PEMERIKSAAN URINALISIS
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2
Anastasia Grace Milenia G Riska Primayanti Batubara Dhea Olivia Az Zahra
Felix Khosasi Eric Teo Fernando Salsabila Yasmin Sabrina
Elbert Stefanus Adi Nugroho Natasya Cornelia
Halisa Tiara Ariani Matondang Viria Milenia
DOSEN PEMBIMBING
Dr. dr. RADAR RADIUS TARIGAN M.KED(PD), Sp.PD, KGH, FINASIM
Bab I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Latar Belakang
Sistem perkemihan adalah sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan dan menyerap zat
yang masih dipergunakan.
Sistem urinaria terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra.
Speakman M. J. 2008
Ginjal
Berbentuk kacang dan
Panjang 10-12 cm,
beratnya sekitar 150 g
lebar 5-7 cm, dan
pada pria dan sekitar
ketebalan 2-3 cm.
135 g pada wanita.
Medscape
Ureter
Panjang 25 - 30cm
Water
Solids
(91%-96%) Adanya protien,
sel, sedimen,
epitel, bakteri →
Urea dan kreatinin peningkatan
Organic → menentukan menandakan
spesimen adalah kelainan
urin
Rose, C.,A. Parker, B. Jefferson, and E. Cartmell. “The Characterization of Feces and Urine : A Review of the Literature to Inform Advanced
Treatment Technology,” Critical Reviews in Environmental Science and Technology, vol 45, no. 17, 2015, pp. 1827-1879,
Komposisi urine
Pemeriksaan
Urinalisis
Definisi dan
Indikasi
Pemeriksaan
Definisi Pemeriksaan urinalisis
Pasien dengan
gangguan ginjal, Kehamilan
hipertensi,
Untuk evaluasi
Indikasi
kesehatan secara
umum
pemeriksaan Kasus toksikologi
urinalisis
Pemeriksaan
Urinalisis
Pemeriksaan
Pra-analitik
Urinalisis
Pemeriksaan Pra-analitik Urinalisis
Tahap pra analitik yang dapat mempengaruhi hasil diantaranya persiapan pasien, pengambilan spesimen,
waktu pemeriksaan dan pada saat preparasi sampel .
Volume urin dipengaruhi oleh jumlah cairan yang masuk dan keluar tubuh, pengeluaran hormon antidiuretik,
dan kebutuhan tubuh untuk mengeluarkan lebih banyak zat terlarut seperti glukosa atau garam.
Bentuk penampung urin yang baik berupa gelas bermulut lebar dan memiliki penutup.
Urin yang sudah ditampung diberi label tentang identitas pasien, waktu pengambilan urin, dan informasi
tambahan seperti nama pemeriksa
Wirawan R : Pemantapan Kualitas Pemeriksaan Kimia Intralaboratorium Menggunakan Carik Celup , Buku Kumpulan Makalah Lokakarya Aspek Praktis Urinalisis, editor Marzuki S, Pendidikan Berkesinambungan Patoligi
Klinik , Jakarta, 2004,hal 31-43
Gandasoebrata R. 2007. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. Jakarta.
Strasinger, S. K. and Lorenzo, M. S. D. 2008. Urinalysis and Body Fluid.Edisi 5. Philadelphia: F. A. Davis Company
Harry H Marsh MD, Collection and Transportation of Single-Collection Urine Specimens,Volume 5 number 7, 151-167.
Pemeriksaan Pra-analitik Urinalisis
Wirawan R : Pemantapan Kualitas Pemeriksaan Kimia Intralaboratorium Menggunakan Carik Celup , Buku Kumpulan Makalah Lokakarya Aspek Praktis Urinalisis, editor Marzuki S, Pendidikan Berkesinambungan Patoligi
Klinik , Jakarta, 2004,hal 31-43
Gandasoebrata R. 2007. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. Jakarta.
Strasinger, S. K. and Lorenzo, M. S. D. 2008. Urinalysis and Body Fluid.Edisi 5. Philadelphia: F. A. Davis Company
Harry H Marsh MD, Collection and Transportation of Single-Collection Urine Specimens,Volume 5 number 7, 151-167.
Pemeriksaan Pra-analitik Urinalisis
Pada pasien anak, urin sebaiknya tidak diambil dari diaspers.
Urin yang sudah ditampung akan sangat mudah mengalami perubahan komposisi sehingga pemeriksaan urin harus
dilakukan secepatnya.
Urin harus diperiksa sebelum dua jam dari waktu pengumpulan urin dilakukan, jika tidak maka dapat dimasukkan ke
refrigerator pada suhu 2°C-8°C dan penudaan tidak lebih dari 8 jam.
Penyimpanan urin di refrigerator akan mengurangi pertumbuhan bakteri dan metabolisme dalam urin tersebut .
Wirawan R : Pemantapan Kualitas Pemeriksaan Kimia Intralaboratorium Menggunakan Carik Celup , Buku Kumpulan Makalah Lokakarya Aspek Praktis Urinalisis, editor Marzuki S, Pendidikan Berkesinambungan Patoligi Klinik ,
Jakarta, 2004,hal 31-43
Gandasoebrata R. 2007. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. Jakarta.
Strasinger, S. K. and Lorenzo, M. S. D. 2008. Urinalysis and Body Fluid.Edisi 5. Philadelphia: F. A. Davis Company
Harry H Marsh MD, Collection and Transportation of Single-Collection Urine Specimens,Volume 5 number 7, 151-167.
Beberapa jenis urin yang digunakan saat pemeriksaan
Urin sewaktu adalah urin yang dapat dikemihkan kapan saja dan digunakan
untuk pemeriksaan penyaring rutin.
Urin pagi adalah urin yang pertama kali dikeluarkan di pagi hari yang konsentrasinya lebih pekat.
Urin pagi digunakan untuk pemeriksaan sedimen urin, berat jenis, protein,dan tes kehamilan.
Urin puasa (second morning after fasting) adalah urin yang dikemihkan setelah
urin pagidan setelah puasa. Urin puasa digunakan untuk memonitoring kadar
glukosa urin.
Wirawan R : Pemantapan Kualitas Pemeriksaan Kimia Intralaboratorium Menggunakan Carik Celup , Buku Kumpulan Makalah Lokakarya Aspek Praktis Urinalisis, editor Marzuki S, Pendidikan Berkesinambungan Patoligi Klinik
, Jakarta, 2004,hal 31-43
Gandasoebrata R. 2007. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. Jakarta.
Strasinger, S. K. and Lorenzo, M. S. D. 2008. Urinalysis and Body Fluid.Edisi 5. Philadelphia: F. A. Davis Company
Harry H Marsh MD, Collection and Transportation of Single-Collection Urine Specimens,Volume 5 number 7, 151-167.
Beberapa jenis urin yang digunakan saat pemeriksaan
Urin post prandiala dalah urin yang dikemihkan 2 jam setelah makan
Urin tampung 12 atau 24 jam adalah urin yang dikumpulkan selama 12 jam
atau 24 jam menggunakan pengawet dan digunakan untuk pemeriksaan
klirens
Urin tampung 3 gelas biasanya digunakan untuk diagnosis kelainan prostat. Setiap gelas urin mempunyai
tujuan pemeriksaan yang bebeda yaitu gelas urin 1 untuk melihat sel dari pars anterior dan pars prostatica
uretra, gelas urin 2 melihat kandung kencing, dan gelas urin 3 khusus untuk pars prostatica dan getah
prostat
Wirawan R : Pemantapan Kualitas Pemeriksaan Kimia Intralaboratorium Menggunakan Carik Celup , Buku Kumpulan Makalah Lokakarya Aspek Praktis Urinalisis, editor Marzuki S, Pendidikan Berkesinambungan Patoligi Klinik
, Jakarta, 2004,hal 31-43
Gandasoebrata R. 2007. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. Jakarta.
Strasinger, S. K. and Lorenzo, M. S. D. 2008. Urinalysis and Body Fluid.Edisi 5. Philadelphia: F. A. Davis Company
Harry H Marsh MD, Collection and Transportation of Single-Collection Urine Specimens,Volume 5 number 7, 151-167.
Menurut cara pengaambilannya, sampel urin dibagi menjadi
Urin kateter
• Urin steril yang diambil dengan bantuan kateter yang
digunakan untuk kultur bakteri
Urin pancaran tengah
• Pengambilan urin yang paling mudah dan aman.
• Sebelum pengambilan urin, gland penis atau labia
harus dibersihkan terlebih dahulu.
• Urin pancaran tengah digunakan untuk pemeriksaan
penyaring dan kultur bakteri
Pemeriksaan
Analitik
Urinalisis
Pemeriksaan Analitik Urinalisis
Pemeriksaan makroskopik
Kejernihan urine
• Cara menguji kejernihan urine sama seperti menguji warna urine dan dinyatakan dengan
jernih, agak keruh, keruh atau sangat keruh.
• Kekeruhan urine dapat disebabkan oleh keadaan patologik misalnya karena adanya
eritrosit, leukosit, bakteri, sel epitel, kristal abnormal, cairan limfa maupun lemak
Bau urine
• Urin normal beraroma khas akibat adanya asam volatile, kandungan asam-asam yang mudah menguap.
• Bau pada urin dapat disebabkan oleh keadaan patologik atau masalah pengelolaan spesimen urin.
• Bau busuk dapat dijumpai pada infeksi saluran kemih.
• Bau seperti buah dapat dijumpai pada ketonuria.
Buih Urine
• Buih pada urine normalnya berwarna putih.
• Bila urine mudah berbuih biasanya menandakan adanya kandungan protein dalam urine tersebut.
• Buih patologik pada urine biasanya dijumpai warna kuning jingga (fizzy orange), yakni adanya
kandungan pigmen empedu (bilirubin) pada urine
Berat jenis
• Penetapan berat jenis urin biasanya cukup diteliti dengan menggunakan urinometer.
• Apabila sering melakukan penetapan berat jenis dengan contoh urine yang volumenya sedikit, sebaiknya
menggunakan refractometer untuk menentukan berat jenis urine tersebut.
• Selain kedua alat tersebut, metode carik celup atau dipstick juga dapat dilakukan untuk menentukan
berat jenis urine
pH Urine
• Pemeriksaan pH urine segar dapat memberi petunjuk
kearah infeksi saluran kemih.
• Infeksi oleh E. coli biasanya menghasilkan urine asam,
sedangkan infeksi oleh Proteus yang merombak ureum
menjadi amoniak menyebabkan urine menjadi basa.
• Normalnya pH urine adalah 6, namun memiliki variasi
pH 4,6-8,0.
• Nilai pH tersebut dapat berubah bila terdapat
ketidakseimbangan asam-basa atau infeksi bakteri .
Pemeriksaan mikroskopik (sedimen)
Pemeriksaan mikroskopik merupakan tes sedimen urine. Sediaan yang digunakan
merupakan urine segar, yaitu urine yang ditampung 1 jam setelah berkemih.
Unsur-unsur yang dapat diperoleh dari tes sedimen urine terdiri dari unsur
organik, mikroba dan unsur anorganik.
Unsur Organik
• Epitel
• Epitel normal hanya sedikit dijumpai pada sedimen urin, jumlahnya dapat meningkat pada
keadaan radang.
• Jenis epitel yang dapat dijumpai pada sedimen urin adalah epitel transisional, epitel gepeng dan
epitel tubuli ginjal.
Eritrosit
• Eritrosit normal pada sedimen urin hanya 0-l/LPB.
• Pada urin yang encer (hipotonik) eritrosit akan menggembung sedangkan urin yang pekat
(hipertonik) eritrosit akan mengkerut.
• Morfologi eritrosit dapat memberikan petunjuk apakah hematuria glomerular atau
ekstraglomerular.
• Pada hematuria glomerular ditemukan eritrosit dismorfik >70%.
• Eritrosit berbentuk akantosit >5% mungkin disebabkan oleh glomerulonefritis
Leukosit
• Pada keadaan normal ditemukan leukosit 0-5/LPB.
• Pada urin yang hipotonik dan basa, leukosit akan membengkak dan pecah.
• Pada urin yang hipertonik, leukosit akan mengkerut.
• Peningkatan jumlah leukosit dapat ditemukan p3da keadaan infeksi seperti pielonefritis,
sistitis, uretritis, maupun pada keadaan lain seperti: glomerulonefritis, dehidrasi, demam,
SLE.
Silinder
• Silinder ini memberikan gambaran mikroskopik mengenai keadaan nefron.
• Faktor-faktor penunjang untuk terbentuknya silinder antara lain berkurangnya aliran
urin, suasana asam, urin yang pekat, dan proteinuria.
Tes carik celup (dipstick) menggunakan reagen strip dengan reagen telah
tersedia dalam bentuk kering siap pakai.
Darah
• Pemeriksaan darah samar dalam urine berdasarkan hemoglobin dan mioglobin akan
mengkatalisa oksidasi dari indikator 3,3’5,5’–tetramethylbenzidine, menghasilkan warna
berkisar dari kuning kehijau-hijauan hingga hijau kebitu-biruan dan biru tua.
Protein
• Protein normal urine berkisar 30-200 mg.
• Pada pemeriksaan kualitatif, kadar tersebut memberikan hasil negatif.
• Untuk pemeriksaan semikuantitatif, harus menggunakan urine jernih,
karena kekeruhan akan dinilai setelah diberi asam sulfosalisilat atau
asam asetat.
• Pemeriksaan protein dalam urine berdasarkan pada prinsip kesalahan
penetapan pH oleh adanya protein.
• Sebagai indikator digunakan tertrabromphenol blue yang dalam suatu
sistem buffer akan menyebabkan pH tetap konstan.
• Perubahan warna yang terjadi dalam waktu 60 detik.
• Hasilnya dilaporkan sebagai negatif, +1 (30 mg/dl), +2 (100 mg/dl), +3
(300 mg/dl) atau +4 (2000 mg/dl).
Mikroalbuminuria
•Mikroalbuminuria merupakan penanda awal
dari progresivitas penyakit ginjal.
•Deteksi mikroalbuminuria merupakan alat
skrining penting untuk mengidentifikasi pasien
yang memiliki risiko tinggi terhadap
progresivitas penyakit ginjal dan pasien yang
membutuhkan terapi intensif dibanding subjek
dengan nilai ekskresi albumin normal.
Saat ini, K/DOQI (National Kidney Foundation: Kidney Disease Outcome Quality Initiative)
merekomendasikan penggunaan rasio albumin/ kreatinin urine dengan spot urine yang didapat dalam
kondisi standar (first voided, morning, mid-stream specimen) untuk mendeteksi mikroalbuminuria.
Apabila spesimen ini tidak tersedia, maka spesimen urine sewaktu (random) masih dapat digunakan.
Glukosa
• Pemeriksaan glukosa dalam urine berdasarkan pada glukosa oksidase yang
akan menguraikan glukosa menjadi asam glukonat dan hydrogen peroksida.
• Kemudian hydrogen peroksida ini dengan adanya peroksidase akan
mengkatalisa reaksi antara potassium iodide dengan hydrogen peroksida
menghasilkan H2O dan On (O nascens).
• Pada cara ini, kadar glukosa urinedilaporkan sebagai negative, trace (100
mg/dl), +1 (250 mg/dl), +2 (500mg/dl), +3(1000 mg/dl), +4 (>2000 mg/dl).
• Sensitivitas pemeriksaan ini adalah 100 mg/dl, dan pemeriksaan ini spesifik
untuk glukosa.
• Hasil negative palsu pada pemeriksaan ini dapat disebabkan oleh bahan
reduktor dalam urine seperti vitamin C (lebih dari 40 mg/dl), asam
homogentisat, aspirin sertabahan yang mengganggu reaksi enzimatik seperti
levodova, gluthation, dan obat-obatan seperti diphyrone.
Selain menggunakan carik celup, pemeriksaan glukosa urine dapat menggunakan:
• Metode Fehling
• Prinsip:
• Dengan pemanasan urine dalam suasana alkali, glukosa akan mereduksi cupri sulfat menjadi
cupro oksida. Pengendapan cupri hidroksida dicegah dengan penambahan kalium natrium
tartrate.
• Metode Benedict
• Prinsip
• Glukosa dalam urine akan mereduksi garam-garam kompleks yang terdapat pada pereaksi
benedict (ion cupri direduksi menjadi cupro) dan mengendap dalam bentuk CuO dan Cu2O.
Leukosit esterase
• Pemeriksaan ini berdasarkan adanya reaksi esterase yang merupakan enzim pada
granula azurofil atau granula primer dari granulosit dan monosit.
• Esterase akan menghidrolisis derivate ester naftil.
• Naftil yang dihasilkan bersama dengan garam diazonium akan menyebabkan
perubahan warna dari coklat muda menjadi warna ungu.
Nitrit
• Test nitrit urine adalah test yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
bakteriuri.
• Test ini berdasarkan kenyataan bahwa sebagian besar bakteri penyebab infeksi saluran
kemih dapat mereduksi nitrat menjadi nitrit.
• Penyebab utama infeksi saluran kemih yaitu E. coli, Pseudomonas, Staphylococcus dapat
merubah nitrat menjadi nitrit.
Hasilnya dilaporkan sebagai positif bila pita dalam 40 detik menjadi merah
atau kemerahan yang berarti air kemih dianggap mengandung lebih dari
105 kuman/ml.
Hasil negative palsu dapat disebabkan oleh vitamin C dengan kadar lebih
dari 75 mg/dl dalam urine yang mengandung sejumlah kecil nitrit (0,1
mg/dl atau kurang)
Pemeriksaan Neutrophil Gelatinase-Associated Lipocalin Plasma
NGAL adalah suatu protein dengan berat molekul 25 kD yang terikat pada
gelatinase dari sel netrofil.
Pada keadaan normal NGAL diekskresi dalam kadar yang sangat rendah
dari berbagai jaringan tubuh, seperti ginjal, paru, lambung dan kolon.
NGAL dapat diperiksa dari darah maupun urin dan dapat digunakan
untuk menegakkan diagnosis dini AKI oleh karena dapat terdeteksi lebih
cepat sebelum terjadinya kenaikan serum kreatinin (sekitar 1 sampai 2
hari).
Pengukuran NGAL urin pada pasien berisiko AKI terkait operasi dapat
memfasilitasi diagnosis dini dan memungkinkan dokter untuk
menerapkan penyesuaian terapeutik yang memiliki potensi untuk
meminimalkan cedera ginjal lebih lanjut
Bab III
KESIMPULAN
kesimpulan
Urinalisis adalah suatu analisis untuk mendapatkan keterangan mengenai ada atau tidaknya kelainan dari
hasil pemeriksaan laboratorium urin pasien yang dapat digunakan untuk membantu menegakkan
diagnosis suatu penyakit.
Pemeriksaan urinalisa dari yang sederhana sampai yang komples sangatlah penting sebagai penunjang
untuk menegakan diagnosa pada suatu penyakit.
Pemeriksaan urinalisa merupakan pemeriksaan yang sering dilakukan sebagai penunjang diagnosis
Terima Kasih