Anda di halaman 1dari 65

REFERAT

PEMERIKSAAN URINALISIS
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2
Anastasia Grace Milenia G Riska Primayanti Batubara Dhea Olivia Az Zahra
Felix Khosasi Eric Teo Fernando Salsabila Yasmin Sabrina
Elbert Stefanus Adi Nugroho Natasya Cornelia
Halisa Tiara Ariani Matondang Viria Milenia

DOSEN PEMBIMBING
Dr. dr. RADAR RADIUS TARIGAN M.KED(PD), Sp.PD, KGH, FINASIM
Bab I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Latar Belakang
Sistem perkemihan adalah sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan dan menyerap zat
yang masih dipergunakan.

Sistem urinaria terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra.

Urinalisis adalah pemeriksaan sampel secara fisik, kimia, dan mikroskopik.

dapat membantu menegakkan diagnosis, informasi mengenai fungsi


Urinalisis
organ dan metabolisme tubuh.
Bab II
TINJAUAN
PUSTAKA
Anatomi
Sistem Urinari
Sistem Urinari

Sistem Urinari terdiri dari:


• Ginjal
• Ureter
• Kantung Kemih
• Uretra

Speakman M. J. 2008
Ginjal
Berbentuk kacang dan
Panjang 10-12 cm,
beratnya sekitar 150 g
lebar 5-7 cm, dan
pada pria dan sekitar
ketebalan 2-3 cm.
135 g pada wanita.

Ginjal menerima Suplai darah ke ginjal


sekitar 20% dari curah berasal dari arteri
jantung. ginjal pada tingkat L2.

Medscape
Ureter
Panjang 25 - 30cm

Penghubung ginjal dengan kantong kemih

Terdapat 3 lokasi penyempitan:


• Persimpangan ureteropelvic (UPJ)
• Persimpangan ureter dari pembuluh iliaka
• Persimpangan ureterovesical (UVJ)

Ordon M, Schuler TD, Ghiculete D, Pace KT, Honey RJ, 2013


Kantong Kemih

Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin.

Organ ini berbentuk seperti buah pir (kendi).

Letaknya di belakang simfisis pubis di dalam rongga


panggul.

Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis


seperti balon dengan kapasitas maksimal 300-450ml.

Barry M. J., Mc.Vary K. T., Gonzales C. M., Wei J. T. 2011


Uretra
Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria
yangberfungsi menyalurkan air kemih ke luar.

Pada laki-laki panjangnya kira-kira13,7-16,2 cm

Terdiri dari uretra pars prostatika, uretra pars


membranosa,uretra pars spongiosa.

Uretra pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm.

Sphincter uretra terletak disebelah atas vagina (antara clitoris


dan vagina) dan uretra disini hanya sebagai saluran ekskresi

Tortora, G. J. and Derrickson. 2009.


Fisiologi
Sistem Urinari
Fisiologi Sistem Urinaria
Ginjal melakukan berbagai fungsi yang ditujukan untuk mempertahankan
homeostasis

Ginjal melakukan fungsi-fungsi spesifik berikut, yang sebagian besar di antaranya


membantu mempertahankan stabilitas lingkungan internal:
• Mempertahankan keseimbangan air (H2O) di tubuh
• Mempertahankan osmolaritas cairan tubuh yang sesuai terutama melalui regulasi keseimbangan H2O
• Mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian besar ion CES
• Mempertahankan volume plasma yang tepat
• Membantu mempertahankan keseimbangan asam-basa tubuh yang tepat
• Mengeluarkan (mengekskresikan produk-produk akhir (sisa) metabolisme tubuh
• Mengekskresikan banyak senyawa asing
• Menghasilkan eritropoietin
• Menghasilkan renin
• Mengubah vitamin D menjadi bentuk aktifnya
Fisiologi Sistem Urinaria

Sistem urinaria terdiri dari organ pembentuk urine-ginjal-dan


struktur-struktur yang membawa urine dari ginjal keluar untuk
dieliminasi dari tubuh.

Setelah urine terbentuk, urine mengalir ke suatu rongga


pengumpul sentral, pelvis ginjal, yang terletak di bagian dalam
medial tiap-tiap ginjal. Dari sini urine disalurkan ke dalam ureter.
Fisiologi Sistem Urinaria

Terdapat dua ureter, setiap ureter mengangkut urine dari masing-masing


ginjal ke kandung kemih.

Kandung kemih menampung urine secara temporer dan secara


periodik, urine dikosongkan dari kandung kemih keluar melalui uretra.

Bagian-bagian sistem kemih setelah ginjal hanya berfungsi sebagai


saluran untuk mengangkut urine ke luar.

Setelah terbentuk di ginjal, urine tidak mengalami perubahan komposisi


atau volume sewaktu mengalir ke hilir melalui sistem kemih sisanya.
Pembentukan
urine
Proses pembentukan urine
Komposisi
urine
URINE

Water
Solids
(91%-96%) Adanya protien,
sel, sedimen,
epitel, bakteri →
Urea dan kreatinin peningkatan
Organic → menentukan menandakan
spesimen adalah kelainan
urin

Inorganic Komposisi bahan


terlarut urin
bergantung pada :
diet, aktivitas,
metabolisme,
endokrin, dan obat.

Rose, C.,A. Parker, B. Jefferson, and E. Cartmell. “The Characterization of Feces and Urine : A Review of the Literature to Inform Advanced
Treatment Technology,” Critical Reviews in Environmental Science and Technology, vol 45, no. 17, 2015, pp. 1827-1879,
Komposisi urine
Pemeriksaan
Urinalisis

Definisi dan
Indikasi
Pemeriksaan
Definisi Pemeriksaan urinalisis

Urinalisis adalah suatu analisis untuk


mendapatkan keterangan mengenai
ada atau tidaknya kelainan dari hasil
pemeriksaan laboratorium urin pasien
yang dapat digunakan untuk membantu
menegakkan diagnosis suatu penyakit
Indikasi Pemeriksaan urinalisis
Diagnosis gangguan
kesehatan pada orang
yang mengalami Monitoring pasien
DM
gejala atau tanda
suatu penyakit

Pasien dengan
gangguan ginjal, Kehamilan
hipertensi,

Untuk evaluasi
Indikasi
kesehatan secara
umum
pemeriksaan Kasus toksikologi

urinalisis
Pemeriksaan
Urinalisis

Pemeriksaan
Pra-analitik
Urinalisis
Pemeriksaan Pra-analitik Urinalisis
Tahap pra analitik yang dapat mempengaruhi hasil diantaranya persiapan pasien, pengambilan spesimen,
waktu pemeriksaan dan pada saat preparasi sampel .

Volume urin dipengaruhi oleh jumlah cairan yang masuk dan keluar tubuh, pengeluaran hormon antidiuretik,
dan kebutuhan tubuh untuk mengeluarkan lebih banyak zat terlarut seperti glukosa atau garam.

Urin mengandung 95% air dan 5% zat terlarut

Wadah penampung urin harus bersih dan kering.

Bentuk penampung urin yang baik berupa gelas bermulut lebar dan memiliki penutup.

Urin yang sudah ditampung diberi label tentang identitas pasien, waktu pengambilan urin, dan informasi
tambahan seperti nama pemeriksa

Wirawan R : Pemantapan Kualitas Pemeriksaan Kimia Intralaboratorium Menggunakan Carik Celup , Buku Kumpulan Makalah Lokakarya Aspek Praktis Urinalisis, editor Marzuki S, Pendidikan Berkesinambungan Patoligi
Klinik , Jakarta, 2004,hal 31-43
Gandasoebrata R. 2007. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. Jakarta.
Strasinger, S. K. and Lorenzo, M. S. D. 2008. Urinalysis and Body Fluid.Edisi 5. Philadelphia: F. A. Davis Company
Harry H Marsh MD, Collection and Transportation of Single-Collection Urine Specimens,Volume 5 number 7, 151-167.
Pemeriksaan Pra-analitik Urinalisis

Pada pemeriksaan Obat yang memberikan


glukosa tidak dianjurkan warna pada urin dapat Urin yang dikumpulkan
untuk makan zat yang mengganggu hendaknya dihindari dari
dapat mereduksi seperti pembacaan hasil tes kotaminasi sekret
vitamin C, seperti piridium yang vagina, smegma, rambut
penisilin,streptomisin, akan menyebabkan pubis, bedak, minyak,
kloral hidrat,dan salisilat warna merah pada urin lotion dan bahan yang
yang dapat menganggu dan dapat mengganggu berasal dari luar.
hasil pemeriksaan. pembacaan bilirubin.

Wirawan R : Pemantapan Kualitas Pemeriksaan Kimia Intralaboratorium Menggunakan Carik Celup , Buku Kumpulan Makalah Lokakarya Aspek Praktis Urinalisis, editor Marzuki S, Pendidikan Berkesinambungan Patoligi
Klinik , Jakarta, 2004,hal 31-43
Gandasoebrata R. 2007. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. Jakarta.
Strasinger, S. K. and Lorenzo, M. S. D. 2008. Urinalysis and Body Fluid.Edisi 5. Philadelphia: F. A. Davis Company
Harry H Marsh MD, Collection and Transportation of Single-Collection Urine Specimens,Volume 5 number 7, 151-167.
Pemeriksaan Pra-analitik Urinalisis
Pada pasien anak, urin sebaiknya tidak diambil dari diaspers.

Urin yang sudah ditampung akan sangat mudah mengalami perubahan komposisi sehingga pemeriksaan urin harus
dilakukan secepatnya.

Urin harus diperiksa sebelum dua jam dari waktu pengumpulan urin dilakukan, jika tidak maka dapat dimasukkan ke
refrigerator pada suhu 2°C-8°C dan penudaan tidak lebih dari 8 jam.

Penyimpanan urin di refrigerator akan mengurangi pertumbuhan bakteri dan metabolisme dalam urin tersebut .

Wirawan R : Pemantapan Kualitas Pemeriksaan Kimia Intralaboratorium Menggunakan Carik Celup , Buku Kumpulan Makalah Lokakarya Aspek Praktis Urinalisis, editor Marzuki S, Pendidikan Berkesinambungan Patoligi Klinik ,
Jakarta, 2004,hal 31-43
Gandasoebrata R. 2007. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. Jakarta.
Strasinger, S. K. and Lorenzo, M. S. D. 2008. Urinalysis and Body Fluid.Edisi 5. Philadelphia: F. A. Davis Company
Harry H Marsh MD, Collection and Transportation of Single-Collection Urine Specimens,Volume 5 number 7, 151-167.
Beberapa jenis urin yang digunakan saat pemeriksaan

Urin sewaktu adalah urin yang dapat dikemihkan kapan saja dan digunakan
untuk pemeriksaan penyaring rutin.

Urin pagi adalah urin yang pertama kali dikeluarkan di pagi hari yang konsentrasinya lebih pekat.
Urin pagi digunakan untuk pemeriksaan sedimen urin, berat jenis, protein,dan tes kehamilan.

Urin puasa (second morning after fasting) adalah urin yang dikemihkan setelah
urin pagidan setelah puasa. Urin puasa digunakan untuk memonitoring kadar
glukosa urin.

Wirawan R : Pemantapan Kualitas Pemeriksaan Kimia Intralaboratorium Menggunakan Carik Celup , Buku Kumpulan Makalah Lokakarya Aspek Praktis Urinalisis, editor Marzuki S, Pendidikan Berkesinambungan Patoligi Klinik
, Jakarta, 2004,hal 31-43
Gandasoebrata R. 2007. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. Jakarta.
Strasinger, S. K. and Lorenzo, M. S. D. 2008. Urinalysis and Body Fluid.Edisi 5. Philadelphia: F. A. Davis Company
Harry H Marsh MD, Collection and Transportation of Single-Collection Urine Specimens,Volume 5 number 7, 151-167.
Beberapa jenis urin yang digunakan saat pemeriksaan

Urin post prandiala dalah urin yang dikemihkan 2 jam setelah makan

Urin tampung 12 atau 24 jam adalah urin yang dikumpulkan selama 12 jam
atau 24 jam menggunakan pengawet dan digunakan untuk pemeriksaan
klirens

Urin tampung 3 gelas biasanya digunakan untuk diagnosis kelainan prostat. Setiap gelas urin mempunyai
tujuan pemeriksaan yang bebeda yaitu gelas urin 1 untuk melihat sel dari pars anterior dan pars prostatica
uretra, gelas urin 2 melihat kandung kencing, dan gelas urin 3 khusus untuk pars prostatica dan getah
prostat

Wirawan R : Pemantapan Kualitas Pemeriksaan Kimia Intralaboratorium Menggunakan Carik Celup , Buku Kumpulan Makalah Lokakarya Aspek Praktis Urinalisis, editor Marzuki S, Pendidikan Berkesinambungan Patoligi Klinik
, Jakarta, 2004,hal 31-43
Gandasoebrata R. 2007. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. Jakarta.
Strasinger, S. K. and Lorenzo, M. S. D. 2008. Urinalysis and Body Fluid.Edisi 5. Philadelphia: F. A. Davis Company
Harry H Marsh MD, Collection and Transportation of Single-Collection Urine Specimens,Volume 5 number 7, 151-167.
Menurut cara pengaambilannya, sampel urin dibagi menjadi
Urin kateter
• Urin steril yang diambil dengan bantuan kateter yang
digunakan untuk kultur bakteri
Urin pancaran tengah
• Pengambilan urin yang paling mudah dan aman.
• Sebelum pengambilan urin, gland penis atau labia
harus dibersihkan terlebih dahulu.
• Urin pancaran tengah digunakan untuk pemeriksaan
penyaring dan kultur bakteri

Urin aspirasi suprapubik


• Untuk diagnosis infeksi pada saluran kemih, karena
urin yang diambil dengan prosedur ini adalah urin
steril
Wirawan R : Pemantapan Kualitas Pemeriksaan Kimia Intralaboratorium Menggunakan Carik Celup , Buku Kumpulan Makalah Lokakarya Aspek Praktis Urinalisis, editor Marzuki S, Pendidikan Berkesinambungan Patoligi Klinik ,
Jakarta, 2004,hal 31-43
Gandasoebrata R. 2007. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. Jakarta.
Strasinger, S. K. and Lorenzo, M. S. D. 2008. Urinalysis and Body Fluid.Edisi 5. Philadelphia: F. A. Davis Company
Harry H Marsh MD, Collection and Transportation of Single-Collection Urine Specimens,Volume 5 number 7, 151-167.
Pemeriksaan
Urinalisis

Pemeriksaan
Analitik
Urinalisis
Pemeriksaan Analitik Urinalisis

Pemeriksaan makroskopik

Pemeriksaan makroskopis urine meliputi jumlah/volume,warna,


kejernihan, bau, buih, derajat keasamaan dan berat jenis urine.
• Jumlah Urin
• Volume urine menunjukan banyaknya urine yang dikeluarkan oleh ginjal
menggunakan gelas ukur.
• Volume urine normal sekitar 1200-1500 ml/24 jam, untuk dewasa urine normal
1000-18000 ml/24 jam.
• Jumlah urine >2000 ml/24 jam disebut polyuria, sedangkan 300-750 ml/24 jam
disebut oliguria dan bila jumlah urine <300 ml/24 jam disebut anuria
Warna Urine
• Warna urine ditentukan oleh besarnya diuresis, semakin besar diuresis warna urine akan
semakin muda.
• Normalnya urine berwarna kuning muda sampai kuning tua.
• Warna urine bisa merah, coklat, hingga kehitaman bila mengandung darah.
• Urine dengan warna abnormal lain seperti biru, hijau, jingga dan ungu dapat disebabkan
makanan atau obat tertentu.
• Infeksi juga dapat menyebabkan warna urine berubah, contohnya menjadi seperti susu
(pyuria), kehijauan, bahkan ungu.

Kejernihan urine
• Cara menguji kejernihan urine sama seperti menguji warna urine dan dinyatakan dengan
jernih, agak keruh, keruh atau sangat keruh.
• Kekeruhan urine dapat disebabkan oleh keadaan patologik misalnya karena adanya
eritrosit, leukosit, bakteri, sel epitel, kristal abnormal, cairan limfa maupun lemak
Bau urine
• Urin normal beraroma khas akibat adanya asam volatile, kandungan asam-asam yang mudah menguap.
• Bau pada urin dapat disebabkan oleh keadaan patologik atau masalah pengelolaan spesimen urin.
• Bau busuk dapat dijumpai pada infeksi saluran kemih.
• Bau seperti buah dapat dijumpai pada ketonuria.

Buih Urine
• Buih pada urine normalnya berwarna putih.
• Bila urine mudah berbuih biasanya menandakan adanya kandungan protein dalam urine tersebut.
• Buih patologik pada urine biasanya dijumpai warna kuning jingga (fizzy orange), yakni adanya
kandungan pigmen empedu (bilirubin) pada urine

Berat jenis
• Penetapan berat jenis urin biasanya cukup diteliti dengan menggunakan urinometer.
• Apabila sering melakukan penetapan berat jenis dengan contoh urine yang volumenya sedikit, sebaiknya
menggunakan refractometer untuk menentukan berat jenis urine tersebut.
• Selain kedua alat tersebut, metode carik celup atau dipstick juga dapat dilakukan untuk menentukan
berat jenis urine
pH Urine
• Pemeriksaan pH urine segar dapat memberi petunjuk
kearah infeksi saluran kemih.
• Infeksi oleh E. coli biasanya menghasilkan urine asam,
sedangkan infeksi oleh Proteus yang merombak ureum
menjadi amoniak menyebabkan urine menjadi basa.
• Normalnya pH urine adalah 6, namun memiliki variasi
pH 4,6-8,0.
• Nilai pH tersebut dapat berubah bila terdapat
ketidakseimbangan asam-basa atau infeksi bakteri .
Pemeriksaan mikroskopik (sedimen)
Pemeriksaan mikroskopik merupakan tes sedimen urine. Sediaan yang digunakan
merupakan urine segar, yaitu urine yang ditampung 1 jam setelah berkemih.

Unsur-unsur yang dapat diperoleh dari tes sedimen urine terdiri dari unsur
organik, mikroba dan unsur anorganik.

Unsur Organik

• Epitel
• Epitel normal hanya sedikit dijumpai pada sedimen urin, jumlahnya dapat meningkat pada
keadaan radang.
• Jenis epitel yang dapat dijumpai pada sedimen urin adalah epitel transisional, epitel gepeng dan
epitel tubuli ginjal.
Eritrosit
• Eritrosit normal pada sedimen urin hanya 0-l/LPB.
• Pada urin yang encer (hipotonik) eritrosit akan menggembung sedangkan urin yang pekat
(hipertonik) eritrosit akan mengkerut.
• Morfologi eritrosit dapat memberikan petunjuk apakah hematuria glomerular atau
ekstraglomerular.
• Pada hematuria glomerular ditemukan eritrosit dismorfik >70%.
• Eritrosit berbentuk akantosit >5% mungkin disebabkan oleh glomerulonefritis

Leukosit
• Pada keadaan normal ditemukan leukosit 0-5/LPB.
• Pada urin yang hipotonik dan basa, leukosit akan membengkak dan pecah.
• Pada urin yang hipertonik, leukosit akan mengkerut.
• Peningkatan jumlah leukosit dapat ditemukan p3da keadaan infeksi seperti pielonefritis,
sistitis, uretritis, maupun pada keadaan lain seperti: glomerulonefritis, dehidrasi, demam,
SLE.
Silinder
• Silinder ini memberikan gambaran mikroskopik mengenai keadaan nefron.
• Faktor-faktor penunjang untuk terbentuknya silinder antara lain berkurangnya aliran
urin, suasana asam, urin yang pekat, dan proteinuria.

Jenis-ienis silinder urin adalah sebagai berikut


• Silinder hialin
• Silinder yang paling sering terbentuk, sebagian besar terdiri dari protein Tamm-
Horsfall, tidak berwarna, homogen, transparan.
• Normal 0-2/LPK, dan dapat dijumpai pada urin normal.
• Silinder eritrosit
• Menandakan adanya hematuria.
• Dijumpai pada keadaan-keadaan yang menyebabkan kerusakan glomerulus, atau
kapiler ginjal seperti pada glomerulonefritis akut, trauma ginjal, infark ginjal,
sindrom Goodpasture yang terdiri dari perdarahan paru, glomerulonefritis dan
adanya antibodi membrana basalis.
Silinder leukosit
• Ditemukannya silinder leukosit di urin menandakan infeksi atau inflamasi pada nefron.
• Leukosit yang paling sering dijumpai membentuk silinder ialah netrofil.
• Bila terjadi degenerasi sel terbentuklah silinder berbutir yang dapat dijumpai pada pielonefritis
kronik dan glomerulonefritis kronik.

Silinder berbutir/granula halus


• Berasal dari degenerasi silinder leukosit dan agregasi protein serum ke dalam mukoprotein.
• Bila stasis berlangsung lama maka butir kasar akan berubah menjadi butir halus.
• Dijumpai pada penyakit ginjal tahap lanjut.
Silinder lilin
• Berasal dari silinder berbutir halus yang mengalami degenerasi lebih lanjut.
• Bersifat refraktil dengan tekstur yang kaku sehingga mudah mengalami fragmentasi ketika melewati
tubulus. Bentuknya tidak teratur, dan kadang-kadang terlihat sebagai "cork-screw" appearance.
• Dijumpai pada keadaan gagal ginjal kronik, nefropati diabetik, amiloidosis ginjal.
Silinder epitel
• Terbentuk dari deskuamasi sel-sel epitel tubuli ginjal.
• Dijumpai pada degenerasi dan nekrosis tubulus ginjal
misalnya pada infeksi virus (hepatitis, sitomegalo), reaksi
penolakan transplantasi ginjal.
Silinder lemak
• Mengandung butir-butir lemak bebas yang merupakan
degenerasi lemak dari epitel tubuli dan oval fat bodies.
• Dijumpai pada sindrom nefrotik, glomerulonefritis kronik,
dan LES.
Mikroba
• Bakteri, parasit dan jamur dapat ditemukan dan
membantu menegakkan diagnosis infeksi saluran kemih.
Unsur Anorganik
• Dalam keadaan normal dapat ditemukan unsur anorganik
berupa kristal kalsium oksalat, kristal tripel fosfat, urat
amorf dan fosfat amorf.
• Dalam keadaan patologis dapat ditemukan kristal
kolesterol, kristal sistin atau kristal leusin.
Pemeriksaan Kimia
Pemeriksaan kimia urin merupakan pemeriksaan yang rutin dilakukan oleh
para klinisi.

Tes carik celup (dipstick) menggunakan reagen strip dengan reagen telah
tersedia dalam bentuk kering siap pakai.

Carik celup yang paling lengkap dapat menguji 10 parameter pemeriksaan


kimia urine sekaligus terdiri dari pH, berat jenis, glukosa, bilirubin,
urobilinogen, keton, protein, darah, leukosit esterase, dan nitrit

Darah

• Pemeriksaan darah samar dalam urine berdasarkan hemoglobin dan mioglobin akan
mengkatalisa oksidasi dari indikator 3,3’5,5’–tetramethylbenzidine, menghasilkan warna
berkisar dari kuning kehijau-hijauan hingga hijau kebitu-biruan dan biru tua.
Protein
• Protein normal urine berkisar 30-200 mg.
• Pada pemeriksaan kualitatif, kadar tersebut memberikan hasil negatif.
• Untuk pemeriksaan semikuantitatif, harus menggunakan urine jernih,
karena kekeruhan akan dinilai setelah diberi asam sulfosalisilat atau
asam asetat.
• Pemeriksaan protein dalam urine berdasarkan pada prinsip kesalahan
penetapan pH oleh adanya protein.
• Sebagai indikator digunakan tertrabromphenol blue yang dalam suatu
sistem buffer akan menyebabkan pH tetap konstan.
• Perubahan warna yang terjadi dalam waktu 60 detik.
• Hasilnya dilaporkan sebagai negatif, +1 (30 mg/dl), +2 (100 mg/dl), +3
(300 mg/dl) atau +4 (2000 mg/dl).
Mikroalbuminuria
•Mikroalbuminuria merupakan penanda awal
dari progresivitas penyakit ginjal.
•Deteksi mikroalbuminuria merupakan alat
skrining penting untuk mengidentifikasi pasien
yang memiliki risiko tinggi terhadap
progresivitas penyakit ginjal dan pasien yang
membutuhkan terapi intensif dibanding subjek
dengan nilai ekskresi albumin normal.
Saat ini, K/DOQI (National Kidney Foundation: Kidney Disease Outcome Quality Initiative)
merekomendasikan penggunaan rasio albumin/ kreatinin urine dengan spot urine yang didapat dalam
kondisi standar (first voided, morning, mid-stream specimen) untuk mendeteksi mikroalbuminuria.

Apabila spesimen ini tidak tersedia, maka spesimen urine sewaktu (random) masih dapat digunakan.
Glukosa
• Pemeriksaan glukosa dalam urine berdasarkan pada glukosa oksidase yang
akan menguraikan glukosa menjadi asam glukonat dan hydrogen peroksida.
• Kemudian hydrogen peroksida ini dengan adanya peroksidase akan
mengkatalisa reaksi antara potassium iodide dengan hydrogen peroksida
menghasilkan H2O dan On (O nascens).
• Pada cara ini, kadar glukosa urinedilaporkan sebagai negative, trace (100
mg/dl), +1 (250 mg/dl), +2 (500mg/dl), +3(1000 mg/dl), +4 (>2000 mg/dl).
• Sensitivitas pemeriksaan ini adalah 100 mg/dl, dan pemeriksaan ini spesifik
untuk glukosa.
• Hasil negative palsu pada pemeriksaan ini dapat disebabkan oleh bahan
reduktor dalam urine seperti vitamin C (lebih dari 40 mg/dl), asam
homogentisat, aspirin sertabahan yang mengganggu reaksi enzimatik seperti
levodova, gluthation, dan obat-obatan seperti diphyrone.
Selain menggunakan carik celup, pemeriksaan glukosa urine dapat menggunakan:
• Metode Fehling
• Prinsip:
• Dengan pemanasan urine dalam suasana alkali, glukosa akan mereduksi cupri sulfat menjadi
cupro oksida. Pengendapan cupri hidroksida dicegah dengan penambahan kalium natrium
tartrate.
• Metode Benedict
• Prinsip
• Glukosa dalam urine akan mereduksi garam-garam kompleks yang terdapat pada pereaksi
benedict (ion cupri direduksi menjadi cupro) dan mengendap dalam bentuk CuO dan Cu2O.

Interpretasi hasil pada metode Fehling dan Benedict:


• (-): tetap biru, biru kehijauan
• (+1): hijau kekuning-kuningan dan keruh (sesuai dengan 0,5 – 1 % glukosa)
• (+2): kuning keruh (1 – 1,5 % glukosa)
• (+3): jingga atau warna lumpur keruh (2 – 3,5 % glukosa)
• (+4): merah bata (lebih dari 3,5 % glukosa)
Keton
• Ketonuria (badan keton dalam urine) terjadi sebagai akibat ketosis.
• Berdasarkan reaksi antar asam asetoasetat dengan senyawa
nitroprusida.
• Warna yang dihasilkan adalah coklat muda bila tidak terjadi reaksi,
dan ungu untuk hasil yang positif.
• Hasilnya dilaporkan sebagai negative, trace (5 mg/dl), +1 (15 mg/dl),
+2 (40 mg/dl), +3 (80 mg/dl) atau +4 (160 mg/dl).
• Hasil positif palsu dapat terjadi apabila urine banyak mengandung
pigmen atau metabolit levodopa serta phenylketones.
• Urine yang mempunyai berat jenis tinggi, pH yang rendah, dapat
memberikan reaksi hingga terbaca hasil yang sangat sedikit (5mg/dl).
Bilirubin
• Bilirubinuria mengindikasikan kerusakan hati atau obstruksi empedu
dan kadarnya yang besar ditandai dengan warna kuning.
• Pemeriksaan bilirubin urine berdasarkan reaksi antara garam diazonium
dengan bilirubin dalam suasana asam kuat yang menimbulkan kompleks
yang berwarna coklat muda hingga merah coklat dalam waktu 30 detik.
• Hasilnya dilaporkan sebagai negative, +1 (0,5 mg/dl), +2 (1 mg/dl) atau
+3 (3 mg/dl). Sensitivitas pemeriksaan ini adalah 0,2 – 0,4 mg/dl.
• Hasil yang positif harus dikonfirmasi dengan test Harrison dimana
bilirubin telah diendapkan oleh Barium chloride akan dioksidasi
dengan reagen Fouchet menjadi biliverdin yang berwarna hijau.
• Hasil positif pada tes Harrison, ditandai dengan filtrate yang berwarna
hijau pada kertas saring.
Urobilinogen
• Pemeriksaan urobilinogen dalam urine berdasarkan reaksi antara urobilinogen dengan
reagen Ehrlich (paradimethylaminobenzaldehyde, serta buffer asam).
• Intensitas warna yang terjadi dari jingga hingga merah tua, dibaca dalam waktu 60
detik, warna yang timbul sesuai dengan peningkatan kadar urobilinogen dalam urine.
• Urine yang terlalu alkalis menunjukkan kadar urobilinogen yang lebih tinggi, sedangkan
urine yang terlalu asam menunjukkan kadar urobilinogen yang lebih rendah dari
seharusnya.
• Kadar nitrit yang tinggi juga menyebabkan hasil negative palsu.

Leukosit esterase
• Pemeriksaan ini berdasarkan adanya reaksi esterase yang merupakan enzim pada
granula azurofil atau granula primer dari granulosit dan monosit.
• Esterase akan menghidrolisis derivate ester naftil.
• Naftil yang dihasilkan bersama dengan garam diazonium akan menyebabkan
perubahan warna dari coklat muda menjadi warna ungu.
Nitrit
• Test nitrit urine adalah test yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
bakteriuri.
• Test ini berdasarkan kenyataan bahwa sebagian besar bakteri penyebab infeksi saluran
kemih dapat mereduksi nitrat menjadi nitrit.
• Penyebab utama infeksi saluran kemih yaitu E. coli, Pseudomonas, Staphylococcus dapat
merubah nitrat menjadi nitrit.

Hasilnya dilaporkan sebagai positif bila pita dalam 40 detik menjadi merah
atau kemerahan yang berarti air kemih dianggap mengandung lebih dari
105 kuman/ml.

Hasil negative palsu dapat disebabkan oleh vitamin C dengan kadar lebih
dari 75 mg/dl dalam urine yang mengandung sejumlah kecil nitrit (0,1
mg/dl atau kurang)
Pemeriksaan Neutrophil Gelatinase-Associated Lipocalin Plasma

NGAL adalah suatu protein dengan berat molekul 25 kD yang terikat pada
gelatinase dari sel netrofil.

Pada keadaan normal NGAL diekskresi dalam kadar yang sangat rendah
dari berbagai jaringan tubuh, seperti ginjal, paru, lambung dan kolon.

NGAL dapat diperiksa dari darah maupun urin dan dapat digunakan
untuk menegakkan diagnosis dini AKI oleh karena dapat terdeteksi lebih
cepat sebelum terjadinya kenaikan serum kreatinin (sekitar 1 sampai 2
hari).

Pengukuran NGAL urin pada pasien berisiko AKI terkait operasi dapat
memfasilitasi diagnosis dini dan memungkinkan dokter untuk
menerapkan penyesuaian terapeutik yang memiliki potensi untuk
meminimalkan cedera ginjal lebih lanjut
Bab III
KESIMPULAN
kesimpulan
Urinalisis adalah suatu analisis untuk mendapatkan keterangan mengenai ada atau tidaknya kelainan dari
hasil pemeriksaan laboratorium urin pasien yang dapat digunakan untuk membantu menegakkan
diagnosis suatu penyakit.

Pemeriksaan urinalisa dari yang sederhana sampai yang komples sangatlah penting sebagai penunjang
untuk menegakan diagnosa pada suatu penyakit.

Pemeriksaan urinalisa merupakan pemeriksaan yang sering dilakukan sebagai penunjang diagnosis
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai