Anda di halaman 1dari 19

Ruang Terbuka

Hijau/Biru untuk
Resiliensi
Masyarakat Kota

IRENE SONDANG FITRINITIA

FGD Penyempurnaan Ruang Terbuka Hijau dan Biru


14 November 2023
2

Salam kenal
Irene Sondang Fitrinitia
Pengajar dan Peneliti, Sekolah Kajian Stratejik dan Global,
Universitas Indonesia
S1 Geografi
S2 Sosiologi
S3- Urban Innovation Institute

Kajian Perkotaan dan Wilayah, Adaptasi Perubahan Iklim,


Hubungan dan Interaksi Sosial Masyarakat, Manajemen
bencana, Resiliensi Masyarakat, Perlindungan Sosial Adaptif
3


First, we shape the cities –
then they shape us
(Jan Gehl, 2010)


4

Kebutuhan (Masyarakat) Kota terhadap Ruang


Publik- Secara Sosiologi Perkotaan

Urbanism is a way of Life – Louis Wirth

▰ Populasi : Urbanisasi dan tekanan penduduk

▰ Derajat Heterogenitas ; Variasi aktivitas RUANG BERSAMA

AKTIVITAS INDIVIDU
▰ Kepadatan dan Akulturasi : Keterbatasan Ruang KOLEKTIF

contoh empiris pendekatan


ekologi dan organisasi sosial
5

Kebutuhan (Masyarakat) Kota terhadap Ruang


Publik- Secara Ekologi Perkotaan

Hubungan Makhluk Hidup dan Ruang Tinggal >>> Seimbang

Modifikasi
Ruang/Habitat

KOTA
Ekosistem yang tidak
lengkap/heterotroph
Bergantung pada wilayah
lain ; pemanfaatan SDA
6

Sementara itu…..

Apa yang terjadi bila proses urbanisasi tidak


seimbang dengan ruang tinggalnya?

Degradasi Lingkungan

Konflik : Interaksi
sosial memburuk
TIDAK MENCAPAI
Kerentanan semakin
tinggi RESILIENSI
Eksposur semakin
tinggi terhadap
ancaman eksternal
7

Bagaiamana dengan DKI Jakarta?


Curah Hujan Ekstrem – Perubahan Iklim

Sumber: Jakarta Post, 2020

▰ Banjir Besar Jakarta terjadi pada curah


hujan yang sangat tinggi
Sumber: BPBD DKI Jakarta, 2020
8

Bagaiamana dengan DKI Jakarta?


Non Perubahan Iklim

Intensitas dan kerentanan Banjir Jakarta


bertambah (luas dan dampak) dengan :

▰ Berkurangnya ruang terbuka hijau


▰ Saluran air tersumbat sampah
▰ Peningkatan lahan terbangun yang massif
▰ Penurunan muka tanah hingga 25 cm per
tahun
Sumber: Christiana, 2020
Sumber: Katadata, 2020
9

Kesiapan Kelurahan Menghadapi Bencana

Banyaknya Kelurahan di DKI Jakarta


untuk Mitigasi Bencana
Tahun 2020
PERLENGKAPAN KESELAMATAN BENCANA ALAM 165

SISTEM PERINGATAN DINI BENCANA ALAM 77

RAMBU RAMBU DAN JALUR EVAKUASI 68

PEMBUATAN PERAWATAN ATAU NORMALISASI


SUNGAI UNTUK MITIGASI BENCANA 137

Sumber: Podes, 2020

JUMLAH KELURAHAN DI DKI JAKARTA SEBANYAK 267 KELURAHAN


10

Ketahanan Masyarakat pada Wilayah Risiko Bencana


Perbandingan di Wilayah Lain

Srinagar city, India Kota Semarang,


(Lembah Kashmir) Jawa Tengah
Sumber : Wani et.al, 2022 Sumber: Norzistya and
Handayani, 2020

▰ Adaptasi yang kuat karena lokasi strategis (dekat ▰ Gotong Royong sebagai modal sosial
pusat kota)
▰ Interaksi sosial heterogen antara komunitas
▰Kohesi sosial yang besar di dalam komunitas dan non komunitas membangun sumberdaya
sosial
▰Tanggung jawab kolektif yang kuat untuk saling
membantu saat bencana ▰ Pemanfaatan institusi lokal sebagai media sosial
masyarakat
▰Hidup harmonis dengan membangun infrastruktur
ramah lingkungan untuk mengurangi dampak ▰ Peran pemimpin/tokoh masyarakat yang kuat
11

Konsep Resiliensi yang sejalan dengan


Pengembangan Perkotaan

URBAN RESILIENCE is the ability of a


social, ecological, or socio-
ecological system and its component
parts to maintain/absorb, adapt,
recover and transform
from the effects of a hazardous event
in a timely
and efficient manner.

It including through ensuring


the preservation, restoration, or
improvement of
its essential basic structures and
functions, its
capacity for self-organization, and
the capacity
to adapt to stress and change.

(Dodman 2019; IPCC 2014)

(Ribeiro & Gonvcalves, 2019))


12

Konsep Resiliensi yang sejalan dengan


Pengembangan Perkotaan

Masyarakat yang paling rentan


perkotaan: Masyarakat miskin Kota

Source : Pembangunan Ketahanan Masyarakat Kota


Bappenas & ADB, 2018
13

Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau dan Biru dalam


Meningkatkan Resiliensi Kota
Ruang Terbuka+ Hijau dan Biru

Menjawab Fisik, Alami, dan sosial


dalam Resiliensi Perkotaan

RTH/B dapat menjadi instrumen untuk


RTH/B dapat memiliki fungsi lain yaitu sebegai
menghadapi dampak perubahan iklim seperti :
“public space” pun merangsang untuk menghasilkan
kutub panas kota(UHI), polusi dan pencemaran
“public sphere” >>> upaya meningkatkan resiliensi
yang menigkat akibat urbanisasi (Farahani and
kota ( Habermas 1975 ; Haq, et al, 2021)
Maller, 2018; Guenat et al., 2021).

“berpengaruh pada kehidupan sosial dan prilaku


secara psikologis bagi yang memanfaatkannya”(Sen
and Guchhait, 2021).
14

Improvisasi dan Optimasi Keberadaan RTH/B pada


Ruang Kota

Awareness + Place dan Pemanfataan


+
+
terhadap Social RTH/B menjadi

+
+
+
+
+
+
isu RTH/B Attachment Ruang Publik

Isu bersama (tidak hanya Media fisik dan sosial


Hubungan keterikatan
penyelenggara negara)

Resiliensi Resiliensi Partisipasi


Publik
+
+
+

+
+
+
Kota Komunitas

Kapabilitas Masyarakat tangguh Kesehatan indvidudal (fisik & mental)


melawan ancaman Kohesi sosial
Peran Aktif
15

Revitalisasi Sungai Cheonggyecheon, Seoul

1960
1960 2003 2005
Sungai diubah Jalan Tol Pembukaan
menjadi Jalan dihancurkan taman sungai
Tol
EFEK REVITALISASI:

• Meningkatnya jumlah warga yang berkumpul saat hari kerja


dibanding hari libur 2005

• 59,6% persen warga menyatakan taman sungai sebagai


tempat relaksasi
• 259 event diselenggarakan selama tahun 2005-2007,
menjadikan taman sungai sebagai tempat budaya dan akulturasi

• Valuasi willingness to pay warga untuk tinggal di dekat area


terbuka hijau meningkat Sumber: Seoul Solution, 2021
16

Tantangan
17
18

Terima Kasih
19

Pertanyaan Panduan

1. Bagaimanakan potret fenomena dan dampak banjir baik akibat perubahan


iklim maupun non-perubahan iklim di DKI Jakarta?

2. Bagaimanakah konsep resiliensi komunitas dapat terwujud dalam


pembangunan di kawasan-kawasan rawan banjir?

3. Apakah optimasi pemanfaatan ruang, khususnya RTH-RTB mampu turut andil


dalam membangun resiliensi komunitas? Bagaimana keterkaitan antara 2
(dua) hal tersebut?

4. Bagaimana langkah penyediaan fasilitas, termasuk optimasi pemanfaatan


ruang RTH-RTB, dapat dioperasionalisasikan dengan baik di tingkat komunitas?

5. Bagaimana strategi melembagakan keberlanjutan terhadap resiliensi


komunitas ini di tataran kebijakan yang bersifat meso maupun makro?

Anda mungkin juga menyukai