Anda di halaman 1dari 19

Rheologi

Tim 5 (B)
1. Alan Ardeansyah (072211069)
2. Egi Emiliani (072211046)
3. Lety Agistinia (072211048)
4. Rifat Fadhlurrahman Akbar (072211062)
5. Yusril Izha Mahendra (072211012)
Rheologi berasal dari bahasa yunani :

Rheo : mengalir
Logos : ilmu

Rheologi adalah ilmu yang mempelajari sifat alir.


Menggambarkan aliran zat cair atau perubahan bentuk
(deformasi) zat di bawah tekanan.
Viskositas
Dalam rheologi, terdapat istilah viskositas. Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan
untuk mengalir. Makin tinggi viskositas, maka makin besar tahanannya.

Salah satu contohnya adalah air yang merupakan contoh dari cairan yang encer, dan kecap yang
merupakan cairan yang kental. Cairan yang memiliki viskositas (kekentalan) yang rendah akan lebih
mudah mengalir. Hal ini bisa dibuktikan dengan cara menuangkan air dan kecap tadi di atas lantai yang
permukaannya miring. Pasti air mengalir lebih cepat dari pada kecap.

Viskositas pada zat cair ini disebabkan oleh adanya gaya kohesi, yaitu gaya tarik menarik antara
molekul sejenis.
Hal-hal yang memengaruhi viskositas
1. Suhu
4. Berat molekul
Semakin tinggi suhu zat cair, maka semakin kurang kental zat
viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya,
cair tersebut. Dan sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat
laju aliran alkohol cepat, kekentalan alkohol rendah
gas, semakin kental zat gas tersebut. Karena pemanasan zat
sedangkan larutan minyak laju alirannya lambat,
cair menyebabkan molekul-molekulnya memperoleh energi.
viskositas juga tinggi. Viskositas akan naik jika ikatan
Molekul-molekul cairan bergerak sehingga gaya interaksi
rangkap semakin banyak. Karena dengan adanya solute
antar molekul melemah.
yang berat memberi beban yang berat pada cairan
2. Tekanan
sehingga menaikkan viskositas.
Viskositas cairan akan naik dengan naiknya tekanan,
5. Konsentrasi larutan
sedangkan viskositas gas tidak dipengaruhi oleh tekanan.
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan.
3. Penambahan bahan lain
Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki
a. Penambahan gula pasir meningkatkan viskositas air
viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan
b. Adanya bahan tambahan seperti bahan suspensi
menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap
menaikkan viskositas air
satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut,
c. Pada minyak & gliserin, penambahan air akan
gesekan antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya
menyebabkan viskositas turun.
semakin tinggi pula.
Penerapan Rheologi dalam bidang farmasi
1. Proses penuangan sediaan dari botol. Misalnya menuang sirup dari botolnya
2. Penekanan atau pemencetan sediaan dari suatu tube atau wadah lain yang dapat berubah bentuk. Misalnya
proses pemencetan salep dari tubenya
3. Penggosokan dan pengolesan bentuk produk di atas permukaan kulit atau ke dalam kulit. Misalnya proses
pengolesan krim di wajah
4. Pemompaan sediaan dan penyimpanan ke alat pengisian
5. Pelewatan dari suatu jarum suntik yang diproduksi oleh industri

Tipe Aliran
● Sistem Newton
● Sisten Non Newton
● Sistem Newton
Aliran newton adalah jenis aliran yang ideal. Pada umumnya, cairan yang bersifat ideal adalah pelarut,
campuran pelarut dan larutan sejati.
Pada cairan newton, hubungan antara shearing rate (kecepatan tekanan) dan shearing stress (besarnya
tekanan) adalah linear, dengan suatu tetapan yang dikenal dengan viskositas atau koefisien viskositas.

𝞰=

Di mana 𝞰 = viskositas
F’/A = gaya per satuan luas (shearing stress)
dv/dr = rate of shear
dv = perbedaan kecepatan antara dua bidang
dr = jarak antara dua bidang

- Fluiditas
adalah kebalikan dari viskositas
⦽ = 1/𝞰
- Viskositas kinematis
Dinyatakan dimana viskositas suatu cairan dibagi dengan kerapatan cairan tersebut

Viskositas kinematis =

Satuan viskositas kinematis yaitu stoke (s) dan centistokes (cs)


Contoh :
Dengan menggunakan viskositas oswald, diperoleh viskositas aseton 0,313 cp pada suhu 25 ⁰c. Kerapatan aseton pada suhu
25⁰c adalah 0,788 g/cm³. Berapakah viskositas kinematis dari aseton pada suhu 25 ⁰c?

Jawaban :
diketahui : 𝞰 = 0,313 cp
𝞺 = 0,788 g/cm³
ditanya : viskositas kinematis aseton ?
penyelesaian :
viskositas kinematis =

viskositas kinematis =

= 0,397 centistoke
● Sistem non newton
Pada tipe aliran non-newton ini adalah kebalikan dari aliran newton, di mana aliran ini dipengaruhi oleh adanya kecepatan
dan besarnya energi (tekanan) sehingga bisa mengalir. Bila tidak diberi tekanan, maka sediaan ini tidak akan mengalir.
Artinya untuk mengalir sediaan ini membutuhkan bantuan. Karena adanya tekanan (energi) maka viskositas dari sediaan
ini akan berubah. Sistem non newton dibagi dalam beberapa aliran :

- Aliran plastis
𝗨=

contoh :
suatu bahan plastis diketahui mempunyai yield value 2500 dyne . Pada shearing stress di atas yield value, F
ditemukan meningkat secara linear dengan meningkatnya G. Jika rate of shear 150 pada saat F 8000 dyne , hitung
U (viskositas plastis) dari sampel tertentu.
jawaban :
diketahui : f = 5200 dyne
F = 8000 dyne
G = 150
ditanya : U=…?
penyelesaian =
𝗨= = = 18,67 poise
- Aliran pseudoplastis - Aliran dilatan
a. viskositas menurun dengan meningkatnya rate of a. Merupakan kebalikan dari pseudoplastis
share (kecepatan tekanan) b. disebut sebagai sistem geser kental (shear-thickening
b. Terjadi pada molekul berantai panjang seperti system)
polimer-polimer c. Dimiliki oleh suspensi yang berkonsentrasi tinggi
c. meningkatkan shearing stress (besarnya tekanan) (>50%) dari partikel yang terdeflokuasi
menyebabkan keteraturan polimer d. Viskositas meningkat dengan bertambahnya rate of
d. kurva untuk aliran pseudoplastis dimulai dari titik shear
(0,0) , tidak ada harga yield e. Dalam pengeluarannya dari wadah membutuhkan
tekanan yang kuat.
Sistem pseudoplastis disebut pula sebagai sistem geser
encer (shear-thinning) karena dengan menaikkan contoh :
tekanan geser, viskositas menjadi turun. 1. Pada bedak calamin, pada saat di dalam botol yang
didiamkan, konsistensinya encer dan partikelnya
Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah kecap atau mengendap. Tetapi setelah adanya pengocokan maka
saus tomat. Sebelum dikocok, saus tomat akan susah partikel yang tadinya mengendap akan menyebar &
dituang dari botol. Apabila semakin dikocok, maka akan menambah kekentalan dari lotio
bertambah encer. Hal ini disebabkan karena pengocokan 2. Aliran dilatan ini diaplikasikan pada sediaan bentuk
menyebabkan kekentalan menjadi berkurang. salep dan pasta.
- Aliran thiksotropik - Aliran antitoksotropik
a. Tipe sediaan thiksotropik bila dalam keadaan dian, a. kebalikan dari aliran thiksotropi (sol menjadi gel
akan menyerupai suatu gel. menjadi sol)
b. Ketika diberi tekanan misal pengocokan, struktur gel b. Sediaannya mengandung zat padat dalam jumlah
ini akan terpecah menjadi partikel-partikel yang lurus sedikit (1-10%) dan terflokulasi
c. Pada saat pengocokan dihilangkan, tahap demi tahap c. Bila dikocok, struktur sol akan menjadi gel, dimana
struktur gel kembali terbentuk. kekentalannya bertambah, sehingga menjadi
hambatan untuk mengalir, namun bila didiamkan
aliran thiksotropik ini jika diterpkan akan menghasilkan akan kembali menjadi sol.
sebuah sediaan yang baik karena sediaan ini bila dikocok
viskositasnya akan bertambah namun bila pengocokan
dihentikan maka partikelnya tidak akan mengendap cepat.

Contoh :
Aliran ini pada suspensi prokain penisilin G. Setelah masuk
ke dalam jaringan, strukturnya kembali terbentuk.
Aliran yang diaplikasikan dalam farmasi
Dalam bidang farmasi, jenis aliran thiksotropik yang merupakan aliran yang ideal untuk digunakan dalam bentuk
suspensi, emulsi, lotio, krim, salep, serta suspensi parental yang digunakan unutk depot terapi intramuskular.
Kriteria dari aliran ini misalnya :
1. Suspensi thiksotropik tidak akan mengendap dengan segera dalam wadahnya
2. Menjadi cair bila dikocok
3. Keseragaman suspensi bertahan lama selama digunakan
4. Suspensi thikosotropik memperoleh kembali konsistensinya dengan cepat sehingga partikel-partikel tetap
berada dalam keadaan tersuspensi
5. Untuk suspensi parental thikosotropik bersifat shear-thinking sehingga pada saat melewati jarum suntik,
struktur suspensi terpecah, dan akan membentuk depot pada tempat injeksi.
Pengukuran viskositas
viskositas diukur menggunakan alat yang disebut viskometer. Ada beberapa jenis viskometer yang dapat digunakan
dalam pengukuran viskositas berdasarkan aliran yang bisa diukur, yaitu :

A. Viskometer Kapiler
Digunakan untuk mengukur viskositas cairan newton. Prinsipnya adalah viskositas cairan dapat ditentukan dengan
mengukur waktu yang dibutuhkan oleh cairan tersebut untuk lewat di antara dua tanda ketika cairan mengalir akibat
gravitasi melalui suatu tabung kapiler vertikal.
Persamaan yang digunakan dalam pengukuran viskositas dengan menggunakan alat ini yaitu :

= Di mana 𝞰1 = viskositas cairan uji 𝞺1 = kerapatan dari cairan uji


𝞰2 = viskositas cairan yang sudah 𝞺2 = kerapatan cairan yang sudah
diketahui nilai viskositasnya diketahui kerapatannya
t1 dan t2 = waktu air kedua cairan (detik)
B. Viskometer bola jatuh C. Viskometer cup and bob
Berdasarkan hukum stokes pada kecepatan bola maksimum, Prinsip kerja dari viskometer cup and bob adalah sample
terjadi keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat- digeser dalam ruangan antara dinding luar dari bob dan
gaya archimedes. Prinsip kerjanya adalah dinding dalam dari cup ketika bob masuk persis di tengah-
menggelindingkan bola (yang terbuat dari kaca) melalui tengah. Kelemahan viskometer ini adalah terjadinya aliran
tabung gelas yang hampir vertikal berisi zat cair yang sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi di sepanjang
diselidiki. Jenis viskometer dengan prinsip ini yaitu keliling bagian tube sehingga menyebabkan penurunan
viskometer Hoeppler. Sampel dan bola ditempatkan dalam konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini menyebabkan
tabung gelas dan dibiarkan mencapai temperatur bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini
keseimbangan dengan air yang berada dalam jaket di disebut aliran sumbat.
sekelilingnya pada temperatur konstan. Tabung dan jaket
air tersebut kemudian di balik, yang menyebabkan bola Salah satu viskometer yang berprinsip dengan tipe ini
berada pada puncak. adalah viskometer stomer. Di mana pemberat jatuh
menyebabkan rotor berputar dalam mangkok yang diam.
Persamaan yang digunakan dala, prinsip viskometer ini Kecepatan rotor diperoleh dengan menggunakan
adalah : stopwatch dan penghitung putaran.
𝞰 = t (Sb-Sf) B

Di mana t = waktu internal (detik)


Sb = bobot jenis bola pada suhu t
Sf = Bobot jenis cairan pada suhu t
B = tetapan bola
Persamaan pada viskometer cup and bob yaitu :
1. Viskositas aliran newton
𝞰 = Kv atau 𝞰 = Kv

Di mana = Kv = konstanta alat


T = putaran
𝞨 = kecepatan sudut
W = berat (g)
v = rpm
2. viskositas plastis
U = Kv

Di mana : U = viskositas plastis


Wf = intersep yield dalam gram
3. nilai yield value
F = Kf x Wf
Contoh soal :
Suatu sampel gel dianalisis dalam viskometer stormer, berat w sebesar 450 g menghasilkan kecepatan rotor v 350 rpm.
Harga wf = 225 gram, konstanta alat Kv = 52,0 dan Kf = 20,0. Berapakah viskositas plastis dan yield value dari sampel
tersebut?

Jawaban :
Dik : w = 450 gram
v = 350 gram
wf = 225 gram
Kv = 52,0
Kf = 20,0
Dit : U dan f = … ?
Peny : U = Kv

U = 52

f = Kf x Wf
f = 20 x 225 = 4500 dyne/cm²
D. Viskometer cone and plate (viskometer kerucut dan lempeng)
Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan di tengah-tengah papan, kemudian dinaikkan hingga posisi dibawah
kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser di dalam ruang sempit antara
papan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar. Jenis viskometer yang berdasarkan prinsip ini yaitu viskometer
Ferranti-Shirley.

Keuntungan :
a. Menghemat waktu dalam membersihkan dan mengisi.
b. Kestabilan suhu sampel selama pengukuran terjaga.
c. hanya memerlukan volume sampel 0,1-0,2 ml

Persamaan dari viskometer cone and plate adalah :


1. Viskositas (dalam poise) dari cairan newton
𝞰=C

Di mana : 𝞰 = viskositas cairan newton


C = konstanta alat
T = puntiran (torque) yang terbaca
V = kecepatan kerucut berputar per menit.
2. Viskositas plastis untuk bahan yang menunjukkan aliran plastis

U=C

3. Nilai yield value

F = Cf x Tf

Di mana :
Tf = Puntiran (torque) pada suhu sumbu shearing stress
Cf = Konstanta alat.
Referensi
Hardani, S. P., Idawati, S., Rahim, A., Ningrum, D. M., Ghozaly, M. R., Ulya, T., ... & Pertiwi, A.
D. (2022). Buku Ajar Farmasi Fisika. Samudra Biru.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai