Anda di halaman 1dari 15

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare masih tetap potensial berkembang di Indonesia sebagai masalah kesehatan masyarakat.

Walaupun angka kematian akibat Diare cenderung sudah menurun (Riskesdas 2007), tetapi kejadian sakit Diare, terutama yang menyerang Balita di daerah pedesaan, cenderung masih tetap dominan (survei Depkes tahun 2005 dan 2007). Di Bali, sebagian besar Puskesmas masih mencatat Diare sebagai salah satu dari sepuluh penyakit terbesar. Tingginya kejadian diare perlu diantisipasi dengan melakukan revitalisasi pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas. Kerjasama lintas program dan lintas sektor perlu lebih diefektifkan. Pimpinan Puskesmas dan jejaring didorong menjadi motor penggerak penanggulangan Diare di wilayah kerja Puskesmas. Di Bali, prevalensi diare di Kabupaten Bangli menempati urutan tertinggi ke-2. Prevalensi Diare tertinggi di Bangli bila dibandingkan dengan Kabupaten / kota lainnya di Bali lebih banyak menyerang kelompok anak yang tidak sekolah sampai tidak tamat SD. Puskesmas Susut I yang terletak di Kecamatan Susut Kabupaten Bangli juga menghadapi masalah yang sama. Diare dilaporkan dari Puskesmas ini masuk dalam sepuluh penyakit terbanyak dan dari tahun ke tahun jumlah kasusnya cenderung meningkat. Tahun 2007-2009, jumlah penderita diare meningkat dari 308 kasus tahun 2007, 350 kasus tahun 2008, dan 498 kasus pada tahun 2009 (Gambar 1). Apabila dianalisis berdasarkan kelompok umur distribusi kasus Diare yang dilaporkan dari Puskesmas Susut I selama tahun 2009 sampai dengan bulan April 2010, nampak kasus kejadian diare terbanyak diderita oleh kelompok Balita seperti Gambar 2. Dari 5 desa di wilayah kerja Puskesmas Susut I, Desa Tiga menempati urutan pertama jumlah kasus diare yaitu 251 atau 37,8% dari total 663 kasus yang tercatat di Puskesmas ini tahun 2009 April 2010 (Gambar 3). Desa Tiga terletak di ketinggian 775 meter diatas permukaan laut dengan luas wilayah 10,90 km2. Desa Tiga terdiri dari 9 dusun antara lain Dusun Pukuh, Malet Tengah, Malet Kuta Mesir, Kayuambua, Linjong, Tiga Kangin, Temaga, Buungan. Jumlah penduduk Desa Tiga sebanyak

5.941 yang terdiri dari 3.093 penduduk laki-laki dan 2.848 orang perempuan. Penduduk Desa Tiga terbagi dalam 1.604 kepala keluarga (KK), dengan jumlah penduduk usia balita sebanyak 526 orang. Adapun jumlah KK yang memiliki balita sebanyak 449 KK seperti tampak pada Tabel 1.

Gambar 1. Grafik peningkatan jumlah penderita diare dari tahun 2007-2009 di wilayah Puskesmas Susut I.

Gambar 2. Grafik penderita diare di wilayah kerja Puskesmas Susut I 2009-April 2010 sesuai kelompok umur

Gambar 3. Grafik desa dengan jumlah penderita diare tertinggi di wilayah kerja Puskesmas Susut I terlihat Desa Tiga menempati urutan pertama. Tabel 1. Demografi penduduk Desa Tiga menurut Dusun No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Nama Dusun Pukuh Malet Kuta Mesir Malet Tengah Kayuambua Buungan Linjong Temaga Penglumbaran Kangin Tiga Kangin TOTAL Jml Pddk 429 333 907 989 905 632 151 208 1.387 5.941 Jml KK 116 81 259 257 214 179 43 59 396 1.604 Jml Balita 33 43 108 56 62 64 20 23 117 526 KK Punya Balita 30 39 101 54 59 62 19 23 112 449

Dilihat dari data yang ada, menempatkan Desa Tiga menjadi desa dengan risiko tinggi terjadinya wabah diare. Oleh karena itu, penanggulangan diare di Desa Tiga memerlukan perhatian khusus dari pihak Puskesmas Susut I. Dari wawancara yang dilakukan pada sekitar 10 orang ibu balita di Desa Tiga ditemukan bahwa, 5 orang balita menderita diare, 5 ibu yang kurang mengetahui tentang penyakit diare dan cara pencegahannya, 4 ibu balita yang tidak memasak air sebelum diminum, 5 ibu balita tidak mencuci tangan sebelum makan dan menyuapi anaknya, 3 ibu balita memberi makan anaknya dengan makpakang, 9 ibu balita membuang sampah dan air limbah sembarangan dan 9 ibu balita tidak membuang

tinja (termasuk tinja bayi) dengan benar. Didapatkan juga semua ibu balita yang diwawancarai belum pernah mendapatkan penyuluhan tentang diare. Dalam upaya mengatasi masalah tersebut, Program Promosi Kesehatan Masyarakat Puskesmas Susut I sebenarnya menargetkan melakukan 2 kali penyuluhan dengan topik diare dan cara hidup sehat di masing-masing dusun. Tetapi kenyataanya, kerjasama ini belum dapat dilaksanakan karena terkendala saranaprasarana, anggaran, dan sulitnya mengumpulkan warga. Berdasarkan hal tersebut, kami bermaksud mengadakan penyuluhan pada ibu-ibu yang memiliki balita di Dusun Tiga Kangin, Desa Tiga, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, dengan harapan meningkatkan pengetahuan mengenai diare dan perilaku hidup bersih guna mendukung program Promosi Kesehatan Puskesmas Susut I.

BAB 2 PERENCANAAN PKM DI PUSKESMAS

2.1 Analisa Masalah


A. Penyebab langsung penyakit diare adalah virus, bakteri, dan parasit B. Perilaku perorangan/masyarakat yang membantu timbul dan menyebarnya

masalah penyakit diare pada balita : Menggunakan air minum yang belum dimasak.
Tidak mencuci tangan sebelum makan dan menyuapi anak. Memberi makan anaknya dengan makpakang. Membuang sampah dan air limbah sembarangan

Tidak membuang tinja (termasuk tinja bayi) dengan benar


C. Kelompok masyarakat yang berperilaku seperti tersebut diatas adalah ibu balita

(pengasuhnya).
D. Latar belakang perilaku yang membantu timbul dan menyebarnya masalah : Air yang berasal dari sumber air disana dianggap sudah bersih dan terasa segar. Kurangnya pengetahuan tentang personal hygiene. E. Perilaku perorangan/masyarakat yang diharapkan akan dapat mengurangi timbul

dan menyebarnya masalah :


Menggunakan air minum yang bersih. Mencuci tangan sebelum makan dan menyuapi anak. Tidak memberi makan anaknya dengan makpakang.

Membuang sampah pada tempat khusus (lobang atau tong sampah) Membuang tinja (termasuk tinja bayi) dengan benar.
F. Kelompok masyarakat yang diharapkan berperilaku seperti tersebut diatas adalah

ibu balita (pengasuhnya).


G. Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh masyarakat yang bersangkutan untuk

mengubah perilakunya saat ini menjadi perilaku yang diharapkan : Taraf pendidikan relatif rendah Pengaruh kebiasaan yang sudah melekat.

H. Hal-hal yang mendorong ke arah terjadinya perubahan perilaku :

Penyuluhan mengenai diare oleh tenaga kesehatan. 2.2 Kelompok Sasaran Kelompok sasaran dalam penyuluhan ini adalah ibu-ibu yang memiliki balita di Banjar Tiga Kangin, Desa Tiga, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli. Ibu-ibu yang memiliki balita dipilih sebagai sasaran penyuluhan karena balita lebih rentan mengalami diare dibandingkan dengan mereka yang berusia diatas lima tahun. Selain itu ibu balita merupakan orang terdekat yang mengurus bayinya. 2.3 Tujuan Penyuluhan A. Tujuan Umum Secara umum penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai diare dan mengubah perilaku ibu-ibu yang memiliki balita di Banjar Tiga Kangin, Desa Tiga, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli. B.Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pengetahuan ibu-ibu yang memiliki balita mengenai pengertian

diare, penyebab, gejala dan akibat diare.


2. Meningkatkan pengetahuan ibu-ibu yang memiliki balita mengenai pencegahan

diare.
3. Meningkatkan pengetahuan ibu-ibu yang memiliki balita mengenai penanganan

diare.
4. Meningkatkan pengetahuan ibu-ibu yang memiliki balita mengenai cara

pembuatan larutan garam gula.


5. Mengubah perilaku ibu balita untuk mencuci tangan sebelum memberi makan

anaknya. 6. Mengubah perilaku ibu balita untuk memasak air sebelum diminum.
7. Mengubah perilaku ibu untuk tidak memberi makan anaknya dengan cara

makpakang.

2.4 Strategi Penyuluhan

2.4.1 Persiapan Penyuluhan Persiapan penyuluhan terdiri dari beberapa bagian antara lain: penguasaan materi penyuluhan, penguasaan cara-cara komunikasi atau penyampaian pesan dan penggunaan alat peraga. Penguasaan materi penyuluhan dilakukan dengan cara membaca buku pedoman penanganan diare dan literatur-literatur yang berkaitan dengan topik penyuluhan. Penguasaan komunikasi dan penggunaan alat peraga dilakukan dengan membaca pedoman tata cara penyuluhan, bertanya pada pemegang daerah binaan Dusun Tiga Kangin, Desa Tiga dan latihan. Persiapan tempat, waktu dan peserta dilakukan dengan menginformasikan, meminta izin, dan kerja sama dari pihak Puskesmas Susut I, Kepala Dusun Tiga Kangin, Desa Tiga agar kegiatan penyuluhan dapat terlaksana dengan baik.
2.4.2 Rencana Pelaksanaan Penyuluhan

Adapun pelaksanaan penyuluhan direncanakan sebagai berikut : 1. Pelaksana program dan staf Puskesmas Susut I berkumpul di Puskesmas pukul 08.30 WITA dan mempersiapkan alat alat yang dibawa ke Br. Tiga Kangin yaitu berupa LCD, layar, laptop, wireless, mic, alat demostrasi mencuci tangan dan pembuatan larutan garam gula berupa sabun, garam, gula, air hangat, gelas belimbing, dan sendok teh. 2. Sesampainya di Br. Tiga Kangin pada pukul 09.00 WITA akan dilanjutkan dengan persiapan tempat penyuluhan. 3. Penyuluhan akan diselenggarakan dengan mengumpulkan ibu-ibu yang memiliki balita yang bersamaan dengan dilaksanakannya posyandu dan arisan PKK Br. Tiga Kangin. 4. Acara penyuluhan akan dimulai sebelum posyandu yaitu pukul 10.00 WITA. Yang diawali dengan perkenalan selama kurang lebih 5 menit dengan peserta penyuluhan. 5. Kemudian dilakukan pre test dengan cara memberikan kuesioner yang berisi 10 buah pertanyaan mengenai diare dan cara penanggulangannya. Waktu yang diberikan untuk pre test selama 10 menit. Dari hasil pre test ini dapat diketahui sejauh mana pengetahuan peserta mengenai diare.

6. Setelah itu dilaksanakan penyuluhan selama 30 menit berupa penyuluhan sesuai dengan materi penyuluhan. Kami memberikan waktu bagi peserta untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami. 7. Acara dilanjutkan dengan demonstrasi cara mencuci tangan yang benar dan cara pembuatan larutan garam gula dengan alokasi waktu 15 menit. Pada saat demonstrasi juga akan diminta 3 orang ibu balita untuk mempraktikan cara cuci tangan yang benar dan cara pembuatan larutan garam gula. 8. Selanjutnya dilakukan post test dengan cara menjawab kuesioner yang sama dengan kuesioner pre test. Hal ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan peserta tentang materi yang disampaikan setelah penyuluhan. 9. Setelah post test dilakukan pengundian door price dan dilanjutkan dengan acara posyandu. 2.5 Isi Penyuluhan 1. Pengetahuan tentang penyebab, gejala-gejala, penyebaran, akibat serta upaya dan pencegahan penyakit diare. 2. Pengetahuan tentang cara-cara pembuangan sampah yang baik, dan akibat-akibat dari cara pembuangan sampah sembarangan. 3. Pengetahuan tentang ciri-ciri air bersih, akibat penggunaan air tidak bersih dan tidak dimasak. 4. Pengetahuan tentang pertolongan pertama pada diare. 5. Demonstrasi cara mencuci tangan yang benar dan pembuatan larutan garam gula. 2.6 Metoda dan Tempat Penyuluhan Metoda yang digunakan adalah ceramah tanya jawab dan demonstrasi. Metoda ceramah tanya jawab dipilih karena bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibuibu mengenai diare. Selain itu metode ini dipilih karena mudah untuk diselenggarakan, dapat mencakup kelompok besar atau kecil, dan banyak orang lebih mudah mengerti dengan mendengarkan daripada membaca. Sementara metoda demonstrasi dipilih karena bertujuan mengubah perilaku ibu-ibu balita serta memiliki keuntungan lebih meyakinkan publik dan menggunakan alat atau model sesungguhnya. Penyuluhan dilaksanakan di Bale Banjar Tiga Kangin, Desa Tiga Kecamatan Susut.

2.7 Media Penyuluhan Media penyuluhan yang digunakan adalah power point dan leaflet. Media ini dipilih karena lebih mudah dibuat, waktu untuk membuatnya tidak banyak, dapat mencapai orang banyak dan isi pokok pembicaraan dapat disiapkan sebelumnya serta urutan penyajiannya dapat diatur. 2.8 Rencana Pelaksanaan Penyuluhan Tanggal Waktu Tempat : 18 Juli 2010 : pukul 10.00 12.00 WITA : Balai banjar Br. Tiga Kangin, Desa Tiga

2.10 Rencana Evaluasi

Evaluasi penyuluhan dilakukan berdasarkan indikator keberhasilan berikut ini : Input : 1. Man : mahasiswa KKM yang bertugas di Puskesmas Susut I yang sudah menguasai materi tentang diare. 2. Minute : acara berlangsung tepat pukul 10.00 WITA dan selesai pukul 12.00 WITA. 3. Market : minimal dihadiri oleh 30 orang ibu-ibu balita. 4. Material : alat dan bahan ceramah serta peragaan sudah siap 1 jam sebelum penyuluhan dimulai. 5. Money : dana yang dikeluarkan untuk pelaksanaan penyuluhan maksimal Rp 100.000,00. 6. Method : sudah menguasai cara memberikan ceramah tanya jawab dan demonstrasi. Proses : 1. Peserta dengan antusias mendengarkan ceramah Indikatornya : peserta tidak mengantuk, tidak ribut/mengobrol, dan tidak pulang 2. Peserta aktif bertanya Indikatornya : minimal terdapat 5 pertanyaan dari peserta 3. Peserta aktif berperan serta Indikatornya : terdapat 3 orang ibu-ibu yang mau mendemonstrasikan cara cuci tangan yang benar dan cara membuat larutan garam gula. 9

Output : 1. Meningkatnya pengetahuan peserta tentang diare dan penanggulangannya dilihat dari adanya peningkatan nilai post test dibandingkan nilai pre test. Waktu dan Pelaksana Evaluasi Penyuluhan Evaluasi dilakukan selama sebelum, selama dan segera setelah penyuluhan selesai dan dilakukan oleh mahasiswa KKM sebagai pelaksana program.

10

BAB 3 PELAKSANAAN PKM

3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan Penyuluhan dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 18 Juli 2010 pukul 10.00-12.30 WITA yang bertempat di balai banjar Br. Tiga Kangin, Desa Tiga, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli. Waktu pelaksanaan kegiatan bertepatan dengan pelaksanaan Posyandu dan arisan ibu-ibu PKK Dusun Tiga Kangin. 3.2 Peserta Peserta yang hadir adalah ibu-ibu yang memiliki balita dan PKK Banjar Tiga Kangin, Desa Tiga yang berjumlah 61 orang 3.3 Pelaksanaan Penyuluhan Penyuluhan dilakukan dengan menyampaikan materi mengenai diare, demonstrasi cara pembuatan larutan gula garam, dan demonstrasi cara mencuci tangan yang benar yang dibawakan oleh mahasiswa KKM secara bergiliran. 3.4 Proses Kegiatan Ijin kegiatan penyuluhan, didapatkan dari dr. I Nyoman Arnatha selaku Kepala Puskesmas Susut I, Ibu Tri Sukarso Marsiadewi selaku Koordinator Bidang PKM, Kepala Desa Tiga serta Kepala Dusun Tiga Kangin. Dalam rangka pelaksanaan penyuluhan, mahasiswa KKM bekerja sama dengan kader dalam mempersiapkan tempat pelaksanaan penyuluhan. Mahasiswa KKM tiba di Bale Banjar Tiga Kangin pukul 08.45 WITA. Mahasiswa KKM dibantu kader kemudian mempersiapkan layar, LCD, dan laptop yang akan digunakan untuk melakukan penyuluhan. Tempat pelaksanaan penyuluhan telah siap pada pukul 09.00 WITA. Ibu-ibu balita pun mulai datang berkumpul, hingga tepat pada pukul 10.00 WITA acara penyuluhan dimulai. Sebelum acara dimulai juga dilakukan pembagian leaflet diare kepada para ibu balita. Untuk lebih menarik perhatian para peserta sebelum acara penyuluhan dimulai, salah satu mahasiswa KKM menyumbangkan

11

karaoke sebuah lagu Bali. Tampak para peserta sangat tertarik dengan pertunjukkan tersebut, terbukti dengan beberapa peserta yang ikut menyanyi bersama. Acara penyuluhan kemudian dimulai dengan perkenalan dari mahasiswa KKM dan pemegang Program PKM Puskesmas Susut I selama 5 menit. Setelah itu acara dimulai dengan menanyakan beberapa pertanyaan mengenai diare kepada para peserta untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan peserta mengenai materi penyuluhan. Lalu acara dilanjutkan dengan penyuluhan kurang lebih selama 1 jam karena di sela-sela penyuluhan juga diberikan kesempatan kepada para peserta untuk bertanya hal yang belum dimengerti. Penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah tanya jawab dengan media power point. Tampak para peserta sangat antusias, terlihat peserta mengajukan beberapa pertanyaan seputar materi penyuluhan. Bagi peserta yang mau bertanya kemudian diberikan sebuah hadiah. Acara penyuluhan berlangsung menyenangkan, karena di sela-sela penyuluhan beberapa kali di mahasiswa KKM memberikan lelucon yang membuat para peserta tertawa. Setelah penyuluhan selesai, kembali ditanyakan beberapa soal tentang materi penyuluhan kepada peserta, terlihat peserta mampu menjawab pertanyaan dibandingkan sebelum penyuluhan. Setelah acara penyuluhan selesai kemudian dilanjutkan dengan demonstrasi pembuatan larutan gula garam. Acara ini diawali dengan demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa KKM. Kemudian beberapa peserta diminta untuk memperagakan cara pembuatan larutan garam gula. Terlihat ibu-ibu sangat antusias, tampak beberapa ibu langsung mengajukan diri untuk melakukan peragaan. Bahkan peragaan juga dilakukan oleh seorang anak perempuan kelas 2 SD yang semakin memeriahkan acara. Setelah demonstrasi pembuatan larutan garam gula, acara kemudian dilanjutkan dengan demonstrasi cara mencuci tangan yang benar. Sama halnya seperti demonstrasi sebelumnya, tampak ibu-ibu berebut untuk dapat menjadi peraga mencuci tangan yang benar. Kemudian para peserta yang terpilih sebagai peraga diberikan kenang-kenangan berupa sebuah hadiah. Setelah acara demonstrasi diatas dilakukan pembagian MP-ASI kepada seluruh ibu balita yang datang. MP-ASI ini diperoleh dari hasil kerjasama dengan program gizi Puskesmas Susut I. Akhirnya acara ditutup dengan ucapan terima kasih. Setelah acara selesai, kegiatan dilanjutkan dengan acara Posyandu dan arisan PKK.

12

BAB 4 EVALUASI KEGIATAN 4.1 Evaluasi Input Evaluasi input dilakukan sebelum, selama, dan setelah acara penyuluhan meliputi beberapa aspek penilaian seperti tampak pada tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Evaluasi Input No. Target 1 Man : Mahasiswa KKM yang sudah menguasai materi tentang diare 2 Minute : acara berlangsung tepat pukul 10.00 12.00 WITA 3 4 Market : minimal dihadiri oleh 30 orang ibu-ibu balita. Material : alat dan bahan ceramah serta peragaan sudah siap 1 jam sebelum penyuluhan dimulai. Money : dana yang dikeluarkan untuk pelaksanaan penyuluhan maksimal Rp 100.000,00. Method : sudah menguasai cara memberikan ceramah tanya jawab dan demonstrasi. Pencapaian Man : Mahasiswa KKM yang sudah menguasai materi tentang diare Minute : acara berlangsung tepat pukul 10.00-12.30 WITA karena peserta antusias bertanya. Market : acara dihadiri oleh 61 orang ibu-ibu balita. Material : alat dan bahan ceramah serta peragaan sudah siap 1 jam sebelum penyuluhan dimulai. Money : dana yang dikeluarkan untuk pelaksanaan penyuluhan sejumlah Rp 75.000,00 Method : sudah menguasai cara memberikan ceramah tanya jawab dan demonstrasi.

Berdasarkan hasil evaluasi input diatas didapatkan kegiatan PKM berhasil mencapai target dengan baik. Hal ini menunjukkan proses perencanaan kegiatan KKM sudah berlangsung dengan baik. 4.2 Evaluasi Proses Evaluasi proses dilakukan dengan melihat 3 indikator yaitu : antusiasme peserta mendengarkan ceramah, peserta aktif bertanya dan peserta aktif dalam demonstrasi. Pada pelaksanaan kegiatan didapatkan peserta mengikuti acara dengan antusias, terbukti dari tidak ada peserta yang pulang, mengobrol, dan mengantuk. Peserta berinteraksi dengan baik dengan pemberi materi, terbukti suasana menjadi penuh tawa ketika pemberi materi melemparkan lelucon dan melibatkan peserta. Peserta juga aktif bertanya, dilihat dari beberapa pertanyaan yang ada yaitu 1) Saiapa yang

13

paling sering terkena diare ?, 2) Kapan balita saya harus dibawa ke puskesmas jika diare ?, 3) Berapa kali oralit diberikan dalam 1 hari ?, 4) Kalau tidak boleh makpakang, cara memberi makannya bagaimana ?, 5) Apakah air yang dipakai membuat larutan garam gula harus hangat ?. Peserta juga aktif berpartisipasi dalam demonstrasi cara mencuci tangan yang benar dan cara pembuatan larutan garam gula, terlihat ada 3 ibu mendemonstrasikan pembuatan larutan garam gula dan 1 orang ibu mendemonstrasikan cara mencuci tangan yang benar. Berdasarkan evaluasi proses diatas, disimpulkan bahwa proses penyuluhan telah berjalan sesuai yang diharapkan. 4.3 Evaluasi Output Evaluasi output dengan menggunakan kuisioner pre dan post test gagal dilaksanakan karena situasi yang tidak mendukung. Oleh karena itu evaluasi output dilakukan dengan melakukan tanya jawab sebelum dan setelah penyuluhan kepada beberapa ibu balita. Melalui proses tersebut diketahui telah terjadi peningkatan pengetahuan ibu balita mengenai diare dan penanggulangannya dibandingkan sebelum penyuluhan. 4.4 Hambatan PKM Hambatan pada pelaksanaan penyuluhan adalah situasi yang kurang mendukung pelaksanaan pre dan post test. Kondisi penyuluhan yang dilakukan di bale banjar bersamaan dengan posyandu tidak memungkinkan dilakukan pre dan post test. Selain itu juga terdapat kesulitan mencari air mengalir untuk pelaksanaan demonstrasi mencuci tangan yang benar karena air di banjar tidak mengalir. Kendala tersebut dapat diatasi dengan melakukan demonstrasi menggunakan baskom dan gayung untuk mengalirkan air. 4.5 Manfaat PKM Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan PKM ini dapt dibagi menjadi 3 yaitu : 1. Memberikan kesempatan untuk latihan penyuluhan kepada mahasiswa KKM dan melatih teknik komunikasi dengan masyarakat. 2. Membantu program PKM Puskesmas Susut I dalam melaksanakan penyuluhan kepada masyarakat mengenai diare, serta membantu program Gizi Puskesmas Susut I dalam mendistribusikan MP-ASI kepada ibu-ibu balita di Dusun Tiga Kangin. 14

3. Meningkatnya pengetahuan masyarakat Dusun Tiga Kangin mengenai diare dan cara pencegahannya, yang diharapkan akan diikuti dengan perubahan perilaku ibu balita di Dusun Tiga Kangin.

15

Anda mungkin juga menyukai