Anda di halaman 1dari 72

FASILITASI NEUROFISIOLOGI RESPIRASI

Drs. SLAMET SOEMARNO.SMPh. Disampaikan pada Pelatihan Fisioterapi ICU Tgl: 20-23 Februari 2008 Di Pusat Latihan Kerja Kesehatan Cilandak Jakarta Oleh: IFI PUSAT. DI JAKARTA.
10/16/2012 1

I. PENDAHULUAN.
A. Pengertian. Fasilitasi Neurofisiologi Respirasi (FNR): Label tehnik fasilitasi proprioseptik dan taktil agar terjadi respon reflek respirasi normal. B. Indikasi: Pasien tidak sadar atau kurang berpartisipasi. C. Upaya FNR.

10/16/2012

Fisioterapi Intensive Care Unit


ICU umumnya kondisi kritis Cardiorespirasi dan multi system banyak menggunakan alat bantu canggih serta ditangani secara team. Semestinya fisioterapi ICU mempunyai kualifikasi undergraduate. Problem diukur dengan sistem yang akurat, sehingga pengaruh intervensi fisioterapi terukur dengan akurasi tinggi (Knaus et all
85)

10/16/2012

Latar belakang PTs ICU


Adanya kemajuan ilmu dan teknologi mempunyai

implikasi fisioterapi cardiopulmonal ICU. Pengetahuan dasar yang baik tentang fisiologi, patofisiologi, farmakologi dan multi sistem penyakit serta penanganan medis merupakan hal penting untuk mengambil keputusan tindakan fisiterapi ICU. Bed rest Fisioterapi gerak dan fungsi: gerak motorik, learning motor, gerak funsional. Tiga dasar pendekatan pasien ICU: 1. Ilmu pengetahuan dasar. 2. Bukti Ilmiah untuk intervensi Fisioterapi. 3. Pengalaman klinis.
10/16/2012 4

Dasar fisioterapi ICU


1. 2.

3. 4. 5. 6.

7. 8.

Berpengetahuan dasar. Mampu monitoring ICU (Gas darah, EKG, cairan, drainase, hemodinamik ) prioritas masalah, kemampuan dan modifikasi fisioterapi. Mampu menilai kardiopulmonal. Kemampuan praktek dibawah tekanan masalah. Mampu lakukan tindakan emergensi. Memiliki sensitifitas psikologis: budaya aktif melibatkan keluarga dalam klinis. Ketrampilan berkomunikasi : kerja sama tem ICU. Dapat memberikan gambaran prestasi intervensinya.

10/16/2012

Fisioterapi Intensive Care Unit


Siapa yang harus di rawat di ICU. Gejala gagal nafas (krirtis pernafasan). Indikasi memerlukan alat bantu janggih. Perlu fisioterapi intensif . Kondisi multi sistem. Kerjasama team.

10/16/2012

Tujuan dasar fisioterapi ICU


1. Agar Ps sadar kenal: orang, waktu, tempat

2. Kembali kekeadaan fungsional.


3. Mengurangi morbilitas, mortalitas dan

waktu perawatan.
Bagaimana tranportasi oksigen ke jaringan meningkat dan optimal. Kerja neuro, muskulo optimal
10/16/2012 7

Informasi umum yg dibutuhkan dalam fisioterapi ICU 1.Riwayat kondisi.

2. Status sebelum sakit:l/p, usia, jobs 3. Kebiasaan hidup.(rokok, OR, strees 4. keadaan nutresi, cairan,bb, layuh. 5. Ketidak stabilam medis. 6. Indikasi intubasi, ventilasi, oksigen 7. Monitor ketat: EKG, kateter, infus 8. Ada tidak potensi gagal multi organ 9. Potensi koma
10/16/2012 8

Lanjutan.
10. Peningkatan tekanan intra cranial. 11. Potensi nikrse, infeksi, presure 12. Kualitas tidur, rest, nutresi Icu 13. Obat-obatan penjegah rasa sakit. Apa yg dapat dilakukan fisioterapis untuk mengurangi beban pasien. ?

10/16/2012

Tujuan fisioterapi ICU


Peningkatan fungsi. 2. Memelihara fungsi. 3. Mencegah penurunan fungsi dan komplikasi. a. Menjaga Ventilasi, perfusi alveoli. b. Memperbaiki tranportasi oksigen. c. Meringankan kerja jantung paru. d. Meminimalkan alat bantu. e. Mendesain rencana posisi yang menguntungkan.
1.

10/16/2012

10

Lanjutan.
f. Menjaga gerak normal, kekuatan, koordinasi. g. Memaksimalkan keterlibatan pasien dalam aktifitas sehari-hari. h. Memaksimalkan hasil terapi tem. i. Pencegahan komplikasi: nasokomial dll

10/16/2012

11

Persiapan fisioterapi ICU.


Ancaman sebelum fisioterapi.

1. Ketahui riwayat pasien. 2. Memahami penerapan pengobatan. 3. Stabilitas Vital sign: HR,RR, BP, suhu 4. Pahami hasil tes lab, Gas darah PaO2 pH 5. Parameter penggunaan ventilator.

10/16/2012

12

Langkah-langkah fisioterapi.
Proses fisioterapi. Assessment dengan pengukuran yang akurasi.Pengukuran yang akurasi. HR,RR dihitung dalam satu menit penuh. Tentukan problem dan penyebab. Lakukan perencanaan tertulis. Lakukan dengan monitor alat-alat serta ukuran dosis. Evaluasi hasil. Jangan tinggalkan pasien sebelum ditunggu 2-5 menit setelah intervensi fisioterapi. Ukur Vital sign ulang.
10/16/2012 13

PROBLEM: A. Pernafasan.
1. Gangguan systen neurologi.

2. Gangguan Sangkar thorak.


3. Gangguan jalan nafas / obtruktif.

4. Gangguan pleurae.
5. Gangguan perfusi / restriktif. 6. Gangguan system sirkulasi pulmonal. 7. Gabungan satu sampai enam

10/16/2012

14

B. Fungsi Musculoskeletal
1. Joint function / movement 2. Performance kerja otot. 3. Balance, coordination, komunikasi 4. Performance fisik : ambulation / ADL

10/16/2012

15

C. Fungsi Neuromuskular.
1.

2.
3.

D. E. F.

Sensasi, stimulasi, Inhibisi. Edukasi . Mencapai goul (harapan). Evaluasi .

10/16/2012

16

Assessment. 1. Holistik sistem.


FTs terutama pasien dengan respiratory system,

analisa pemeriksaan dengan pendekatan holistik termasuk pengaruh pengobatan medik (pearson & parr 93). Kasus neurologi sitem mendominasi terjadinya gagal nafas. Sehingga Assessment dimulai dari masalah utama sebagai indikator keadaan pasien yang memerlukan intervensi cepat untuk mengatasi masalah kritis, baru dilanjutkan analisa lanjut.

10/16/2012

17

2. Evidence Based physiotherapy (EBPt)


Menggunakan segala pertimbangan bukti

ilmiah (evidence) yang sahih yang diketahui hingga kini untuk menentukan Problem pada penderita yang sedang kita hadapi.
Merupakan penjabaran bukti ilmiah lebih

lanjut setelah pemeriksaan dilakukan dan dengan memilih intervensi yang telah dibuktikan manfaatnya.

10/16/2012

18

Lima tahap evidence based


Memformulasikan pertanyaan tentang masalah fisioterapi yang dihadapi Menelusuri bukti-bukti terbaik yang tersedia untuk mendapatkan data yang akurat dan presisi. Mengkaji bukti, validitas dan keseuaiannya dengan kondisi praktek Menerapkan hasil kajian Mengevaluasi penerapannya (kinerjanya)

10/16/2012

19

3. PASIEN ICU
Tak Sadar. Ventilasi rendah Nafas dangkal Banyak alat bantu Nafas monoton Kurang aktivitas Elevasi kepala Sukar Chest fisioterapi. Otot pernafasan lemah Rekoil lemah Rom thorak menurun Oksigen terbatas.
10/16/2012

Retensi mukos

Gangguan ventilasi

Atelektasis Kollap paru

20

Contoh Pengukuran DISPNEA


Tujuan : membedakan tingkat keparahan

& evaluasi perjalanan dispnea Beberapa cara pengukuran : 1.Skala analog visual (VAS) 2.Skala Borg yang dimodifikasi, 3.Skala sesak Medical Research Council (MRC) 4.Skala sesak American Thoracic Sosiety (ATS) 5.Baseline Dyspnea Index (BDI)

6.Transitional Dyspn Index (TDI)


10/16/2012 21

Skala sesak dari MRC


Deskripsi Peringkat Derajat ------------------------------------------------------------------------------------------ Tidak sesak saat berjalan bergegas atau

0 1

ringan

sedikit mendaki Sesak saat berjalan bergegas atau sedikit mendaki Berjalan lebih lambat dibanding orang seumur karena sesak atau harus berhenti untuk bernapas saat berjalan biasa Berhenti untuk bernapas setelah berjalan 100 yard atau setelah berjalan beberapa menit Pada ketinggian tetap Terlampau sesak untuk keluar rumah atau atau sesak saat berpakaian / melepas pakaian

sedang

berat

sangat berat

-------------------------------------------------------------------------------------------10/16/2012 22

Skala sesak ATS


Derajat 1 Derajat 2

Derajat 3
Derajat 4

Derajat 5

: Tidak sesak kecuali aktiviti latihan berat : Sesak saat menaiki tangga secara tergesa-gesa atau saat mendaki bukit kecil. : Berjalan lebih lambat dibanding kebanyakan orang : Harus berhenti untuk bernapas setelah berjalan kira-kira 100 yard. : Terlalu sesak untuk keluar rumah atau sesak saat menggunakan atau melepas pakaian
23

10/16/2012

Baseline dypsnea index (BDI)

membedakan derajat dispnea satu waktu tertentu Transitional dyspnea index (TDI) menilai perubahan setelah beberapa intervensi dalam waktu tertentu Pengukuran lainnya : kuisioner Chronic respiratory disease questionnaire (CRDQ), kuisioner status fungsional paru dan dispnea, oksigen cost diagram (OCD)
10/16/2012 24

4.VITAL SIGN.

1. 2. 3. 4.

UMUR. 0- 3 Bulan 3-12 Bulan 1-4 Tahun DEWASA

HR/min 120-140 100-120 80-100 50-80

RR/min 40-60 30-40 25-30 12-20

BP/mmHg 70/40 80/40 100/65 95/60 140/90

10/16/2012

25

5. PENENTUAN DOSISI.
1. FREKUENSI( 3-5/Mg) 2. INTENSITAS(RINGAN, SED, BERAT 3. TIME (DURASI) 10-15/ MIN

4. TYPE DLM EXC MIS. PURSED LIP BREATHING.


5. REPETISI/MIN (RPM) GERAKAN /MIN.
10/16/2012 26

II. Fasilitasi Neurofisiologi Respirasi


Pengaruh Perbaikan fungsi menelan. Frekuensi pernafasan menurun. Ventilasi thorak meningkat. Ventilasi alveoli meningkat. Peningkatan tonus otot inspirator. Meningkatnya fungsi batuk. Perubahan bunyi nafas. Tingkat kesadaran membaik.
27

10/16/2012

. FNR.
FNR meliputi: 1. Perioral fasilitasi dan presure. 2. Pengaturan posisi. 3. Tehnik pengembangan ventilasi. 4. Fasilitasi paru aktif 5. Fasilitasi mobilisasi pernafasn.

10/16/2012

28

1. Perioral fasilitasi dan presure.


Stimulasi bibir atas dengan perabaan atau penekanan. Stroking dengan jari jari secara terus menerus atau tapping disekitar mulut.
10/16/2012

Observasi.
Menutup mulut. Menelan. Menggerakkan hidung. d. Nafas: dalam/dangkal. e. Epigastrik meningkat.
a. b. c.

29

Perioral fasilitasi dan presure.


Gambar.

10/16/2012

30

2. Pengaturan posisi.
1. Tujuan. a. Membuka jalan nafas. b. Fasilitasi otot inspirasi bekerja optimal. c. Mendapatkan rileksasi otot respirasi. d. Energi paling rendah. e. Ventilasi paling tinggi. f. Menggunakan tehnik fasilitasi dan inhibisi (FNR).

10/16/2012

31

Membuka jalan nafas.


1. Posisikan semi

ekstensi dan rotasi leher. 2. Berikan alas dibawah leher dengan gulungan kain dan buat sedikit rotasi.

10/16/2012

32

3.Tehnik Pengembangan Ventilasi.

10/16/2012

33

a. Intercostal stretcing .
Posisikan pasien half

supine lying, semi ekstensi leher dan sedikit rotasi. Posisikan lengan semi abd eksorotasi. Hip posisi semi fleksi fasilitasi diaphragm bila ekstensi menghambat diaphragm Fasilitasi ekspansi dada atas kanan .
Observasi peningkatan daerah kontra lateral
10/16/2012 34

b. Anterior stretching
Methode dan

posisi: Tidur terlentang. Letakkan telapak tangan PTs dibawah tulang rusuk 2-5 . Angkat tulang rusuk keatas.
10/16/2012

Observasi. Pengembangan

daerah posterior bawah. Meningkatkan gerakan epigastrik

35

c. Vertebrae presure 7-10


1. Posisi tidur 2.

3.

4. 5.

terlentang. Masukkan tangan dan Gerakan nafas jari-jari Pts dibawah pada apical thorak. vertebrae 7-10. Ventilasi Angkat vertebrae 7meningkat. 10. Nafas lambat. Lakukan 6-10 kali Tidak dilakukan pada posisi tidur miring.
36

Observasi.

10/16/2012

Fasilitasi lateral kostal breathing 1, 2 Fts.


a. Bilateral apper Lobe Expansion

b. Bilateral Mild Chest Expansion


c. Diagonal lateral expantion

d. Quadri lateral lobe expantion.


e. Self Assested Bilateral Chest Expansion

10/16/2012

37

a. Maintenace manual presure


(BILATERAL LOWER LOBE Expansion)
Posisi pasien tidur

terlentang. Letakkan tangan terapis diatas tulang rusuk 2-5. Presure saat ekspirasi. 2-6 kali. Kemudian nafas biasa.

10/16/2012

38

b.Maintenace manual presure (BILATERAL MID CHEST EXPANSION).


Methode/Posisi :

suppine/half lying. Letakkan tangan dan jari-jari Pts, diatas tulang rusuk pasien 710 dan presure saat ekspirasi. Lakukan kanan dan , kiri bersamaan Jangan dilakukan pada posisi side half lying. Lakukan 2-6 kali.
10/16/2012 39

c. Dada atas dan bawah diagonal


Prinsif sama diatas.

10/16/2012

40

g. Empat tempat. Dada atas dan bawah kanan kiri dilakukan 2 Pts.

Dapat dilakukan diagonal atau atas bawah.


10/16/2012 41

h. Manual presure aktif.


Lakukan fasilitasi saat inspirasi Dan kompresi saat ekspirasi.

10/16/2012

42

Fasilitasi diaphragm
Posisi half lying membantu isi perut turun Dan memudahkan diaphragm beekontraksi.

Posisikan hip semi fleksi Membantu otot abdominal rileks dan mudah didorong. Mudah bernafas.
Kunci dada bila khusus untuk diaphragm.
10/16/2012 43

a. Fasilitasi otot diaphragms


Posisi hafl supine lying,

half side lying. Posisi hip dan knee semi fleksi, berikan gulungan kain dibawah knee. Posisi extremitas atas indorotasi, atau menyilang diatas dada sebagai inhibisi dada atas (bila mungkin).
Posisi side half lying lebih mudah dilakukan posisi kurang nyaman. 10/16/2012

44

b.Fasilitasi diaphragmatik breathing metode scoop.


1. 2. 3.

4.

5. 6.

Posisi side lying (otot nilai 2) Tangan Pts diatas antara dada dan perut. Saat akhir inspirasi atau mulai awal ekspirasi tangan Pts ditarik ke umbilikus sambil sedikit menekan Saat akir ekspirasi awal inspirasi tangan Pts kembali ke antara dada dan perut. Ulangi minimal 20 kali. Dapat ditingkatkan pada posisi supine lying, fowler atau duduk.

10/16/2012

45

c.Asisted active diphragms


Letakan tangan pasien diatas perut untuk fasilitasi.

10/16/2012

46

3. Tehnik Pengembangan ventilasi.


1. Tehnik fasilitasi kontrol pola nafas 2. 3. 4. 5.

diaphragms. Mobilisasi torak. Tehnik fasilitasi pola nafas dada atas. Tehnik fasilitasi pola nafas asimetris. Tehnik fasilitasi memperlambat nafas dangkal.

10/16/2012

47

4. Fasilitasi membuka sendi thoracocostae.


1. Posisi supine lying. Obsservasi. 1. Pernafasan dada 2. Letakkan gulungan anduk memanjang lebih lambat. dibawah tulang 2. Epigartrik lebih belakang 1 s/d 12. dominan. 3. Letakkan tangan pasien diatas / menyentuh telinga. 4. Posisi kepala dan leher: semi ekstensi dan rotasi.

10/16/2012

48

5. Tehnik Fasilitasi paru aktif.


Posisi: supine, side,

fowler lying. Kepala posisi membuka jalan nafas. Kunci paru non aktif. Fasilitasi paru aktif.
10/16/2012 49

6. TEHNIK MENGATUR NAFAS (NORMAL TIMING)


TANDA TERBATASNYA DIAPHRAGMA 1. KERJA PERUT MINIMAL. 2. PENGEMBANGAN ARAH LATERAL 3. GERAK DADA BAWAH LEMAH 4. GERAK DADA ATAS DEPAN LEMAH

TEKNIK MENGATUR NAFAS.


a. b. c. d.

POSISI FOWLER. TANGAN DIATAS UMBILIKUS SAAT INSPIRASI TANGAN KE XIPOID SAAT EKSPIRASI TANGAN KE BAWAH.

10/16/2012

50

10/16/2012

51

7. Fasilitasi Mobilisasi Thorac


a. PASIF. 1. POSISI SUSPINE LAYING.
GUNAKAN GULUNGAN ANDUK LETAKKAN DIBAWAH VERTEBRAE MEMANJANG.

2. POSISI SIDE LAYING.


GUNAKAN BANTAL UNTUK INHIBISI BAGIAN BAWAH DAN MEMFASILITASI BAGIAN ATAS.

3. KOMBINASI GERAKAN PASIF EKTREMITAS (UNTUK MEMBUKA IGA). 4. GERAK PNF TRUNK. 5. TEHNIK STRETCHING MYOFASIAL INTERCOSTALIS.
10/16/2012 52

8. Pattern Breathing exercise


Fleksi trunk = ekspirasi Ekstensi trunk = Inspirasi. Fleksi bahu = inspirasi. Ekstensi bahu = Ekspirasi Abd bahu=Inspirasi Add bahu= Ekspirasi Indorotasi= Ekspirasi Eksorotasi= Inspirasi Depresi bahu = ekspirasi Elevasi bahu = Inspirasi. Back ward = inspirasi. Fore ward = Ekspirasi Ekstensi hip =Inspirasi Fleksi hip = Ekspirasi Abd hip = Ekspirasi Add hip = Inspirasi

10/16/2012

53

9. TEHNIK ASSESTED/AKTIF.
a. LAKUKAN GERAKAN AKTIF YANG

MENAMBAH VENTILASI IRV. b. LAKUKAN GERAKAN AKTIF YANG MENAMBAH ERV. c. BIASSANYA DILAKUKAN GERAKAN SAMA DALAM INSPIRASI DAN EKSPIRASI.

10/16/2012

54

10. FASILITASI POLA PERNAFASAN DADA ATAS.


1. 2.

3.

FASILITASI OTOT PECTORALIS. PENGGERAK CASTAE BELAKANG LATERAL. FASILITASI OTOT TRAPEZIUS. MEMBANTU GERAKAN ELEVASI. INHIBISI DIAPHRAGMA LEMAH/ KUAT (SPINAL CORD INJURY, CEREBRAL POLSY , POLIO).

10/16/2012

55

11. MENINGKATKAN POLA NAFAS SIMETRIS.


ATUR POSISI UNTUK FASILITAS

DAERAH NON AKTIF KUAT JADI SEIMBANG (PENINGKATAN DAYA REGANG AREA NON AKTIF, KUAT) INHIBISI DAERAH AKTIF (LEMAH). ARAHKAN PERNAFASAN SIMETRIS.
10/16/2012 56

12.MENURUNKAN KECEPATAN RESPIRASI .


- TEHNIK
COUNTERROTATION .

- TEHNIK
BUTTERFLY PADA POSISI DUDUK.

- TEHNIK
RELEKSASI PURSED LIP BREATHING.

10/16/2012

57

13.TEHNIK COUNTERROTATION.
1. 2. 3.

POSISI PASIEN LEFT SIDE LAYING HIP, KNEE SEMI FLEKSI, LENGAN NYAMAN. USAHAKAN RELEKS. Ftis DIBELAKANG PASIEN TANGAN KIRI Ftis PEGANG BAHU KANAN PASIEN DAN TANGAN KANAN Ftis PEGANG COXAE , ROTASI ANTERIOR SAAT EKSPIRASI DAN KEMBALI SAAT INSPIRASI.

10/16/2012

58

14. TEHNIK BATTERFLY.


1. 2. 3.

4.
5.

6.

Bila pasien mampu duduk nyaman. USAHAKAN RELEKS. TANGAN PASIEN DIBELAKANG KEPALARI FISIOTERAPIS DIBELAKANG PASIEN PEGANG SIKU KANAN DAN KIRI PASIEN SAAT EKSPIRASI ADD HORISONTAL DAN SAAT INSPIRASI ABD HORIZONTA. SAMBIL DIULUR (TRETCHING KE BELAKANG). KOMBINASI DENGAN ROTASI.
59

10/16/2012

15.TEHNIK INHIBISI DADA ATAS


1. POSISI SIDE LAYING.

2. SILANGKAN TANGAN Ftis DIATAS

DADA PASIEN . TUJUAN: a. MERASAKAN POLA NAFAS. b.MENGUNCI GERAKAN DADA. 3. ANJURKAN BERNAFAS DENGAN PERUT. SAMBIL PELVIK TELTING.
10/16/2012 60

16.POSISI MENGAKTIFKAN DADA DEPAN ATAS.


1. POSISI SUSPINE LAYING.
2. KEPALA SEMI EKSTENSI, ROT. 3. HIP, KNEE EKSTENSI (inhibisi

diaphagma). 4. LENGAN POSISIKAN DIATAS KEPALA ( fasilitasi dada atas)


10/16/2012 61

17.POSISI MENGAKTIFKAN DIAPHRAGMA


1. POSISI : FOWLER, SIDE LAYING

energi minimal DUDUK/BERDIRI lebih tinggi. 2. KEPALA Semi Ekstensi, Rotasi 3. SEMI EKSTENSI : Trunk, Hip dan knee. 4. SEMI EKSTENSI : Shoulder, Ekstensi Elbow.
10/16/2012 62

18.POSISI MEMFASILITASI PARU AKTIF.


1. POSISI SUSPINE, SIDE

LAYING ATAU FOWLER. 2. KEPALA DIPOSISIKAN MEMBUKA JALAN NAFAS. 3. INHIBISI PARU NON AKTIF dengan cara mengunci, fiksasi posisi.
10/16/2012 63

19.POSISI RELEKSASI
1. FOWLER.
2. FORD WARD

KNEELING. 3. RELECSED SITTING. 4. RELECSED STANDING.


10/16/2012 64

20. STRATEGI GERAK DINAMIS


1. TAHANAN PERIFER RENDAH. 2. KERJA JANTUNH RINGAN. 3. TIDAK MUDAH LELAH.

4. SIRKULASI PARU LEBIH BAIK.


5. TIDAK MEMBUAT CEMAS DAN

MALAS.

10/16/2012

65

21. TEHNIK RELAKSASI.


a. PENGATURAN POSISI. b. KONTRAK RILEKS. c. STRETCHING. d. MASSAGE. e. HEATHING.

10/16/2012

66

IX. SEKIAN TERIMA KASIH.


SAMPAI JUMPA DILAIN KESEMPATAN.
10/16/2012 67

VIII PENUTUP.
1. PERIKSA DNG TELITI SEBELUM 2. 3. 4. 5.

6.

BERTINDAK. ANALISA PENYEBAB PROBLEM. PILIH TEHNIK YANG PAS. TENTUKAN DOSIS. AMATI RESPON DENGAN TELITI. LAKUKAN BERULANG.

10/16/2012

68

Tinjuan pustaka.
1.

2.

Mary Massery, Donna Frownfeter, Facilitating ventilation pattern and breathing strategies,principles and practice of cardiopulmonary physical therapy, third edition, Mosby-year book,USA, Amerika 1996. Barbara A. Webber, Jennifer A, Pryor, Physiotherapy technigues, physiotherapy for respiratory and cardiac problem, secand edition, churhill livingstone, singapore 1998.

10/16/2012

69

3. Margaret hollis & phyl Flecher-cook, Relaxation, practical exercise therapy, fourth edition, Scool of Physiotherapy the University of Melbourne, victoria 3010, 48-58, 1999. 4.S. Sunatrio, Dasar Medis untuk Keperawatan pasien henti jantung, departeman anestesiologi FKUI RS, Dr. Cipta Mangunkusuma, jakarta. 5. Slamet Sumarno, Fasilitasi neurofisiologi Respirasi, Temu Ilmiah Fisioterapi Tgl: 23 Agustus 2003 di Lembang Bandung. 6. Slamet Sumarno, Tehnik Fasilitasi dan stategi kontrol respirasi, temu ilmiah fisioterapi ke XIX dan Konggres fisioterapi ke IX Tgl: 27-29 Agustus 2004 Parangtritis yogyakarta.
10/16/2012 70

10/16/2012

71

10/16/2012

72

Anda mungkin juga menyukai