Anda di halaman 1dari 20

TEKNIK PENGUMPULAN DATA PENELITIAN Teknik Pengumpulan Data Primer Teknik pengumpulan data primer yaitu pengumpulan data

yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer membutuhkan perancangan alat dan metode pengumpulan data. Macam macam metode pengumpulan data primer penelitian: a. Metode Angket (Kuesioner) b. Observasi c. Wawancara d. Pengukuran Fisik e. Percobaan Laboratorium Semua metode mensyaratkan pencatatan yang detail, lengkap, teliti dan jelas. Untuk mencapai kelengkapan, ketelitian dan kejelasan data, pencatatan data harus dilengkapi dengan: a. b. c. d. Nama pengumpul data Tanggal dan waktu pengumpulan data Lokasi pengumpulan data Keterangan-keterangan tambahan data/istilah/responden

a. Metode Angket (Kuesioner), Metode angket (kuisioner) yaitu pemberian daftar pertanyaan secara tertutup kepada responden yang dilengkapi dengan beberapa altenatif jawaban yang tersedia. Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responde. Jawaban responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner kemudian dicatat/direkam. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang efisien bila peneliti mengetahui secara pasti data/informasi apa yang dibutuhkan dan bagaimana variabel yang menyatakan informasi yang dibutuhkan tersebut diukur.

Keuntungan dari teknik angket adalah: Angket dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar karena dapat dikirimkan melalui pos. Biaya yang diperlukan untuk membuat angket relatif murah. Angket tidak terlalu menggangu respoden karena pengisiannya ditentukan oleh respoden sendiri sesuai dengan kesedian waktunya. Kerugian teknik angket: Jika angket dikirimkan melalui pos, maka persentase yang dikembalikan relatif rendah. Angket tidak dapat digunkan untuk respoden yang kurang bisa membaca dan menulis. Pertanyaan-pertanyaan dalam angket dapat ditafsirkan salah dan tidak ada kesempatan untuk mendapat penjelasan. 1. Jenis Pertanyaan dalam Kuesioner a) Pertanyaan Terbuka Pertanyaan yang memungkinkan responden memberikan jawaban sesuai dengan cara atau pendapatnya Misal: Sebutkan lima sifat pemimpin yang Anda sukai: 1) 2) 3) 4) 5) Bagaimana pendapat Anda tentang kepemimpinan supervisor Anda? _________________________________________________________ _________________________________________________________ _________________________________________________________ _________________________________________________________

_________________________________________________________ _____________________________________________ Jawaban responden terhadap pertanyaan-pertanyaan terbuka akan sangat bervariasi. Pengelompokkan jawaban-jawaban serupa akan menjadi suatu pekerjaan yang tidak mudah b) Pertanyaan Tertutup Responden tinggal memilih jawaban di antara pilihan yang sudah disediakan. Pertanyaan-pertanyaan tertutup dapat dengan mudah dikodekan dan diolah untuk tahap penelitian selanjutnya. Misal: Atasan Anda mendelegasikan tugas dengan jelas: 1) Sangat Setuju Sekali 2) Sangat Setuju 3) Setuju 4) Tidak Setuju 5) Sangat Tidak Setuju c) Pertanyaan Terbuka dan Tertutup Kadangkala pertanyaan disajikan secara terbuka sekaligus tertutup Misal: Pekerjaan Anda: 1) Pegawai Negeri Sipil 2) TNI 3) Professional: a. Dokter b. Guru c. Pengacara d. lainnya (Sebutkan): ______________________ 4) Pengusaha 5) Lainnya (Sebutkan): ___________________________

2. Bentuk Pertanyaan a) Pernyataan Positif Pernyataan positif adalah pernyataan yang jawabannya sesuai dengan harapan peneliti b) Pernyataan Negatif Pernyataan negatif adalah pernyataan yang jawabannya tidak sesuai dengan harapan peneliti Contoh: Misal: Jika ingin diketahui kinerja kasir sebuah toko swalayan Pernyataan Positif (Contoh LSR) Kasir di toko swalayan ini ramah: 1) Tidak Setuju 2) Setuju 3) Sangat Setuju Pernyataan Negatif (Contoh LSR) Kasir tidak sopan: 1) Sangat Setuju 2) Setuju 3) Tidak Setuju Pertanyaan dalam kuesioner ditulis dalam bentuk pernyataan bukan pertanyaan 3. Pengkodean atau Pembobotan Nilai Jawaban: Pada pernyataan positif, nilai paling positif diberi bobot paling besar (karena paling positif berarti paling sesuai harapan). Pada pernyataan negatif, nilai paling negatif diberi bobot paling besar (karena paling negatif berarti paling sesuai harapan) Idealnya dalam suatu kuesioner penelitian, komposisi bentuk pernyataan positif dan negatif berimbang, misalnya dari 30 pernyataan dirancang terdiri dari 15 pernyataan positif dan 15 pernyataan negatif. Pernyataan positif dan negatif harus diletakkan secara bergantian. Dengan meletakkan pernyataan positif dan negatif bergantian, responden benar-benar membaca pernyataan-pernyataan dengan teliti dan menjawab dengan benar

4. Teknik Pengukuran (Teknik Penskalaan) Dua teknik pengukuran dengan kuesioner yang paling populer adalah: a) Likerts Summated Rating (LSR) LSR adalah skala atau pengukuran sikap responden Jawaban pernyataan dinyatakan dalam pilihan yang

mengakomodasi jawaban antara Sangat Setuju Sekali sampai Sangat Tidak Setuju Banyak pilihan biasanya 3, 5, 7, 9 dan 11 Dalam prakteknya yang paling sering digunakan adalah 5 Terlalu sedikit pilihan jawaban menyebabkan pengukuran Terlalu banyak pilihan jawaban menyebabkan responden Banyak pilihan ganjil juga menimbulkan masalah,

menjadi sanagt kasar sulit membedakan pilihan responden yang malas/enggan akan menjawab pilihan yang di tengah (jawaban netral) b) Semantic Differential (SD) LSR Misal: Sikap kasir (responden memilih kotak 10 sampai dengan 0, misalnya 8) atau sikap kasir (responden meletakkan jawaban di antara garis bilangan, nilai jawaban kemudian diukur dalam cm). Prinsip sifat positif diberi nilai paling besar dan sifat negatif diberi nilai paling kecil tetap dipertahankan, demikian juga prinsip menggabungkan positif negatif dan negatifpositif secara bergantian Responden menyatakan pilihan di antara dua kutub kata Dapat dibentuk dalam suatu garis nilai yang kontinyu, dan sifat atau frasa dapat diukur dalam satuan jarak atau dalam bentuk pilihan seperti

5. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Kesalahan operasionalisasi variabel mungkin terjadi karena dimensi yang penting luput direalisasikan menjadi butir pertanyaan dalam kuesioner. Kesalahan dapat diminimalkan dengan melakukan pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner. a) Validitas Validitas mengacu pada apakah kuesioner benar-benar dapat mengukur apa yang ingin diukur. Sebagian besar validitas diukur secara logika (subyekif), hanya validitas konstruk yang dapat diukur secar matematika/statistika. Jenis Validitas 1) Validitas Konstruk (Construct Validity) Konstruk adalah penyusun atau elemen suatu konsep/variabel Misal: Jika suatu konsep disusun berdasarkan 5 elemen tetapi dalam kuesioner hanya diukur 3 elemen maka validitas konstruk kuesioner ini rendah Ukuran validitas konstruk dinyatakan dalam koefisien korelasi (R) setiap butir pernyataan dengan nilai total seluruh butir. Valid tidaknya setiap butir kemudian dibandingkan dengan nilai kritik pada Tabel Kolstoe, 1973 2) Validitas Isi (Content Validity) Bertujuan memeriksa apakah butir-butir pertanyaan sesuai dengan pengetahuan aau kemampuan responden. 3) Validitas Eksternal (External Validity) Membandingkan kuesioner yang dibuat dengan kuesioner yang sudah dibakukan 4) Validitas Prediktif (Predictive Validity) Mengukur apakah kuesioner dapat digunakan meramalkan perilaku di masa depan. Validitas prediktif diberi nilai tinggi jika apa yang diramalkan terbukti 5) Validitas Rupa (Face Validity)

Validitas tampilan kuesioner, sesuai dengan format 6) Validitas Budaya (Culture Validity) Apakah butir-butir pernyataan dalam kuesioner sudah sesuai budaya atau kondisi responden b) Reliabilitas Reliabilitas menyatakan derajat keandalan dan konsistensi kuesioner Beberapa metode penghitungan reliabilitas, misalnnya: 1. 2. 3. 4. Metode Test Retest Metode Test Retest Paralel Teknik Belah Dua (Split Half) Analisis Diskriminan

Pada prinsipnya, semua metode perhitungan itu mengukur reliabilitas melalui koefisien korelasi setiap butir pernyataan dengan total seluruh butir (sama dengan Validitas Konstruck). 6. Uji Coba Kuesioner Sebelum kuesioner benar-benar digunakan untuk mengumpulkan data, dilakukan uji coba dengan menyebarkan kuesioner kepada kira-kira 30 responden Hasil uji coba kemudian dignakan untuk menguji validitas dan reliabilitas. Butir-butir yang tidak valid atau tidak reliabel kemudian diperbaiki, diubah, atau jika tidak memungkinkan dihilangkan dan selanjutnya kuesioner diuji kembali 7. Alat Bantu Pembuat Kuesioner Metode perhitungan validitas dan reliabilitas ini dapat diaplikasikan dengan bantuan program komputer (Misalnya EXCEL atau SPSS) Kuesioner apat dibuat dengan pengolah kata atau dengan programprogram komputer lainnya yang memang dibuat untuk membuat kuesioner (Misalnya: EPI-INFO atau Lotus Notes) Pembuatan kuesioner dengan program komputer memungkinkan publikasi kuesioner secara on-line di internet. Beberapa web di internet

juga menyediakan fasilitas membuat kuesioner atau pooling) on-line, misalnya web votepedia yang dibangun di atas teknologi Wikipedia b. Observasi Observasi yaitu pengumpulan data dengan pengamatan langsung terhadap sejumlah acuan yang berkenaan dengan topik penelitian dilokasi penelitian. Observasi atau pengamatan melibatkan semua indera (penglihatan, pendengaran, penciuman, pembau, perasa). Pencatatan hasil dapat dilakukan dengan bantuan alat rekam elektronik kemudian dituliskan sebagai skrip Kelebihan : Derajat kepercayaan tinggi Konteks sosial yang diamati belum dipengaruhi faktor lain (natural) Tidak terbatas hanya pada manusia Dapat menggunakan alat bantu Kelemahan : Memerlukan waktu yang lama Kurang efektif mengamati gejala pada individu seperti sikap, motivasi, pandangan dan sebagainya Tidak dapat mengamati gejala yang peka / rahasia Tidak dapat mengamati gejala masa lampau. 1. Macam-macam Observasi Nasution dalam Sugiyono (2006) menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.

Marshall dalam Sugiyono (2006) menyatakan bahwa through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Sanapiah Faisal dalam Sugiyono (2006) mengklasifikasikan observasi menjadi observasi berpartisipasi (participant observation), observasi yang secara terang-terangan dan tersamar (overt observation dan covert observation), dan observasi yang tak berstruktur (unstructed observation). Selanjutnya Spradley, dalam Susan Stainback (1988) membagi observasi berpartisipasi menjadi empat, yaitu pasive participation, moderate participation, active participation, dan complete participation. a) Observasi Partisipatif Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Susan Stainback dalam Sugiyono (2006) menyatakan In participant observation, the researcher observes what people do, listent to what they say, and participates in their activities Dalam obeservasi paarticipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka. Observasi ini dapat digolongkan menjadi empat, yaitu partisipasi pasif, partisipasi moderat, observasi yang terus terang dan tersamar, dan observasi yang lengkap. 1) Partisipasi pasif : peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. 2) Partisipasi moderat : terdapat keseimbangan antara peneliti menjadi orang dalam dengan orang luar. 3) Partisipasi aktif : peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh nara sumber, tetapi belum sepenuhnya lengkap.

4) Partisipasi lengkap : peneliti sudah terlibat sepenuhnya terhadap apa yang dilakukan sumber data. b) Observasi Terus Terang atau Tersamar Peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. c) Observasi Tak Terstruktur Observasi tidak terstuktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Peneliti akan melakukan penelitian pada suku terasing yang belum dikenalnya, maka peneliti akan melakukan observasi tidak terstruktur. 2. Manfaat Observasi Menurut Patton dalam Nasution yang dikutip Sugiyono (2006), dinyatakan bahwa manfaat observasi adalah sebagai berikut. a) Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial. Jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh. b) Dengan observasi maka akan diperoleh pangalaman langsung sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengarugi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery. c) Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap biasa dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara. d) Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan diungkapkan oleh responden dalam wawancara karena

bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga. e) Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang di luar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif. f) Melalui pengamatan di lapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan data yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan suasana/ situasi sosial yang teliti. 3. Obyek Observasi Obyek penelitian dalam penelitian kualitatif yang diobservasi menurut spradley dinamakan situasi sosial, yang terdiri atas tiga komponen yaitu place (tempat), actor (pelaku), activities (aktivitas). a) Place, atau tempat di mana interkasi dalam situasi sosial sedang berlangsung b) Actor, pelaku atau orang-orang yang sedang memainkan peran tertentu c) Avtiviti, atau kegiatan yan dilakukan oleh aktor dalam situasi sosial yang sedang berlangsung. d) Object, benda-benda yang terdapat di tempat itu e) Act, perbuatan / tindakan tertentu f) Event, rangkaian aktivitas yang dikerjakan orang-orang g) Time, urutan Kegiatan h) Goal, tujuan yang ingin dicapai i) Feeling, emosi yang dirasakan dan diekspresikan orang-orang 4. Tahapan Observasi Menurut Spradley dalam Sugiyono (2006) tahapan observasi ada tiga yaitu bservasi deskriptif, observasi terfokus, observasi terseleksi. a) Observasi Deskriptif Observasi deskriptif dilakukan peneliti pada saat memasuki situasi sosial tertentu sebagai obyek penelitian. Penelitian menghasilkan

kesimpulan pertama. Peneliti melakukan analisis domain, sehingga mampu mendeskripsikan terhadap semua yang ditemui. b) Observasi Terfokus Peneliti melakukan analisis taksonomi sehingga dapat menemukan fokus, peneliti selanjutnya menghasilkan kesimpulan-kesimpulan. c) Observasi Terseleksi Peneliti telah menemukan karakteristik kontras-kontras atau perbedaan dan kesamaan antarkategori, serta menemukan hubungan antara satu kategori dengan kategori yang lain. c. Wawancara (Interview) Menurut pengertiannya wawancara adalah Tekhnik pengumpulan data atau informasi dari informan dan atau Responden yang sudah di tetapkan, di lakukandengan cara Tanya jawab sepihak tetapi sistematis atas dasar tujuan penelitian yanghendak di capai. Menurut beberapa ahli, wawancara juga di definiusikan sebagai berikut : Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakankomunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog ( Tanyajawab ) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung ( I. Djumhur dan Muh.Surya,1985 ). Wawancara adalah salah satu metode untuk mendapatkan data anak atau orang tua dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan informan/face to face relation. ( Bimo Walgito, 1987 ). Wawancara adalah alat untuk memperoleh data atau fakta atau informasi dari seorang murid secara lisan ( Dewa Ktut Sukardi, 1983 ). Wawancara adalah suatu alat untuk memperoleh fakta/data informasi dari murid secara lisan. Dengan tujuan mendapatkan data yang diperlukan untuk bimbingan ( WS. Winkel, 1995 ). Keuntungan wawancara adalah:

Wawancara dapat digunakan pada responden yang tidak bisa membaca dan menulis. Jika ada pertanyaan yang belum dipahami, pewawancara dapat segera menjelaskannya. Wawancara dapat mengecek kebenaran jawaban responden denagn mengajukan pertanyaan pembanding, atau dengan melihat wajah atau gerakgerik responden. Kerugian wawancara adalah: Wawancara memerlukan biaya yang sangat untuk perjalanan dan uang harian pengumpulan data. Wawancara hanya dapat menjangkau jumalh responden yang lebih kecil. Kehadiran pewawancara mungkin menggangu responden. 1. Macam-macam wawancara terbagi menjadi: a) Wawancara Tidak Terstruktur 1) Merupakan langkah persiapan wawancara terstruktur 2) Pertanyaan yang diajukan merupakan upaya mengali isu awal 3) Sifat pertanyaan spontan b) Wawancara Terstruktur Pertanyaan sudah disiapkan, karena sudah dirancang data/informasi apa yang dibutuhkan 2. Jenis Wawancara a) Wawancara langsung (face to face) b) Wawancara tidak langsung, misalnya dengan telepon atau internet (on-line) 3. Langkah-langkah wawancara Lincoln dan Guba dalam Sanapiah Faisal dalam Sugiyono (2006), mengemukakan ada tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu: a) Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan

b) Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan c) Mengawali atau membuka alur wawancara d) Melangsungkan alur wawancara e) Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya f) Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan g) Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh 4. Jenis-jenis pertanyaan dalam wawancara Patton dan Molleong dalam Sugiyono (2006) menggolongkan enam jenis pertanyaan yang saling berkaitan, yaitu: a) Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman b) Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat c) Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan d) Pertanyaan tentang pengetahuan e) Pertanyaan yang berkenaan dengan indera f) Pertanyaan yang berkaitan dengan latar belakang atau demografi Selanjutnya Guba dan Lincoln dalam Molleong dalam Sugiyono (2006) mengkalsifikasikan jenis-jenis pertanyaan untuk wawancara sebagai berikut: a) Pertanyaan hipotesis b) Pertanyaan yang mempersoalkan sesuatu yang ideal dan informan diminta untuk memberikan respon c) Pertanyaan yang menantang informan untuk memberikan hipotesis alternatif d) Pertanyaan interpretatif e) Pertanyaan yang memberikan saran f) Pertanyaan untuk mendapatkan suatu alasan g) Pertanyaan untuk mendapatkan suatu argumentasi h) Pertanyaan untuk mendapatkan suatu alasan i) Pertanyaan untuk mengungkap sumber

j)

Pertanyaan yang mengungkapkan kepercayaan terhadap sesuatu Spradley dalam Sugiyono (2006) menggolongkan jenis-jenis

k) Pertanyaan yang mengarahkan pertanyaan menjadi tiga, yaitu: pertanyaan deskriptif, pertanyaan struktural, dan pertanyaan kontras 5. Bias dalam Wawancara Kesenjangan antara informasi/data yang dinginkan oleh peneliti dengan informasi/data yang diberikan oleh responden. Bias dalam wawancara harus diminimalkan Sumber bias dalam wawancara: a) Pewawancara Bias dari Pewawancara 1) Tidak terjadi saling percaya antara responden dengan pewawancara 2) Kekeliruan penafsiran pertanyaan: hal ini terutama terjadi jika wawancara dilakukan oleh beberapa orang dalam suatu tim/kelompok pewawancara 3) Secara tidak sengaja atau disadari pewawancara mendorong atau mencegah responden menjawab ke suatu arah jawaban tertentu b) Responden Bias dari Responden 1) Responden tidak jujur menjawab 2) Responden sebenarnya tidak memahami isi pertanyaan tetapi enggan bertanya atau melakukan klarifikasi c) Situasi Saat Wawancara Bias dari situasi Waktu wawancara tidak tepat, misalnya ketika responden sedang bekerja atau sedang lelah sehingga enggan menjawab pertanyaan Sumber bias diperhatikan agar wawancara berjalan efisien dan efektif 6. Alat-Alat Wawancara

Supaya hasil wawancara dapat terekam dengan baik, diperlukan alat-alat sebagai berikut: a) Buku catatan

b) Tape recorder c) Camera

7.

Mencatat Hasil Wawancara

Hasil wawancara segera harus dicatat setelah selesai melakukan wawancara agar tidak lupa atau bahkan hilang. 8. Teknik Bertanya: Mulai dengan pertanyaan-pertanyaan terbuka (open-ended questons) Funneling adalah transisi dari tema yang luas ke tema yang lebih sempit b) Pertanyaan yang tidak bias Pertanyaan harus jelas dan tidak mengandung interpretasi ganda (ambigous) c) Menjelaskan pertanyaan sejelas-jelasnya Jika ada keraguan responden, pewawancara dapat menjelaskan pertanyaan sekali lagi Mengajukan pertanyaan sekali lagi dalam bahasa yang lebih sederhana Memastikan jawaban responden dengan mengajukan pernyataan sekali lagi. d) Membantu responden menyatakan pendapatnya Jika responden kesulitan mengungkapkan pendapatnya, pewawancara dapat membantu dengan mengutarakan istilah yang tepat e) Membuat Catatan atau Rekaman Wawancara dicatat dan direkam dengan seijin atau sepengetahuan responden f) Menggunakan bahasa atau istilah yang sesuai dengan kondisi (misalnya: pendidikan) responden

a) Funneling:

Bila responden enggan menjawab pertanyaan, karena merasa pertanyaan bersifat pribadi atau sensitif, pewawancara dapat mengubah pertanyaan dengan istilah lain Misalnya: Pendapatan diganti dengan pengeluaran d. Pengukuran Fisik Adapun syarat dalam pengukuran fisik antara lain : 1. 2. 3. 4. Alat ukur harus dikalibrasi sebelum mulai melakukan pengukuran Alat ukur harus memenuhi standar penelitian Alat ukur harus mudah dijalankan dan dikendalikan Pengukuran memperhatikan kondisi yang disyaratkan dalam

perumusan masalah (misalnya: suhu atau tekanan) e. Perancangan Percobaan dan Penelitian dalam Laboratorium Adapun syarat dalam Perancangan Percobaan dan Penelitian dalam Laboratorium antara lain : 1. 2. Sebelum melakukan percobaan laboratoium, dilakukan perancangan percobaan Dalam proses perancangan percobaan, unit penelitian dan perlakuan yang akan dikenakan pada setiap unit penelitian direncanakan Peerancangan percobaan (experiment design) sangat diperlukan pada penelitian yang dilakukan dalam laboratorium. Laboratorium tidak hanya mengacu pada ruangan laboratorium (biologi, kimia, fisika, kedokteran atau ilmu rekayas) tapi pada setiap ruang termasuk lapangan yang setiap faktornya dapat dikendalikan Sebelum melakukan penelitian-penelitian biologi, kimia, fisika dan rekayasa yang dilakukan dalam laboratorium, umumnya peneliti merancang unit percobaan yang akan dilakukan Dalam penelitian biologi, kimia, fisika dan rekayasa memungkinkan untuk memilih obyek penelitian dan mengusahakan kondisi penelitian (misalnya suhu, konsentrasi zat kimia, tekanan, media) yang homogen,

sesuatu yang amat sulit dilakukan pada penelitian-penelitian sosial (ekonomi, psikologi, sosiologi). Dasar perhitungan semua jenis Perancangan Percobaan adalah Analisis Varians (Analysis of Variance) suatu bidang kajian dalam Statistika

Teknik Pengumpulan Data Sekunder Teknik pengumpulan data sekunder yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui studi kepustakaan yang terdiri dari : a. Penelitian Kepustakaan (Library research) Penelitian Kepustakaan (Library research) Yaitu, pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, pendapat para ahli yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti. b. Studi dokumenter (Documentary) Studi dokumenter (Documentary) teknik yang digunakan dengan menelaah catatan tertulis, dokumen, arsip yang menyangkut masalah yang diteliti yang berhubungan dengan instansi terkait. Analisis dokumen lebih mengarah pada bukti konkret. Dengan instrumen ini, kita diajak untuk menganalisis isi dari dokumen-dokumen yang dapat mendukung penelitian kita, contohnya analisis RPP dan SIlabus, apakah sudah koherence apa belum dengan proses belajar mengajar di kelas. Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen dapat dibedakan menjadikan dokumena primer ( dokumen yang ditullis oleh orang yang langsung mengalami suatau peristiwa), dan dokumen sekunder (jika peristiwa dilaporkan kepada orang lain yang selanjutnya ditulis oleh orang ini) contohnya otobiografi. Dokumen dapat dibedakan menjadi: 1. Dokumen primer Dokumen ditulis oleh orang yang langsung mengalami suatu peristiwa. Sebagai contoh adalah autobiografi 2. Dokumen sekunder

Peristiwa dilaporkan pada orang lain yang selanjutnya ditulis oleh orang ini. Contohnya adalah biografi. Keuntungan studi dokumentasi adalah: Untuk subjek penelitian yang sukar, studi dokumentasi dapat memberikan jalan untuk melakukan penelitian Tak kreatif. Karena studi dokumentasi tidak dilakukan secara langsung dengan orang, maka data yang diperlukan tidak terpengaruh oleh kehadiran peneliti atau pengumpulan data. Analisis longitudinal, menjangkau jauh ke masa lalu Besar sampel. Dengan dokumen-dokumen yang tersedia, teknik ini memungkinkan untuk mengambil sampel yang lebih besar karena biaya yang diperlukan relatif kecil. Kerugian studi dokumentasi adalah: Bias, karena dokumen yang dibuat tidak untuk kep[erluan penelitian, maka data yang tersedia mungkin bias Tersedia secra selektif. Tidak semua dokumen dipelihara untuk dapat dibaca ulang oleh orang lain. Tidak lengkap. Karena tujuan penulisan dokumen berbeda dengan tujuan penelitian. Format yang tidak baku. Sejalan dengan maksud dan tujuan penulisan dokumen yang berbeda dengan tujuan penelitian, maka formatnya juga dapat bermacam-macam sehingga bisa mempersulit pengumpulan data. Sebagaimana metode historik, dalam studi dokumentasi perlu dilakukan kritik tehadap sumber data, baik kritik internal maupun kritik eksternal Teknik Pengumpulan Data Gabungan. a. Triangulasi Triangulasi diartikan sebagai teknik pngumpulan data yang menggabungkan berbagai teknik pengambilan data dari sumber data yang telah ada, baik sumber primer maupun sumber sekunder.

b. Focus Group Discussion Metode terakhir untuk mengumpulkan data ialah lewat Diskusi terpusat (Focus Group Discussion), yaitu upaya menemukan makna sebuah isu oleh sekelompok orang lewat diskusi untuk menghindari diri pemaknaan yang salah oleh seorang peneliti. Misalnya, sekelompok peneliti mendiskusikan hasil UN 2011 di mana nilai rata-rata siswa pada matapelajaran bahasa Indonesia rendah. Untuk menghindari pemaknaan secara subjektif oleh seorang peneliti, maka dibentuk kelompok diskusi terdiri atas beberapa orang peneliti. Dengan beberapa orang mengkaji sebuah isu diharapkan akan diperoleh hasil pemaknaan yang lebih objektif.

Anda mungkin juga menyukai