Drs. SLAMET SOEMARNO.SMPh. Disampaikan pada Pelatihan Fisioterapi ICU Tgl: 20-23 Februari 2008 Di Pusat Latihan Kerja Kesehatan Cilandak Jakarta Oleh: IFI PUSAT. DI JAKARTA.
10/16/2012 1
I. PENDAHULUAN.
A. Pengertian. Fasilitasi Neurofisiologi Respirasi (FNR): Label tehnik fasilitasi proprioseptik dan taktil agar terjadi respon reflek respirasi normal. B. Indikasi: Pasien tidak sadar atau kurang berpartisipasi. C. Upaya FNR.
10/16/2012
10/16/2012
implikasi fisioterapi cardiopulmonal ICU. Pengetahuan dasar yang baik tentang fisiologi, patofisiologi, farmakologi dan multi sistem penyakit serta penanganan medis merupakan hal penting untuk mengambil keputusan tindakan fisiterapi ICU. Bed rest Fisioterapi gerak dan fungsi: gerak motorik, learning motor, gerak funsional. Tiga dasar pendekatan pasien ICU: 1. Ilmu pengetahuan dasar. 2. Bukti Ilmiah untuk intervensi Fisioterapi. 3. Pengalaman klinis.
10/16/2012 4
3. 4. 5. 6.
7. 8.
Berpengetahuan dasar. Mampu monitoring ICU (Gas darah, EKG, cairan, drainase, hemodinamik ) prioritas masalah, kemampuan dan modifikasi fisioterapi. Mampu menilai kardiopulmonal. Kemampuan praktek dibawah tekanan masalah. Mampu lakukan tindakan emergensi. Memiliki sensitifitas psikologis: budaya aktif melibatkan keluarga dalam klinis. Ketrampilan berkomunikasi : kerja sama tem ICU. Dapat memberikan gambaran prestasi intervensinya.
10/16/2012
10/16/2012
waktu perawatan.
Bagaimana tranportasi oksigen ke jaringan meningkat dan optimal. Kerja neuro, muskulo optimal
10/16/2012 7
2. Status sebelum sakit:l/p, usia, jobs 3. Kebiasaan hidup.(rokok, OR, strees 4. keadaan nutresi, cairan,bb, layuh. 5. Ketidak stabilam medis. 6. Indikasi intubasi, ventilasi, oksigen 7. Monitor ketat: EKG, kateter, infus 8. Ada tidak potensi gagal multi organ 9. Potensi koma
10/16/2012 8
Lanjutan.
10. Peningkatan tekanan intra cranial. 11. Potensi nikrse, infeksi, presure 12. Kualitas tidur, rest, nutresi Icu 13. Obat-obatan penjegah rasa sakit. Apa yg dapat dilakukan fisioterapis untuk mengurangi beban pasien. ?
10/16/2012
10/16/2012
10
Lanjutan.
f. Menjaga gerak normal, kekuatan, koordinasi. g. Memaksimalkan keterlibatan pasien dalam aktifitas sehari-hari. h. Memaksimalkan hasil terapi tem. i. Pencegahan komplikasi: nasokomial dll
10/16/2012
11
1. Ketahui riwayat pasien. 2. Memahami penerapan pengobatan. 3. Stabilitas Vital sign: HR,RR, BP, suhu 4. Pahami hasil tes lab, Gas darah PaO2 pH 5. Parameter penggunaan ventilator.
10/16/2012
12
Langkah-langkah fisioterapi.
Proses fisioterapi. Assessment dengan pengukuran yang akurasi.Pengukuran yang akurasi. HR,RR dihitung dalam satu menit penuh. Tentukan problem dan penyebab. Lakukan perencanaan tertulis. Lakukan dengan monitor alat-alat serta ukuran dosis. Evaluasi hasil. Jangan tinggalkan pasien sebelum ditunggu 2-5 menit setelah intervensi fisioterapi. Ukur Vital sign ulang.
10/16/2012 13
PROBLEM: A. Pernafasan.
1. Gangguan systen neurologi.
4. Gangguan pleurae.
5. Gangguan perfusi / restriktif. 6. Gangguan system sirkulasi pulmonal. 7. Gabungan satu sampai enam
10/16/2012
14
B. Fungsi Musculoskeletal
1. Joint function / movement 2. Performance kerja otot. 3. Balance, coordination, komunikasi 4. Performance fisik : ambulation / ADL
10/16/2012
15
C. Fungsi Neuromuskular.
1.
2.
3.
D. E. F.
10/16/2012
16
analisa pemeriksaan dengan pendekatan holistik termasuk pengaruh pengobatan medik (pearson & parr 93). Kasus neurologi sitem mendominasi terjadinya gagal nafas. Sehingga Assessment dimulai dari masalah utama sebagai indikator keadaan pasien yang memerlukan intervensi cepat untuk mengatasi masalah kritis, baru dilanjutkan analisa lanjut.
10/16/2012
17
ilmiah (evidence) yang sahih yang diketahui hingga kini untuk menentukan Problem pada penderita yang sedang kita hadapi.
Merupakan penjabaran bukti ilmiah lebih
lanjut setelah pemeriksaan dilakukan dan dengan memilih intervensi yang telah dibuktikan manfaatnya.
10/16/2012
18
Memformulasikan pertanyaan tentang masalah fisioterapi yang dihadapi Menelusuri bukti-bukti terbaik yang tersedia untuk mendapatkan data yang akurat dan presisi. Mengkaji bukti, validitas dan keseuaiannya dengan kondisi praktek Menerapkan hasil kajian Mengevaluasi penerapannya (kinerjanya)
10/16/2012
19
3. PASIEN ICU
Tak Sadar. Ventilasi rendah Nafas dangkal Banyak alat bantu Nafas monoton Kurang aktivitas Elevasi kepala Sukar Chest fisioterapi. Otot pernafasan lemah Rekoil lemah Rom thorak menurun Oksigen terbatas.
10/16/2012
Retensi mukos
Gangguan ventilasi
20
& evaluasi perjalanan dispnea Beberapa cara pengukuran : 1.Skala analog visual (VAS) 2.Skala Borg yang dimodifikasi, 3.Skala sesak Medical Research Council (MRC) 4.Skala sesak American Thoracic Sosiety (ATS) 5.Baseline Dyspnea Index (BDI)
0 1
ringan
sedikit mendaki Sesak saat berjalan bergegas atau sedikit mendaki Berjalan lebih lambat dibanding orang seumur karena sesak atau harus berhenti untuk bernapas saat berjalan biasa Berhenti untuk bernapas setelah berjalan 100 yard atau setelah berjalan beberapa menit Pada ketinggian tetap Terlampau sesak untuk keluar rumah atau atau sesak saat berpakaian / melepas pakaian
sedang
berat
sangat berat
-------------------------------------------------------------------------------------------10/16/2012 22
Derajat 3
Derajat 4
Derajat 5
: Tidak sesak kecuali aktiviti latihan berat : Sesak saat menaiki tangga secara tergesa-gesa atau saat mendaki bukit kecil. : Berjalan lebih lambat dibanding kebanyakan orang : Harus berhenti untuk bernapas setelah berjalan kira-kira 100 yard. : Terlalu sesak untuk keluar rumah atau sesak saat menggunakan atau melepas pakaian
23
10/16/2012
membedakan derajat dispnea satu waktu tertentu Transitional dyspnea index (TDI) menilai perubahan setelah beberapa intervensi dalam waktu tertentu Pengukuran lainnya : kuisioner Chronic respiratory disease questionnaire (CRDQ), kuisioner status fungsional paru dan dispnea, oksigen cost diagram (OCD)
10/16/2012 24
4.VITAL SIGN.
1. 2. 3. 4.
10/16/2012
25
5. PENENTUAN DOSISI.
1. FREKUENSI( 3-5/Mg) 2. INTENSITAS(RINGAN, SED, BERAT 3. TIME (DURASI) 10-15/ MIN
Pengaruh Perbaikan fungsi menelan. Frekuensi pernafasan menurun. Ventilasi thorak meningkat. Ventilasi alveoli meningkat. Peningkatan tonus otot inspirator. Meningkatnya fungsi batuk. Perubahan bunyi nafas. Tingkat kesadaran membaik.
27
10/16/2012
. FNR.
FNR meliputi: 1. Perioral fasilitasi dan presure. 2. Pengaturan posisi. 3. Tehnik pengembangan ventilasi. 4. Fasilitasi paru aktif 5. Fasilitasi mobilisasi pernafasn.
10/16/2012
28
Observasi.
Menutup mulut. Menelan. Menggerakkan hidung. d. Nafas: dalam/dangkal. e. Epigastrik meningkat.
a. b. c.
29
10/16/2012
30
2. Pengaturan posisi.
1. Tujuan. a. Membuka jalan nafas. b. Fasilitasi otot inspirasi bekerja optimal. c. Mendapatkan rileksasi otot respirasi. d. Energi paling rendah. e. Ventilasi paling tinggi. f. Menggunakan tehnik fasilitasi dan inhibisi (FNR).
10/16/2012
31
ekstensi dan rotasi leher. 2. Berikan alas dibawah leher dengan gulungan kain dan buat sedikit rotasi.
10/16/2012
32
10/16/2012
33
a. Intercostal stretcing .
Posisikan pasien half
supine lying, semi ekstensi leher dan sedikit rotasi. Posisikan lengan semi abd eksorotasi. Hip posisi semi fleksi fasilitasi diaphragm bila ekstensi menghambat diaphragm Fasilitasi ekspansi dada atas kanan .
Observasi peningkatan daerah kontra lateral
10/16/2012 34
b. Anterior stretching
Methode dan
posisi: Tidur terlentang. Letakkan telapak tangan PTs dibawah tulang rusuk 2-5 . Angkat tulang rusuk keatas.
10/16/2012
Observasi. Pengembangan
35
3.
4. 5.
terlentang. Masukkan tangan dan Gerakan nafas jari-jari Pts dibawah pada apical thorak. vertebrae 7-10. Ventilasi Angkat vertebrae 7meningkat. 10. Nafas lambat. Lakukan 6-10 kali Tidak dilakukan pada posisi tidur miring.
36
Observasi.
10/16/2012
10/16/2012
37
terlentang. Letakkan tangan terapis diatas tulang rusuk 2-5. Presure saat ekspirasi. 2-6 kali. Kemudian nafas biasa.
10/16/2012
38
suppine/half lying. Letakkan tangan dan jari-jari Pts, diatas tulang rusuk pasien 710 dan presure saat ekspirasi. Lakukan kanan dan , kiri bersamaan Jangan dilakukan pada posisi side half lying. Lakukan 2-6 kali.
10/16/2012 39
10/16/2012
40
g. Empat tempat. Dada atas dan bawah kanan kiri dilakukan 2 Pts.
10/16/2012
42
Fasilitasi diaphragm
Posisi half lying membantu isi perut turun Dan memudahkan diaphragm beekontraksi.
Posisikan hip semi fleksi Membantu otot abdominal rileks dan mudah didorong. Mudah bernafas.
Kunci dada bila khusus untuk diaphragm.
10/16/2012 43
half side lying. Posisi hip dan knee semi fleksi, berikan gulungan kain dibawah knee. Posisi extremitas atas indorotasi, atau menyilang diatas dada sebagai inhibisi dada atas (bila mungkin).
Posisi side half lying lebih mudah dilakukan posisi kurang nyaman. 10/16/2012
44
4.
5. 6.
Posisi side lying (otot nilai 2) Tangan Pts diatas antara dada dan perut. Saat akhir inspirasi atau mulai awal ekspirasi tangan Pts ditarik ke umbilikus sambil sedikit menekan Saat akir ekspirasi awal inspirasi tangan Pts kembali ke antara dada dan perut. Ulangi minimal 20 kali. Dapat ditingkatkan pada posisi supine lying, fowler atau duduk.
10/16/2012
45
10/16/2012
46
diaphragms. Mobilisasi torak. Tehnik fasilitasi pola nafas dada atas. Tehnik fasilitasi pola nafas asimetris. Tehnik fasilitasi memperlambat nafas dangkal.
10/16/2012
47
10/16/2012
48
fowler lying. Kepala posisi membuka jalan nafas. Kunci paru non aktif. Fasilitasi paru aktif.
10/16/2012 49
POSISI FOWLER. TANGAN DIATAS UMBILIKUS SAAT INSPIRASI TANGAN KE XIPOID SAAT EKSPIRASI TANGAN KE BAWAH.
10/16/2012
50
10/16/2012
51
3. KOMBINASI GERAKAN PASIF EKTREMITAS (UNTUK MEMBUKA IGA). 4. GERAK PNF TRUNK. 5. TEHNIK STRETCHING MYOFASIAL INTERCOSTALIS.
10/16/2012 52
10/16/2012
53
9. TEHNIK ASSESTED/AKTIF.
a. LAKUKAN GERAKAN AKTIF YANG
MENAMBAH VENTILASI IRV. b. LAKUKAN GERAKAN AKTIF YANG MENAMBAH ERV. c. BIASSANYA DILAKUKAN GERAKAN SAMA DALAM INSPIRASI DAN EKSPIRASI.
10/16/2012
54
3.
FASILITASI OTOT PECTORALIS. PENGGERAK CASTAE BELAKANG LATERAL. FASILITASI OTOT TRAPEZIUS. MEMBANTU GERAKAN ELEVASI. INHIBISI DIAPHRAGMA LEMAH/ KUAT (SPINAL CORD INJURY, CEREBRAL POLSY , POLIO).
10/16/2012
55
DAERAH NON AKTIF KUAT JADI SEIMBANG (PENINGKATAN DAYA REGANG AREA NON AKTIF, KUAT) INHIBISI DAERAH AKTIF (LEMAH). ARAHKAN PERNAFASAN SIMETRIS.
10/16/2012 56
- TEHNIK
BUTTERFLY PADA POSISI DUDUK.
- TEHNIK
RELEKSASI PURSED LIP BREATHING.
10/16/2012
57
13.TEHNIK COUNTERROTATION.
1. 2. 3.
POSISI PASIEN LEFT SIDE LAYING HIP, KNEE SEMI FLEKSI, LENGAN NYAMAN. USAHAKAN RELEKS. Ftis DIBELAKANG PASIEN TANGAN KIRI Ftis PEGANG BAHU KANAN PASIEN DAN TANGAN KANAN Ftis PEGANG COXAE , ROTASI ANTERIOR SAAT EKSPIRASI DAN KEMBALI SAAT INSPIRASI.
10/16/2012
58
4.
5.
6.
Bila pasien mampu duduk nyaman. USAHAKAN RELEKS. TANGAN PASIEN DIBELAKANG KEPALARI FISIOTERAPIS DIBELAKANG PASIEN PEGANG SIKU KANAN DAN KIRI PASIEN SAAT EKSPIRASI ADD HORISONTAL DAN SAAT INSPIRASI ABD HORIZONTA. SAMBIL DIULUR (TRETCHING KE BELAKANG). KOMBINASI DENGAN ROTASI.
59
10/16/2012
DADA PASIEN . TUJUAN: a. MERASAKAN POLA NAFAS. b.MENGUNCI GERAKAN DADA. 3. ANJURKAN BERNAFAS DENGAN PERUT. SAMBIL PELVIK TELTING.
10/16/2012 60
energi minimal DUDUK/BERDIRI lebih tinggi. 2. KEPALA Semi Ekstensi, Rotasi 3. SEMI EKSTENSI : Trunk, Hip dan knee. 4. SEMI EKSTENSI : Shoulder, Ekstensi Elbow.
10/16/2012 62
LAYING ATAU FOWLER. 2. KEPALA DIPOSISIKAN MEMBUKA JALAN NAFAS. 3. INHIBISI PARU NON AKTIF dengan cara mengunci, fiksasi posisi.
10/16/2012 63
19.POSISI RELEKSASI
1. FOWLER.
2. FORD WARD
MALAS.
10/16/2012
65
10/16/2012
66
VIII PENUTUP.
1. PERIKSA DNG TELITI SEBELUM 2. 3. 4. 5.
6.
BERTINDAK. ANALISA PENYEBAB PROBLEM. PILIH TEHNIK YANG PAS. TENTUKAN DOSIS. AMATI RESPON DENGAN TELITI. LAKUKAN BERULANG.
10/16/2012
68
Tinjuan pustaka.
1.
2.
Mary Massery, Donna Frownfeter, Facilitating ventilation pattern and breathing strategies,principles and practice of cardiopulmonary physical therapy, third edition, Mosby-year book,USA, Amerika 1996. Barbara A. Webber, Jennifer A, Pryor, Physiotherapy technigues, physiotherapy for respiratory and cardiac problem, secand edition, churhill livingstone, singapore 1998.
10/16/2012
69
3. Margaret hollis & phyl Flecher-cook, Relaxation, practical exercise therapy, fourth edition, Scool of Physiotherapy the University of Melbourne, victoria 3010, 48-58, 1999. 4.S. Sunatrio, Dasar Medis untuk Keperawatan pasien henti jantung, departeman anestesiologi FKUI RS, Dr. Cipta Mangunkusuma, jakarta. 5. Slamet Sumarno, Fasilitasi neurofisiologi Respirasi, Temu Ilmiah Fisioterapi Tgl: 23 Agustus 2003 di Lembang Bandung. 6. Slamet Sumarno, Tehnik Fasilitasi dan stategi kontrol respirasi, temu ilmiah fisioterapi ke XIX dan Konggres fisioterapi ke IX Tgl: 27-29 Agustus 2004 Parangtritis yogyakarta.
10/16/2012 70
10/16/2012
71
10/16/2012
72