Anda di halaman 1dari 10

METODE PENGEMBANGAN

MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA


Paud4102
Membahas Modul 2
Kecerdasan moral menurut ahli

Disusun Oleh Kelompok 2 :


1. Ulfa Kusuma Wardani (857957918)
2. Ardea Kusuma Wardani (857956274)
3. Ega Septi Geriyanna (857960385)
4. Salsa Nuranisa (857955907)
KB 1
TEORI KECERDASAN MORAL MENURUT LICKONA

Pendidikan moral melalui pengembangan kepribadian merupakan suatu proses pendidikan yang
memerlukan dukungan dari berbagai unsur antara lain institusi keluarga, sekolah ataupun lingkungan
masyarakat. Mengingat begitu pentingnya pendidikan moral maka dari itu semua unsur tersebut dapat
memberikan kontribusi signifikan dan tidak mengandalkan satu sama lain terutama keluarga karna anak dapat
mengenal dunia untuk pertama kali dari lingkungan keluarga. Pendidikan naak usia dini dalam kapasitas
pendidikan moral dan karakter manusia sangat terpengaruh oleh pola asuh orangtua dan lingkungan keluarga.
Melalui pendidikan moral umat manusia akan mampu membangun peradapan yang dilandasi oleh keluhuran
nili-nilai kemanusiaan dan moralitas yang tinggi. Masa depan suatu bangsa tergantung dar pembentukan
moralitas manusianya.
Menurut Lickona dkk (2007) terdapat 11 prinsip agar pendidikan karakter dapat berjalan efektif
yaitu :
1.Kembangan nilai-nilai etika dan nilai kinerja sebagai fondasi yang baik
2.Definisikan nilai karakter secara komprehensif
3.Gunakan pendekatan yang komprehensif, disengaja dan proaktif.
4.Ciptakan komnitas sekolah yang penuh perhatian.
5.Beri siswa kesempatan untuk melalukan tindakan moral.
6.Buat kurikulum akademis yang bermakna.
7.Usahakan mendorong motivasi diri anak.
8.Libatkan staf sekolah sebagai komunitas.
9.Tumbuhkan kebersamaan dalam kemimpinan moral.
10.Libatkan keluarga dan anggota masyarakat.
11.Evaluasi karaker sekolah sejauh mana peserta didik memanifestasikan karakter yang baik.
Pendidikan karakter yang efektif harus menyertakan usaha untuk menilai kemajuan. Terdapat tiga hal
penting yang perlu mendapat perhatian yaitu :

2. Pertumbuhan staf sekolah 3. Karakter anak : sejauh


1. Karakter sekolah ; sebagai pendidik karakter : mana peserta didik
sampai sejauh mana sekolah sampai sejauh mana memanifestasikan
menjadi komunitas yang mengembangkan pngembangan pemahaman, komitmen, dan
lebih peduli dan saling tentang apa yang dapat tindakan atas nilai-nilai
menghargai. mereka lakukan. etis inti.

Sebagai pembanding, menurut Marvin Berkowins (1998) pendidikan Indonesia saat ini lebih mengedepankan
penguasaan aspek keilmuan, kecerdasan, dan mengabaikan pendidikan karakter. Penddikan seharusnya mampu
menghadirkan generasi yang berkarakter kuat karena manusia sesungguhnya dapat dididik. Manusia adalah animal
seducandum artinya manusia adalah binatang yang harus dan dapat dididik dengan tepat. Aristoteles mengatakan
sebuah masyarakat yang budayanya tidak memperhatikan pentingnya mendidik good habits (melakukan kebiasaan
berbuat baik) akan menjadi masyarakat yang terbiasa dengan hal buruk. Perilaku yang tampak dalam aktivitas
sehari-hari dari seorang akan membentuk kepribadian dan pada akhirnya menjad karakter manusia. Itu semua
sangat membutuhkan proses pembiasaan yang positif agar melembaga dlam kepribadiannya yaitu sifat, perilaku,
kepribadian dan karakter yang baik pula. Penciptaan lingkungan yang mendidik kondusif, dan positif tentunya
menjadi persyaratan yang ideal agar mampu memberi pengaruh dalam pembentukan dan pendidikan karakter serta
moralitas anak manusia.
A. PERANAN GURU DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN MORAL BERDASARKAN TEORI LICKONA.

Kita adalah praktisi pendidikan yang hidup di era globalisasi serta modernisasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sebagai guru di tingktan masa anak usia dini, secara prinsip kita memiliki peluang, peranan, sekaligus tantangan yang luar
biasa dalam kondisi zaman yang seperti ini. Peran dan kedudukan guru dalam meningkatan kecerdasan moral anak dapat
berbentuk sebagai model, programmer, dan motivator yang baik. Menurut Lickona perilaku moran, karakter dan
kepribadian manusia berwujud pada perbuatan manusia sehari-hari. Agar anak usia dini dapat brperilaku yang baik,
dibutuhkan standart model perilaku yang langsung mereka amati dan tiru. Orang terdekat dalam kehidupan mereka
tentunya selain ayah dan bunda yaitu guru.
Menurut K. Given (2007) mengatakan bahwa antusias guru pada saat mengajar akan menular kepada peserta didik.
Hal ini memiliki makna bahwa salah satu peranan guru dalam proses pendidikan adalah motivator anak dalam belajar.
Menurut Freud , kegagalan penanaman kepribadian yang baik pada anak usia dini akan mebentuk pribadi yang bermasalah
di masa dewasanya kelak. Kesuksesan orangtua membimbing anaknya dalam mengatasi konflik kepribadian pada anak usia
dini sangat menentukan kesuksesan anak dalam kehidupan social di masa dewasanya kelak.
Menurut Lickona seorang professor pendidikan dari Cortland University mengungkapkan ada 10 tanda zaman yang
harus diwaspadai antara lain :
1. Meningkatnya kekerasan di kalangan remaja.
2. Penggunaan Bahasa dan kata-kata yang memburuk.
3. Pengaruh peer-group yang kuat dalam tindak kekerasan.
4. Meningkatkan perilaku merusak diri seperti pemakaian narkoba, alcohol, dn seks bebas.
5. Semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk.
6. Menurunnya etos kerja.
7. Semakin menurunnya rasa hormat kepada orangtua dan guru.
8. Rendahnya rasa tanggungjawab individu dan warga Negara.
9. Membudayanya ketidakjujuran.
10.Adanya rasa saling curiga dan kebencian diantara sesama.
BERIKUT PERANAN GURU PENDIDIKAN BAGI ANAK USIA DINI DALAM
MNINGKATKAN KECERDASAN MORAL :

3
2 Sebagai pelatih

1
Sebagai Model
( dipercaya ucapanya dan
Sebagai Pembimbing
Guru sebagai orang yang
Guru berperan sebagai
pelatih dalam kaitanya
ditiru perbuatanya) atau memberikan arah, memandu, dengan Lathan pembiasaan
figure yang harus dpat dan mendampingi dalam perilaku dan perbuatan
dipercaya dan baik berperilaku berlandaskan positif dengan sifat sabar
perilakunya. moral yang tinggi. dan konsisten.

4 5
Sebagai Motivator Sebagai Penilai
Guru harus selalu memotivasi Guru harus melakukan
anak dengan tampil dalam evaluasi terhadap peserta
kondisi semangat, penuh didik agar moralitas dn
kegigihan, dan menjaga karakteristik anak bangsa
motivasi peserta didik dalam menjadi baik dan kuat.
proses pembelajaran tetap
baik.
KB 2
STRATEGI DAN METODE DALAM MENGEMBANGKAN
KECERDASAN MORAL ANAK TK MENURUT LICKONA

Pendidikan disekolah mngembangkan pendidikan iptek menjadi tugas guru disekolah yaitu mewujudkan
pendidikan yang lebih kondusif dan komprehensif, seluruh tujuan proses pembelajaran haruss diorientasikan
pada tatanan moral action agar peserta dididk tidak hanya berhenti pada kompetensi tapi sampai memiliki
kemampuan dan kebiasaan dalam mewujudkan nilai-nilai kehidupan sehari-hari. Moral action merupakan
puncak prestasi dar seseorang dalam mengembangkan moralitas dirinya.
Lickona (1991) menjelaskan bahwa untuk mendidik moral anak sampai pada tataran moral action
diperlukan 3 proses pembinaan yang berkelanjutan yaitu :
1.Proses moral knowing (pemahaman terhadap aturan moral)
2.Moral felling (perasaan terhadap adanya aturan moral yang ada)
3.Moral action ( perbuatan yang sesuai dengan aturan moral )
Pendidikan moral pada tahapan anak usia dini yang
berkaitan erat dengan pengembangan aspek kecerasan yang
harus dilakukan secara berkelanjutan, mulai dari proses moral
knowing, moral felling, hingga moral action. Hal itu disebabkan
pendidikan memiliki peran yang strategis dalam mendukung dan
bahkan mempercepat pembentukan masyarakat beradap, memiliki
kemampuan, keterampilan, etos, dan motivasi untuk
berpartisipasi aktif secara jujur dalam masyarakat.
BERIKUT EMPAT KECERDASAN YANG MEMBERIKAN
KONTRIBUSI DALAM PEMBENTUKAN PERILAKU DAN
MORALITAS MANUSIA :

Kecerdasan Emosional
Yaitu berupa kemampuan mengendalikan emosi, menghargai dan mengerti
perasaan orang lain, serta mampu bekerja dengan orang lain.

1
Kecerdasan Social
2 Yaitu memiliki kemampuan berkomunikasi, senang menolong, berteman,
bekerjasama, dan senang berbuat untuk menyenangkan orang lain.

Kecerdasan Spiritual
Yaitu memiliki kemampuan iman yang tangguh, merasa selalu diawasi Allah,
3 gemar berbuat baik tanpa pamrih, disiplin beribadah, sabar, ikhtiar, jujur, dan
pandai bersyukur atau berterimakasih.

Kecerdasan Kinestetik
Yaitu memiliki kemampuan menciptakan kepedulian terhadap dirinya, dengan
4 menjaga kesehatan jasmani, tumbuh dari rizki yang halal, mudah terenyuh
untuk melakukan perbuatan menolong sesama, terbiasa melakukan hal-hal yang
baik.
METODE DAN PENDEKATAN MORAL YANG DIKEMBANGKAN OLEH SBB (SEMAI BENIH
BANGSA) YANG DIDASARI OLEH BEBERAPA PENDAPAT AHLI DIANTARANYA LICKONA
DAN S. FREUD

A.METODE PERTAMA
Metode pembelajaran dengan pendekatan Heart Start dikembangkan oleh Indonesia Heritage
Foundation, yaitu memberikan pendidikan karakter secara sistematis selama 20 menit setiap pagi hari
dengan menanamkan 9 pilar karakter. Hal tersebut diwujudkan dalam nilai nilai luhur universal berikut :
1.Cinta Tuhan dan segenap Ciptaan-Nya.
2.Tanggung jawab, kedisiplinan, dan kemandirian.
3.Kejujuran atau amanah dan arif.
4.Hormat dan santun.
5.Dermawan, suka menolong, dan gotong royong atau kerjasama.
6.Percaya diri, kreatf, dan pekerja keras.
7.Kepemimpinan dan keadilan.
8.Baik dan rendah hati.
9.Toleransi, kedamaian, dan kesatuan.

Pilar karakter ini dilengkapi dengan K4 yang diterapkan selama dua minggu secara bergaian yaitu :
10.Kebersihan
11.Kerapian
12.Keamanan
13.Kesehatan
B. METODE KEDUA
Metode yang kedua adalah mengintegrasikan proses pendidikan pilar-pilar karakter dalam sentra-
sentra sebagai berikut :
1.Imajinasi : kegiatan berfantasidan berimajinasi untuk merangsang kreativitas.
2.Rancang bangun : kegiatan bereksplorasi, dan berkerja dengan balok-balok kayu serta kegiatan
pertukangan.
3.Seni kreasi : berkaitan dengan motoric halus dan motoric kasar anak dengan kegiatan yang menyentuh
cipta, rasa dan karsa.
4.Eksplorasi : anak- anak ditenggelamkan dalam keasyikan bekerja, bereksplorasi, dan bereksperimen
dengan laboratorium alam yang dapat membantu pembentukan jiwa yang penuh kepedulian, kekaguman,
cinta, dan kasih sayang.
5.Kebun, Ikan , Dan Ternak : dalat menenggelamkan anak dalam keasyikan bekerja, bereksplorasi, dan
berhubungan dengan tanaman, binatang ternak dan ikan dengan belajar mengenal proses merawat
tanaman dan memberi pakan ternak serta ikan.
6.Persiapan : tempat untuk mempersiapkan anak masuk ke jenjang peendidikan formal di SD depngan
mngenalkan huruf dan angka secara patut.
7.Keimanan dan Ketaqwaan : berkaitan dengan aspek perkembangan moral spiritual dan sesuai dengan
pilar karakter Cinta Allah dan kebenaran yang meyakini mencintai, dan patuh kepada Allah SWT.
Keterlibatan orangtua dalam menyelenggarakan pendidikan adalah suatu keniscayaan. Sebagai upaya
kerjasama dengan phak orangtua perlu juga diaadakan program co-parenting dalam rangka penerapan
pendidikan karakter dirumah. Program co-parenting dapat berwujud system piket bergilir, yaitu setiap hari
ada dua orangtua murid yang membantu dikelas sehingga para orangtua akan belajar bagaimana mendidik dan
membangun karakter anak, atau program lain yang disesuaikan dengan kondisi disekolah masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai