Anda di halaman 1dari 2

Kerajaan Mataram diperintah oleh raja-raja dari Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra .

Dinasti Sanjaya merupakan raja-raja keturunan Sanjaya yang menganut agama Hindu,sedangkan Dinasti Syailendra merupakan raja-raja yang diduga berasal dari India Selatan atau dari Kamboja yang menganut agama Budha Mahayana. Menurut beberapa ahli sejarah,diantara kedua dinasti sering terjadi persaingan sehingga mereka silih berganti memerintah di Maataram Raja Sanjaya meninggal pada tahun 746 Masehi. Ia digantikan oleh Rakai Pnangkaran. Pada masa Pemerintahan Rakai Panangkaran ,agama Budha mulai berkembang di Mataram.Rakai Panangkaran,mendirikan Candi kalasan untuk menghormati Dewi Tara.Ia juga membangun Biara untuk para Biksu dan Biksuni Budha.Sejak saat itu keluarga Kerajaan yang beragama Hindu tinggal di Jawa Tengah bagian utara,sedangkan yang beragama Budha berada di wilayahnJawa Tengah bagian selatan. Agama Budha mengalami perkembangan yang amat pesat pada masa pemerintahan Samaratungga ,anak Rakai Panangkaran .Pada tahun 824 Masehi ia berhasil membangun candi Borobudhur uintuk para penganut Budha,Samaratungga memiliki anak yang bernama Pramodhawardani dan Balaputradewa, Samaratungga menikahkan Pramowardhani dengan Rakai Pikatan. Balaputradewa tidak menyetujui pernikahan tersebut karena terancam kedudukannya sebagai putra mahkota. Karena itu timbullah perselisihan antara Pramowardhani yang dibantu oleh Rakai Pikatan dengan Balaputradewa, Dalam pertikaiaan itu Balaputradewa menderita kekalahan sehingga melarikan diri ke Pulau Sumatra ,Kelak ia akan menjadi Raja di Sriwijaya Semenjak Rakai Pikatan menjadi Raja,Kerajaan Mataram aman dan makmur, umat vHindu dan Budha hidup berdampingan Rukun dan damai. Toleransi kehidupan beragama terwujud dalam pembangunan dan pemeliharaan candi-candi secara bergotong royong. Kerajaan Mataram mencapai puncak kejayaan pada masa kepemimpinan Raja Balitung (898M910M). Di masa kekuasaannya,daerah-daerah disebelah timur Mataram berhasil ditaklukan. Daerah kekuasaan Mataram meliputi Bagelen (Jawa Tengah),sampai daerah Malang (Jawa Timur) Pada tahun 929 Masehi ,pusat kerajaan Mataram dipindah ke Watugaluh (Jawa timur) oleh Empu Sindok. Menurut para Sejarawan,perpindahan pusat kerajaan Mataram dilakukan karena wilayah Mataram ditimpa bencana letusan gunung api,Pada masa pemerintahan Empu Sindok,muncul kitab suci agama Budha Tantrayana,yaitu Sang Hyang Kamahayanikan Pengganti Empu Sindok ialah Dharmawangsa.Namun pada tahun 1016 Masehi, Dharmawangsa dilanda Malapetaka, karena ketika ia sedang menikahkan putrinya dengan Airlangga,tiba-tiba istana kerajaan diserang oleh tentara Wurawari,Raja bawahan Dharmawangsa yang dihasut oleh Sriwijaya. Hampir semua petinggi Mataram gugur dalam kejadian itu,P eristiwa ini kemudian disebut Pralaya Medang. Sebagai penggantinya pada tahun 1019 Masehi Airlangga dinobatkan menjadi Raja oleh para pendeta Budha dan para Brahmana. Pada awal pemerintahannya,kerajaan diguncang berbagai peperangan yang hebat. Perang yang berkecamuk misalnya perang menghadapi Raja Bihsmaprabhawa dan Raja Wengker.Semua peperangan ini dimenangkan oleh Airlangga.Bahkan tahun 1033 Masehi,Airlangga berhasil mengalahkan Raja Wurawari

Selanjutnya.Airlangga menemui kesulitan yang disebabkan putra Dharmawangsa . Samarawijaya menuntut Hak atas Kerajaan Mataram. Di lain pihak,putra Airlangga yang kedua,yaitu Mapanji Garasakan mengiginkan pula takhta kerajaan. Oleh karnanya ,pada tahun 1041 Masehi,Airlangga memutuskan untuk membagi kerajaan Mataram menjadi 2,Pembagian itu dilakukan oleh Empu Bharada. Mataram pun akhirnya terbagi menjadi Kerajaan Janggala dengan ibu kota Kahuripan,dan Kerajaan Panjalu dengann ibu kota Daha.Pada tahun 824 Masehi Rakai Panangkaran digantikan oleh Samaratungga

Anda mungkin juga menyukai