Anda di halaman 1dari 41

SELAMAT DATANG

Peningkatan Peran Laki-Laki Baru


(AYAH ASI) Melalui Pola Asuh
Setara Gender Untuk
Meningkatkan Ketahanan Keluarga
Dalam Upaya Percepatan
Penurunan Stunting
Kamis 27-29 Mei 2021

DINAS PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN DAN
PERLINDUNGAN ANAK
PROVINSI NTThttp://www.free-powerpoint-templates-design.com
STRATEGI DAN INTERVENSI PEMERINTAH
DAERAH MENINGKATKAN KETAHANAN
KELUARGA DALAM PERCEPATAN PENURUNAN
STUNTING

DINAS PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN DAN
Kepala Bidang Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan PERLINDUNGAN ANAK PROVINSI
dan Keluarga NTT
Dr. Theresia S. Ralo, MPH NTT BANGKIT MENUJU SEJAHTERA
Pendahuluan
01

Situasi Ketahanan Keluarga


02

Strategi dan Intervensi


03

Kesimpulan
SISTEMATIKA 04
Definisi Keluarga

Konsep Keluarga:
• Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami
istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan
anaknya (UU no. 52 tahun 2009).

• Keluarga merupakan kumpulan dari sekelompok orang yang mempunyai


hubungan atas dasar pernikahan, keturunan, atau adopsi serta tinggal
bersama di rumah tangga (Zastrow, 2006).
• Unit sosial terkecil dalam masyarakat yang anggotanya terikat oleh
hubungan perkawinan, serta hubungan darah, atau adopsi.

5
Karateristik Keluarga

1. Keluarga tersusun oleh beberapa individu yang disatukan dalam


suatu ikatan perkawinan, hubungan darah atau adopsi;
2. Anggota keluarga hidup dan menetap bersama-sama di suatu tempat atau
bangunan di bawah satu atap dalam susunan satu rumah tangga;
3. Setiap anggota keluarga saling berinteraksi, berkomunikasi dan
menciptakan peran sosial bagi setiap anggota keluarga, misalnya suami,
istri, ayah, ibu, putera, puteri, saudara laki-laki, saudara perempuan dll;
4. Hubungan antara anggota keluarga merupakan representasi upaya
pemeliharaan pola-pola kebudayaan bersama dalam suatu komunitas.

6
Keluarga
UU NO 52 /2009 FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi Keagamaan,
2. Fungsi Sosial Budaya,
3. Fungsi Cinta Kasih,
4. Fungsi Melindungi,
5. Fungsi Reproduksi,
6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan,
7. Fungsi ekonomi,
8. Fungsi Pembinaan Lingkungan

ketahanan keluarga merupakan ukuran


kemampuan keluarga dalam mengelola
masalah yang dihadapinya berdasarkan
KETAHANAN
sumber daya yang dimiliki untuk memenuhi
kebutuhan keluarganya
KELUARGA
Keluarga
UU NO 52 /2009 TUJUAN KELUARGA

Pembangunan kualitas keluarga


bertujuan untuk mewujudkan kesetaraan
gender (KG) dan pemenuhan hak anak.

Ketahanan keluarga dapat diukur menggunakan pendekatan


sistem yang meliputi komponen input (sumber daya fisik dan
non fisik), proses manajemen keluarga (permasalahan kelu-
arga dan mekanisme penanggulangannya), dan output (ter-
penuhinya kebutuhan fisik dan psiko-sosial).
Index Pembangunan
KETAHANAN Manusia (IPM) NTT
KELUARGA
PENDUDUK Index
NTT Pemberdayaan
5.452.967 Gender NTT

KELUARGA NTT
1.402.414 (26%)

ANAK NTT STUNTING


(0-18 thn) BALITA NTT
1.621.500 NTT 90.601
446.398 (20,2%)
(30%)
1. Tahun 2020 era globalisasi
TANTANGAN PEMBANGUNAN
KELUARGA 2. Tahun 2025 masyarakat
sejahtera, tercukupi sandang,
pangan, rasa aman
3. Tahun 2045 generasi emas,
Indonesia sebagai negara yang
unggul dan maju di dunia
4. Era industri 4.0

Pembatasan Sosial
Tahun 2020 PANDEMI
COVID19 Dampak Ekonomi

Dampak Kesehatan
Keluarga Peraturan Menteri PP dan PA no. 6 tahun 2013
UU NO 52 /2009
tentang pelaksanaan Pembangunan Keluarga

(Pasal 3 ) Dalam pelaksanaan Pembangunan Keluarga,


Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah Provinsi
dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota menyusun dan
mengembangkan kebijakan pelaksanaan dan kebijakan
teknis yang berpedoman pada konsep Ketahanan dan
Kesejahteraan yang di dalamnya mencakup:
1. Landasan Legalitas, Keutuhan Keluarga &
Kemitraan Gender;
2. Ketahanan Fisik;
3. Ketahanan Ekonomi;
4. Ketahanan Sosial-Psikologi; dan
KETAHANAN 5. Ketahanan Sosial-Budaya.
KELUARGA
KONSEP KETAHANAN KELUARGA

KETAHANAN KELUARGA INDONESIA

KETAHANAN
KETAHANAN SOSIAL KETAHANAN
KETAHANAN EKONOMI PSIKOLOGI SOSIAL
Peraturan Menteri PP dan PA FISIK BUDAYA
No. 6 tahun 2013 tentang
Pelaksanaan Pembangunan
Keluarga

LEGALITAS, STRUKTUR DAN


KEMITRAAN GENDER
1. Akte Nikah
2. Akte Kelahiran
3. Keluarga Hidup se-rumah

KOMPONEN 4. Ibu Menyisihkan waktu


khusus untuk anak

KETAHANAN 5. Ayah Menyisihkan waktu


khusus untuk anak
6. Keterbukaan Pengelolaan
KELUARGA 1 Keuangan
7. Pengambilan Keputusan
Landasan
Legalitas, 1. Mampu makan
Keutuhan lengkap 2 kali
Keluarga dan sehari
Kemitraan 2. Anggota kelg yang
Gender menderita penyakit
akut/kronis/ cacat

1. Kelg Ikut dalam


5 2 bawaan
3. Anggota kelg
kegiatan social Ketahanan menderita masalah
2. Keluarga memberi Sosial Ketahanan gizi
4. Ruang Tidur
perhatian pada
Lansia
Budaya Ketahanan Fisik terpisah
3. Anggota Kelg
melaksanakan Keluarga
ibadah secara rutin 1.Memiliki rumah
2.Berpenghasilan tetap
3.Keluarga memiliki tabungan
4 3
4.Keluarga memiliki asuransi
5.Keluarga menunggak
Ketahanan membayar
1. Terjadi Kekerasan Suami-istri Ketahanan
Sosial listrik
2. Kekerasan orang tua dan anak Ekonomi
Psikologi 6. Menunggak iuran
3. Anggota kelg terlibat masalah
pelanggaran hukum Pendidikan anak
7. Anak Putus Sekolah
Indikator Ketahanan Keluarga
24 Indikator - 5 Komponen
KETAHANAN SOSIAL BUDAYA
( 3 indikator)

LEGALITAS DAN
KETAHANAN SOSIAL KEUTUHAN KELU-
PSIKOLOGI ARGA
(3 indikator) (7 indikator)

KETAHANAN FISIK
Peraturan Menteri PP dan PA KETAHANAN ( 4 indikator)
no. 6 tahun 2013 tentang EKONOMI
pelaksanaan Pembangunan ( 7 indikator)
Keluarga
24 Indikator Ketahanan Keluarga
Jawaban
No Indikator/Pertanyaan
Tidak Ya
1 Apakah Bapak dan Ibu memiliki surat nikah yang dikeluarkan oleh KUA atau Catatan Sipil?
(Tanyakan pada semua keluarga ) 0 1

2 Apakah semua anak memiliki akte kelahiran?


(Akte kelahiran untuk setiap anak, baik anak kandung maupun anak angkat; Harus ditanya 0 1
untuk semua anak)
3 Apakah semua anggota keluarga (suami, istri, dengan atau tanpa anak) tinggal dalam satu
rumah dan tidak ada perpisahan?
(Suami-istri tidak berpisah ranjang, boleh pisah sementara apabila suami/istri bekerja di 0 1
luar rumah; Anak (yang masih belum menikah) boleh tinggal di tempat lain karena
sekolah/kuliah/bekerja)
4 Apakah semua anggota keluarga mampu makan lengkap (nasi, sayur, ikan, tempe, tahu,
buah) dua kali per hari?
Mampu Makan lengkap ( terdiri dari nasi + sayur/ ikan/ tempe/tahu/buah) dua kali per hari?; 0 1
Boleh Cuma nasi sama sambel saja, nasi dengan sayur saja, nasi dengan lauk apa aja;
Harus ditanya untuk semua keluarga.
Jawaban
No Indikator/Pertanyaan
Tidak Ya
5* Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit akut/ kronis atau cacat
bawaan? (Minimal satu anggota sakit, maka jawab ya; Penyakit akut/ kronis atau cacat
adalah penyakit yang pernah dikonsultasikan dengan dokter; cacat termasuk cacat fisik
dan jiwa; kencing manis, jantung, stroke, ginjal, lumpuh, paru-paru, asma, radang otak, 1 0
kaki gajah, tipes, demam berdarah)

6* Apakah ada anggota keluarga yang menderita masalah gizi (kurus sekali atau
gemuk sekali atau kerdil/kuntet)? (Minimal satu anggota menderita masalah gizi,
maka jawab ya; Menderita masalah gizi berarti kekurangan gizi (terlalu kurus) atau 1 0
kelebihan gizi (kegemukan))

7 Apakah rumah yang ditempati memiliki ruang tidur terpisah antara orangtua dan
anak? (Ruang tidur terpisah berarti dipisahkan oleh dinding permanen atau sekat
darurat/sementara; Tidur satu hamparan kasur/tikar berarti tidak ada dinding sekat 0 1
darurat/sementara antara tempat tidur orangtua dan anaknya)
Jawaban
No Indikator/Pertanyaan
Tidak Ya
8 Apakah keluarga memiliki rumah? (Kepemilikan rumah berarti milik sendiri,
meskipun tidak harus dengan sertifikat; Milik sendiri termasuk diberi hadiah,
0 1
diberi warisan oleh orangtua; Sewa rumah, numpang orangtua berarti bukan
memiliki rumah)
9 Apakah Suami dan/atau Istri mempunyai penghasilan tetap per bulan sebesar Rp
250.000 per orang per bulan?
(Penghasilan tetap berarti ada rutinitas penghasilan setiap bulannya,
meskipun tidak rutin setiap hari bekerja.
0 1
Suami dan/atau Istri mempunyai penghasilan tetap per bulan sebesar Rp
250.000 per orang per bulan?; Suami dan/atau Istri artinya suami saja atau
istri saja atau suami dan istri; Suami atau istri bekerja apa saja yang dapat
menghasilkan uang)
Jawaban
No Indikator/Pertanyaan
Tidak Ya
10 Apakah Suami dan/atau Istri mempunyai tabungan dalam bentuk uang minimal
sebesar Rp 500 000?
(Suami dan/atau Istri mempunyai tabungan dalam bentuk uang
minimal sebesar Rp 500 000?; Suami dan/atau Istri artinya suami saja 0 1
atau istri saja atau suami dan istri.
Tabungan harus dalam bentuk uang kas, boleh tabungan di celengan
di rumah, boleh di bank)
11 Apakah anggota keluarga memiliki asuransi kesehatan (atau BPJS) atau
lainnya, minimal 1 orang?
0 1
(Anggota keluarga memiliki asuransi kesehatan ( BPJS) minimal 1
orang anggota; Asuransi apa saja, baik swasta maupun BPJS)
12* Apakah keluarga pernah menunggak membayar listrik?
(Mampu membayar pengeluaran untuk kebutuhan listrik artinya tidak
pernah menunggak selama 6 bulan terakhir. 1 0
Kalau pakai token, berarti dalam jangka waktu tertentu dapat
membayar token supaya listrik tetap dapat menyala)
Jawaban
No Indikator/Pertanyaan
Tidak Ya
19 Apakah anggota keluarga memberi perhatian dan merawat orangtua lanjut usia
di atas 60 tahun? (Merawat/peduli kepada orang tua lansia dapat
secara rutin; Yang disebut orangtua disini adalah orangtua
0 1
kandung, mertua, saudara mertua, saudara orangtua kandung,
orangtua angkat.
Orangtua lansia bisa tinggal di dalam rumah atau di luar rumah)
20 Apakah anggota keluarga melakukan kegiatan agama secara rutin ? ( Kegiatan
budaya/ agama secara rutin artinya menjalankan ritual, sembahyang 0 1
baik secara pribadi maupun bersama-sama dengan yang lain)
21 Apakah Ayah menyisihkan waktu khusus bersama anak?
(Mengalokasikan waktu bersama anak artinya bersama melakukan
aktivitas; Ada waktu khusus antara ayah dan anak, meskipun hanya 0 1
waktu-waktu tertentu, misalnya bisa harian, per 2 harian, per 3-4
harian, per minggu, per 2 minggu dsb)
Jawaban
No Indikator/Pertanyaan
Tidak Ya
24 Apakah Suami dan Istri merencanakan bersama jumlah anak yang
diinginkan atau alat kontrasepsi yang dipakai?
(Merencanakan bersama jumlah anak yang diinginkan artinya
dikomunikasikan, didiskusikan, dan diputuskan bersama tentang berapa
jumlah anak yang diinginkan meskipun tidak selalu harus berujung pada 0 1
jumlah yang sama antara keinginan suami dan istri.; Suami memikirkan alat
kontrasepsi yang cocok untuk istrinya; Suami bersedia untuk berpartisipasi
dengan vasektomi)

Total Indikator Ketahanan Keluarga


Keluarga
UU NO 52 /2009 FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi Keagamaan,
2. Fungsi Sosial Budaya,
3. Fungsi Cinta Kasih,
4. Fungsi Melindungi,
5. Fungsi Reproduksi,
6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan,
7. Fungsi ekonomi,
8. Fungsi Pembinaan Lingkungan

KETAHANAN
KELUARGA
HASIL SURVEY INDEX KETAHANAN
KELUARGA (Kemen PP-PA, 2019)

HASIL SURVEY INDEX KETAHANAN


KELUARGA (Kemen PP-PA, 2019)
Aktivitas yang paling sering dilakukan orang
tua/wali bersama anggota rumah tangga umur 0
– 17 tahun dan belum kawin adalah
makan/belajar makan dan Menonton TV
1. KEMITRAAN GENDER DALAM KELUARGA
(HASIL PENGUKURAN INDEKS KETAHANAN KELUARGA /IKK, 2019, KEMEN-PPPA)

CIRI KETAHANAN INDIKATOR PARAMETER NTT NASIONAL


KELUARGA 2015 2018 2015 2018

Ayah menyisihkan waktu Kebersamaan dalam Persentase Rumah Tangga yang


khusus bersama anak Keluarga Anggota Rumah Tangga 0 -17 Tahun 98,3 99,1 97,4 98,5
dan Belum Kawin Melakukan Aktivitas
Bersama Orang Tua/Wali

Ibu menyisihkan waktu Kemitraan SuamiIstri Persentase Rumah Tangga yang


khusus bersama anak Kepala Rumah Tangga dan Pasangan 24,3 38,4 23,4 32,7
Mengurus Rumah Tangga

Suami dan Istri bersama- Keterbukaan Pengelolaan Persentase Wanita Kawin Umur 15-49
sama mengelola secara Keuangan yang Penentuan Keputusan 44,6 48,3 46,3 41,5
terbuka keuangan Penggunaan Pendapatan Suami
Dilakukan Suami Bersama Istri
keluarga

Suami dan Istri Pengambilan Keputusan Persentase Wanita Kawin Umur 15 –


merencanakan bersama Keluarga 49 tahun yang Penentuan Alat 78,2 79,9 57,9 57,1
jumlah anak yang Kontrasepsinya Diputuskan Istri dan
Suami
diinginkan atau alat
kontrasepsi yang dipakai
2. KETAHANAN FISIK
(Kecukupan Pangan dan Gizi)

CIRI KETAHANAN INDIKATOR PARAMETER NTT NASIONAL


KELUARGA
2015 2019 2015 2019

Semua anggota keluarga Persentase Rumah Tangga yang


mampu makan lengkap Seluruh Anggota Rumah Tangga 9,5 13,3 36,9 28,8
Kecukupan Pangan
(nasi, sayur, ikan, tempe, Makan Makanan Pokok dengan
tahu, buah) dua kali per hari Lauk Pauk Nabati/Hewani Minimal
14 Kali dalam Seminggu
Ada anggota keluarga yang Persentase Balita yang Memiliki
menderita masalah gizi Status Gizi Baik Berdasarkan 64,4 69,3 75,9 79,2
Kecukupan Gizi
(kurus sekali atau gemuk Kriteria Berat Badan dan Umur
sekali atau kerdil/kuntet)
KETAHANAN SOSIAL PSIKOLOGIS

Ketahanan psikologis yang baik apabila


keluarga mampu menanggulangi
masalah nonfisik, pengendalian emosi
secara positif, konsep diri positif
(termasuk terhadap harapan dan
kepuasan), dan kepedulian suami
kepada istri
3. KETAHANAN SOSIAL PSIKOLOGI
CIRI KETAHANAN INDIKATOR PARAMETER NTT NASIONAL
KELUARGA
2015 2018 2015 2018

Ada terjadi kekerasan Ada Terjadi Kekerasan Persentase Wanita Umur 15 – 49 Tahun
antar suami dan istri Antar Suami dan Istri yang Menyetujui Tindakan Suami
Melakukan Pemukulan terhadap Istri
48 50 34,5 32
Paling Tidak Satu Alasan Tertentu

Ada terjadi kekerasan Perilaku Anti Kekerasan Persentase Rumah Tangga yang
antar orangtua dan anak terhadap Anak Terdapat Pengasuhan yang Layak 92,4 89 96,3 96,4
Terhadap Anggota Rumah Tangga
Umur 0 - 4 Tahun

Ada anggota keluarga Penghormatan terhadap Persentase Rumah Tangga yang


yang terlibat masalah Hukum Seluruh Anggota Rumah Tangga Tidak 96 95,3 96,5 95,9
(seperti mencuri, Pernah Menjadi Korban Tindak Pidana
tawuran, berkelahi,
memalak, narkoba,
ditilang SIM, melanggar
lalu lintas, memukul dan
lainnya)
Strategi
Peningkatan
Ketahanan Keluarga
G
STRATEGI

1. Pendekatan Peningkatan Ketahanan


Keluarga secara komprehensif, dari hulu ke
hilir, aspek pencegahan sampai penanganan
2. Intervensi kolaboratif konsep pentahelix
(pemerintah, akademisi, lembaga
agama/LSM, dunia usaha/media, tokoh
masyarakat/tokoh agama/tokoh penting
lainnya)
3. Prinsip pemberdayaan keluarga secara
inklusif
INTERVENSI
Peningkatan
Ketahanan Keluarga
G
INTERVENSI

HULU HULU HULU HULU HULU

Content Here Content Here Content Here Content Here Content Here

KURSUS KABUPATEN AYAH SEKOLAH


PEMBERDAY PEREMPUAN
PRANIKAH /KOTA AAN ASI/HE FOR
LAYAK SHE
ANAK
EKONOMI
PEREMPUAN
/KELUARGA
INTERVENSI

HULU HULU HULU HULU HULU

Content Here Content Here Content Here Content Here Content Here

KERJA SAMA KERJA SAMA PENINGKATAN PERENCAN PENINGKATAN


DENGAN DENGAN KAPASITAS
PERGURUAN
KAPASITAS AAN
MITRA/NGO/ORGANI POLITIK
TINGGI/LEMBAGA SASI MASYARAKAT ANAK RESPONSIF PEREMPUAN
AGAMA GENDER
INTERVENSI

HILIR HILIR HILIR HILIR HILIR

Content Here Content Here Content Here Content Here Content Here

PENANGANAN PENDAMPING REHABILITASI PEMBERDAYAAN


CALL EKONOMI PASCA
KASUS AN KASUS CENTER KASUS PASCA
KASUS KDRT
PENANGANAN KDRT
KASUS
KESIMPULAN
.

1. Ketahanan keluarga 2. Index ketahanan


memerlukan kolaborasi keluarga NTT rendah, perlu
berbagai pihak intervensi melalui pendekatan

holistik terintegratif

3. Hak anak tidak stunting,


terpenuhi jika ada
pengasuhan anak optimal
dalam keluarga
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai