Anda di halaman 1dari 12

GERD

Gastroesophageal Reflux
Disease
Pengertian GERD

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah


kondisi dimana asam dan isi perut berbalik arah
sehinggakeluar ke kerongkongan, yang disebabkan
karena kegagalan meningkatnya sfingter esofagus
bagian bawah untuk menutup dengan benar.
Anatomi dan Fisiologi
Bagian bawah esofagus memiliki panjang sekitar 2-5 cm diatas
perbatasanya dari lambung, terdapat otot sirkuler esofagus yang
berfungsi sebagai sfingter esofageal.
Patofisiologi

• Faktor utama terjadinya GERD yaitu gangguan refluks asam


lambung dari lambung menuju esofagus. Refluks esofagus
dikaitkan dengan ketidaksempurnaan tekanan atau fungsi dari
sfinkter esofageal bawah (Lower Esophageal Spinchter/LES)
• Faktor agresif yang dapat mendukung kerusakan esofageal saat
refluks ke esofagus termasuk asam lambung, pepsin, asam
empedu, dan enzim pankreas.
• Patofisiologi refluks gast (GERD) adalah proses siklik kompleks
untuk menentukan yang terjadi pertama : gastroesophageal
refluks menyebabkan kerusakan peristaltik dengan kliring yang
tertunda atau ketidakmampuan tekanan LES menyebabkan refluks
gastro esophagus.
Patofisiolaogi (tanda dan gejala)
Penyebab GERD
• Obesitas
• Hernia hiatus
• Pengosongan lambung yang tertunda
• Merokok
• Mulut kering
• Asma
• Diabetes militus
• Gangguan jaringan ikat seperti skeroderma
Gejala GERD

a. Gejala khusus

Dapat diperburuk oleh kegiatan yang memperburuk

gastroesophageal refluks seperti posisi telentang, membungkuk, atau

makanan tinggi lemak.


b. Gejala antipikal

Suara serak, faringitis, batuk kronis, asma non alergi, nyeri

dada, dan erosi gigi.


c. Gejala peringatan

Nyeri terus menerus, disfagia, adynophagia, berat badan

menurun, dan tersedak.


Terapi non Farmakologi

1. Modifikasi gaya hidup


 Penurunan berat badan
 Evaluasi kepala saat tidur
 Konsumsi makanan kecil dan tidak makan 3 jam
sebelum tidur
 Menghindari makanan atau obat yang
memperburuk GERD.
 Berhenti merokok dan beralkohol.
2. Pendekatan intervensi
 Bedah antirefluks
 Terapi endoskopi
Terapi Farmakologi

a. Terapi pasien
 Antasida
Mekanisme kerja : menetralisir asam lambung
Contoh : antasida doen, promag, mylanta

 H2 Reseptor Blocker
Mekanisme kerja : mengurangi produksi asam lambung
Contoh : cimetidin, famotidin, nizatidin, ranitidin

 Inhibitor Pompa Proton


Blocker kuat terhadap produksi asam lambung daripada H2RA dan membalik
waktu bagi jaringan esofagus yang rusak untuk memperbaiki diri.
Contoh : lansoprazole dan omeprazole
 Penguat Sfingter
Obat untuk memperkuat sfingter esofagus bagian bawah yaitu baclofen yang
dapat menurunkan frekuensi relaksasi dari sfingter esofagus bagian bawah, oleh
karena itu dapat menurunkan gastro esophageal reflux.
b. Terapi Pembedahan
Indikasi:
Refluks esofagitis dengan komplikasi
Tidak Responsif terhadap terapi medis
Apabila terjadi struktur yang berulang

Anda mungkin juga menyukai