Anda di halaman 1dari 32

A.

ANALISIS SITUASI
Kecelakaan dapat terjadi di mana-mana, di rumah, di
perjalanan, di tempat kerja, dan di tempat lainnya.
Sebagai akibat dari kecelakaan korban dapat
mengalami cidera ringan atau berat, pingsan, cacat
seumur hidup atau bahkan sampai meninggal dunia.
Bagi korban yang meninggal dunia tentu tidak
memerlukan suatu bentuk pertolongan yang cepat,
tetapi bagi korban kecelakaan yang masih hidup
memerlukan suatu pertolongan yang cepat dan tepat
agar korban dapat terhindar dari bahaya maut.
Tetapi banyak kita temui warga yang mengalami suatu
kecelakaan baik itu berupa patah tulang, pingsan,
terkilir, dan lain-lain diberikan perlakuan yang sama
bahkan ada kesalahan dalam memberikan
pertolongan. Kondisi ini tentu saja sangat
membahayakan apabila berakibat memperparah
keadaan penderita. Untuk itu seorang kader
semestinya mempunyai pengetahuan dasar bagaimana
cara memberikan pertolongan yang tepat dan cepat
bagi warga yang mengalami kecelakaan di lingkungan
setempat.
Tindakan bantuan hidup dasar yang dilakukan oleh
orang yang berada di sekitar penderita segera setelah
kejadian dapat meningkatkan kelangsungan hidup
penderita. Tindakan Bantuan Hidup Dasar (BHD)
yang terlambat dan tidak sesuai dengan prosedur,
akan mengakibatkan gagalnya upaya penyelamatan
terhadap pasien.
B. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan analisis yang dilakukan dengan mitra,


permasalahan prioritas mitra yang perlu segera diatasi adalah
sebagai berikut :
A. Segi pengetahuan, mengenai pertolongan pertama pada
kecelakaan (P3K). Para kader puskesmas belum
memahami tindakan apa yang harus dilakukan pada
masyarakat saat terjadi kecelakaan di wilayah setempat.
B. Segi perilaku, mengenai pertolongan pertama pada
kecelakaan (P3K). Para kader puskesmas belum mampu
bertindak memberikan pertolongan pertama yang tepat
pada kader puskesmas yang mengalami kecelakaan di
wilayah setempat.
C. TINJAUAN PUSTAKA
PENGERTIAN
Usaha yang dilakukan untuk
mempertahankan kehidupan pada
saat seseorang mengalami keadaan
yang mengancam nyawa
Otak Jantung

“3 – 8” menit

tidak dapat O2

mati
Indikasi RJP
Dilakukan pada korban :
1. Henti Nafas  Sumbatan jalan nafas
 Depresi pernafasan

2. Henti Jantung  Penyakit jantung


 Trauma
MOTTO :
Kita Jangan Menjadi Korban
Berikut

Proteksi Diri

“ Pertolongan Pertama,
Jangan Menambah Cedera Tambahan”
DANGER
 Kenali bahaya yang ada
 Pastikan keadaan aman baru lakukan pertolongan.
RESPONS …
 Jika RESPON (-) lakukan Langkah : SHOUT FOR HELP
KOMPRESI JANTUNG LUAR

17
.... Evaluasi
1. Circulation
 Cek nadi carotis < 10 detik
 Stop sumber perdarahan
 Bila nadi (-) CPR selama 2 menit = 5 siklus
1 siklus = 30 (compresi) : 2 (Ventilasi)
.... Evaluasi
2. Breathing – Pernafasan
Cek pernafasan korban
 Head Tilt – Chin Lift
 Look - adanya pergerakan dada
 Listen - suara nafas korban
 Feel - hembusan udara yang keluar
.... Evaluasi
Apneu, nafas abnormal, nafas tidak adekuat

MEMBERIKAN BANTUAN NAFAS


MULUT KE MULUT MULUT KE MASK
3. Airways – Jalan Nafas

Bila pasien (+)


 Evaluasi Gangguan jalan nafas :
• Gurgling : Suction / tisue
• Snoring : Head tilt-Chin lift, OPA/NPA
• Stridor : Intubasi pemasangan ETT

Nafas bersih (clear)  Posisi mantap / Posisi


Pemulihan (recovery posisition)
POSISI MANTAP / PEMULIHAN
 Bila pasien belum sadar  Posisi Supinasi (mantap)

 Bila sudah sadar Posisi Sim (posisi pemulihan)

Recovery position (Sim) tidak


boleh dilakukan pada korban
dengan cedera kepala atau tulang
belakang
26
Posisi Pemulihan ....

Tujuan pemberian posisi pemulihan (recovery position)


adalah:

• Menjaga jalan napas korban tetap terbuka dan bersih.


• Mencegah aspirasi (masuknya muntahan / benda asing
ke dalam mulut korban).
BHD dengan 2 Penolong
1 penolong melakukan kompresi, 1 penolong
memberikan napas bantuan
Jika penolong kedua datang saat penolong
pertama sedang melakukan pertolongan maka
penolong kedua memberikan bantuan setelah
penolong pertama melakukan 1 siklus bantuan
yang diakhiri dengan 2 napas bantuan
Pertukaran penolong sebaiknya dilakukan setelah
5 siklus (2 Menit)

28
RJP DIHENTIKAN
Kembalinya ventilasi & sirkulasi spontan
Ada yang lebih bertanggung jawab
Penolong lelah atau sudah 30 menit tidak ada
respon.
Tanda kematian yang irreversibel
RJP TIDAK DILAKUKAN
DNR (Do Not Resuscitation)
Tanda kematian : rigor mortis, dekapitasi
Sebelumnya dengan fungsi vital yang sudah
sangat jelek dengan terapi maksimal
Bila menolong korban akan membahayakan
penolong
TERIMA KASIH

Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai