Anda di halaman 1dari 25

Manajemen Konflik dalam

Pembangunan Daerah
KELOMPOK 4
Yuda Bagus Rachmatullah (216020101111006)
Rima Melati Anggraeni (216020101111007)
Yeyen Anisa Yudita (216020101111015)
Yuwono Dwi Saputro (216020101111023)
Apa itu Konflik?

Konflik adalah fenomena yang cukup biasa dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan sehari-hari

Konflik

Ekspresi dari perbedaan kepentingan,


nilai-nilai, dan keyakinan yang merupakan bagian
penting dari perubahan sosial
—Ramsbotham, dkk (2011)
Konflik dan Pembangunan Ekonomi Daerah

Pembangunan ekonomi lokal dan regional adalah proses untuk mengubah sumber daya yang
tersedia menjadi hasil ekonomi dan sosial yang berkelanjutan dan memenuhi harapan semua aktor
yang berpartisipasi

Pembangunan ekonomi lokal dan regional memiliki dimensi lokal, regional, nasional, bahkan
global dan melibatkan pemerintah daerah dan pusat, lembaga, perusahaan, pekerja, produsen dan
konsumen, organisasi masyarakat sipil, dan lembaga pembangunan yang seringkali memiliki
kepentingan yang bertentangan

“Pada dasarnya seluruh proses pembangunan ekonomi lokal


dan regional adalah tentang pengelolaan konflik”
Konflik dalam Proses Pembangunan Ekonomi
Daerah
Equity,
Social
‘Conflict in Planning’ Justice Paradigma Baru
Triangle
Campbell (1996) Pembangunan
Daerah
Hasil yang berkelanjutan
secara ekonomi, sosial, dan
lingkungan
Property Development
Conflict Conflict
Sustainability

Economic Resource Environmental


Development Conflict Protection
Interaksi Antara Kelompok/Pemangku Kepentingan

Kawasan
Tujuan
Industri
Ingin meningkatkan
Kasus energi
prospek ekonomi dan
listrik 1 sosial kawasan agar
tetap kompetitif
4 2

Solusi 3 Masalah
Pimpinan daerah ingin Kebutuhan energi kawasan masih
menghasilkan listrik sendiri yang mengandalkan pembangkit listrik tua
handal dan relatif lebih murah yang lokasinya jauh dan relatif lebih
mahal
Konflik Yang Dihadapi

Pro Kontra
• Kelompok perlindungan lingkungan
Komunitas bisnis mendukung
• Kelompok pendukung keadilan dan
gagasan pemerintah
kesetaraan sosial
Konflik setelah Kesepakatan

Opsi Energi Baru Metode


1 Sungai untuk pembangkit listrik
2 Analisis teknis dan biaya
manfaat terperinci
tenaga air, turbin angin, batu
bara minyak atau gas, nuklir

3 Konflik Antar Kelompok


Paling hemat biaya dan energi yang lebih murah,
energi paling aman untuk lingkungan,
menghasilkan lapangan kerja dan memperhatikan
masyarakat miskin
Konflik Setelah Keputusan Dibuat

Komunitas
Pemilik Tanah Perusahaan Listrik
Pertanian
Menjual tanah untuk Mendapatkan hak Bersaing untuk tanah dan
peningkatan nilai properti produksi sumber daya alam

Pejabat
Penduduk lokal Individu
Pemerintah Tiap individu memiliki
Kondisi tempat tinggal, Bersaing mendapatkan
kemacetan, masalah sosial perusahaan mendukung kebutuhan dan pandangan
dan lingkungan kampanya yang berbeda
“Konflik antar kelompok muncul
ketika dua atau lebih aktor mulai
merasakan bahwa tujuan mereka
tidak sesuai dengan tujuan orang
lain”
—Mitchell, 1981
Sumber Konflik

Rubenstein, 2008 Jeong, 2008


 Konflik berbasis pribadi : variasi kebutuhan,  Konflik objektif/realistis : kelangkaan sumber
persepsi ancaman, permusuhan dan agresi, daya ekonomi dan sosial
pemahaman identitas, kekurangan yang  konflik subjektif/non realistis : didasarkan pada
dirasakan emosi dan perasaan individu seperti kemarahan,
 Konflik berbasis dinamika sosial : perubahan kecemasan atau rasa malu di tingkat pribadi atau
lingkungan ekonomi dan sosial akibat proses kelompok
globalisasi dan modernisasi
ANALISIS KONFLIK
Menyiapkan Peta Konflik
Mengidentifikasi hubungan yang berkembang (sejarah, pihak,
tujuan, taktik, masalah langsung, peran aktor eksternal,
perubahan dan perluasan dalam proses konflik dan
kemungkinan hasil.

Menganalisis semua aspek konflik


Memberikan peta jalan yang baik bagi pembuat kebijakan untuk
membuat keputusan intervensi yang lebih baik jika diperlukan.

ISU-ISU Lebih terlihat dan Mengurangi Meningkatkan


transparan Ketidakpastian Prediktabilitas
SEGITIGA KONFLIK KONTRADIKS
I
Perbedaan tujuan pemahaman aktual atau
persepsi.

SIKAP
Persepsi atau mispersepsi tersebut kemudian
mengarah pada pembentukan 'sikap' terhadap orang
lain

PERILAKU
Sikap ini menentukan perilaku aktor dan mereka
membuat keputusan apakah akan bekerja sama atau
memaksa dengan pihak lain

Kontradiksi, sikap dan perilaku saling mempengaruhi


sangat erat dan keputusan dibuat berdasarkan interaksi KONSENSUS VS MEMPERDALAM KONTRADIKSI
mereka
TEORI KONFLIK
Duggan (1996) ISU (SUMBER KONFLIK)
Masalah hubungan antara dua individu, atau dalam jaringan
hubungan kelompok yang lebih kompleks

HUBUNGAN DALAM SUBSISTEM


Terjadi dalam subsistem seperti lingkungan, kota atau
wilayah atau wilayah, bangsa, atau bahkan dunia yang lebih
besar (Sistem yang Lebih Besar)

PERLU PEMAHAMAN LEBIH


LUAS
Tanpa memahami budaya, tradisi dan nilai-nilai masyarakat
lokal, seseorang tidak dapat mengembangkan kebijakan
yang tepat untuk kerjasama lintas sektoral
DUAL CONCERN
MODEL
TIDAK BERTINDAK
(Pruitt et al., 2004).

BERSAING

STRATEGI
MENGALAH

Concern For Self


 Menjadi ciri kepentingan aktor itu sendiri BERKOMPROMI
 individu cenderung egois dan abai
 Aspirasi cenderung cukup kaku dan tidak mudah untuk
menyerah

Concern for Other PEMECAHAN MASALAH


 Individu dapat mengalah dan memperhatikan
kepentingan orang lain.
 Seakan-akan tulus, tapi untuk kepetingan dirinya IDEAL & Paling
juga Diinginkan
CARA LAIN MELIHAT KONFLIK

MENENTUKAN MEMAHAMI
PANDANGAN KEPENTINGAN
DAN DAN KEBUTUHAN
PERILAKUNYA SATU SAMA LAIN

Aktor yang tinggal di pusat kota di


mana kemacetan dan tingkat Kemungkinan besar akan
kejahatan yang tinggi memiliki menghasilkan pemahaman
pandangan yang berbeda tentang
masalah ekonomi dan sosial yang lebih baik dan solusi
daripada aktor yang tinggal di yang masuk akal untuk
pinggiran kota konflik tersebut
Manajemen/Resolusi Konflik
dalam Proses Pembangunan
Ekonomi Daerah
Manajemen Konflik proses mengelola konflik
dengan menyusun sejumlah strategi yang dilakukan
oleh pihak-pihak berkonflik sehingga mendapatkan
resolusi yang diinginkan
Manajemen/Resolusi Konflik dalam
Proses Pembangunan Ekonomi Daerah

1
3

Manajemen/resolusi konflik : proses berkelanjutan Solusi yg disepakati


yg dimulai dg adanya “kesadaran”situasi konflik harus 'ditegaskan' agar
-kesadaran akan kebutuhan & pandangan yg berbeda
proses pembangunan
dapat berlanjut
Bila mediasi lokal tidak
2 berhasil, maka arbiter
dari pihak luar dapat Prinsip resolusi konflik
diundang untuk campur Ramsbotham et al. (2011):
tangan & memberikan ketidakberpihakan, mutualitas,
panduan rekonsiliasi keberlanjutan, saling melengkapi,
Lalu, dilakukan mediasi local & setiap konsistensi & akuntabilitas.
kelompok mulai 'mengadvokasi' pendapat
mereka sendiri untuk sebuah solusi
Penyebab Gagalnya Resolusi Konflik

Kepemimpinan yang buruk +


Sejarah konflik di masa lalu Gagalnya Resolusi Konflik,
yang tidak terselesaikan Pembangunan menjadi
terhambat.

Dibutuhkan kepemimpinan & institusi yg efektif, struktur


Kurangnya transparansi dalam pembagian kekuasaan yg seimbang u/ menciptakan mekanisme
kekuasaan di antara pemangku check&balance
kepentingan lokal & kelompok kepentingan
 Struktur kekuasaan tidak seimbang
Peran Kepemimpinan dalam Resolusi Konflik

Kolaboratif
berusaha mengumpulkan masukan
dan ide dari berbagai sumber sebelum
mengambil keputusan

Transformatif Pemimpin lokal yang kolaboratif,


Dapat menanggapi kebutuhan pengikut transformatif, dan inklusif dapat
Kepemimpinan kolaboratif dan dan mempertimbangkannya dalam mengidentifikasi prioritas di antara
transformatif berperan penting pengambilan kebijakan isu dan kebutuhan para aktor serta
untuk memperkenalkan mekanisme menyelaraskan tujuan & sasaran
yang tepat untuk menangani konflik menuju pembangunan ekonomi yang
di antara para aktor lokal. sukses (Bass & Riggio, 2006).
Peranan Kepemimpinan di setiap Tingkatan
• Tipologi kepemimpinan Lederach (1997) memberikan kerangka kerja yang komprehensif, di mana pemimpin yang berbeda
dapat melakukan pendekatan resolusi konflik dengan mekanisme yang berbeda pula.
• Dalam kerangka ini, kepemimpinan ditinjau dalam tiga kategori berbeda : top leadership, middle-range leadership,
grassroot leadership
• Tingkat pertama Top leadership mencakup pemimpin dengan visibilitas tinggi dan terutama berfokus pada isu-isu
tingkat tinggi seperti negosiasi konflik 'tingkat tinggi’.
• Tingkat kedua Middle-range leadership mencakup pemimpin etnis, agama, akademik dan kemanusiaan yang dihormati di
bidangnya masing-masing, berfokus pada pemecahan masalah, pelatihan dalam manajemen konflik dan pembentukan komisi
penyelesaian konflik.
• Terakhir, tingkat ketiga grassroot leadership mencakup para pemimpin lokal, aktivis masyarakat, dan pejabat local,
terlibat dalam komisi lokal, pelatihan melawan diskriminasi, ketidakadilan dan intoleransi

top leadership middle-range leadership grassroot leadership


Peranan Kepemimpinan di setiap Tingkatan

• Lederach (1997) menganggap kemampuan dan


pentingnya middle range leadership lebih besar dari
dua tingkat lainnya karena memiliki fleksibilitas untuk
menjangkau top leadership dan grassroot leadership.
• Middle range leadership memiliki potensi tertinggi
dalam membangun hubungan dan infrastruktur
untuk mempertahankan proses manajemen konflik
karena mereka memiliki jaringan luas yang dapat
melintasi batas konflik dan memainkan peran kunci
dalam proses tersebut.
Peran Kepemimpinan Lokal pada Manajemen Konflik
• Kepemimpinan local berperan dalam memfasilitasi dialog pemangku kepentingan sebagai bentuk intervensi dalam
manajemen konflik
• Dialog pemangku kepentingan secara terstruktur / dialog kebijakan bertujuan mengubah cara komunikasi dan
menciptakan lingkungan di mana isu-isu yang menantang dapat dibahas dan konsensus dibangun.
• Dialog terstruktur ini berfokus pada kepentingan dan kebutuhan aktor lokal yang lebih dalam dan memastikan bahwa
semua pihak didengar dan dihormati dalam prosesnya (Fisher et al., 2011)
• Dialog dapat menjadi alat transformatif untuk membangun konsensus dan menemukan hasil yang saling
menguntungkan.
• Dialog yang berfokus pada kepentingan dan kebutuhan para aktor membuat proses manajemen konflik lebih mudah
Peran Kepemimpinan Lokal dan Regional

• Menurut Campbell (1996), peran kepemimpinan lokal dan regional adalah fokus pada tantangan pembangunan
berkelanjutan saat ini dengan mengelola dan menyelesaikan konflik di antara para pemangku kepentingan di
wilayah tersebut dan mempromosikan solusi kreatif, teknis dan kelembagaan
• Pemimpin local dan regional yang efektif mampu berperan dalam merumuskan win-win solution (penyelesaian masalah
yg berimbang), penggunaan sumber daya daerah secara efektif dan efisien, serta melibatkan masyarakat dalam masalah
ekonomi, sosial dan lingkungan
• Dalam melakukan penyelesaian konflik dan mendukung keputusan daerah, pemimpin membutuhkan alat dan teknik
analisis kuantitatif serta kualitatif.
Kasus KPBU SPAM Umbulan

SPAM Umbulan adalah PSN


Walau menerima penolakan,
yang sempat mendapat
proyek tetap dijalankan
penolakan dari berbagai
mengingat kebutuhan air
pihak, dari Pemerintah
bersih di jatim yang sangat
Daerah, aktivis lingkungan
mendesak
hingga masyarakat

Proyek ini membutuhkan dana sebesar Rp,4,5T dimana dana


tersebut bersumber dari dana gabungan Pemda dan
Pemerintah Pusat. Selain kedua pihak tersebut, pihak swasta
nyatanya juga mendukung program tersebut baik dari proses
pembangunan serta pengelolaannya sehingga timbul
permasalahan
Terima Kasih

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai