Anda di halaman 1dari 25

SELAMAT

PAGI
1
KEHAMILAN
POSTTERM

2
BAB 1
PENDAHULUAN

 Kehamilan postterm merupakan salah


satu kehamilan risiko tinggi.
 Meningkatnya risiko morbiditas dan
mortalitas perinatal.
 Frekuensi antara 4-14%

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
 Menurut Federation of Gynecologist and
Obstetricians (FIGO), postterm adl kehamilan yg
berlangsung > 42 minggu terhitung dari HPHT &
siklus menstruasi 28 hari.
 American College of Obstetricians and Gynecologist
(1997), postterm adl kehamilan 42 minggu penuh
(294 hari) atau lebih dihitung dari HPHT, dgn
asumsi ovulasi terjadi 2 mg setelah haid terakhir
4
2.2 INSIDEN
Insiden bervariasi antara 4-14% atau lebih,
 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta sebesar
9,5%(1997)
 RSUP H.Adam Malik sebesar 6,71%(1999)
 RSUP Sanglah sebesar 3,46% (2002)

5
2.3 ETIOLOGI
 Etiologi belum diketahui secara pasti
 Teori” Sistem Komunikasi Organ”
 beberapa faktor :
- Ketidaktahuan haid terakhir,
- Ovulasi yg irreguler,
- Progesteron dan estrogen,
- Umur ibu,
- Paritas,
- Jenis kelamin janin,
- Siklus haid,
- Keadaan sosioekonomi,
- Kelainan kongenital
6
2.4 DIAGNOSIS
 Menegakkan dx kehamilan postterm bukan
merupakan hal yang mudah.
 Dx kehamilan postterm ditegakkan apabila
kehamilan sudah berlangsung melebihi 42 minggu
(294 hari).
 Syarat-syarat yang harus dipenuhi antara lain:
- HPHT jelas
- Gerak janin (+)
- Denyut jantung janin (+)
- USG
7
2.5 EFEK KEHAMILAN POSTTERM PADA
JANIN DAN IBU
Efek pada janin
1. Ggn pertumbuhan janin
2. Insufiensi placenta
3. Oligohidramnion
4. Aspirasi mekonium
5. Makrosomia

Efek pada ibu


 Kemungkinan terjadinya laserasi jalan lahir
 Beresiko tinggi terhadap infeksi post partum,
perdarahan, komplikasi luka, emboli paru, lebih lama8
tinggal di rumah sakit, dan kematian ibu.
GAMBARAN KLINIS BAYI POSTTERM

Stadium I
Kulit kering, rapuh, keriput dan mudah mengelupas.
Tidak ada pewarnaan mekonium.
Stadium II
Semua gejala stadium I ditambah mekonium pada
kulit. Selaput ketuban dan tali pusat berwarna
kehijauan.
Stadium III
Semua gejala stadium I dan II disertai pewarnaan
mekonium yang kuning terang pada kuku dan kulit,
serta kuning kehijauan pada tali pusat
9
2.6 PENATALAKSANAAN
Tergantung hasil pengawasan kesejahteraan janin (fetal
surveillance) dan penilaian pelvic score (PS)
a. Bila kesejahteraan janin baik (USG dan NST baik):
 PS ≥ 5 → oksitosin drip
 PS < 5 → serial NST dan USG @ 1mg s/d uk 44mg
atau PS ≥ 5.
b. Bila kesejahteraan janin mencurigakan.
 PS ≥ 5 → oksitosin drip + KTG. Bila insufisiensi
plasenta (+) SC
 PS < 5 → dilakukan Px ulangan keesokan harinya
c. Bila kesejahteraan janin jelek (terdapat tanda-tanda
insufisiensi plasenta), dilakukan seksio sesarea. 10
2.7 KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada
persalinan postterm
 Hipoksia
 Distosia Bahu
 Aspirasi mekonium

11
BAB 3 LAPORAN KASUS
A. Identitas
Nama : NS
Umur : 19 tahun
Suku/Bangsa : Indonesia
Agama : Hindu
Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
St Perkawinan : Menikah
Alamat : Bangli
MRS : 20 Februari 2007
12
B. Anamnesa
 KU: kehamilan lewat waktu
 Riw pnykt sekarang:
- HPHT: 12 Mei 2006
- TP : 20 Februari 2007
- ANC : bidan ~ teratur
- skt perut hilang timbul (-)
- keluar air (-)
- gerak janin (+)

13
 Riwayat Menstruasi
Menarche umur 14 tahun, siklus haid teratur
setiap 30 hari, lamanya 3-5 hari
Hari pertama haid terakhir 12 Mei 2006
 Riw pnykt dahulu
- Asma (-), HT (-), DM (-), pnykt jantung
(-)
 Riw Obs & sosial
- nikah ~ 1x selama 6 bulan
Riwayat kehamilan : hamil ini

14
C. Px Fisik
St Present
KU : Baik Kes : Composmentis,E4V5M6
TD : 120/80 mmHg N : 80x/menit
R : 20x/menit T : 37 °C
TB : 143 cm BB : 65 kg
Status general: dbn
Status obstretikus
Pemeriksaan Luar (Abd) :
Inspeksi : perut membesar disertai striae gravidarum.
Auskultasi : DJJ 12 11 12.
Palpasi : Pemeriksan Leopold didapatkan
I. TFU 2 jr bpx (33 cm).Teraba bag bulat &lunak kesan
bokong;
II. Teraba tahanan keras di kiri ( kesan punggung );
III.Teraba bagian bulat , keras ( kesan kepala);
15
IV.Bagian bawah 5/5 bagian dari PAP
HIS (-)
Pemeriksaan Dalam (vagina) :
VT (09.20 wita) : PØ (-)
Evalulasi PS ≤ 5

D. Px Penunjang
Lab (20/02/2007) USG : kalsifikasi (+)
HGB : 10,7 g/dL
WBC : 18,5 x 103 /uL
HCT : 32,5 %
PLT : 305 x 106 /uL

E. Diagnosis Kerja
G1P0000 42-43 mg T/H + LHM
16
PBB : 3255 gram
Resume
 Wanita, 19 thn, G1P0000, 42-43 mgg, datang ke RSUD
Bangli dengan keluhan hamil lewat waktu. Tanda-tanda
impartu (-). ANC teratur ke bidan. Riwayat penyakit (-).
Gerakan janin (+) baik.
 Px fisik :
St Present TD 120/80 mmHg, N 80x/menit.
St General dbn.
St Obstetrikus : FUT 33 cm, His (-), DJJ (+) 12.11.12
VT PØ (-)
Evalulasi PS ≤ 5
 USG kalsifikasi plasenta (+). Laboratorium dbn
17
G. Masalah
G1 hamil 42-43 minggu + LHM
H. Perencanaan
Rencana diagnosis : -
Rencana Terapi : MRS
Cefotaxim 2 g iv (tes dulu)
SC
Rencana Kerja:
Monitor : Observasi kelainan, vital sign, djj.
KIE : Pasien & keluarga ttg kondisi pasien
termasuk dx & rencana tx yg
akan dilakukan.
18
13.30 Telah dilakukan SCTP lahir bayi ♂, berat
3200 gr tidak segera menangis, A-S 5-7
Sisa ketuban keruh, kelainan (-), anus (+)
Lahir plasenta, kesan komplit, klasifikasi
(+)
Ass: P1001 post SC hari ke 0
Pdx: -
Tx: Puasa 6 jam  flatus (+)  MSS  BS
IVFD : RL:D5% = 2:1 20 tetes/menit
Cefotaxim 3×1 gram
Alinamin F 2×1 ampul 19
Follow Up Ruangan
21 / 02 / 2007
S : nyeri luka operasi (+), ASI (+)
O : St Present T 120/70 mmHg, N 84x/mnt, R 20x/mnt
St General : Mata anemia (-), ikterus (-)
Thorax cor/po dbN
St Obstetri : Abdomen fut 2 jr bpst
Kontraksi (+) baik
BU (+) N
Luka operasi terawat
Vagina lochia (+)
Ass : P1001 Post SC hari I
Tx : Cefotaxim 3x1 gr
Alinamin F 3x1
Mx : Kel, VS
20
22 / 02 /2007
S : keluhan (-)
O : St Present : dbn
St General : dbn
St Obstetri : Abd fut 2 jr bpst
Kontraksi (+) baik
Vagina lochia (+)
Ass : P1001 Post SC hari II
Tx : Ciprofloxasin 3x500 mg
As mefenamat 3x500 mg
Methyl Ergometrin 3x500 mg
Alinamin F 1x1
Mx : Kel, VS
21
23 / 02 /2007
S : keluhan (-)
O : St Present : dbn
St General : dbn
St Obstetri : Abd fut 2 jr bp
Kontraksi (+) baik
BU (+) N
Luka operasi terawat
Vagina lochia (+)
Ass : P1001 Post SC hari III
Tx : Ciprofloxacin 3x500 mg
As mefenamat 3x500 mg
Methyl Ergometrin 3x500 mg
Alinamin F 1x1
Mx : kontrol poli
KIE 22
BPL
BAB 4 PEMBAHASAN
Pada kasus ini diagnosis kehamilan posterm dpt ditegakkan
krn :
 HPHT jelas, pola haid teratur tiap bulannya
 Test kehamilan (+) pada 1,5 bulan setelah HPHT
(30/06/2006)
 Dirasakan gerakan janin (+) pada UK 18 mg
 DJJ (+) dgn fetoskop pada UK 20 mg selama ANC di
bidan.
Px fisik : FUT 2 jr bpx (33 cm), His (-), DJJ (+) 12.11.12
Px penunjang : USG kalsifikasi (+) 23
 VT pembukaan (-), posisi porsio uteri sedang
posterior, PS < 5. TB ibu 143 cm  KI untuk induksi
persalinan.
 USG didapatkan klasifikasi placenta
SC lebih dipilih sebagai metode terminasi.

Dilakukan SC  bayi laki-laki, BB 3200 gram, tidak


segera menangis, AS : 5-7 (aspiksia sedang), kel (-) ,
anus (+) , sisa air ketuban keruh, volume kurang ,
plasenta tampak adanya klasifikasi.
Tampak disini tanda-tanda postmatur pada bayi.
24
BAB 5 KESIMPULAN
1. Kehamilan posterm terjadi penurunan fungsi
plasenta, suplai oksigen dan nutrisi  risiko
morbiditas dan mortalitas perinatal lebih tinggi.
2. Dx postterm apabila kehamilan > 42 mg (294
hari).
3. Syarat-syarat kehamilan, Px kesejahteraan
janin, dan penilaian pelvic score sangat
penting dalam Dx dan penatalaksanaan.
4. Prinsip penatalaksanaan postterm : terminasi
kehamilan 25

Anda mungkin juga menyukai