Ppt Hukum Acara Perdata
Ppt Hukum Acara Perdata
PERDATA
PEMERIKSAAN DI PERSIDANGAN
P E M B U K T I A N
P U T U S A N
PELAKSANAAN PUTUSAN
PENDAHULUAN
PENGERTIAN
HUKUM ACARA PERDATA 4
• Sudikno Mertokusumo
Hukum Acara Perdata adalah peraturan hukum yg
mengatur bagaimana caranya menjamin ditaatinya
hukum perdata materiil dengan perantaraan
hakim.
• Retnowulan Sutantio
Hukum Acara Perdata disebut juga hukum perdata
formil yaitu kesemuanya kaidah hukum yg
menentukan dan mengatur cara bagaimana
melaksanakan hak-hak dan kewajiban-kewajiban
perdata sebagaimana yg diatur dalam hukum
perdata materiil
SIFAT
HUKUM ACARA PERDATA 5
1. HIR (Het Herziene Indonesisch Reglement) / Reglemen Indonesia yg diperbaharui : S. 1848 no. 16, S. 1941 no. 44 u/ daerah Jawa dan Madura
2. Rbg (Rechtsreglement Buitengewesten) / Reglemen daerah seberang : S. 1927 no. 227 u/ luar Jawa dan Madura
3. Rv (Reglement op de Burgerlijke rechtsvordering) : S. 1847 no. 52, S. 1849 no. 63 u/ gol. Eropa
4. RO (Reglement op de Rechterlijke Organisatie in hed beleid der Justitie in Indonesie) / Reglemen tentang Organisasi Kehakiman : S. 1847 no. 23
5. BW (Burgerlijk Wetboek) terutama Buku ke IV tentang Pembuktian dan Daluwarsa
6. WvK (Wetboek van Koophandel)
7. UU 20/1947 yg mengatur mengenai hukum acara perdata dalam hal banding bagi Pengadilan Tinggi u/ daerah Jawa dan Madura
8. SEMA 3/1963
9. UU 14/1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman jo. UU 4/2004 tentang Kekuasaan Kehakiman
10. UU 1/1974 tentang Perkawinan
11. PP 9/1975 tentang Pelaksanaan UU 1/1974 tentang Perkawinan
12. UU 7/1989 tentang Peradilan Agama jo. UU 3/2006
13. UU 14/1985 tentang Mahkamah Agung jo. UU 5/2004
14. UU 2/1986 tentang Peradilan Umum jo UU 8/2004
15. UU 5/1986 tentang PTUN
16. UU 31/1997 tentang Peradilan Militer
17. UU 24/2003 tentang Mahkamah Konstitusi
18. Yurisprudensi
19. Adat kebiasaan para hakim dalam melakukan pemeriksaan perkara perdata
20. Perjanjian Internasional, misal : Perjanjian Kerja Sama di bidang peradilan antara RI dgn Thailand
21. Doktrin atau ilmu pengetahuan
22. Instruksi & SEMA sepanjang mengatur hukum acara perdata & hukum perdata materiil
FUNGSI
HUKUM ACARA PERDATA 7
PENGAJUAN
GUGATAN DAN PERMOHONAN
GUGATAN DAN PERMOHONAN 10
• Ada 2 perkara yg diajukan yg diajukan ke
pengadilan yaitu Gugatan dan permohonan
GUGATAN PERMOHONAN
Terdapat pihak Diajukan o/ seorang
penggugat & pihak pemohon/lebih scr
tergugat bersama-sama
PEMERIKSAAN
DI PERSIDANGAN
14
Penggugat mengajukan Didaftar Penetapan & Penunjukann
gugatan & melunasi Kepaniteraan PN Majelis Hakim o/ Ketua PN
biaya perkara
Majelis Hakim :
Penyerahan Surat Panggilan Sidang 1. Menetapkan tgl. Hari sidang;
& Salinan Surat Gugatan 2. Memanggil para pihak pd
kpd Para Pihak o/ Juru Sita. hari sidang dgn membawa
saksi-saksi & bukti-bukti.
• Apabila penggugat tdk datang pd hari sidang yg ditetapkan & tdk pula mengirim wakilnya
menghadap meski telah dipanggil scr patut o/ Juru Sita, maka dapat dilakukan pemanggilan
kedua. (Ps. 126 HIR; Ps. 150 Rv)
• Apabila setelah pemanggilan kedua, penggugat/wakilnya tdk hadir sedang tergugat hadir, maka
u/ kepentingan tergugat, haruslah dijatuhi putusan. Dalam hal ini gugatan penggugat
dinyatakan gugur serta dihukum membayar biaya perkara (Ps. 124 HIR; Ps. 148 Rbg).
• Dlm putusan gugur, isi gugatan tdk diperiksa, shg putusan gugur itu tdk mengenai isi gugatan.
• Kpd penggugat diberi kesempatan u/ mengajukan gugatan lg dgn membayar biaya perkara.
• Apabila penggugat pd hr pertama sidang hadir, tp pd hr sidang berikutnya tdk hadir, mk perkara
diperiksa scr contradictoir.
VERSTEK (PUTUSAN DILUAR HADIR) 16
• Apabila tergugat tdk hadir stl dipanggil scr patut, mk gugatan
dikabulkan dgn putusan diluar hadir atau verstek, kecuali kalau
gugatan itu melawan hak atau tdk beralasan.
Ps. 126 HIR; Ps. 150 Rbg memberi peluang pemanggilan kedua.
1. Jika gugatan tdk bersandarkan hukum, yaitu apabila peristiwa2 sbg dasar
tuntutan tdk membenarkan tuntutan, mk gugatan akan dinyatakan tdk diterima.
Putusan tdk diterima ini bermaksud menolak gugatan diluar pokok perkara, shg
di kmd hr penggugat masih dpt mengajukan lg gugatannya.
2. Jika gugatan tdk beralasan, yaitu apabila tdk diajukan peristiwa2 yg
membenarkan tuntutan, mk gugatan akan ditolak. Penolakan mrpk putusan stl
hakim mempertimbangkan pokok perkara, shg tdk terbuka lg kesempatan u/
mengajukan gugatan tsb u/ kedua kalinya kpd hakim yg sama (nebis in idem).
• Dalam putusan verstek, kalau tergugat hadir pd sidang pertama tp tdk hadir pd
sidang berikutnya, mk perkaranya diperiksa scr contradictoir.
PERDAMAIAN 18
• Ps. 121 ayat 2 HIR; Ps. 145 ayat 2 Rbg tergugat dpt menjawab baik
scr tertulis maupun lisan.
• Bentuk Jawaban :
1. Pengakuan membenarkan isi gugatan penggugat,
baik sebagian maupun seluruhnya.
2. bantahan (verweer) pd hakekatnya bertujuan agar
gugatan penggugat ditolak. Bantahan ada 2 macam :
a. Tangkisan/Eksepsi suatu sanggahan /
bantahan dr pihak tergugat thd gugatan penggugat yg tdk
langsung mengenai pokok perkara, yg berisi tuntutan batalnya
gugatan.
b. Sangkalan sanggahan yg berhubungan dgn pokok
perkara.
• Akibat hukum dr adanya jawaban : penggugat tdk diperkenankan
mencabut gugatannya, kecuali dgn persetujuan tergugat.
20
PEMBUKTIAN
ARTI
•
21
“Membuktikan” mengandung beberapa pengertian :
1. Dalam arti logis memberi kepastian yg bersifat mutlak, krn
berlaku bagi setiap orang & tdk memungkinkan adanya bukti
lawan.
2. Dalam arti konvensionil memberi kepastian yg bersifat
nisbi/relatif, baik berdasarkan perasaan belaka maupun
pertimbangan akal.
3. Dalam hukum acara perdata mempunyai arti yuridis
memberi dasar-dasar yg cukup kpd hakim yg memeriksa
perkara guna memberi kepastian ttg kebenaran peristiwa yg
diajukan
hanya berlaku bagi pihak-pihak yg berperkara atau yg
memperoleh hak dari mereka
tdk menuju kpd kebenaran mutlak
mrpk pembuktian historis
TUJUAN 22
• Macam-macam alat bukti dalam hukum acara perdata (Ps. 164 HIR, 284
Rbg, 1866 BW), a.l. :
AKTA OTENTIK
AKTA
AKTA
SURAT DIBAWAH TANGAN
BUKAN AKTA
Saksi-saksi
• Dasar Hukum : Ps. 139-152, 168-172 HIR; Ps. 165-179 Rbg; Ps. 1895, 1902-1912 BW
• Kesaksian adalah kepastian yg diberikan kpd hakim di persidangan tentang peristiwa yg disengketakan dgn jalan
pemberitahuan secara lisan & pribadi o/ orang yg bukan salah 1 pihak dlm perkara, yg dipanggil di persidangan 26
• Ps. 139 HIR, 165 Rbg, 1909 BW setiap orang yg bukan salah 1 pihak dapat bertindak sbg saksi, kecuali :
I. segolongan orang yg dianggap tdk mampu bertindak sbg saksi :
a. tidak mampu secara mutlak (absolut)
1. keluarga sedara & keluarga semenda menurut keturunan yg lurus dr salah 1 pihak Ps. 145 (1) sub 1 HIR,
172 (1) Sub 1 Rbg, 1910 alinea 1 BW
2. suami/istri salah 1 pihak, meski sudah cerai Ps. 145 (1) sub 2 HIR, 172 (1) Sub 3 Rbg, 1910 alinea 1 BW
b. tidak mampu secara nisbi (relatif)
1. anak-anak dibawah 15 th Ps. 145 (1) sub 3 jo. (4) HIR, 172 (1) Sub 4 jo. 173 Rbg, 1912 BW
2. orang gila Ps. 145 (1) sub 4 HIR, 172 (1) Sub 5 Rbg, 1912 BW
II. Segolongan orang yg a/ permintaan mereka sendiri dibebaskan memberi kesaksian
hak ingkar (verschoningsrecht) Ps. 146 HIR, 174 Rbg, 1909 alinea 2 BW :
a. saudara pa & pi serta ipar pa & pi dr salah 1 pihak
b. keluarga sedarah menurut keturunan yg lurus & saudara pa & pi dr suami/istri
salah 1 pihak
c. semua orang yg krn martabat, jabatan/hubungan kerja yg sah wajib
mempunyai rahasia sehubungan dgn martabat, jabatan/hubungan kerja yg sah itu
• Ps. 169 HIR, 306 Rbg, 1905 BW azas “unus testis nullus testis” satu saksi bukan saksi
• Ps. 171 (2) HIR, 308 (2) Rbg, 1907 BW keterangan yg diberikan o/ saksi harus tentang peristiwa atau kejadian yg dialaminya
sendiri
• Kewajiban seorang saksi : menghadap, bersumpah, memberi keterangan
• Sifat kesaksian sbg alat bukti : tidak memaksa
Persangkaan
27
• Dasar Hukum : Ps. 164, 173 HIR; Ps. 284, 310 Rbg; Ps. 1866, 1915 -
1922 KUHPerdata.
Pengakuan dgn kualifikasi maupun dgn klausula harus diterima dgn bulat & tdk boleh
dipisah-pisahkan dr keterangan tambahannya onsplitsbare aveu.
Lanjutan … Pengakuan : Pengakuan yg
diberikan di muka hakim di persidangan 29
• Dasar hukum : Ps. 155 HIR, Ps. 182 Rbg, Ps. 1940
BW
• Dasar hukum : Ps. 156 HIR, Ps. 183 Rbg, Ps. 1930 BW
PUTUSAN
Definisi Putusan 39
• Putusan ≠ Penetapan
Putusan penyelesaian perkara dalam peradilan
contentius
Penetapan penyelesaian perkara dalam
peradilan voluntair
Jenis – jenis Putusan 40
• Jenis – jenisnya :
1. Putusan Condemnatoir adalah putusan yg bersifat
menghukum pihak yg dikalahkan u/ memenuhi prestasi.
2. Putusan Constitutif adalah putusan yg meniadakan atau
menciptakan suatu kedaan hukum, misal : pemutusan
perkawinan, pengangkatan wali, pemberian
pengampuan, pernyataan pailit, pemutusan perjanjian,
dsb.
3. Putusan Declaratoir adalah putusan yg isinya bersifat
menerangkan atau menyatakan apa yg sah, misal :
putusan dalam sengketa mengenai anak sah.
PELAKSANAAN PUTUSAN
Hakekat Pelaksanaan Putusan 45
UPAYA HUKUM
TERHADAP PUTUSAN
• Upaya hukum adalah upaya atau alat u/
mencegah atau memperbaiki kekeliruan dlm 48
suatu putusan.
PERLAWANAN /
VERZET
BIASA BANDING
KASASI
UPAYA HUKUM
PENINJAUAN KEMBALI /
REQUEST CIVIL
ISTIMEWA
PERLAWANAN PIHAK KE-3 /
DERDENVERZET
PERLAWANAN / VERZET 49