Anda di halaman 1dari 65

Penyusunan Kebijakan Umum

Anggaran Pendapatan dan Belanja


Daerah

Local Governance Support Program


Lingkup Perencanaan APBD

PERENCANAAN JANGKA PANJANG

PERENC. JANGKA MENENGAH


KEBIJAKAN ANGGARAN
KUA & PPAS

PERENC.
PERENC. JANGKA ANGG DAERAH
PENDEK
OPERASIONAL
ANGGARAN
RAPBD
Penyusunan KUA dan PPAS

RPJMD RPJM
5 tahun 5 tahun
Renstra
SKPD
5 tahun
1 tahun 1 tahun

Renja
RKPD RKP
SKPD
1 tahun 1 tahun
Dibahas
bersama
KUA PPAS DPRD

NOTA KESEPAKATAN PIMPINAN DPRD DGN


NOTA KESEPAKATAN
KDH
PIMPINAN DPRD DGN KDH
Pengertian Kebijakan Umum APBD

• Sasaran dan kebijakan daerah dalam satu tahun


anggarn yang menjadi petunjuk dan ketentuan umum
yang disepakati sebagai pedoman penyusunan R-
APBD dan RP APBD
Apakah Sasaran Itu?

• Langkah-langkah spesifik dan terukur dalam


mencapai tujuan
• Sasaran tidak terlepas dari ukuran dan proyeksi
kerangka waktu. Sasaran telah terpenuhi jika ukuran
yang ditetapkan telah tercapai dalam kerangka yang
telah ditentukan.
• Memiliki kriteria S(spesifik),
M(Measurable),A(Achievable), R(Realistic), T(Time
& Cost Bound)
Apakah Kebijakan Itu?

• Tindakan/arah yang diambil oleh Pemerintah


Pusat/Pemerintah Daerah untuk mencapai tujuan
• Kebijakan dapat dikatakan merupakan panduan
untuk menerjemahkan strategi kedalam elemen-
elemen tindakan (action) yang terorganisir dan
terpadu.
• Menekankan kepada bagaimana
mengorganisasikan penggunaan sumber daya untuk
mendukung strategi yang telah ditetapkan.
Kebijakan menjembatani antara strategi dan
program
Apakah Fungsi KU APBD itu?

• Sebagai pedoman penyusunan PPAS


• Sebagai dasar penilaian kinerja keuangan daerah
dalam satu tahun anggaran
Ruang Lingkup KU APBD

• Kondisi ekonomi makro daerah


• Asumsi Penyusunan APBD
• Kebijakan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan
Daerah
• Dan strategy pencapaiannya point 1-3 berupa
langkah-langkah konkrit dalam mencapai target
Elemen Perencanaan Strategis di Indonesia

UU SPN(2004) LAN (2003) RPJM (Bappenas)

Visi Visi Visi

Misi Misi Misi

Tujuan Tujuan Agenda


Permasalahan

Strategy Sasaran Sasaran

Kebijakan Kebijakan Program

Program Program Tujuan Program

Kegiatan Kegiatan
Perbedaan Dokumen

Kepmendagri 29/2002 Permendagri 13/2007

• Renstrada/Dokumen • RPJPD
Perencanaan Daerah • RPJMD
Lainnya • RKPD
• KU APBD
• Arah & Kebijakan Umum • Prioritas dan Plafon
APBD Anggaran Sementara
• Strategi & Prioritas APBD
Perbedaan Sistematika

PM 13/2006 PM 59/2007
• Bab I. Pendahuluan • Bab I. Pendahuluan
• Bab 2. Gambaran • Bab 2. Kerangka
Umum RKPD Ekonomi Makro Daerah
• Bab 3. Kerangka • Bab 3. Asumsi-asumsi
ekonomi makro dan Dasar dalam
implikasi terhadap Penyusunan RAPBD
sumber pendanaan • Bab 4. Kebijakan
daerah Pendapatan, Belanja
• Bab 4. Penutup dan Pembiyaan Daerah
• Bab 5. Penutup
Pedoman Penyusunan Rancangan KUA

Rencana Kerja Pemerintah


Daerah (RKPD) PEMERINTAH
DAERAH

PEDOMAN PENYUSUNAN APBD


YG DIKELUARKAN OLEH
Rancangan
MENDAGRI
KUA
• Pokok-pokok kebijakan yang
memuat sinkronisasi kebijakan
pemerintah dengan pemerintah
daerah
• Prinsip dan kebijakan DPRD
penyusunan APBD tahun
anggaran berkenaan
• Teknis penyusunan APBD
• Hal-hal khusus lainnya
Proses Penyampaian Rancangan KUA

PEMERINTAH DAERAH
DPRD
KOORDINATOR TAPD KDH

Disampaikan
TAPD Disampaikan ke DPRD
Sekda selaku ke KDH paling lambat
RKPD Koordinator paling lambat Pertengahan
TAPD awal bulan Juni bulan Juni

Rancangan Rancangan Rancangan


KUA KUA KUA Rancangan
KUA

Panitia
Rancangan KUA
Anggaran
dibahas bersama
DPRD
Paling lambat
Minggu ke-1
Juli Nota Kesepakatan
Subtansi dan Lingkup KUA

Bab I. Pendahuluan
• Latar belakang
• Tujuan penyusunan
• Dasar Hukum

Bab II. Kerangka Ekonomi Makro Daerah


• Perkembangan indikator ekonomi makro tahun sebelumnya
• Rencana target ekonomi makro tahun perencanaan

Bab III. Asumsi Dasar dalam Penyusunan APBD


• Asumsi dasar APBN
• Laju Inflasi
• Pertumbuhan PDRB (Migas dan Non Migas)
• Lain-lain asumsi
Subtansi dan Lingkup KUA (lanjutan)

Bab IV. Kebijakan Pendapatan, Belanja dan


Pembiayaan

1. Pendapatan Daerah
• Kebijakan Perencanaan Pendapatan yang akan
dilakukan pada tahun perencanaan
• Target pendapatan daerah: PAD, Dana
Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan yang sah
• Upaya-upaya daerah dalam mencapai target
• Hukum
Subtansi dan Lingkup KUA (lanjutan)

Bab IV. Kebijakan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan

2. Belanja Daerah
• Kebijakan terkait perencanaan belanja daerah meliputi total
belanja daerah
• Kebijakan belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan
sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tidak
terduga
• Kebijakan pembangunan daerah; kendala yang dihadapi,
strategi dan prioritas pembangunan daerah yang disusun secara
terintegrasi dengan kebijakan dan prioritas pembangunan
nasional yang akan dilakukan di daerah.
• Kebijakan belanja berdasarkan :
1. Urusan pemerintahan daerah
2. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Subtansi dan Lingkup KUA (lanjutan)

Bab IV. Kebijakan Pendapatan, Belanja dan


Pembiayaan
3. Pembiayaan
• Kebijakan penerimaan pembiayaan
• Kebijakan Pengeluaran pembiayaan

Bab V. Penutup
Berisikan hal-hal yang disepakati DPRD dan Kepala
Daerah dan perlu dimasukkan dalam Kebijakan Umum
APBD
Bab I. Pendahuluan

• Latar belakang
– Dokumen penghubung perencanaan dan anggaran
– Kebijakan anggaran
• Tujuan
– Menjembatani
– Acuan penyusunan PPAS, RKA dan APBD
• Dasar Hukum
– UU, Perpu, PerPres, Perda
BAB II. Kerangka Ekonomi Makro

• Memberikan gambaran (proyeksi) kemampuan


ekonomi daerah khususnya dalam penyediaan
pembiayaan pembangunan untuk mewujudkan
sasaran pemerintahan daerah dalam tahun
perencanaan.

• Misalnya;
– Pertumbuhan ekonomi regional,
– laju inflasi,
– kependudukan,
– kesempatan kerja,
– laju investasi daerah,
– IPM dan lain-lainnya.
Asumsi Ekonomi Makro

• Pertumbuhan Ekonomi Regional (Berkembang,


Melambat/Berkontraksi atau Stagnan)
– PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)
– LPE (Laju Pertumbuhan Ekonomi)
– Struktur Perekonomian
– Pendapatan Perkapita
• Kestabilan Harga (Laju inflasi)
• Kependudukan, Ketenagakerjaan dan Indeks
Pembangunan Manusia)
Target Ekonomi Makro TA 2009

No INDIKATOR 2007 2008


1. PDRB ADHB 5,407 Triliun 6,007 Triliun
2. PDRB ADHK 3,404 Triliun 3,522 Triliun
3. LPE 3,476 % 3,485 %
4. PDRB Perkapita ADHB 4,499 juta 4,895 juta
5. PDRB Perkapita ADHK
2,832 juta 2,869 juta

Ket: ADHK atas dasar harga tahun 2000


BAB III.
Asumsi-Asumsi Dasar Dalam APBD

Berisikan:
1. Asumsi dasar yang digunakan dalam APBN.
2. Laju Infasi
3. Pertumbuhan PDRB (Migas dan Non Migas)
4. Lain-lain Asumsi (Misal; kebijakan kebijakan yang
berkaitan dengan gaji PNS )
Asumsi APBN

• Harga Minyak Mentah Dunia (BBM)


• Tarif Dasar Listrik (TDL)
• Target Defisit Neraca Transaksi Indonesia
• Nilai Tukar Rupiah
• Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional
• Peraturan Nasional ttg Pembiayaan Pembangunan
Contoh asumsi dan kondisi yang menjadi dasar pencapaian
sasaran pada tahun yang akan datang adalah:
(1)Asumsi dasar yang digunakan APBN;
(2)Laju inflasi
(3)Pertumbuhan ekonomi regional
(4)Tingkat pengangguran regional, dan
(5)Lain-lain asumsi yang relevan dengan kondisi daerah
setempat.

Bab IV. Kebijakan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan


Daerah
a.Pendapatan Daerah.
b.Belanja Daerah
c.Pembiayaan Daerah
Bab IV. Kebijakan Pendapatan, Belanja
dan Pembiayaan Daerah

1. Kebijakan Pendapatan Daerah


• Kebijakan perencanaan pendapatan daerah yang
akan dilakukan pada tahun anggaran berkenaan;
• Target pendapatan daerah meliputi Pendapatan
Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-
lain Pendapatan Daerah yang Sah;
• Upaya-upaya pemerintah daerah dalam mencapai
target.bijakan Pendapatan;
Contoh Kebijakan Pendapatan Daerah

• Kebijakan Perencanaan Pendapatan Daerah


– Pemantapan kelembagaan dan sistem operasional pemungutan
pendapatan daerah
– Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan
– Peningkatan pendapatan asli daerah melalui intensifikasi dan
ekstensifikasi menggunakan data potensi yang akurat, valid dan
terpercaya
– Pengembangan koordinasi dan sistem informasi yang sinergis di
bidang pendapatan diantara SKPD terkait.
– Law enforcement dalam upaya membangun ketaatan wajib pajak
dan wajib retribusi daerah
– Revitalisasi dan restrukturisasi Badan Usaha Milik Daerah agar
memberikan kontribusi Pendapatan Daerah.

• Target Pendapatan Daerah


– PAD meningkat 2.5 % dari target tahun sebelumnya
– Kontribusi kenaikan PAD berasal dari; pajak…%, retribusi….%,
lain-lain pendapatan sah…%
PROYEKSI PENDAPATAN DAERAH
JUMLAH BETRTAMBAH / BERKURANG
Kode Rek Uraian
TA 2006 TA 2007 Rp. %
1 PENDAPATAN DAERAH

1 1
Pendapatan Asli Daerah 33.479.668.750 38.533.667.000 5.053.998.250 15,1

1 1 1 Pajak Daerah 4.787.300.000 5.792.300.000 1.005.000.000 20,99


1 1 2 Retribusi Daerah 19.006.786.750 18.975.093.000 (31.693.750) 0,167
1 1 3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
688.792.000 817.584.000 128.792.000 18,7
dipisahkan

1 1 4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah 8.996.790.000 12.948.690.000 3.951.900.000 43,93

1 2
Dana Perimbangan 515.511.575.000 590.967.575.000 142.929.000.000 27,73

1 2 1 Dana Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil Bukan


27.051.575.000 27.860.575.000 809.000.000 2,99
Pajak

1 2 2 Dana Alokasi Umum 458.050.000.000 507.640.000.000 49.590.000.000 10,82


1 2 3 Dana Alokasi Khusus 30.410.000.000 55.467.000.000 25.057.000.000 82,39
1 3
Lain-lain pendapatan daerah yang sah 37.530.000.000 33.870.000.000 (3.660.000.000) 9,752

1 3 1 Pendapatan Hibah 6.500.000.000 - (6.500.000.000) 100


1 3 2 Dana Darurat - - - -
1 3 3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan
11.030.000.000 13.870.000.000 2.840.000.000 25,75
Pemerintah Daerah lainnya

1 3 4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus - - - -

1 3 5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau


20.000.000.000 20.000.000.000 - -
Pemerintah Daerah lainnya

Jumlah Pendapatan 586.521.243.750 663.371.242.000 76.849.998.250 13,10


Contoh Kebijakan Pendapatan Daerah

• Upaya dalam Mencapai Target


Berisikan program dan kegiatan indikatif dalam
mencapai target pendapatan daerah yang sudah
dicanangkan
Bab IV. Kebijakan Pendapatan, Belanja
dan Pembiayaan Daerah

2. Kebijakan Belanja Daerah


• Kebijakan terkait dengan perencanaan belanja daerah
meliputi total perkiraan belanja daerah;
• Kebijakan belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah,
bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan;
dan belanja tidak terduga;
• Kebijakan pembangunan daerah, kendala yang
dihadapi, strategi dan prioritas pembangunan daerah
yang disusun secara terintegrasi dengan kebijakan dan
prioritas pembangunan nasional yang akan
dilaksanakan di daerah.
• Kebijakan belanja berdasarkan :
- urusan pemerintahan daerah (urusan
wajib dan urusan pilihan)
- satuan kerja perangkat daerah (SKPD).
Kebijakan Belanja Daerah

• Kebijakan Belanja Tidak Langsung


• Kebijakan Belanja Langsung (Program dan
Kegiatan)
Kebijakan Belanja Tidak Langsung

• Kebijakan Sistem penggajian dan tunjangan; tanpa


honor diganti tunjangan daerah (Kab Jembrana, Kota
Riau dan Kab solok)
• Kebijakan pembayaran bunga
• Kebijakan tentang subsidi, hibah dan bantuan sosial
dan bantuan keuangan serta belanja tak terduga
Contoh Kebijakan Bantuan Keuangan

Belanja bantuan keuangan diberikan kepada organisasi


kemasyarakatan. Kebijakan yang menjadi dasar alokasi
bantuan keuangan tersebut adalah sebagai berikut :
– Bantuan organisasi kemasyarakatan dialokasikan
berdasarkan tingkat kepentingan yang dinilai berdasarkan
proposal yang diajukan.
– Kriteria kegiatan bantuan organisasi kemasyarakatan harus
berada dalam koridor sebagai berikut :
• mendukung secara signifikan terhadap upaya
menanggulangi masalah kemiskinan,
• menanggulangi masalah pengangguran,
• peningkatan prestasi bidang olahraga,
• meningkatkan kualitas sumber daya manusia, serta
meningkatkan upaya pelestarian lingkungan.
Kebijakan Belanja Langsung
• Kebijakan Umum Belanja Daerah Untuk Belanja Langsung
– Prinsip value for money (ekonomis, efisien dan efektif)
– Alokasi anggaran berdasarkan bidang prioritas daerah
– SKPD menggunakan anggaran secara ekonomis dan efisien dan
mempertanggungjawabkannya hasil (outcome) yang terukur.
– Mengarahkan kegiatan SKPD fokus pada permasalahan aktual di
masyarakat sesuai dengan tupoksi SKPD masing-masing
– Mengkaji efektifitas bentuk-bentuk bantuan (keuangan dan jasa) yang
selama ini dilakukan oleh Pemda
– Untuk mendorong partisipasi masyarakat, pemerintah menyerahkan
pengelolaan kegiatan berskala kecil kepada masyarakat (swakelola),
mis: rehabilitasi sekolah melalui tugas pembantuan kepada desa.
• Kebijakan pembangunan daerah, didasarkan kepada prioritas
daerah sebagaimana tercantum dalam RKPD tahun berjalan
Kebijakan Belanja Daerah Per Urusan dan
SKPD
No Urusan Permasalahan Kebijakan Target Pencapaian

1 Urusan Wajib

1.1. Pendidikan •Rasio guru dan murid 1:45 •Peningkatan •Rasio Guru tehadap murid
•Dinas Pendidikan •Tingkat Kompetensi pendikan guru pengadaan guru SD, 1:40
SD, 70% berijasah D3. peningkatan •50% guru SD berpendidikan
•Wajar pendidikan dasar 60% kualitas/tingkat S1
pendidikan guru SD •Wajar pendidikan dasar
•Peningkatan mencapai 90%
cakupan program
wajar di tingkat
sekolah dasar
1.2 Kesehatan (Dinkes)

2 Urusan Pilihan

2.1 Pertanian •Produktifitas tan pangan padi rata •Kebijakan •Peningkatan produktifitas
•Dinas Pertanian 6.5 ton/ha pengadaan sarana tan pangan padi 9 ton/ha
•Identifikasi dan lemahnya Promosi dan prasarana •Mapping 5 produk utama
Produk unggulan daerah bidang pertanian, unggulan daerah tanaman
sdm dan teknologi yg pangan dan peningkatan
mendukung frekuensi promosi produk
peningkatan unggukan daerah 2x
produktifitas tan setahun
pangan padi
•Promosi produk
unggulan daerah
CONTOH PENYAJIAN PENCAPAIAN
TARGET DALAM KUA

BIDANG URUSAN PAGU


SASARAN PROGRAM/ TARGET
KODE PEMERINTAHAN ORGANISASI INDIKATIF
KEGIATAN (%)
DAERAH •(Juta Rp)

1 URUSAN WAJIB

1 01 PENDIDIKAN

Rasio Anak Usia Dini


Program Pendidikan bersekolah dengan Dinas 858.000.000,0
1 01 66,67 %
Anak Usia Dini Jumlah Anak Usia Dini Pendidikan 0
sebesar 1 : 3

Rasio Jumlah Sekolah


dibanding anak didik
Pembangunan sarana sebesar 1 : 50 dengan
Dinas 754.000.000,0
1 01 dan prasarana Gedung terbangunnya 5 unit 66,67%
Pendidikan 0
Sekolah (TK) sekolah baru (USB) TK
sehingga jumlah anak yang
terlayani menjadi 400 orang
Bab IV. Kebijakan Pendapatan, Belanja dan
Pembiayaan Daerah

3. Kebijakan Pembiayaan
– kebijakan penerimaan pembiayaan
– kebijakan pengeluaran pembiayaan.
Kebijakan Pembiayaan

• Perhatikan kesenjangan pertumbuhan antara


penerimaan dan belanja daerah dari waktu ke waktu
• Kebijakan surplus anggaran :pembayaran cicilan
pokok hutang yang jatuh tempo; penyertaan modal
(investasi daerah); dan transfer ke rekening dana
cadangan
• Kebijakan defisit anggaran :sisa lebih perhitungan
anggaran tahun lalu; transfer dari dana cadangan;
hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan;
dan pinjaman daerah.
Kebijakan Pembiayaan Salah Kaprah ??????

• TA 2007, Rp 90.96 T (Dana Pemda Idle di


bank, berasal dari DAU dan DAK)
• Komposisi dana:
– Rp 67,86 triliun (Giro),
– Rp 1,34 triliun (tabungan),
– Rp 51,75 triliun (deposito).
Bab V. Penutup

• Dokumen kesepakatan legislatif dan eksekutif

• Ditindaklanjuti melalui penyusunan PPAS


Rehat Kopi
Tanya Jawab
Latihan 1:
Analisis KUA dan PPAS
Makan Siang
PPAS – Prioritas dan Plafon
Anggaran Sementara

Local Governance Support Program


Pengertian PPAS

1. Program prioritas dan patokan batas maksimal


anggaran yang diberikan kepada skpd untuk
setiap program dan kegiatan sebagai acuan
dalam penyusunan RKA-SKPD

2. Penentuan batas maksimal dapat dilakukan


setelah memperhitungkan belanja pegawai
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara

1. Merupakan program prioritas


2. Patokan batas maksimal anggaran per SKPD
untuk setiap program
3. Acuan dalam penyusunan RKA
Substansi PPAS

1. Perkiraan Pendapatan dan penerimaan tahun yad


2. Prioritas Belanja Daerah
3. Sasaran dari prioritas belanja pembangunan
4. Plafon Anggaran Sementara berdasarkan Urusan
Pemerintahan dan prioritas Program kegiatan yang
mencakup capaian sasaran dan target program.(dasar
penentuan plafon dan hal-hal yang perlu diperhatikan
SKPD dalam menjabarkan program dalam masing-2
kegiatan)
Tujuan Prioritas

1. Terpenuhinya skala dan lingkup kebutuhan


masyarakat yang paling penting dan luas
jangkauannya
2. Alokasi sumber daya digunakan secara ekonomis,
efisien dan efektif
3. Mengurangi tingkat resiko dan ketidak pastian
4. Tersusunnya program dan kegiatan secara lebih
realistis
Bab I. Pendahuluan

Berisikan:
1. Latar belakang,
2. Tujuan,
3. Dasar penyusunan prioritas dan plafon anggaran
sementara (PPAS)
Bab II. Rencana Pendapatan dan
Penerimaan Pembiayaan Daerah

Berisikan target pendapatan dan penerimaan


pembiayaan daerah yang meliputi:
• Pendapatan asli daerah (PAD),
• Penerimaan dana perimbangan
• Lain-lain pendapatan daerah yang sah, serta
• Sumber-sumber penerimaan pembiayaan
berdasarkan kebijakan pendapatan daerah
dalam KUA.
Bab III. Prioritas Belanja Daerah

Berisikan:
1. Urutan prioritas penggunaan pendapatan dan sumber
pembiayaan
2. Prioritas tersebut dituangkan dalam anggaran belanja
daerah
3. Prioritas disusun berdasarkan urusan wajib dan urusan
pilihan yang dipilih daerah
Matriks Prioritas Pembangunan

NO PRIORITAS SASARAN SKPD YANG NAMA


PEMBANGUNAN MELAKSANAKAN PROGRAM

7 Bab III pada PPAS


dst

JUMLAH
Bab IV. Plafon Anggaran Berdasarkan Urusan,
Program dan Kegiatan

 Palfon anggaran sementara berdasarkan urusan


pemerintahan
 Plafon anggaran sementara berdasarkan
progarm/kegiatan
 Plafon anggaran sementara untuk belanja
pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial,
belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja
tidak terduga
Plafon Anggaran Menurut Organisasi

URUSAN PEMERINTAHAN
PLAFON ANGGARAN
KODE DAERAH DAN KET.
SEMENTARA (RP)
ORGANISASI
1 URUSAN WAJIB
1 01 PENDIDIKAN
01 Dinas Pendidikan
Kantor Perpustakaan
02
Daerah

1 02 KESEHATAN
01 Dinas Kesehatan
...

2 URUSAN PILIHAN
2 01 PERTANIAN
01 Dinas Pertanian
tabel IV.1 di subbab IV pada PPAS
...
Plafon Anggaran Sementara Berdasarkan
Program dan Kegiatan
Urusan :
SKPD :
NO PROGRAM / SASARAN TARGET PLAFON
KEGIATAN ANGGARAN
SEMENTARA (RP)
01 Program A

02 Program B
Tabel IV.2 pada PPAS
03 Program C

04 Program D

05 dst
Pendekatan Penyusunan Plafon Anggaran

1. Anggaran Belanja Tidak Langsung


2. Anggaran Belanja Langsung
Pagu Anggaran – Belanja Tidak Langsung

Belanja Pegawai = gaji dan tunjangan PNS serta tambahan


penghasilan sesuai dengan aturan yang berlaku
1. Beban Kerja
2. Lokasi penugasan
3. Kondisi Kerja
4. Profesi
5. Prestasi Kerja
6. Pertimbangan obyektif
lainnya

Bunga = berdasarkan tingkat bunga dalam perjanjian

Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial, Bantuan Keuangan dan Belanja


Tak Terduga dihitung = berdasarkan kemampuan keuangan
Pagu Anggaran – Belanja Langsung

Pagu Anggaran = Volume kegiatan x biaya satuan per kegiatan

Volume kegiatan = tingkat pelayanan kegiatan x sasaran


pelayanan kegiatan
Tingkat pelayanan kegiatan = % x tingkat pelayanan berdasarkan SPM

Sasaran pelayanan kegiatan = Total populasi sasaran kegiatan


Bab V.Pembiayaan Daerah

Berisikan :
• Target penerimaan pembiayaan daerah
• Target pengeluaran pembiayaan daerah
Tanya Jawab
Rehat Kopi
Latihan 2:
Teknik Menentukan
Prioritas Program dan Kegiatan
Transfer Pembelajaran
Evaluasi dan Penutupan

Anda mungkin juga menyukai