Anda di halaman 1dari 101

Farmakoterapi Pada

Gangguan Kejiwaan

Dr. apt. Alexxander M.Sc


RSJD Sambang Lihum
STIKES ISFI Banjarmasin
Profil
 Nama : Dr. Apt. Alexxander M.Sc
 Tempat/Tgl Lahir : Karanganyar, 19 April 1981
 Status /Agama : Menikah / Islam
 Alamat : Jl. HKSN Komplek AMD Permai BLOK 22 A
No 448.
Banjarmasin
 HP : 081348428286
 Hobi : Membaca Buku, Nonton Film,
Memancing,
Internet Marketing
 Pendidikan :
SDN III Banjaratma, Brebes – Lulus
1993
SMPN II Brebes – Lulus 1996
SMUN 4 Surakarta - Lulus 1999
S-1 Fakultas Farmasi UGM – Lulus 2003
Apoteker Farmasi UGM – Lulus 2004
Profil

 Pengalaman Pekerjaan
Pendiri dan Pengurus Cis-Trans Event Organizer Tahun 2001
Pendiri dan Pengurus Home Industry CV. Phalerindo Farma Tahun 2003
Staff Cancer Research Group Farmasi UGM Tahun 2003
Medical Representative PT. KALBE FARMA
Officer Marketing PT. KONIMEX 2004-2009
Instalasi Farmasi RSJD Sambang Lihum 2009 – Sekarang
Pendiri Hypnotheta 2010 – Sekarang
Dosen STIKES ISFI Banjarmasin - sekarang
Certified Education In Communication Skill

 Certified Conversational Hypnosis


 Certified Ericksonian Co-operative Hypnotherapy
 Certified Tarot Psycology and Grafology
 Certified Spiritual Transpersonal Psychotherapy Integrated Healing
 Certified Spiritual Emotional Freedom Technique
 Certified Ngemat – Quantum Modelling
 Certified Jessica Method
 Certified Indonesian Board of Hypnotherapy
 Certified Counselor for Alcohol and Drug Abuse
 Certified Javanese Esoterism
Zat Psikoaktif
 Zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan mengubah
kesadaran atau keadaan mental.
Psikotropika

 Zat/obat, alamiah/sintetis bukan narkotika


 Berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat
 Menyebabkan perubahan khas terhadap
aktifitas mental dan perilaku
 Bersifat lipofilik  masuk sawar darah otak
Psikofarmakoterapi

 Beberapa contoh psikotropika yang digunakan pada


psikofarmakoterapi antara lain :
1. Antipsikosis (antipsychotic, major tranqulizer)
2. Antidepresan
3. Antiansietas (anxiolytic, minor tranquilizer)  termasuk
juga : anti-insomnia
4. Mood stabilizer (antimania)
5. Cognitive enhancer
Prinsip Psikofarmakoterapi

 Individual tailored
 Stepwise
 Monitoring
 Rational management
Penggunaan
Psikofarmakoterapi yang
Rasional
 Dapat meredam gejala target
 Memberi peluang untuk integrasi bio-psiko-sosial
 Pemulihan dari keadaan sakit
Penggunaan pada Kehamilan

Kelompok Obat Kategori Kemungkinan


Risiko efek
Ansiolitik Benzodiazepin D Floppy baby,
withdrawal, bibir
sumbing
Hypnotic X Gangguan
benzodiazepine pertumbuhan
intrauterin
Buspirone C Belum diketahui
Antidepresan Trisiklik C/D Fetal takikardi,
withdrawal,
antikolinergik,
retensi urine,
obstruksi usus
MAOI C Malformasi fetal,
hipertensi
SSRI B Komplikasi
perinatal
Penggunaan pada Kehamilan
Kelompok Obat Katego Kemungkinan
ri efek
Risiko
Antipsikosis Tipikal C Anomali, fetal
jaundice,
antikolinergik
Clozapine/ B/C Belum diketahui
Risperidone

Mood stabilizer Lithium D Efek perilaku

valproate D Defek neural tube

carbamazepine C Defek neural tube,


anomali minor
Psikosis

 Gangguan mental yang ditandai dengan gejala seperti keyakinan


palsu yang tetap (delusi, seperti keyakinan bahwa seseorang
sedang) diracuni oleh tetangga yang menyalurkan gas melalui
dinding)
 Halusinasi
 Pikiran yang tidak teratur (ucapan yang tidak logis dan tidak
koheren, neologisme, dan dibuat-buat)
 Asosiasi dentang (kata berirama), kalimat tidak masuk akal
 Pengulangan kata-kata yang diucapkan,
 Perilaku motorik abnormal (aneh)
Antipsikosis
Antipsikotik atau neuroleptik adalah obat psikotropika yang bekerja
mengatasi gejala – gejala gangguan psikotik.
Penggolongan Antipsikosis

• antipsikosis tipikal, generasi


Dopamine pertama
• ex : Chlorpromazine,
Antagonist Haloperidol, Trifluoperazine

• antipsikosis atipikal, generasi


Serotonin kedua
Dopamine • ex : Risperidone, olanzapine,
clozapine, aripiprazole
Antagonist
Penggolongan Antipsikosis

• Antipsikosis potensi rendah


Dosis efektif • Ex : Chlorpromazine,
Quetiapine, Clozapine
tinggi

• Antipsikosis potensi tinggi


Dosis efektif • Ex : risperidone, haloperidol,
trifluoperazine
rendah
Pedoman Penggunaan
Antipsikosis
 Tentukan gejala target yang akan dihilangkan
 Gunakan antipsikosis yang pernah digunakan dan
berhasil dengan baik
 Usahakan monoterapi
 Terapi maintenance dengan dosis terendah yang
masih efektif
 Penggantian obat hanya dilakukan setelah satu jenis
obat digunakan selama 1 bulan
Lama Pemberian Antipsikosis

 Serangan akut pertama kali  terapi rumatan 1-2


tahun setelah remisi
 Serangan sindrom psikosis multipel (ada
kekambuhan)  maintenance sedikitnya 5 tahun s/d
seumur hidup
 Dipertahankan selama 3 bulan sampai 1 tahun setelah
semua gejala psikosis mereda sama sekali
 Khusus psikosis reaktif singkat  penurunan dosis
bertahap setelah hilangnya gejala dalam kurun 2
minggu - 2 bulan
Pengaturan Dosis Antipsikosis
 Onset efek klinis : 2-4 minggu,
onset efek samping : 2-6 jam
 Waktu paruh : 12-24 jam  pemberian obat 1-2 kali per
hari
 Dosis pagi dan malam dapat berbeda untuk mengurangi
efek samping  dosis pagi kecil, dosis malam lebih besar
Pengaturan Dosis Antipsikosis

Dosis
maintenance 6
bulan -2 tahun
Dosis efektif s/d lalu tappering off
dosis optimal (8-12
minggu)

Dosis awal = dosis anjuran


dinaikkan setiap 2-3 hari dalam
2 minggu
Dosis Antipsikosis
Nama Obat Dosis Anjuran
Chlorpromazine 100 – 400 mg / hari
Haloperidol 5 – 20 mg / hari
Trifluoperazine 5 – 15 mg / hari
Risperidone 2 – 8 mg / hari
Quetiapine 200 – 800 mg / hari
Clozapine 150 – 450 mg / hari
Aripiprazole 10 – 30 mg / hari
Olanzapine 10 – 20 mg / hari
Farmakokinetik Antipsikosis

 Metabolisme dipengaruhi pemakaian enzyme inducer seperti


carbamazepine, phenytoin, ethambutol, & barbiturat 
memerlukan dosis antipsikosis lebih tinggi
 SSRI, antidepresan trisiklik & betablocker akan menghambat
ekskresi antipsikosis  penyesuaian dosis antipsikosis
 Kondisi stres, hipoalbumin, malnutrisi , gagal ginjal, gagal
hati  memengaruhi ikatan protein terhadap antipsikosis
Farmakodinamik Antipsikosis
 Hambatan dopaminergik sistem nigrostriatal  gangguan
motorik (EPS)
 Hambatan dopaminergik sistem mesolimbokortikal 
gangguan fungsi kognitif
 Hambatan dopaminergik sistem tuberoinfundibuler 
gangguan endokrin, sindroma metabolik dan disfungsi
seksual
 Efek kardiovaskular  hipotensi ortostatik, gangguan irama
jantung, sudden explained death
 Efek otonomik : mulut kering, konstipasi, kesulitan miksi,
mata kabur
Profil Efek Samping
Antipsikosis
Nama obat EPS Peningkata Pertambah Pemanjang
(per oral) n prolaktin an berat an QT
badan interval

Haloperidol ++++ +++ + 0

Clozapine 0 0 +++ 0

Risperidone + ++++ ++ +

Olanzapine 0 0 ++++ 0

Quetiapine 0 0 ++ 0

Aripiprazole 0 0 0 0
Obat untuk Penanganan Efek
Samping Antipsikosis
Nama Obat Dosis Waktu Target Efek
(mg/hari) Paruh Samping
Eliminasi
(jam)
Trihexyphenidil 1 - 15 4 Akatisia, distonia,
parkinsonisme

Propranolol 30 - 90 3-4 Akatisia

Lorazepam 1-6 12 Akatisia

Difenhidramin 25-50 4-8 Akatisia, distonia,


parkinsonisme

Sulfas atropine 0,5 – 0,75 12 - 24 Distonia akut


STUDI KASUS 1
KOMUNIKASI APOTEKER - DOKTER
 Ny . HSN 40 tahun dengan skizofrenia kronis mengeluh bahwa dalam
enam bulan terakhir dia mengalami kenaikan berat badan 6 kg. Dia juga
khawatir bahwa kadar glukosa darahnya cenderung tinggi meskipun
mengikuti rekomendasi medis mengenai diet kalori dan juga dosis anti
diabetik oral, bahkan terkadang sering lemas disertai keringat dingin.
Tekanan darah dalam 3 bulan terakhir juga selalu menunjukkan angka
yang tinggi yaitu 145/100 meski tidak ada riwayat hipertensi sebelumnya.

Ny. HSN sudah didiagnosis sizoprenia sejak 11 tahun yang lalu dan
antipsikosis yang diterimanya pertama kali adalah Trifluoperazin, akan
tetapi sejak 10 tahun lalu beralih ke Olanzapin hal ini disebabkan efek
ekstrapiramidal yang tidak bisa ditolerir oleh pasien.

 Riwayat keluarga/sosial: tinggal bersama anak bungsunya, suami sudah


meninggal
Obat yang dikonsumsi

 Olanzapine 15 mg setiap hari


 Simvastatin 10 mg setiap hari
 Amlodipine 5 mg setiap hari
 Triheksiphenidyl 4 mg tiap hari.
 Glibenclamide 5 mg tiap hari
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Lab
 Umum : perkembangan fisik baik, cukup gizi
 Tanda vital: BP 145/100; HR 80, RR 20, T 37oC, BB
70 kg, TB 150
 HEENT (Head, eyes, ear, nose, throat) : normal
 Pembuluh darah: normal
 Dada : auskultasi dan perkusi jernih
 Abdomen: lunak, tidak ada massa atau organ yang
membesar
lanjutan

 Genitourinaria: normal
 Rektal : normal
 Anggota badan: normal
 Syaraf : normal, syaraf cranial utuh, refleks tendon normal

Hasil pemeriksaan biokimia darahnya menunjukkan

• Glukosa darah puasa = 8mmol / L (4 - 7mmol / L)


• HbA1c = 75 mmol / mol (48-59mmol / mol)
• LDL = 120 mg/dL, Kolesterol Total = 210
• Berat Badan = 70 kg
• Tinggi Badan = 150 cm
Daftar problem Medik ?

 Skizofrenia
 Diabetes Tipe II
 Hipertensi stage I
 Obesitas
 Hiperlipidemia
Depresi
Depresi adalah gangguan suasana hati yang
menyebabkan perasaan sedih dan kehilangan minat
yang terus-menerus.
Faktor resiko

 Genetik, kepribadian, dan faktor lingkungan.


Seseorang yang memiliki kepribadian rendah diri dan pesimis
lebih cenderung mudah terkena stres dan depresi.
Faktor lingkungan juga sangat mempengaruhi seseorang.
Lingkungan yang terus menerus ‘menyerang’ secara fisik dan
psikis, perasaan diabaikan, dan kemiskinan adalah beberapa
faktor yang bisa memicu depresi.
Antidepresan
Antidepresan
Golongan Contoh obat
Norepinephrine reuptake
inhibitors Amitriptilin, clomipramine,
Trisiklik imipramin
Tetrasiklik Maproptiline, mianserin
SSRI Fluoxetine, sertraline,
paroxetine, escitalopram,
fluvoxamine
RIMA Moclobemide

SNRI Venlafaksin, duloksetin

Melatonergic Agomelatine

Atypical Trazodone, mirtazapine


Indikasi Penggunaan
Antidepresan
 Gangguan panik
 Gangguan obsesif kompulsif (clomipramine)
 Sindroma kelelahan kronik
 Enuresis (imipramin)
 Gangguan cemas menyeluruh
 Fobia sosial
 Bulimia nervosa
 Gangguan disforik premenstrual (sertralin)
Anxiety Disorders
 Kecemasan terkait dengan rasa takut dan bermanifestasi sebagai
keadaan suasana hati berorientasi masa depan yang terdiri dari
sistem respons kognitif, afektif, fisiologis, dan perilaku yang
kompleks yang terkait dengan persiapan untuk peristiwa atau
keadaan yang diantisipasi yang dianggap mengancam.
Antiansietas
Penggolongan Antiansietas

 Derivat Benzodiazepine
 alprazolam
 clobazam
 lorazepam
 estazolam
 Derivat Gliserol / carbamat  meprobamate
 Derivat Barbiturat
 Antihistamin  hidroxyzines
 Benzamide  sulpiride
 Non-benzodiazepine lainnya  buspiron, zolpidem
Indikasi Antiansietas

 Sedasi (antiansietas)
 Hipnosi (antiinsomnia)
 Relaksan otot
 Amnestik
 Antiepileptik
Mekanisme Kerja Antiansietas

 Mengikat reseptor GABA


 Mengaktivasi GABA  ion chloride masuk
ke dalam sel  hiperpolarisasi neuron 
menghambat pelepasan transmisi neuronal
(inhibisi)
Aplikasi Praktik Klinis
Psikofarmakoterapi
Delirium

 Penurunan aktivitas asetilkolin di formatio


retikularis (area perhatian, kewaspadaan dan
keterjagaan)
 Terdapat pula pelepasan dopamin berlebihan
dan disregulasi serotonin
 Onset akut, fluktuatif & reversibel  terdapat
“lucid interval”
 Seringkali didahului prodromal : kegelisahan,
cemas, iritabel, gangguan tidur
Delirium

Trias gejala
• Kesadaran berkabut
• Disorientasi
(harus ada
etiologi organik) • Fluktuasi gejala

• Gangguan atensi
• Gangguan psikomotor
• Halusinasi visual >>>
Gejala lain • Gangguan emosi
• Gangguan siklus tidur bangun
• Kekacauan arus dan isi pikir
Psikofarmakoterapi Delirium
 Kondisi sangat agitatif  injeksi haloperidol 2-5
mg IM/IV dapat diulang setiap 30 menit (maksimal
20 mg/hari)
 Bila injeksi haloperidol IV  harus dipantau dengan
EKG  waspadai pemanjangan interval QT dan
disritmia jantung
 Per oral dapat diberikan haloperidol 2 x 0,5 mg
 Bila kurang respon dengan haloperidol, bisa
diberikan lorazepam tablet 1-2 mg per oral 
alasan : lorazepam tidak mempunyai metabolit aktif
Demensia
 Kronis progresif (kecuali tipe vaskular  onset
akut)
 Tipe Alzheimer 50%-60% ; tipe vaskular 20%-
30%
 Gejala dini : kesulitan mempelajari informasi
baru dan mudah lupa terhadap kejadian yang
baru dialami
 Gejala penurunan daya ingat bersifat konstan
minimal 6 bulan (kecuali tipe vaskular)
 Kesadaran normal, jernih
Gejala Demensia
Gangguan perilaku :
Gangguan fungsi wandering, agitatif, Gangguan emosi :
kognitif multipel agresif, waham
curiga/cemburu, Acapkali sebagai
daya ingat, daya
menyumpahi orang, prodromal 
pikir, daya nilai, perilaku tidak senonoh, depresi, kecemasan,
abstraksi, berbahasa, perilaku seksual labilitas emosi
visuospasial menyimpang, hoarding,
shadowing
Psikofarmakoterapi Demensia
 Menghambat kemunduran kognitif

1. Choline esterase inhibitor : Donopezil 5-10 mg


per oral / hari dosis tunggal

2. Rivastigmin 2 x 1,5 mg per oral / hari selama 2


minggu  dosis maksimal 2 x 6 mg per oral / hari

 pada demensia ringan dan sedang, tidak


untuk demensia berat
Psikofarmakoterapi Demensia
 Mengatasi masalah perilaku
1. Haloperidol 0,5-1 mg per oral / hari dalam dosis terbagi
2. Risperidone 0,5-1 mg per oral / hari dalam dosis terbagi
3. Olanzapine 5 mg per oral / hari dosis tunggal
4. Quetiapine 50-400 mg per oral / hari dalam dosis terbagi
5. Lorazepam 0,5-2 mg per oral / hari dalam dosis terbagi
6. Clobazam 10-15 mg per oral / hari dalam dosis terbagi
Psikofarmakoterapi Demensia
 Mengatasi depresi
1. Sertraline 25 mg per oral / hari dosis tunggal
2. Escitalopram 5-10 mg per oral / hari dosis tunggal
3. Amitriptyline 10-75 mg per oral / hari dalam dosis
terbagi
4. Maprotiline 10-75 mg per oral / hari dalam dosis
terbagi
Intoksikasi Psikostimulan
 Takikardi
 Dilatasi pupil
 Peningkatan tekanan darah
 Hiperhidrosis / kedinginan
 Mual muntah
 Agitasi atau retardasi motorik
 Nyeri dada , aritmia
 Kebingungan
 Kejang
Psikofarmakoterapi
Intoksikasi Psikostimulan
 Antipsikosis
 Haloperidol 2-5 mg per kali pemberian (2-3 kali sehari)
 Klorpromazin 1 mg/kgBB peroral setiap 4-6 jam  juga
digunakan untuk mencegah peningkatan suhu tubuh
 Ansiolitik
 diazepam 3 x 5 mg
 klordiazepoksid 3 x 25 mg
 lorazepam 2-3 x 2 mg
Putus Zat Psikostimulansia
 Fatigue
 Mimpi buruk
 Halusinasi
 Insomnia / hipersomnia
 Nafsu makan meningkat
 Retardasi atau agitasi motorik
 Mood disforik-depresif
Psikofarmakoterapi
Putus Zat Psikostimulansia
 Antipsikosis
 Haloperidol 3 x 1,5-5 mg
 Risperidon 2 x 1,5 – 3 mg
 Antiansietas
 alprazolam 2 x 0,25-0,5 mg
 diazepam 3 x 5-10 mg
 clobazam 2 x 10 mg
 Antidepresan  SSRI / trisiklik / tetrasiklik
Skizofrenia

Gangguan psikotik yang ditandai dengan halusinasi, delusi,


gangguan dalam pikiran, persepsi, dan perilaku.
Skizofrenia

Gejala
positif

Gejala Gejala
agresif negatif

Gejala Gejala
afektif kognitif
Skizofrenia

Gangguan Gangguan isi Gangguan


proses pikir pikir persepsi
• Asosiasi longgar • Pikiran tidak • Halusinasi
• Inkoherensi memadai (ide • Ilusi
• Terhambat aneh) • Depersonalisasi
• Intrusif berlebihan • Waham : kejar,
• Derealisasi
• Neologisme curiga, kebesaran,
• rujukan, siar pikir,
Asosiasi bunyi sisip pikir, dsb
Skizofrenia
Gangguan Gangguan Gangguan
Perilaku Motivasi Kognitif
• Agresivitas • Penurunan kemauan • Gangguan atensi
• Posturing • Ketiadaan inisiatif • Problem solving
• Grimace • Kehilangan kehendak memburuk
• Ekopraksia • hipoaktivitas • Gangguan memori
• Ekolalia kerja
• Otomatisme perintah • Gangguan fungsi
• Mannerisme eksekutif
• Stereotipi
• Perlaku seksual yang
tidak pantas
Psikofarmakoterapi Skizofrenia

Fase Fase
Fase akut
stabilisasi rumatan
Fase Akut Skizofrenia

Persuasi dan fiksasi


mekanik

Injeksi antipsikosis

Pemberian obat oral 


ditentukan oleh pengalaman
terapi sebelumnya
Obat Injeksi Fase Akut Skizofrenia

 Olanzapine (Zyprexa) 10 mg / injeksi, IM, dapat


diulang setiap 2 jam, dosis maksimal 30 mg / hari
 Aripiprazole (Abilify) 9,75 mg / injeksi, IM, dapat
diulang setiap 2 jam, dosis maksimal 29,25 mg / hari
 Haloperidol 5 mg / injeksi, IM, dapat diulang setiap 30
menit, dosis maksimal 20 mg / hari
 Diazepam (sebagai tambahan) 10 mg / injeksi, IM atau
IV pelan, dosis maksimal 30 mg / hari
Psikofarmakoterapi
Fase Stabilisasi Skizofrenia
 Mempertahankan remisi gejala / mengontrol /
meminimalisasi risiko atau konsekuensi kekambuhan
dan optimalkan fungsi dan proses recovery
 Dosis optimal dipertahankan 8-10 minggu
 Dapat diberikan antipsikotik long acting setiap 2-4
minggu
Psikofarmakoterapi
Fase Rumatan Skizofrenia

 Dosis diturunkan bertahap sampai diperoleh dosis


minimal yang masih mampu mencegah kekambuhan
 Serangan pertama  terapi rumatan 2 tahun
 Kronis atau ada kekambuhan  5 tahun s/d seumur
hidup
Gangguan Skizoafektif

Tipe
Depresi

Tipe
Tipe Manik
Campuran

Skizoafektif
Obat Injeksi Fase Akut Skizoafektif
tipe Manik / Campuran / Depresif
 Olanzapine (Zyprexa) 10 mg / injeksi, IM, dapat diulang setiap 2
jam, dosis maksimal 30 mg / hari
 Aripiprazole (Abilify) 9,75 mg / injeksi, IM, dapat diulang setiap 2
jam, dosis maksimal 29,25 mg / hari
 Haloperidol 5 mg / injeksi, IM, dapat diulang setiap 30 menit,
dosis maksimal 20 mg / hari
 Diazepam (sebagai tambahan) 10 mg / injeksi, IM atau IV pelan,
dosis maksimal 30 mg / hari
Obat Oral Fase Akut Skizoafektif
tipe Manik atau tipe Campuran
 Olanzapine 1 x 10-30 mg / hari atau Risperidone 2 x 1-3 mg / hari
atau Quetiapine 200-600 mg atau Aripiprazole 1 x 10-30 mg/hari
 Lithium carbonate 2 x 400 mg dinaikkan s/d 1200-1800 mg/hari
atau Divalproat 2 x 250 mg/hari atau Divalproat ER 1-2 x 500
mg/hari
 Lorazepam 3 x 1-2 mg/hari kalau perlu
 Haloperidol 5-20 mg/hari
 Kombinasi salah satu antipsikotik atipikal dengan
Lithium/Divalproat dan Lorazepam
Obat Oral Fase Akut
Skizoafektif tipe Depresif
 Lithium carbonate 2 x 400 mg dinaikkan s/d 1200-1800
mg/hari atau Divalproat ER 1 x 500-1000 mg/hari atau
Karbamazepin 300-800 mg/hari
 Antidepresan SSRI  fluoxetine 1 x 10-20 mg / hari
 Olanzapine 1 x 10-30 mg / hari atau Risperidone 2 x 1-3 mg /
hari atau Quetiapine 200-600 mg atau Aripiprazole 1 x 10-30
mg/hari
 Haloperidol 5-20 mg/hari
Psikofarmakoterapi Fase Lanjutan
Gangguan Skizoafektif
 Monoterapi :
 Lithium carbonate 900-1200 mg/hari
 Olanzapine 1 x 10 mg
 Quetiapine 300-600 mg/hari
 Risperidone 1-4 mg/hari
 Aripiprazole 10-20 mg / hari
 Kombinasi
 Clozapine 300-750 mg/hari  untuk pasien yang refrakter
 Antidepresan jangka panjang tidak dianjurkan karena dapat menginduksi
manik
Depresi Mayor (unipolar)

afek depresif

Sekurang-
kurangnya anhedonia
2 minggu
anergia
Gejala Penyerta Depresi

 Pseudodemensia
 Harga diri dan percaya diri berkurang
 Rasa bersalah dan tidak berguna
 Pesimistis
 Gagasan suicide / self-harm
 Gangguan tidur
 Gangguan nafsu makan
 Gangguan hasrat seksual
 Keluhan somatik
Gejala Psikotik pada Depresi
 Waham “mood congruent”
 dosa
 kemiskinan
 malapetaka
 nihilistik
 Halusinasi “mood congruent”
 menghina
 menuduh
 bau kotoran/busuk
 Retardasi motorik berat  stupor
Penatalaksanaan Depresi

Fase akut • Target remisi 2-6 minggu

Fase • Remisi dan pencegahan


lanjutan relaps

Fase • Cegah
rumatan rekurensi
Gangguan Afektif Bipolar

Episode
manik / Episode
hipoma Depresi
nik

Episode
Campuran
Gejala Mania
 Mood elasi / ekspansif / iritabel  1 minggu
 Grandiositas / percaya diri meningkat
 Berkurangnya kebutuhan tidur
 Bicara lebih banyak, lebih cepat
 Flight of ideas
 Distraktibilitas
 Hiperaktivitas (bertujuan) atau agitasi psikomotor
 Workaholic, shopaholic, hiperseksualitas, investasi yang kurang
perhitungan
Psikofarmakoterapi Bipolar dalam
Kondisi Agitasi Akut
 Injeksi
 Lini Pertama
 Aripiprazole injeksi IM 9,75 mg ; maksimum 29,25 mg/hari  3
kali injeksi sehari interval 2 jam
 Olanzapine injeksi IM 10 mg ; maksimum 30 mg/hari  interval
2 jam
 Lini Kedua
 Haloperidol injeksi IM 5 mg ; maksimum 15 mg/hari  ulangan
tiap 30 menit
 Diazepam injeksi IM 10 mg ; dosis 20-30 mg/hari  dapat
diberikan bersamaan dengan haloperidol tetapi jangan
dicampur dalam satu spuit
Psikofarmakoterapi Bipolar
Episode Mania Akut

 Oral
 Lini Pertama : lithium / divalproat / olanzapin / risperidon /
quetiapin (XR) / aripiprazol / kombinasi lithium / valproat dengan
salah satu antipsikotik tersebut
 Lini Kedua : karbamazepin / lithium + valproat / paliperidon
 Lini ketiga : haloperidol / chlorpromazine / (lithium/divalproat +
haloperidol) / lithium + karbamazepine / clozapine
 Tidak direkomendasikan : gabapentin / lamotrigine/ risperidon +
karbamazepin / olanzapin + karbamazepin
Psikofarmakoterapi Bipolar
Episode Depresi Akut
 Oral
 Lini Pertama : lithium / lamotrigin / quetiapin (XR) /
(lithium / valproat + SSRI) /olanzapin + SSRI / lithium +
divalproat
 Lini Kedua : quetiapin + SSRI / divalproat / lithium / valpro
+ lamotrigin
 Lini ketiga : karbamazepin / olanzapin / lithium +
karbamazepine
 Tidak direkomendasikan : gabapentin monoterapi,
aripiprazol monoterapi
Psikofarmakoterapi Bipolar
Rumatan Bipolar tipe I
 Oral
 Lini Pertama : lithium / lamotrigin / olanzapin / quetiapin (XR) /
(lithium/valproat + quetiapin) / long acting risperidone /
aripiprazol
 Lini Kedua : karbamazepin / lithium + valproat / lithium +
karbamazepin / (lithium/valproat + olanzapin) / lamotrigin +
lithium / lithium + risperidon / olanzapin + fluoksetin
 Lini ketiga : penambahan fenitoin / penambahan olanzapin /
penambahan omega 3 / penambahan topiramat
 Tidak direkomendasikan : gabapentin monoterapi, topiramat
monoterapi, antidepresan monoterapi
Psikofarmakoterapi Bipolar Tipe II
Depresi Akut

 Oral
 Lini Pertama : quetiapin
 Lini Kedua : lithium / lamotrigin / valproat /
(lithium/valproat + antidepresan) / lithium +
valproat / antipsikotik atipikal + antidepresan
 Lini ketiga : antidepresan monoterapi
Psikofarmakoterapi Rumatan
Gangguan Bipolar
 Oral
 Lini Pertama : lithium, lamotrigin
 Lini Kedua : valproat / (lithium/valproat/antipsikotik
atipikal + antidepresan) / kombinasi dua dari lithium,
lamotrigin, valproat atau antipsikotik atipikal
 Lini ketiga : karbamazepin, antipsikotik atipikal
 Tidak direkomendasikan : gabapentin
Gangguan Panik

 Serangan panik berulang (15-30 menit)


 Serangan bersifat spontan tak terduga
 Perasaan sangat ketakutan, kekhawatiran yang
berlebihan terhadap terjadinya malapetaka, takut
mati, takut menjadi gila
 Gejala otonomik sangat kuat, terutama sistem
kardiovaskular dan sistem pernafasan
 Disertai derealisasi dan depersonalisasi
 Terjadi “anticipatory anxiety”
 Bisa menjadi gejala sekunder dari depresi
Psikofarmakoterapi Gangguan
Panik
 Alprazolam dan Fluoxetine merupakan 2
obat yang telah disetujui FDA untuk
tatalaksana gangguan panik
 Dosis alprazolam : 2-4 mg per hari, peroral
 2 bulan s/d 2 tahun
 Dosis fluoxetine : 10-30 mg per hari,
peroral, pagi hari, sesudah makan
Gangguan Obsesif Kompulsif

 Harus disadari sebagai pikiran, bayangan, atau


impuls berasal dari diri sendiri
 Pikiran atau dorongan melakukan tindakan tersebut
tidak berhasil dilawan
 Perilaku kompulsif hanya memberi perasaan lega
yang sementara
 Jika tindakan kompulsi dilawan  kecemasan makin
memburuk
 Unplesantly repetitive
Psikofarmakoterapi
Gangguan Obsesif Kompulsif
Nama Obat Dosis
Clomipramine 50-250 mg / hari
Fluoxetine 20-80 mg / hari
Sertraline 50 – 200 mg / hari
Fluvoxamine 50 – 300 mg / hari
Psikofarmakoterapi
Gangguan Obsesif Kompulsif
 Hindari kenaikan dosis yang terlalu cepat  peningkatan angka
drop out akibat efek samping obat
 Jika terapi SSRI gagal :
 (+) panik  ganti dengan MAOI
 (+) depresi  lithium
 (+) waham  antipsikosis
 Jika masih tidak berespons + riwayat tentamen suicide : ECT
 Jika ECT gagal : kombinasi 2 SSRI atau kombinasi SSRI + ECT
+ terapi perilaku
Gangguan Cemas Menyeluruh
 Kronis
 Ditandai kekhawatiran yang berlebihan, sulit dikendalikan,
menetap, disertai gejala somatik dan psikik
 Free-floating anxiety
 Trias Cemas :
1. Ketegangan motorik
2. Kewaspadaan berlebihan & penangkapan berkurang
3. Hiperaktivitas otonomik
Psikofarmakoterapi
Gangguan Cemas Menyeluruh
 Lini Pertama
 escitalopram / sertralin / venlafaksin-XR
 Lini Kedua
 alprazolam / clobazam / lorazepam / diazepam /
buspiron / imipramin
 Lini Ketiga
 mirtazapin / adjunctive olanzapine / adjunctive
risperidone
Gangguan Pemusatan Perhatian &
Hiperaktivitas (ADHD)
 Syarat mutlak : berkurangnya perhatian dan
aktivitas berlebihan
 Gejala penyerta : tingkah laku impulsif
 Inatensi  tidak berhasil menyelesaikan
tugas, sering beralih kegiatan, mudah bosan,
sering tertarik pada kegiatan lain, sering
tampak tidak mendengarkan, dan sering
kehilangan perlengkapan sekolahnya
Gangguan Pemusatan Perhatian &
Hiperaktivitas (ADHD)
 Hiperaktivitas  gelisah, berlari-lari, melompat-
lompat, tidak bisa duduk tenang, banyak bicara
 Impulsif  kecerobohan dalam hubungan sosial,
kesembronoan dalam situasi berbahaya, mencampuri
urusan orang lain, mengganggu kegiatan orang lain,
terlalu cepat menjawab pertanyaan, tidak sabar
menunggu antrian/giliran
Psikofarmakoterapi
GPPH/ADHD
 Lini Pertama
 Metilfenidat HCL 0,3-0,7 mg/kgBB/hari diberikan 1 kali sehari pada pagi
hari
 Atomoxetine : 10-80 mg, 1-2 kali sehari
 Lini Kedua
 SSRI  fluoksetin 0,6 mg/kgBB
 Antidepresan trisiklik  amitriptilin 0,7-3 mg/kgBB/hari
 Antipsikotika atipikal  risperidon 0,02-0,05 mg/kgBB/ hari , 2 kali
sehari atau aripiprazol 0,2/kgBB/hari, 1 kali sehari
 Antipsikotika tipikal  haloperidol 0,025-0,075 mg/kgBB/hari (0,5-5
mg/hari)
 Antikonvulsan  karbamazepin 300-1000 mg/hari, asam valproat 250-
1500 mg/hari
Strategi terapi Non-farmakologi:

 Memperkuat dan mempertebal Keimanan kepada


Tuhan
 Program rehabilitasi : living skills, social skills,
basic education, work program, supported
housing
 Family Education
Farmakologi : menggunakan obat antipsikotik
 Psikoterapi : terapi tambahan, terutama jika
pasien sudah berespon thd obat
PSIKOTERAPI
Terapi Perilaku Kognitif (Cognitive Behavior Therapy/CBT)

 Mengubah kebiasaan tidak sehat dalam berpikir,


merasa dan berperilaku.
 Mengajarkan untuk mengidentifikasi dan menantang
pikiran yang tidak membantu yang mencegah mereka
mencapai tujuan dan hidup dengan cara yang
diinginkan.
 Terapi ini memberikan pemahaman tentang dampak
pemikiran, bersama dengan strategi self-help praktis.
 Terapis bekerja sama dengan klien, membangun cara
berpikir dan berperilaku baru, serta keterampilan yang
lebih baik dalam mengatasi masalah.
Kapan CBT bermanfaat?

 Gangguan kecemasan seperti gangguan kecemasan


umum, panik, fobia, atau kecemasan sosial
 Gangguan obsesif-kompulsif (OCD)
 Gangguan stres pasca-trauma
 Depresi
 Penyalahgunaan zat, seperti merokok, minum atau
menggunakan narkoba
 Gangguan pola makan
 Insomnia
 Masalah hubungan
Acceptance and Commitment
Therapy (ACT)
Klien didorong untuk menerima perasaan negatif dan
positif yang mungkin mereka alami. ACT dapat digunakan
untuk membantu mengobati:
 Ganguan Cemas
 Depresi
 OCD
 Psikosis
Terapi Keluarga

 Melibatkan keluarga klien dalam proses perawatan,


 memungkinkan seluruh struktur keluarga berubah menjadi lebih
mendukung klien dan pemulihan mereka.
 Membantu meningkatkan komunikasi dan menyelesaikan hubungan
yang bermasalah.
 Terapi keluarga telah terbukti efektif membantu mengobati:
Masalah hubungan
Masalah alkohol
Gangguan mood (suasana hati)
Masalah kesehatan mental lainnya
Hypnotherapy
 Mengakses bawah sadar klien untuk sebuah perubahan yang
diharapkan.
 Sesuai untuk klien dengan kemampuan kognitif yang masih
bagus
 Dibutuhkan kerjasama antara klien dan terapis
Hypnotherapy
Pharmacy Health Coaching
 Layanan yang diberikan oleh Farmasis dalam rangka
memberdayakan klien untuk sebuah perubahan perilaku
berkesinambungan
 Dibutuhkan kolaborasi antara farmasis dengan pasien, keluarga,
dan tenaga kesehatan lainnya
 Komunikasi efektif mutlak harus dikuasai
 Managemen Penyakit dan pengobatan
 Mampu memicu motivasi intrinsik pasien dalam mendukung
perubahan perilaku berkesinambungan
 Mencerdaskan dan memberdayakan pasien serta memunculkan
kesadaran dalam berpartisipasi pada pencapaian tujuan terapi
 Mengurangi beban biaya pengobatan dan meningkatkan
kualitas hidup
Pharmacy Health Coaching

Anda mungkin juga menyukai