC < 70 % (GOLD); <75%
(pneumobile Indonesia)
Terduga TB
Pasien baru, tidak ada riwayat pengobatan TB, tidak ada riwayat kontak erat Pasien dengan riwayat pengobatan TB, pasien dengan riwayat
dengan pasien TB RO, pasien dengan HIV (-) atau tidak diketahui status HIV nya kontak erat dengan pasien TB RO, pasien dengan HIV (+)
Pemeriksaan Klinis dan Pemeriksaan bakteriologis dengan Mikroskop atau Tes Cepat Molekuler (TCM)
MTB Pos, Rif MTB Pos, Rif MTB Pos, Rif MTB Neg
(- -) (+ +) Sensitive Resistance
Indeterminate
(+ -)
Tidak bisa
dirujuk
Ulangi Foto Toraks
TB RR
TB Terkonfirmasi pemeriksaan (Mengikuti alur
Bakteriologis TCM yang sama
Foto Terapi
dengan alur
Toraks Antibiotika
pada hasil
Non OAT
Mulai Pengobatan TB RO; Lakukan pemeriksaan
Pengobatan
mikrokopis BTA
pemeriksaan Biakan dan Uji Kepekaan
TB Lini 1 negatif (- -) )
OAT Lini 1 dan Lini 2
Gambaran Tidak MendukungTB;
Mendukung
TB
Bukan TB; Cari
kemungkinanpenyebab
penyakit lain
Ada
Perbaikan
Tidak Ada
Perbaikan TB RR; TB Pre TB XDR
Algoritma TB
Klinis Klinis, ada
Nasional 2016
TB MDR XDR
faktor risiko
TB TB, dan atas
Terkonfirmasi Bukan TB; Cari pertimbangan
Klinis LanjutkanPengobatan
kemungkinan dokter Pengobatan TB RO
TB RO
penyebab dengan PaduanBaru
Pemeriksaan tambahan pada semua pasien TB
penyakit lain TB
Terkonfirmasi yang terkonfirmasi baik secara bakteriologis
Klinis
maupun klinis adalah pemeriksaan HIV dan
gula darah. Pemeriksaan lain dilakukan sesuai
Pengobatan indikasi misalnya fungsi hati, fungsi ginjal, dll)
TB Lini 1
Tuberkulosis
OAT kategori-1: 2(HRZE) / 4(HR)3 →
– Pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis.
– Pasien TB paru terdiagnosis klinis
– Pasien TB ekstra paru
• Kontrasepsi
– Rifampisin berinteraksi dengan kontrasepsi hormonal →
menurunkan efektivitas kontrasepsi
– Sebaiknya pasien dengan TB menggunakan KB non
hormonal,atau kontrasepsi dengan estrogen dosis tinggi (50
mcg)
Streptococcus pneumoniae
Pseudomonas, Haemophilus, and pneumococcal
Klebsiella species
Pneumonia
• Diagnosis pneumonia komunitas:
Infiltrat baru/infiltrat progresif + ≥2 gejala:
1. Batuk progresif
2. Perubahan karakter dahak/purulen
3. Suhu aksila ≥38 oC/riw. Demam
4. Fisis: tanda konsolidasi, napas bronkial,
ronkhi
5. Lab: Leukositosis ≥10.000/leukopenia
≤4.500
• Gambaran radiologis:
– Infiltrat sampai konsolidasi dengan “air
bronchogram”, penyebaran bronkogenik &
interstisial serta gambaran kaviti.
– Air bronchogram: gambaran lusen pada
bronkiolus yang tampak karena alveoli di
sekitarnya menjadi opak akibat inflamasi.
Pneumonia komuniti, pedoman diagnosis & penatalaksanaan di Indoneisa. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2003.
Petunjuk terapi empiris menurut PDPI
• Rawat jalan
– Sebelumnya sehat atau tanpa riwayat
antibiotik 3 bulan sebelumnya:
• β laktam atau β laktam + anti β
laktamase
• Makrolid baru (klaritromisin,
azitromisin)
– Dengan komorbid atau riwayat
antibiotik 3 bulan sebelumnya:
• Fluorokuinolon respirasi:
levofloksasin 750 mg, moksifloksasin
• β laktam + anti β laktamase
• β laktam ditambah makrolid
Pneumonia komuniti, pedoman diagnosis & penatalaksanaan di Indoneisa. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2014.
Bronkiektasis