Labiopalatoskizis
Labiopalatoskizis
LABIOPALATOSKIZIS
Nama Kelompok 12 :
1. Cahyani Lestari
2. Fahrul Ali
3. Salma Aqila
DEFINISI
Labiopalatoskizis atau orofacial cleft atau Sumbing
orofasial merupakan anomalikraniofasial yang paling
umum. Kummer (2020) menyatakan labiopalatoskizis
adalah suatukondisi kongenital dimana adanya
pembukaan abnormal atau celah dalam struktur
anatomiyang biasanya tertutup pada bibir atau langit-
langit ataupun keduanya (Kummer A. W., 2020).
ETIOLOGI
Etiologi setiapindividu kompleks kedua faktor tersebut saling berhubungan. Kombinasi dari kedua
faktorini disebut turunan multifaktor (Kummer A. W., 2020).
1. Faktor keturunan
Terdapat banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui genetik yangmenyebabkan
labiopalatoskizis nonsindrom, telah ditemukan 17 gen yang berhubungandengan labiopalatoskizis
nonsindrom seperti MSX1 dan IRF6.
2. Faktor lingkungan
Teratogen dan gangguan kondisi fisik selama perkenbangan bayi termasuk dalam
faktorlingkungan. Teratogen yang berhubungan dengan labiopalatoskizis yaitu asap rorok,alkohol,
obat-obatan (dilantiin, valium, antikolvusan, dan kortikosteroid), polusi, virustermasuk influenza
dan rubella, dan gangguan nurtrisi maternal. Gangguan kondisi fisikdapat berdampak pada
perkembangan embrio seperti miccrognthia (bentuk mandibula kecil)dapat mengganggu fisik
dengan fusi palatum dan juga omniotic band (pecahnya membran amnion).
PATOFISIOLOGI
Faktor lingkungan Teratogen dan gangguan kondisi fisik selama perkenbangan bayi termasuk
dalam faktorlingkungan. Teratogen yang berhubungan dengan labiopalatoskizis yaitu asap
rorok,alkohol, obat-obatan (dilantiin, valium, antikolvusan, dan kortikosteroid), polusi,
virustermasuk influenza dan rubella, dan gangguan nurtrisi maternal. Gangguan kondisi
fisikdapat berdampak pada perkembangan embrio seperti miccrognthia (bentuk mandibula
kecil)dapat mengganggu fisik dengan fusi palatum dan juga omniotic band (pecahnya membran
amnion).
Tanda yang paling jelas adalah tampak celah pada bibir atas.
Bayi akan kesulitan menghisap ASI dan kesulitan dalam
berbicara. Anak dengan cleft kadang memiliki gangguan
dalam pendengarannya. Biasanya cleft palate dapat
mempengaruhi pertumbuhan rahanganak dan proses tumbuh
kembang dari gigi geliginya (menjadi berjajal).
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik meliputi :
1. Foto rotgen
2. Pemeriksaan fisik
3. MRI (Magnetic Resonance Imaging) untuk elevasi
abnormal.
Komplikasi
Menurut Kummer (2020), permasalahan yang muncul yaitu
1. Gangguan makan akibat kondisi celah.
2. Developmental delay akibat sindrom kraniofaisal dan riwayat celah
palatum.
3. Deficit Bahasa dan gangguan perkembangan suara.
4. Aspek psikososiala.
a) Masalah keluarga seperti shock, malu, stress
b) Masalah sekolah seperti kemampuan belajar, interaksisosial,
bullying,persepsi diri.
c) Masalah social seperti kualitas bicara, gangguan pendengara, stigma.
Dukungan
Terapi Gizi
Psikososial
Askep
Labiopalatoskizis
Pengkajian
Identitas Riwayat kesehatan
Nama, umur, jenis Kesehatan kehamilan, riwayat
kelamin, tempat kesehatan sekarang, riwayat
tinggal kesehatan keluarga
Pengkajian fisik
Pemeriksaan mata, hidung,
mulut, bibir, leher, dada,
ekstermitas, kulit
Diagnosa
Diagnosa yang biasa muncul pada Labiopalatoskizis yaitu :
1. Defisit nutrisi (D.0019)
2. Defisit pengetahuan (D.0111)
3. Resiko aspirasi (D.0006)
4. Resiko infeksi (D.0142)
Intervensi
No. Diagnosa Keperawatan NOC NIC
1. Defisit Nutrisi (D.0019) Status Nutrisi Membaik Manajemen nutrisi (l. 03119)
(L.03030)
Observasi:
1. Monitor asupan makanan
2. Monitor berat badan
Terapeutik:
Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi Protein
Kolaborasi:
Pemberian medikasi sebelum
makan (missal Pereda nyeri), jika
perlu
No. Diagnosa Keperawatan NOC NIC
Terapeutik:
1. Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
2. Jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan.
Edukasi :
3. Jelaskan variasi menu seimbang
4. Jelaskan pentingnya
mempertahankan kebersihan mulut
anak.
No. Diagnosa Keperawatan NOC NIC
Terapeutik:
4. Posisikan semifowler
5. Pertahankan kepatenan jalan napas
Edukasi:
1. Anjurkan strategi mencegah aspirasi
2. Anjurkan makan secara perlahan
No. Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
Terapeutik:
1. Batasi jumlah pengunjung
2. Cuci tangan sebelum dansesudah kontak
dengan pasien dan lingkungan pasien
3. Pertahankan teknik aseptic pada pasien
berisiko tinggi
Edukasi:
4. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
5. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
Implementasi
Implementasi keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan atau
pelaksanaan tindakan keperawatan dari rencana keperawatan yang
telah disusun pada tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan
keperawatan dapat dilakukan sebagian oleh klien, perawat secara
mandiri atau bekerja sama dengan tim kesehatan lain, dalam hal ini
perawat sebagai pelaksana asuhan keperawatan yaitu memberikan
pelayanan perawatan dengan menggunakan proses keperawatan terdiri
dari tigatahap yaitu persiapan, pelaksanaan, dan dokumentasi
(Nursalam, 2013).
Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan keadaan
pasien(hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada
tahapperencanaan (Rohma, 2013). Tipe pertanyaan tahapan evaluasi dapat
dilakukansecara formatif dan sumatif.