Anda di halaman 1dari 31

DUKUNGAN SEKRETARIAT DALAM

PERCEPATAN STUNTING

Oleh :
Dinas Kesehatan, PP dan KB Kab. Morowali
INDIKATOR PEMBANGUNAN KESEHATAN

2
LANSIA IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS
1) Lansia mendapatkan yankes 57,66% 1) Angka kematian ibu 305/100.000 KH
2) Lansia belum memiliki JKN 32% 2) WUS hamil KEK 17,3%, tidak hamil KEK 14,5%
3) Lansia dengan tingkat ketergantungan 3) Masih tingginya anemia ibu hamil 48,9%
sedang/berat/total 3,7% 4) Kunjungan Antenatal 4x 74.1%
5) Persalinan di Faskes 79.3%
USIA REPRODUKSI 6) Konsumsi TTD pada ibu hamil 38.1%
1) Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
(MKJP) 23.4%
2) Unmet need 19,78%
BAYI
1) Angka kematian bayi 24/1000 KH
REMAJA 2) Angka kematian neonatal 15/1000 KH
1) Kehamilan remaja usia 15-19 th 3) Cakupan IMD 69%
36 per 1000 remaja putri 4) Cakupan ASI Eksklusif 66.02%
2) Konsumsi TTD pada remaja 1.4% 5) Cakupan KN1 sesuai standar 37,9%
3) Perempuan usia 20-24 yang 6) Anak 6-23 bulan makan tidak beragam 53,4%
menikah dibawah 18 tahun BALITA
25,71%
ANAK-ANAK 1) Balita stunting 27.7%
2) Balita wasting 10,2%
3) Balita underweight 17.7%
4) Balita gemuk 8%
5) Balita yang ditimbang 45,4%

Akses sanitasi 78.83% PKM melaksanakan kesja dasar 81%


Kabupaten/Kota yang memiliki kebijakan PHBS 80.54%
Kab/Kota yang menyelenggarakan tatanan kawasan sehat 366 PKM melaksanakan kes.olahraga 82.2% 3
MENTERI KESEHATAN
KOMITMEN PENINGKATAN STATUS GIZI
REPUBLIK INDONESIA

“Titik dimulainya pembangunan SDM dimulai dengan


menjamin kesehatan ibu hamil, kesehatan bayi,
kesehatan Balita, kesehatan anak sekolah, karena
merupakan umur emas untuk mencetak manusia
Indonesia yang unggul. Jangan sampai ada stunting,
kematian ibu dan bayi.”
PROPORSI STATUS GIZI SANGAT PENDEK DAN PENDEK
(STUNTING)
PADA BALITA MENURUT PROVINSI, 2019
27,67
%
Posisi saat ini
(Tahun 2019) 14%
Tahun 2024
Sumber: SSGBI 2019
26 juta 45,4% 53,4%
Penduduk Miskin (BPS, 2018) Balita tidak dipantau pertumbuhannya Anak 6-23 bulan
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA secara rutin (Riskesdas, 2018) makan tidak beragam

7 juta 42,1% (Riskesdas, 2018)

Belum mendapat imunisasi lengkap


Penduduk Miskin (FSVA, 2018)
(Riskesdas, 2018)

22,39%
Penduduk >15 tahun rerata
e ba b KK belum akses terhadap
Peny mendapatkan pendidikan
sanitasi layak (Riskesdas, 2018)
kurang dari 9 tahun
(SUSENAS, 2018) 11% Diare balita (Riskesdas, 2018)

Gagal tumbuh (berat lahir rendah, kecil, Potensi kerugian ekonomi setiap tahunnya: 2-3% dari GDP
pendek, kurus)
Hambatan perkembangan kognitif dan Kualitas SDM
motorik HDI Indonesia 116 dari 189 negara
Gangguan metabolik pada saat dewasa (UNDP, 2018)
 risiko penyakit tidak menular HCI Indonesia peringkat 87 dari 157
negara (WB, 2018)
KERANGKA PIKIR PENURUNAN STUNTING
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
TERINTEGRASI

• Promosi Konseling IK
• Komitmen dan Visi S PESIF
Kepemimpinan Menyusui & PMBA
• Kampanye Nasional • Suplementasi gizi (TTD, Kapsul
dan Komunikasi Vit A, makanan Tambahan
Perubahan Perilaku Balita & Bumil Target
• Konvergensi • Tatalaksana Gizi Buruk stuntin
Program, Pusat, • Fortifikasi
Daerah, Desa g 14%
• Ketahanan Pangan • Air bersih & sanitasi,
dan Gizi • Bantuan pangan NonITIF Tahun
Tunai, SENS 2024
• Pemantauan dan • Jaminan Kesehatan Nasional,
Evaluasi • Pendidikan Anak Usia Dini,
• Program keluarga Harapan,
• Bina Keluarga Balita,
• Kawasan Rumah Pangan Lestari,
260 Kab/Kota di 2020 • Fortifikasi pangan
Lokus
Permasalahan multidimensional,
bukan sebatas kurang makan STUNTING
27,67%
balita

Anak 6-23 bulan


11%Diare balita
Penyebab
Langsung makan tidak beragam
53,4%(Riskesdas, 2018) 42,1%Belum mendapat
imunisasi lengkap
(Riskesdas, 2018)

Penduduk Balita tidak dipantau KK belum akses


Penyebab
Tidak 7juta Rawan Pangan pertumbuhannya secara
45,4%rutin (Riskesdas, 2018)
terhadap sanitasi layak
(FSVA, 2018) 22,39%(Riskesdas, 2018)
Langsung

Penduduk >15 tahun rerata 26juta


Akar mendapatkan pendidikan
Penduduk Miskin (BPS,
Masalah kurang dari 9 tahun 2018)
(SUSENAS, 2018)
Gagal tumbuh (berat lahir rendah, kecil, pendek, kurus)
2 tahun
Hambatan perkembangan kognitif dan motorik
1 tahun 3 tahun
mp ak
Gangguan metabolik pada saat dewasa
 risiko penyakit tidak menular
Da
Potensi kerugian ekonomi setiap tahunnya: 2-3% dari GDP

Kualitas SDM
HDI Indonesia 116 dari 189 negara (UNDP, 2018)
HCI Indonesia peringkat 87 dari 157 negara (WB, 2018)

Mengapa perlu menanggulangi STUNTING ???


Investasi untuk perbaikan gizi dapat membantu memutus lingkaran Investasi $1 pada gizi dapat menghasilkan kembalinya $30 dalam
kemiskinan dan meningkatkan
Hambatan perkembangan PDB negarakognitif
hingga 3% per-tahun
dan peningkatan kesehatan, pendidikan, dan produktivitas ekonomi.
motorik
Gangguan metabolik pada saat dewasa
 risiko penyakit tidak menular
Sumber : Copenhagen Consensus Center, 201
STARTEGI NASIONAL PENCEGAHAN STUNTING
PENYEBAB DAMPAK
Potensi kerugian ekonomi
GAGAL TUMBUH setiap tahunnya: 2-3% dari PDB
INFEKSI POLITIK (Produk Domestik Bruto)
GAGAL KEMBANG Rp Jika PDB Indonesia
EKONOMI Rp 13.000 Triliun
ASUPAN
GANGGUAN
Potensi Kerugian
METABOLIK
SOS,BUDAYA Rp 260-390
AIR BERSIH
Triliun/tahun
SANITASI POLA ASUH

5 PILAR PENANGANAN STUNTING


Kampanye Konvergensi,
Komitmen dan nasional berfokus koordinasi dan Mendorong
Visi Pimpinan pada pemahaman, konsolildasi kebijakan
Tertinggi Negara perubhan program nasional Pemantauan
“Nutritional dan Evaluasi
perilaku, daerah dan Foof Security”
komitmen politik masyarakat
dan akuntabilitas
FOKUS PEMBANGUNAN PENINGKATAN SDM BERKUALITAS & BERDAYA SAING

VISI PEMBANGUNAN 2005-2025


Pengendalian Pendudukan & Tata Kelola
Kependudukan INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU,
ADIL & MAKMUR
Penguatan Pelaksanaan Perlindungan
Sosial ARAHAN RPJPN 2005-2025
untuk RPJMN 2020-2025
PENINGKATAN AKSES DAN MUTU PELAYANAN Mewujudkan masyarakat Indonesia
KESEHATAN yang mandiri, maju, adil, dan
Pemerataan Pelayanan Pendidikan makmur melalui percepatan
Berkualitas pembangunan di berbagai bidang
dengan menekankan terbangunnya
Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan Dan
struktur perekonomian yang
Pemuda
kokoh berlandaskan keunggulan
kompetitif di berbagai wilayah
Pengentasan Kemiskinan
yang didukung oleh SDM
berkualitas dan berdaya saing
Peningkatan Produktivitas Dan Daya Saing
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI RPJMN
2020-2024

Percepatan perbaikan gizi masyarakat, melalui:


a)percepatan penurunan stunting dengan peningkatan efektivitas intervensi
1. spesifik, perluasan dan penajaman intervensi sensitif secara terintegrasi; 3. 4. 5.
Peningkatan b)peningkatan intervensi yang bersifat life saving dengan didukung data yang Peningkatan Penguatan Penguatan
kesehatan kuat (evidence based policy) termasuk fortifikasi dan pemberian multiple pengendalian Gerakan sistem
ibu, anak, micronutrient; penyakit Masyarakat kesehatan
keluarga c)penguatan advokasi, komunikasi sosial dan perubahan perilaku hidup sehat Hidup Sehat dan
berencana terutama mendorong pemenuhan gizi seimbang berbasis konsumsi pangan (Germas) pengawasan
(KB) dan (food based approach); obat dan
kesehatan makanan
reproduksi
d)Penguatan sistem surveilans gizi;
e)peningkatan komitmen dan pendampingan bagi daerah dalam intervensi
perbaikan gizi dengan strategi sesuai kondisi setempat; dan
f)respon cepat perbaikan gizi dalam kondisi darurat
KERANGKA PIKIR PENURUNAN STUNTING TERINTEGRASI
INTERMEDIATE
STRATEGI INTERVENSI OUTPUT OUTCOME
DAMPAK

• Tablet Tambah Darah (bumil dan remaja) Peningkatan


Pilar 1 • Promosi dan Konseling Menyusui cakupan
Komitmen dan Visi • Promosi dan Konseling PMBA intervensi
Kepemimpinan • Suplemen Gizi Makro (PMT) pada sasaran
• Tata Laksana Gizi Buruk
1.000 HPK
• Pemantauan dan Promosi Pertumbuhan Perbaikan
Pilar 2
• Pemantauan Perkembangan (SDIDTK) Asupan Gizi
Kampanye
• Suplementasi Kalsium Konsumsi
Nasional dan
Perubahan • Suplementasi Vitamin A Gizi
• Suplementasi zinc untuk diare • Anemia
Perilaku
• Pemeriksaan kehamilan • BBLR
Pilar 3 • ASI Eksklusif
• Imunisasi Pola Asuh
Konvergensi Program • Diare
• Suplemen gizi mikro (Taburia) Stunting
Pusat, Daerah dan • Kecacingan
Desa • Pemberian Obat Cacing
• Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) • Gizi Buruk

Pilar 4
Pelayanan
Ketahanan Pangan • Air bersih dan sanitasi Penurunan
dan Gizi • Bantuan Pangan Non-Tunai Kesehatan
Infeksi
• Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
• Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Pilar 5 • Program Keluarga Harapan (PKH) Kesehatan Penurunan Stunting memerlukan
Pemantauan dan • Bina Keluarga Balita (BKB) Lingkungan implementasi intervensi lintas sektor
Evaluasi (spesifik dan sensitif) secara terintegrasi di
• Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)
tingkat pusat dan daerah
• Fortifikasi pangan
17
Sumber: Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting 2018-2024
PERAN DAN KEWENANGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA
PENANGGULANGAN STUNTING

INTERVENSI SPESIFIK INTERVENSI SENSITIF


Puskesmas, Posyandu,PKK, BKB, PAUD
• KETERSEDIAAN SUMBER PANGAN
1.Pemberian suplementasi tablet tambah darah pada ibu hamil
dan remaja
1 • Kementan, Kemendagri, Kemendes PDT &
2.Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu hamil, • Trans, BPOM, KKP
ibu menyusui, bayi dan balita • KETERSEDIAAN AIR BERSIH DAN SANITASI
3.Promosi dan konseling menyusui 2 • Kemen PUPERA, Kemendagri, Kemendes, PDTT
4.Promosi dan konseling pemberian makanan bayi dan anak
(PMBA)
5.Surveilans gizi, pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan balita
3 • PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
• Kemendagri, Kemendes PDT & Trans
6.Pemberian Kapsul Vitamin A pada balita
• PENINGKATAN PENGASUHAN DI TINGKAT
7.Pelayanan imunisasi, pemberian obat cacing
8.Penanganan masalah gizi dengan pemberian makanan 4 KELUARGA DAN MASYARAKAT
tambahan ibu hamil dan balita dan tatalaksana gizi buruk • Kemendikbud, Kemenag , Kemen PPA, BKKBN
• PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
5 TIDAK MAMPU
Kemen Sosial 6
Delapan Aksi Integrasi Intervensi Pencegahan dan
Penurunan Stunting
Aksi integrasi adalah instrumen PIC:
BAPPEDA
dalam bentuk kegiatan yang
PIC:
digunakan untuk meningkatkan PIC: Sekda &
BAPPEDA
BAPPEDA
pelaksanaan integrasi intervensi gizi
dalam penurunan stunting

PIC: Dinkes PIC: Sekda

PIC:
PIC: BPMD
BAPPEDA

Dokumen lengkap dapat diunduh pada tautan:


PIC: BPMD
http://bit.ly/pedomanintegrasi
PERAN DAERAH
dalam Percepatan Pencegahan dan Penurunan STUNTING

KECAMATAN

K
PROVINSI Koordinasi dipimpin oleh

P
Camat melalui pertemuan
Menguatkan KOORDINASI secara berkala dengan aparat
dengan OPD di tingkat Provinsi tingkat kecamatan, tingkat
dalam pelaksanaan intervensi desa, dan masyarakat
penurunan stunting

K
KABUPATEN/KOTA
DESA
Kepala Desa menjadi
Memastikan terjadinya integrasi penanggung jawab kegiatan
percepatan penurunan stunting
pencegahan dan penurunan stunting secara di tingkat desa
bersama antara OPD dengan sektor lain

D
TANTANGAN Pencapaian Aksi Ke 7

1 Belum semua sasaran (balita, bumil) teridentifikasi

Ketersediaan antropometri (alat Timbang dan


2 Ukur Panjang/Tinggi Badan)
Belum semua tenaga dan kader mendapat pelatihan
3 untuk pengukuran tinggi badan

4 Belum optimalnya koordinasi di setiap


tingkatan
5 Hambatan sistem administrasi
keuangan
Intervensi sampai ke Sasaran pada Rumah Tangga 1000 HPK
Penajaman Intervensi
Mendukung pencegahan stunting sebagai isu
prioritas di daerah Mendukung optimalisasi
penggunaan e-PPGBM
melalui tindak lanjut dari
masalah dan determinan
stunting yang ditemukan

HARAPAN
Penguatan advokasi untuk dukungan
pemerintah
daerah dalam pencegahan stunting

Meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui edukasi


serta menjalankan
fungsi monitoring efektifitas program
yang dilakukan
INTERVENSI GIZI SPESIFIK PERCEPATAN
PENCEGAHAN STUNTING
LANJUTAN….
INTERVENSI GIZI SENSITIF PERCEPATAN
PENCEGAHAN STUNTING
FOKUS PENCEGAHAN DAN INTERVENSI STUNTING
MELALUI SASARAN :

NO SASARAN IDENTIFIKASI MASALAH

1 Remaja Puteri • Perkawinan Usia Dini, Anemia Remaja Puteri


• Logistik TTD kurang, kepatuhan minum TTD (-) dan TTD Mandiri belum optimal

2 Ibu Hamil • Kehamilan Dini, Ibu Hamil KEK dan Anemia, Kualitas ANC, Kepatuhan minum TTD

3 Ibu Menyusui dan Bayi • PMT ibu menyusui belum ada juknis/pedoman, konselor menyusui di tingkat dasar
0-6 Bulan belum optimal
• Pengawasan SUFOR (-), IMD dan ASI Eksklusif masih rendah, Pemantauan
Pertumbuhan dan Perkembangan belum optimal.

4 Baduta (6-24 Bulan) • Status Gizi : PENDEK, KURUS dan BURUK/KURANG

5 Balita • Status Gizi : PENDEK, KURUS dan BURUK/KURANG

6 Anak sd Usia 18 Tahun • Status Gizi : PENDEK, KURUS dan BURUK/KURANG


• Progras belum optimal dengan TRANSFORMASI UKS/Model Sekolah Sehat
INTERVENSI GIZI SPESIFIK YANG SUDAH
DILAKUKAN
DI MOROWALI
I. REMAJA DAN USIA PRODUKTIF II. IBU HAMIL
• Suplementasi TTD untuk Remaja Puteri • ANC Terpadu
• Posyandu/Posbindu Remaja • Suplementasi besi folat
• Suplementasi TTD unttuk Remaja Puteri • PMT pada ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) –
• Penyuluhan Kespro/AIDS/Narkoba Pabrikan dan Lokal
• Pembentukan Konselor Sebaya • Kelas Ibu Hamil
• Promosi Gizi Seimbang • Promosi dan Konseling IMD-ASI
• Skrining Kesehatan untuk Calon Pengantin
• Promosi IMD-ASI untuk Calon Pengantin II. IBU MENYUSUI
• Imunisasi untuk Calon Penganten
• Promosi dan Konseling Menyusui
• Kawal ASI dengan Pemebntukan Bapak-Bapak
Pedukung ASI dibeberapa Kabupaten
• Komunikasi perubahan perilaku untuk memperbaiki
pemberian makanan pendamping ASI dengan PMT
Lokal.
• Pemberian Vit A, TTD saat Nifas
27
INTERVENSI GIZI SPESIFIK YANG SUDAH
DILAKUKAN
DI MOROWALI
IV. BAYI DAN BALITA V. ANAK SEKOLAH
• IMD
• UKS/Penjaringan Anak Sekolah
• ASI Eksklusif
• BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah)
• MP-ASI Balita (Makanan Lokal dan Pabrikan)
• Promosi Aktivitas Fisik dan literasi kesehatan
• PMBA setelah 6 Bulan
• Penyuluhan Gizi Seimbang
• Menyusui s/d 6 Bulan
• ADANYA DUKUNGAN KELOMPOK NELAYAN DALAM HAL
PEMBELAJARAN PMBA .
• Suplemen Zink/Diare
• Obat Cacing
• Suplementasi Vitamin A
• Imunisasi
• Pemberian Garam Iodium
• Pemantau Pertumbuhan dan Perkembangan
• Pencegahan Kurang Gizi Akut dan Kronis
• PMT Penyuluhan dan Pemulihan
• Rujukan BGM/2T
• Perawatan Balita Gizi Buruk/TFC/CFC
• Kelas Ibu Balita, Posyandu dan Kawal BGM 28
Pemetaan Kegiatan Sektor atau OPD Terkait dalam Percepatan
Penurunan Stunting
INSTANSI KEGIATAN TERKAIT PENURUNAN STUNTING
Kesehatan • Pembinaan dalam peningkatan status gizi masyarakat
• Pembinaan dalam peningkatan pengetahuan gizi masyarakat
• Pembinaan pencegahan stunting
• Pelaksanaan strategi promosi kesehatan
• Peningkatan Surveilans Gizi
• Penguatan Intervensi suplementasi gizi pada ibu hamil dan balita
• Penyediaan Makanan Tambahan bagi ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK)
• Penyediaan Makanan Tambahan bagi Balita kekurangan gizi
• Suplementasi gizi mikro
• Pembinaan dalam peningkatan persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
• Pembinaan pelaksanaan STBM
• Layanan pengendalian penyakit filariasis dan kecacingan
INSTANSI KEGIATAN TERKAIT PENURUNAN STUNTING
Keluarga Berencana • Peningkatan promosi pengasuhan 1.000 HPK
KEGIATAN INOVASI UNTUK PENCEGAHAN DAN INTERVENSI
STUNTING
INOVASI DI KAB. MOROWALI
 Gesit : Gerakan Minum Susu dan Konsumsi Sebutir Telur
pada Ibu Hamil dan Balita setiap hari adalah gerakan yang
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan gizi terutama
protein pada ibu hamil dan balita.
 Saraba Atika (Sarapan Bersama, Menu Hati, Telur, Ikan,
dan Nasi) di Sekolah Dasar).
 PMO- TTD BUMIL : Adalah kegiatan pemantauan minum
obat tablet tambah darah pada ibu hamil yang dilakukan
oleh kader sebagai tugas bagian dari pendampingan ibu
hamil
Want “Designer” Babies? Invest in Nutrition!

Anda mungkin juga menyukai