Anda di halaman 1dari 9

Pengaruh Rancangan Program dan Modul Psikoedukasi

Untuk Meningkatkan Self Awareness Remaja dalam


Menghadapi Fenomena Pernikahan Dini

Medina H. Iredifa - 2232039


Tabla de contenidos

01 02
Claim Ground

03 04
Warrant Backing
Claim
Remaja memerlukan program dan modul
psikoedukasi untuk meningkatkan self
awareness dalam menghadapi fenomena
pernikahan dini.
Ground
● Pernikahan dini memiliki dampak yang merupakan
(Adam, 2020):

o Komplikasi pada saat hamil


o Bayi memiliki kemungkinan kematian yang lebih tinggi
o Rentan menjadi korban KDRT
o Dapat menimbulkan depresi berat
o Terjadinya perceraian karena usia yang belum matang
o Pendidikan menjadi terhambat
o Rentang akan kesulitan ekonomi
o Muncul pekerja di bawah umur
Ground
● Belum terdapat pasal yang secara tegas mencantumkan larangan untuk
menikah di bawah umur di Indonesia
● Dengan persetujuan orang tua dan dengan permohonan dispensasi tidak ada
batasan usia menikah.
● Pada tahun 2018, sekitar 11% atau 1 dari 9 perempuan berumur 20-24
menikah sebelum berusia 18 tahun.
● Pada tahun 2018, sekitar 1% atau 1 dari 100 laki-laki berumur 20-24 tahun
menikah sebelum berusia 18 tahun.
● Diperkirakan ada 1.220.900 anak perempuan yang menikah sebelum berumur
18 tahun.
● Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, praktik perkawinan anak di Indonesia
mengalami penurunan sebanyak 3,5 poin persen. Namun, penurunan ini
masuh tergolong lambat.
● Terdapat pengaruh yang signifikan akan paparan media sosial terhadap
perilaku menikah dini pada remaja dan remaja pengguna social media yang
memiliki akses internet di Indonesia adalah sebanyak 30 juta anak-anak dan
remaja dengan rentang usia 10-19 tahun.
Warrant
Menurut Santrock (2012) individu pada masa remaja merupakan
masa dimana individu tersebut belum memiliki kematangan
mental. Hal ini juga sejalan dengan teori psikososial Erikson
bahwa remaja pada usia 12-18 tahun sedang menjalani tugas
perkembangan berupa identity vs role confusion dimana remaja
pada masa perkembangan ini mengalami kebingungan akan jati
dirinya.
Backing
● Terdapat penurunan intensi pernikahan dini pada remaja
dengan pemberian psikoedukasi (Rahmah & Anwar, 2015).
● Terdapat peningkatan pengetahuan peserta yang signifikan
terkait materi mencintai diri, pendidikan seks untuk remaja,
karakteristik remaja, dan orientasi masa depan
(Tjandraningtyas et al, 2022).
Daftar Pustaka
● Adam, A. (2020). Dinamika Pernikahan Dini. Al-Wardah, 13(1), 14.
● Anwar, Z., & Rahmah, M. (2017). Psikoedukasi tentang risiko perkawinan usia muda untuk
menurunkan intensi pernikahan dini pada remaja. Psikologia: Jurnal Psikologi, 1(1), 1-14.
● Asnuddin., & Asrini, M. (2020). Penggunaan Media Sosial dan Peran Orang Tua Terhadap
Kejadian Pernikahan Dini. Holistik Jurnal Kesehatan, 14(3), 445-451.
● Erikson, E. H. (1950). Childhood and society. W W Norton & Co.
● Inayati, N. I. (2015). Perkawinan Anak di Bawah Umur Dalam Perspektif Hukum, HAM, dan
Kesehatan. Junal Bidan, 1(1), 46-53.
● Santrock, John W. (2012). Life-span development (Ed.13). New York: McGraw-Hill.
● Tjandraningtyas, J. M., Rohinsa, M., Kiswantomo, H., Rahmani, K., Tiopan, D., Karyady, M. D.,
& Linawati, A. (2022). PSIKOEDUKASI PENCEGAHAN PERNIKAHAN DINI PADA
REMAJA DI GARUT. SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(4), 410–418.
https://doi.org/10.55681/swarna.v1i4.170

Anda mungkin juga menyukai