Anda di halaman 1dari 3

SEJARAH LUKISAN Lukisan awal telah ditemui di dinding-dinding gua yang dihasilkan oleh manusia p urba.

a. Lukisan tersebut berkisar tentang aktiviti kehidupan seharian seperti perburuan dan pengembaraan. Di Malaysia lukisan gua telah dijumpai di Gua Niah, Sarawak dan Gua tambun, Pera k. Kebanyakan karya lukisan di dinding gua menggunakan gaya yang sama,iaitu imej bi natang digambarkan dengan pelbagai kualiti garisanringkas dengan komposisi yang hampir sama, iaitu memanjang dan berkumpulan serta menggambarkan pelbagai binata ng yang mungkin menjadi hasil buruan untuk makanan mereka pada zaman dulu. Sejarah Lukisan Menerusi Pelbagai Tamadun Lukisan Tamadun Melayu Seni tampak atau seni visual telah lama berkembang di Malaysia. Adalah dipercaya i lebih dari 200 tahun dulu. Namun kewujudan seni ini hanya menjadi satu kepenti ngan pada negara mulai tahun 1930-an saja. Antara tokoh lukisan yang terkenal di Tanah Melayu ialah Jaafar Taib. Antara lukisan beliau yang terkenal adalah sepe rti di GAMBAR 1. GAMBAR 1 RED JUNGLE FOWL YEAR : 2010 MEDIUM : PEN ON PAPER SIZE : 23IN X 39IN Lukisan Tamadun Islam Dalam budaya islam, penghasilan hasil seni yang bermotifkan haiwan atau sebarang motif lain adalah dibenarkan. Tetapi hasil seni yang bermotifkan agama adalah a mat dilarang. Gambaran yang melibatkan penghasilan lakaran berunsur geometri yan g abstrak atau motif bunga-bungaan sering digunakan. Penghasilan motif ini digun akan dalam bidang pembinaan dan kaligrafi yang terdapat pada binaan masjid dan b uku-buku agama termasuk kitab suci al-Quran. Lakaran-lakaran abstrak ini bukanla h suatu yang dianggap baru, tetapi ianya sudah lama digunapakai sejak zaman PraKlasik dan juga zaman Barbarian. Seorang illustrator, M. C. Escher telah memperk enalkan lukisan geogmetri islam ini ke dalam dunia barat yang bermotifkan bungabungaan. Seni lukis pada zaman ini turut dikenali sebagai seni halus. Seni lukis bermula pada zaman Khalifah Muawiyah di Damsyik dan ia biasanya tertera pada helaian saf hah al-Quran ygn dihisai dgn corak lukisan bunga dan gambar berbentuk Arabesque dgn pilihan warna emas. Dalam seni islam, pelukis diharamkan membentuk dan meluk is makhluk yang bernyawa, namun lukisan ini dibolehkan hanya dengan bertujuan ke rana keperluan yang diiktiraf seperti untuk kegunaan pendidikan. Seni lukis ula bermula pada zaman khalifah Muawiyah di Damsyik dan ia biasnya tertera pada hela ian-helaian safhah a-Quran yang dihiasi dengan corak lukisan bunga dan gambar be rbentuk araesque dengan pilihan warna emas, buku-buku sejarah yang dihiasi denga n gambar-gambar warna yang cantik seperti kitab al-Tarikh Syahnama dan buku hika yat alfun alLaial dan buku-buku cerita. Seni lukis Islam biasanya terhad kepada lukisan keindahan alam dan tidak termasuk benda-benda bernyawa yan boleh menjadi pujaan seperti haiwan, dewa atau patung. Di tengah pro dan kontra itu seni lukis berkembang di dunia Islam. Meski begitu, para arkeolog dan sejarawan tak menemukan adanya bukti adanya sisa peninggalan lukisan Islam asli di atas kanvas serta panel kayu. Hasil penggalian yang dilaku kan arkeolog justru menemukan adanya lukisan dinding, lukisan kecil di atas kert as yang berfungsi sebagai gambar ilustrasi pada buku. Salah satu bukti bahwa uma t Islam mulai terbiasa dengan gambar makhluk hidup paling tidak terjadi pada mas a pemerintahan Dinasti Umayyah (661 M -750 M) di Damaskus, Suriah. Hal itu dapat disaksikan dalam lukisan yang terdapat pada Istana keci Qusair Amrah yang diban gun pada 724 M hingga 748 M.

Selain itu, serambi istana Musyatta yang dibangun penguasa Umayyah di akhir keku asaannya tahun 750 M, juga dipenuhi lukisan manusia dan binatang. Pada era kekua saan Abbasiyah, penggunaan gambar makhluk hidup dalam lukisan dinding juga digun akan pada istana Juasaq Al-Kharqani yang dibangun oleh Khalifah Al-Mu'tasim pada 836 M-839 M. Makhluk hidup juga menjadi objek lukisan di istana Dinasti Abbasiyah di era peme rintahan Al-Muqtadir (908 M-932 M). Dalam dinding istana itu, tergambar lima bel as penunggang kuda. Lukisan ini dipengaruhi gaya Mesopotamia. Lukisan manusia ju ga terdapat dalam dinding istana Sultan Mahmud Gazna (wafat 1030 M).Gambar praju rit serta perburuan gajah yang terlukis di dinding istana Sultan itu lebih banya k dipengaruhi seni dari India. Lukisan manusia dan makhluk hidup mulai berkemban g pesat di era Dinasti Fatimiyah dan Seljuk antara abad ke-12 dan 13 M. Seabad k emudian, seni lukis miniatur berkembang pesat di era kekuasaan Dinasti Il-Khans-dinasti keturunan Hulagu Khan yang sudah masuk Islam. Penguasa Il-Khans, sepert i Mahmud Ghazan (1295 M-1304 M), Muhammad Khodabandeh (Oljeitu) (1304 M-1316 M), dan Abu Sa'id Bahadur (1316 M-1335 M) sangat menaruh perhatian pada perkembanga n seni. Mereka memperbaiki kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh invasi yang dilakukan leluhurnya terhadap dunia Islam. Dinasti ini pun memperkenalkan gaya lukis Cina terhadap seni lukis miniatur Persia di zaman itu. Seni lukis miniatur Persia berkembang makin pesat di era kekuasaan Dinasti Timurid di wilayah Iran. Dipengaruhi gaya lukis Cina dan India, seni lukis miniatur Persia itu tampil de ngan gaya yang unik. Seni lukis tradisi berkualitas tinggi juga berlangsung di e ra kekuasaan Dinasti Safawiyah. Lantaran negara-negara Islam saat itu berbentuk monarki, seni lukis di setiap ko ta Islam sangat ditentukan pemimpinnya. Para penguasa Dinasti Safawiyah sebenarn ya sangat mendukung para seniman. Salah seorang pemimpin Safawiyah yang mendukun g kegiatan para seniman itu adalah Shah Ismail I Safav. Bahkan, dia mengangkat K amaludin Behzad--pelukis kenamaan Persia--sebagai direktur studio lukis istana. Lukisan Persia memiliki ciri khas tersendiri. Kebanyakan berisi sanjungan kepada raja dan penguasa. Selain itu, ada pula lukisan keagamaan yang menggambarkan in terpretasi orang Persia terhadap Islam-- agama yang mereka anut. Lukisan Persia pun sangat termasyhur dengan penggunaan geometri dan warna-warna penuh semangat. Yang lebih penting lagi, lukisan Persia dikenal mata ilustratif. Lukisannya mam pu memadukan antara puisi dengan seni lukis. Bila kita melihat lukisan Persia, s eakan-akan kita diajak untuk membaca sebuah kisah puitis yang mampu menumbuhkan rasa kepahlawanan. Hal itu terjadi, karena lukisan-lukisan itu diciptakan dan te rinspirasi oleh syair-syair yang begitu luar biasa. Penguasa Safawiyah mulai mencabut dukungannya kepada para seniman di era kekuasa an Shah Tahmasp I tahun 1540-an. Akibatnya, para seniman yang bekerja di istana Shah pergi meninggalkan Tabriz, Iran. Mereka ada yang hijrah ke Bukhara kawasan utara India. Tak heran, jika seni lukis berkembang di Kesultanan Mughal, India. Di wilayah ini, seni lukis dikembangkan oleh para seniman imigran. Salah satu ci ri khas seni lukis Mughal adalah lebih bernilai humanistik dibandingkan hiasan. Gambar yang dilukiskan lebih ke dalam bentuk realistik, dibandingkan dalam bentu k fantasi. Pada era kekuasaan Turki Usmani, seni lukis juga berkembang pesat den gan sokongan dari istana Sultan. Para penguasa Usmani memerintahkan para seniman nya menggambar beragam bentuk peristiwa tentang kiprah Sultan, seperti pertempur an dan festival. Di era kepemimpinan Sultan Sulaeman Al-Qanuni ada pelukis miniatur terkemuka ber nama Nasuh Al-Matraki. Hampir semua karya lukis pada zaman ini tersimpan di Perp ustakaan Istana di Istanbul. Begitulah seni lukis berkembang dari masa ke masa d i era kejayaan Islam. Seni lukis yang khas dari setiap dinasti membuktikan bahwa umat Islam pada waktu itu mampu mencapai peradaban yang sangat tinggi di dunia. 1) Nasuh Al-Matraki (pelukis miniatur) Setiap kali terlibat dalam ekspidisi penaklukan yang dilakukan oleh kerajaan Tur ki Uthmaniah, Matraki tak pernah lupa untuk menggambar dan melukiskan tempat-tem pat yang disinggahi pasukan istana. Selain itu, dia juga selalu menjelaskan seti ap tempat yang dikunjunginya, mulai dari Istanbul hingga ke Baghdad melalui Tabr iz. Kota-kota yang berhasil ditaklukan Kekhalifahan Usmani Turki dari genggaman

Kerjaan Safavid semua dicatat dan digambarkan secara detail oleh Matraki. Laluan yang dilalui Matraki berbeza dengan yang dilalui pasukan tentera Turki Uthmania h dimana mereka menempuh perjalanan dari Istanbul ke Baghdad melalui Sivas-Erzur um dan kembali melalui jalan Diyarbakir-Allepo. Bahkan, secara khusus dia mengam bar peta daratan dengan jenis relief dalam kitab yang ditulisnya Bayn-i Manzil-i Saf ar-i Iraqayn-i Sultan Sleyman Khan. Buku itu mengandungi maklumat yang lengkap men genai ekspedisi pertama Sultan Sulaiman Al-Qanuni saat melawan Kerajaan Sapavid Iran antara tahun 1533 hingga 1536. Matraki tutup usia pada 28 April 1564. Jabat an terakhir yang diembannya adalah memimpin kantor yang mengurusi masalah kuda-k uda istana. Antara karya- karya Nasuh Al- Matraki ialah seperti GAMBAR 2 dan GAM BAR 3. GAMBAR 3 16th century map of Soltaniyeh city 16th century map of Soltaniyeh city Lukisan Tamadun China Fahaman Daoisme mempunyai pengaruh kuat terhadap bentuk-bentuk seni Cina terutam a seni catan dan kaligrafi dan ia menentukan sifat-sifat yang dianggap penting d alam kesenian tersebut.Ini jelas kerana seorang seniman Cina bertujuan menyelara skan kegiatan penghasilan sesebuah hasil seni catan dengan prinsip-prinsip atau proses alam semesta. Menurut fahaman ini, manusia boleh melakukan perbuatan dan kegiatan yang bersifat semulajadi dan spontan melalui proses pelukisan gambar ke rana ianya satu cara bagi mengharmonikan diri dengan proses alam semesta. Dalam catan lanskap Cina tradisional, elemen-elemen yang dilukis untuk mewakili alam s emesta seperti gunung tinggi yang dipenuhi pokok-pokok , bukit-bukit dan air ter jun, pokok-pokok kecil yang rimbun ,air sungai dan tasik dan lain-lain lagi. Manusia boleh timbul dalam catan lanskap tersebut tetapi merupakan bentuk-bentuk yang kecil kerana menurut Daoisme, manusia cuma sebagai elemen yang kecil dalam dunia alam semesta yang amat luas dan besar ini. Manakala kemahiran-kemahiran y ang digunakan dalam tulisan kaligrafi atau huruf Cina, diaplikasikan oleh senima n-seniman Cina kepada penghasilan gerakan -gerakan berus yang terdapat dalam kal igrafi atau huruf Cina yang terdapat dalam sebuah lukisan ( catan) yang berjaya. imbangan, gerakan dan bentu Kebolehan untuk menghasilkan imej-imej yang mempunyai k-bentuk yang betul boleh diperolehi melalui latihan-latihan kaligrafi atau tulisan huruf Cina. Lukisan dilukis pada kain sutera, tembikar dan sampang. Ia biasanya terdiri dari pada potret manusia, gambar-gambar yang berlatarbelakangkan cerita-cerita metos dan peristiwa-peristiwa yang benar-benar berlaku. Seni lukis yang mula-mula seka li dihasilkan adalah dari orang-orang Buddha yang kemudian berkembang ke arah ke duniaan. Pada zaman Dinasti Tang muncul pelukis teragung iaitu Wu Tao Yuan yang juga merupakan seorang sami Buddha. Dengan beberapa garis, dia telah dapat melet akkan satu lukisan yang bermutu tinggi di kanvas lukisannya. Seni lukis mencapai kemajuan sebenar pada zaman Sung. Dua orang pelukis terkenal zaman ini ialah Kuo His dan Mi Fei. Pada zaman Dinasti Han, banyak lukisan potr et dihasilkan. Tembok dihiasi dengan catan fresco menggambarkan tokoh terkemuka seperti ahli falsafah, raja-raja, negarawan. Kedatangan agama Buddha memberi mot if baru dalam seni lukis. Corak lukisan lebih kepada gambar pemandangan seperti sungai, gunung ganang. Batu-batu dan salji. GAMBAR 2

Anda mungkin juga menyukai