Anda di halaman 1dari 4

AGAMA Buddha

Agama Buddha adalah sebuah agama dan filsafat yang berasal dari anak benua India dan meliputi beragam tradisi kepercayaan, dan praktik yang sebagian besar berdasarkan pada ajaran yang dikaitkan dengan Siddhartha Gautama, yang secara umum dikenal sebagai Sang Buddha (berarti yang telah sadar dalam bahasa Sanskerta dan Pali). Sang Buddha hidup dan mengajar di bagian timur anak benua India dalam beberapa waktu antara abad ke-6 sampai ke-4 SEU (Sebelum Era Umum). Beliau dikenal oleh para umat Buddha sebagai seorang guru yang telah sadar atau tercerahkan yang membagikan wawasan-Nya untuk membantu makhluk hidup mengakhiri ketidaktahuan/kebodohan (avidy), kehausan/napsu rendah (tah), dan penderitaan (dukkha), dengan menyadari sebab musabab saling bergantungan dan sunyatam dan mencapai Nirvana (Pali: Nibbana). Setiap aliran Buddha berpegang kepada Tripitaka sebagai rujukan utama karena dalamnya tercatat sabda dan ajaran sang hyang Buddha Gautama. Pengikut-pengikutnya kemudian mencatat dan mengklasifikasikan ajarannya dalam 3 buku yaitu Sutta Piaka (kotbah-kotbah Sang Buddha), Vinaya Piaka (peraturan atau tata tertib para bhikkhu) dan Abhidhamma Piaka (ajaran hukum metafisika dan psikologi). Inti ajaran Buddha mengenai hidup manusia tercantum dalam Catur Arya Satya, yang berarti Empat Kasunyatan atau Kebenaran Mulia, yaitu: Dukha-Satya: hidup dalam segala bentuk adalah penderitaan. Samudaya-Satya: penderitaan disebabkan karena manusia memiliki keinginan dan nafsu. Nirodha-Satya: penderitaan itu dapat dilenyapkan (moksha) dan orang mencapai nirvana (kebahagiaan) dengan membuang segala keinginan dan nafsu. Marga-Satya: jalan untuk mencapai pelenyapan penderitaan sehingga dapat masuk ke dalam Nirvana adalah Delapan Jalan Utama (asta-arya-marga), yaitu keyakinan yang benar, pikiran yang benar, perkataan yang benar, perbuatan yang benar, penghidupan yang benar, daya upaya yang benar, perhatian yang benar, dan semadi yang benar.

Ajaran Buddha menjunjung tinggi nilai-nilai kemoralan. Nilai-nilai kemoralan yang diharuskan untuk umat awam umat Buddha biasanya dikenal dengan Pancasila. Kelima nilainilai kemoralan untuk umat awam adalah:

Panatipata Veramani Sikkhapadam Samadiyami. Adinnadana Veramani Sikkhapadam Samadiyami. Kamesu Micchacara Veramani Sikhapadam. Musavada Veramani Sikkhapadam Samadiyami. Surameraya Majjapamadatthana Veramani Sikkhapadam Samadiyami.

Yang artinya:

Aku bertekad akan melatih diri menghindari pembunuhan makhluk hidup. Aku bertekad akan melatih diri menghindari pencurian/mengambil barang yang tidak diberikan. Aku bertekad akan melatih diri menghindari melakukan perbuatan asusila. Aku bertekad akan melatih diri menghidari melakukan perkataan dusta. Aku bertekad akan melatih diri menghindari makanan atau minuman yang dapat menyebabkan lemahnya kesadaran.

Jalan Utama Berunsur Delapan


Agar terlepas dari penderitaan mereka mereka harus melalui Jalan Utama Berunsur Delapan Sradha atau iman, yaitu: 1. Percaya yang benar (Samma ditthi). Sraddha atau iman yang terdiri dari percaya yang benar ini memberikan pendahuluan yang terdiri dari: Percaya dan menyerahkan diri kepada Buddha sebagai guru yang berwenang mengajarkan kebenaran, percaya menyerahkan diri kepada dharma atau ajaran buddha, sebagai yang membawanya kepada kelepasan, dan percaya setelah menyerahkan diri kepada jemaat sebagai jalan yang dilaluinya. Sila yaitu usaha untuk mencapai moral yang tinggi.

2. Maksud yang benar (Samma sankappa), merupakan hasil percaya yang benar yakin bahwa jalan petunjuka budha adalah jalan yang benar 3. Kata-kata yang benar (Samma vaca), maksudnya orang harus menjauhkan diri dari kebohongan dan membicarakan kejahatan orang lain, mengucapkan kata-kata yang kasar, serta melakukan percakapan yang tidak senonoh. 4. Perbuatan yang benar (Samma kammanta), maksudnya bahwa dalam segala perbuatan orang tak boleh mencari keuntungan sendiri. 5. Hidup yang benar (Samma ajiva), maksudnya secara lahir dan batin orang harus murni atau bebas dari penipuan diri 6. Usaha yang benar (Samma vayama), maksudnya seperti pengawasan hawa nafsu agar jangan sampai terjadi tabiat-tabiat yang jahat. 7. Ingatan yang benar (Samma sati), maksudnya pengawasan akal, rencana atau emosi yang merusak kesehatan moral 8. Semadi yang benar (Samma samadhi) Semadi itu sendiri terbagi menjadi 2 bagian yaitu persiapan atau upcara semadi dan semadinya sendiri. Persiapan atau upacara semadi ini maksudnya kita harus merenungi kehidupan dalam agamannya seperti 7 jalan kebenaran yang dibahas tadi dengan empat bhawana,yaitu: metta (persahabatan universal), mudita (kesenangan yang universal), karuna (belas dan akan kasih segala yang sesuatu),

dalam

keuntungan

dan upakkha (tidak tergerak oleh apa saja yang menguntungkan diri sendiri, teman, musuh dan sebagainya. Sesudah merenungkan hal-hal tersebut barulah masuk kedalam semadi yang sebenarnya dalam 4 tingkatan yaitu: mengerti lahir dan batinnya, mendapatkan damai batiniahnya, menghilangkan kegirangannya sehingga menjadi orang yang tenang, sampai akhirnya sukha dan dukha lenyap dari semuanya, dan rasa hatinya disudikan. Dengan demikianlah orang sampai pada kelepasan dari penderitaan. Secara umum sama dengan aliran agama Buddha lainnya, Theravada mengajarkan mengenai pembebasan akan dukkha (penderitaan) yang ditempuh dengan menjalankan sila (kemoralan),samadhi (konsentrasi) dan panna (kebijaksanaan).

Patung Buddha Tian Tan. Vihara Po Lin, pulau Lantau, Hong Kong

Candi Borobudur, monumen Dinasti Syailendra yang dibangun di Magelang,Jawa Tengah.

Anda mungkin juga menyukai