Anda di halaman 1dari 13

PERSEPEKTIF PENDIDIKAN SD

LANDASAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR (MODUL 1)


KARAKTERISTIK PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR (MODUL 2)

KELOMPOK 1 :
1. JENITA MINGGA DELINDA
2. RANI OKTAVERA
3. SILNAYATI
4. TRI THANTRI
5. PRATIWI WAHYUNINGSIH
LANDASAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR (MODUL 1)

KB 1 :LANDASAN FILOSOFIS, PSIKOLOGI-PEGAGOGIS DAN SOSIOLOGIS-ANTROPOGIS PENDIDIKAN


SEKOLAH DASAR
A. LANDASAN FILOSOFIS DAN PSIKOLOGI-PEGAGOGIS PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
1. Landasan Filosofis dan Psikologi-pegagogis
- Pandangan filosofis adalah cara melihat Pendidikan dari hakikat Pendidikan dalam kehidupan manusia.
- Pandangan Psikologi-pegagogis adalah cara melihat Pendidikan dasar dari fungsi proses Pendidikan dalam
Pengembangan potensi individu sesuai dengan karateristik psikologi peserta didik.

Landasan Filosofis, dan Psikologis Pendidikan SD1)


a. Teori Kognitifisme teori perkembangan kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget.
b. Teori Historis-Kultural, dikembangakn oleh Lev S.Vygotsky, teori ini memusatkan pada penggunaan symbol sebagai alat.
c. Teori Humanistik pendidikan manusia secara utuh dan menyeluruh, yang memusatkan perhatian pada proses
pendidikan yang memungkinkan peserta didik mencapai pertumbuhan yang positif.
a. Teori Kognitifisme teori perkembangan kognitif,
dikembangkan oleh Jean Piaget.
Piaget menegaskan bahwa pengetahuan bukanlah duplikat dari objek, dan bukan pula sebagai
tampilan kesadaran dari bentuk yang ada dengan sendirinya dalam diri individu. Pengetahuan sesungguhnya
merupakan konstruksi pikiran yang terbentuk, karena secara biologis adanya interaksi antara organisme dengan
lingkungan, dan secara kognitif adanya interaksi antara pikiran dengan objek.

b. Teori Historis-Kultural, dikembangakn oleh Lev S.Vygotsky

Secara sosial-kultural aktivitas mental merupakan sesuatu hal yang unik hanya pada manusia. Hal itu merupakan
produk dari belajar sosial atau social learning,yakni proses penyadaran simbol-simbol sosial dan internalisasi
kebudayaan dan hubungan sosial. Kebudayaan diinternalisasi dalam bentuksistem neuropsikis
c. Teori Humanistik pendidikan manusia secara utuh dan menyeluruh
Pendekatan humanistik memiliki karakteristik: (a) Menjadikan peserta didik sendiri sebagai isi, yakni mereka sendiri belajar
tentang perasaannya dan perilakunya; (b) Mengenal bahwa imajinasi peserta didik seperti dicerminkan dalam seni, impian, cerita,
dan fantasi sebagai hal yang penting dalam kehidupan yang dapat dibahas bersama dengan teman sekelasnya; (c) Memberikan
perhatian khusus terhadap ekspresi non-verbal seperti isyarat dan nada suara karena diyakini hal itu sebagai ungkapan perasaan
dan sikap yang dikomunikasikan;(d) Menggunakan permainan, improvisasi, dan bermain peran sebagai wahana simulasi perilaku
yang dapat dikaji dan diubah.
B. LANDASAN SOSIOLOGI-ANTROPOGIS PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

Cara melihat Pendidikan dasar dari fungsi proses Pendidikan dasar dalam sosialisasi atau pendewasaan peserta didik
dalam konteks kehidupan bermasyarakat dan proses enkulturasi atau pewarisan nilai dari generasi tua kepada peserta
didik yang sedang mendewasa dalam konteks pembudayaan.

Cara pandang sosiologis-antropologis atau sosio-antropologis adalah cara melihat pendidikan dasar dari
fungsi proses pendidikan dasar dalam proses sosialisasi atau pendewasaan peserta didik dalam konteks kehidupan
bermasyarakat, dan proses enkulturasi atau pewarisan nilai dari generasi tua kepada peserta didik yang sedang
mendewasa dalam konteks pembudayaan. Pertanyaan pokok dalam kedua proses tersebut adalah bagaimana
pendidikan dasar meletakkan dasar dan mengembangkan secara kontekstual sikap sosial dan nilai-nilai kebudayaan
untuk kepentingan peserta didik dalam hidup bermasyarakat dan berkebudayaan.
KB 2 : LANDASAN HISTORIS, IDEOLOGIS DAN YURIDIS PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

A. Landasan Historis dan ideologis Pendidikan Sekolah Dasar

Landasan historis dan ideologis adalah dasar pemikiran yang diangkat dari fakta sejarah yang
relevan tentang pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Sekolah Dasar beserta ide atau
pertimbangan yang melatarbelakanginya.
Dari fakta sejarah Pendidikan Sekolah Dasar pada zaman hindia-belanda, dapat dimaknai
bahwa segregasi social dan diskriminasi secara sengaja dilakukan terhadap anak penduduk bumi
putera dalam memperoleh kesempatan belajar di Sekolah Dasar, tergantung pada latar belakang
social ekomoni dan budaya.
B. Landasan Historis-Ideologis dan Yuridis Pendidikan Sekolah Dasar

Landasan Ideologis dan Yuridis Pendidikan pada dasarnya merupakan komitmen politik Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang diwujudkan dalam berbagai ketentuan normatif konstitusional yang mencerminkan bagaimana system
Pendidikan dibagun dan diselenggarakan untuk mewujudkan fungsi dan tujuan Pendidikan.
Landasan ini membahasan dari sudut pandang pemikiran tentang system Pendidikan nasional sejak Indonesia
Merdekan 17 agustus 1945 sampai dengan sekarang.

Pendidikan Sekolah Dasar mengembang 2 fungsi , yaitu :


1. Pengembangan potensi peserta didik secara psikologis
2. Pemberian landasan yang kuat untuk Pendidikan SMP dan seterusnya.
KARAKTERISTIK PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR (MODUL 2)

KB 1 : FUNGSI, TUJUAN DAN CIRI-CIRI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR


A. Fungsi Tujuan Pendidikan Sekolah Dasar
Fungsi dan Tujuan Pendidikan Sekolah Dasar tercantum dalam Pasal 3 UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidik
Sistem Pendidikan Nasional, “Pendidikan nasional berfungsi Mengembangakan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan Kehidupan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya
Potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat,
berilmu,cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan Pendidikan Sekolah Dasar ada 3 kelompok, yaitu :


1. Menanamkan kemampuan dasar baca-tulis-hitung
2. Menanamkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat Perkembangannya
3. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti Pendidikan di SMP
B. Karakteristik Pendidikan Sekolah Dasar

1. Karakteristik Umum Pendidikan Sekolah Dasar


a. Kemelekwacanaan merujuk kepada pemahaman siswa tentang berbagai fenomena/gagasan di lingkungannya
dalam rangka menyesuaikan perilaku dengan kehidupan.
b. Kemampuan berkomunikasi memungkinkan siswa mampu menyampaikan apa yang diketahuinya kepada
orang lain dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
c. Kemampuan memecahkan masalah ( problem sloving) mencakup merasakan adanya masalah, mengidentifikasi
masalah mencari informasi untuk memecahkan masalah, mengeksplorasi alternative pececahan masalah, dan
memilih alternative yang paling layak.
d. Kemampuan bernalar ( reasoning), yaitu menggunakan logika dan bukti-bukti secara sistematis dan konsisten
untuk sampai pada kesimpulan Pendidikan sekolah dasar diarahkan untuk mengembangkan kemampuan siswa
berfikir logis sehingga bernalarnya berkembang.
2. Karakteristik Khusus Pendidikan Sekolah Dasar

a. Siswa Sekolah Dasar


Siswa Sekolah Dasarberada dalam tahap perkembangan pra-operasional dan operasi konkret, yang ditandai oleh
pandangan yang bersifat holistik.
b. Guru Sekolah Dasar
adalah guru kelas yang wajib mengajarkan lima mata pelajaran SD, yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, IPA,
IPS,dan PKn.
c. Kurikulum Sekolah Dasar
Dikembangkan berdasarkan standar nasional oleh satuan pendidikan (SD) bersama dengan Komite Sekolah,
di bawah koordinasi Dinas Kabupaten/Kota. Pendidikan SD berlangsung selama enam tahun, yang dibagi
menjadi enam tingkat kelas.
d. Pembelajaran di Sekolah Dasar
Menekankan pada keterpaduan, bersifat holistik,pengalaman langsung, dan menggunakan contoh-contoh
konkret, sesuai dengan karakteristik siswa SD dan tujuan pendidikan dasar.
e. Gedung dan fasilitas Sekolah Dasar
Gedung dan fasilitas Sekolah Dasar bervariasi dari yang paling sederhana sampai yang cukup mewah.
Pada umumnya, terdapat enam ruang kelas dan ruang kepala sekolah, tanpa ruang guru dan juga tanpa ruang
administrasi.
KB 2 : TATANAN ORGANISASI DAN BENTUK-BENTUK PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

1. Tatanan Organisasi Sekolah Dasar


Pada dasarnya, penyelenggaraan SD menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat,
dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas)dan pemerintah daerah, baik tingkat propinsi (Dinas
Pendidikan Propinsi),Kabupaten/Kota(Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota), maupun tingkat kecamatan (Ranting
Dinas). Pengelolaan SD juga melibatkan Komite Sekolah sebagai lembaga mandiri, yang berperan dalam
peningkatan mutu pelayanan pendidikan dan pengawasan pendidikan.
Pemerintah Pusat, dalam hal ini Depdiknas menentukan standar nasional pendidikan untuk menjamin mutu
pendidikan, sedangkan pemerintah propinsi bertugas melakukan koordinasi atas penyelenggaraan
pendidikan,pengembangan tenaga kependidikan, dan penyediaan fasilitas pendidikan lintas daerah
kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan menengah.
Pengelolaan SD dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip kemandirian dan
manajemen berbasis sekolah/madrasah. Dengan demikian, tanggung jawab utama pengelolaan SD berada
di tangan SD sendiri.
B. BENTUK-BENTUK PENYELENGGARA PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

1. Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah(MI)


Sekolah Dasar (SD), begitu juga Madrasah Ibtidaiyah (MI). SD merupakan jenjang pertama pendidikan
dasar yang menyelenggarakan pendidikan umum bagi anak-anak usia 6-12 tahun. Sementara itu, MI adalah
madrasah yang menyelenggarakan pendidikan umum setingkat SD, di samping pendidikan Agama Islam.

2. SD Unggulan atau Sekolah Nasional Plus


Sekolah ini menyelenggarakan pendidikan umum dengan keunggulan yang merupakan kelebihannya
dari SD biasa.
3. Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB)
Untuk anak-anak yang memerlukan pelayanan khusus atau yang mempunyai kelainan,UU No.20/2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 32 mempersyaratkan diselenggarakan pendidikan khusus dan layanan pendidikan khusus.
4. Sekolah Dasar Inklusi
Jika di SDLB berkumpul anak-anak dari berbagai kelainan, maka di SD Inklusi berbaur anak biasa (normal)
dengan anak luar biasa.

5. Program Paket A
Program Paket A merupakan program pendidikan nonformal setara SD/MI yang diperuntukkan bagi para peserta
didik yang berusia 15-44 tahun.

6. Sekolah Rumah
Sesuai dengan namanya, Sekolah Rumah atau lebih terkenal dengan sebutan home schooling, adalah
sekolah yang diselenggarakan di rumah.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai