Mercu Buana
POKOK BAHASAN :
pemakaian air adalah untuk proses hidrasi, yaitu rekasi antara semen dan air yang mengahasilkan campuran keras setelah bebrapa waktu tertentu. Setelah pengecoran air juga berguna untuk perawatan (curing) guna menjamin proses pengerasan yang sempurna.
a.
Air yang diambil oleh pori gel. Air gel ini tertahan dalam struktur gel dengan tegangan permukaan . sering disebut air yang diserap. Perilaku sebenarnya masih diselidiki. Diambilnya air ini menyebabkan perubahan volume yang besar, misalnya selama susut pengeringan.
b.
ditentukan oleh factor air semen (w/c) awal dan dikurangi oleh hidrasi yang menerus. Diambilnya air ini selama proses pengeringan menyebabkan dilakukan dengan penggenangan atau dengan lingkungan bertahap keluar dari kapiler, tekanan penyusustan. Pori-pori ini terus jenuh jika perawatan
berkurang. Ruang di isi oleh udara yang difusi kedalam pori. Bila kelengasan relative turun dibawah 80% kecepatan difusi sempat dikurangi. c. Pergerakan air keluar masuk struktur gel menyebabkan perubahan volume. Ini bias disebabkan oleh : 1. Regangan akibat lingkungan yaitu susut pengeringan atau pengembangan selama perawatan. 2. Regangan akibat beban, yaitu rangkak (creep). d. Kehilangan air sebelum setting karena hidrasi dan evaporasi dan permukaan terekspose yang menyebabkan evaporasi melampaui kecepatan akan bias terjadi susut plastis. 6.3 Jumlah Air. Air adalah merupakan zat cair sebagai alat media untuk mendapatkan untuk kelecakan tertentu kelecakan (mudah untuk dikerjakan) yang diperlukan untuk penuangan beton pada beton segar. Jumlah air yang diperlukan tergantung pada sifat material penyusun (agregat, semen) yang digunakan . Hukum kadar air konstan mengatakan bahwa kadar air yang diperlukan untuk kelecakan tertentu hampir konstan tanpa tergantung pada jumlah semen untuk kombinasi agregat halus dan kasar tertentu . Hukum ini tidak sepenuhnya berlaku untuk seluruh kisaran (range), namun cukup praktis untuk penyesuaian perencanaan dan koreksi. Air yang diperlukan untuk beton dipengaruhi oleh : hilangnya kelecakan . Bila kecepatan pengeluaran air sebelum setting maka
menurun, begitu juga jumlah mortar yang dibutuhkan menjadi lebih sedikit.
b.
Bentuk butir,
bentuk bulat
misalkan untuk batu pecah (split) perlu lebih banyak air. c. Gradasi agregat, gradasi baik akan menyebabkan kebutuhan air menurun untuk kelecakan yang sama.
d.
Kotoran dalam agregat, Makin banyak silt, tanah liat dan lumpur maka akan meningkatkan kebutuhan air meningkat.
e. Jumlah agregat halus ( dibandingkan agregat kasar,) Jika agregat halus lebih sedikit maka kebutuhan air menurun.
6.4 Syarat Kimia Air. Air yang mengandung kotoran yang cukup banyak akan mengganggu proses pengerasan atau ketahanan beton. Kandungan kurang dari 1000 ppm ( parts per million masih diperbolehkan meskipun konsentrasi lebih dari 200 ppm sebaiknya dihindari. Bolehkah memakai air sumur, air sungai, air laut untuk campuran beton ?. Secara umum ( kasar) : YANG BISA DIMINUM BOLEH DIPAKAI dan tidak terdapat yang aneh pada rasa bau, dan warna. Tentu saja pedoman ini tidak cukup untuk menilai. Misalnya air yang mengandung laruran gula tentu dapat diminum, tetapi jelas tidak cocok untuk membuat beton. Untuk lebih teliti, ambil contoh air dan lakukan uji laboratorium. Apa saja dan berapa kandungan yang terdapat di dalamnya? Tidak ada ketentuan syarat air dari ASTM. Pada BS 3148 terdapat dua metode untuk menilai kelayakan air untuk campuran beton, yaitu dengan membandingkan waktu pengikatannya dan kuat tekan benda uji yang dibuat dengan semen dan air. Yang dipertanyakan dengan air suling. Air dianggap memenuhi syarat jika tidak berubah waktu pengikatannya lebih dari 30 menit, atau berkurang kekuatannya dengan lebih dari 20 % dibandingkan air suling. Bila masih diragukan, adakan perbandingan antara mortar yang memakai air
tersebut dengan mortar yang memakai air suling/air tawar. Dipakai kubus mortar ukuran 50 mm, sesuai SII 0013-81 atau ASTM C109. Kekuatan pada umur 7 dan 28 hari minimal 90 % dari kekuatan mortar dari air tawar. Namun sifat-sifat lain harus diperiksa, misalnya pengaruh jangka panjang. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI
untuk beton bertulang, penggunaan air laut akan menyebabkan korosi pada tulangan bajanya dan menyebabkan keretakan pada beton. Hal ini akan mengurangi ketahanan beton bertulang sehingga sebaiknya dihindari pemakaiannya.
6.5 Pengaruh Kotoran pada Air Sumber kotoran pada air dapat disebabkan oleh sumber zat organic dan unorganik, (tumbuhan dan hewan dan banda mati lainya) yang sudah melapuk yang tercampur dalam air.
Gambar 6.4 Air Kotor Banyak akibat yang merugikan pada beton jika airnya sudah tercemar dan kotor digunaka untuk pencapuran beton. Efeknya baik secara langsung maupun tidak langsung akan terlihat. Kotoran kotoran tersebut ada berupa zat yang mengapung atau tersuspensi dalam air campuran beton. Kotoran pada air jika terikutkan dalam campuran beton pada umumnya bisa akan menyebabkan perubahanan secara sifat/karakteristik pada beton, antara lain : a. Gangguan pada hidrasi dan pengikatan. b. Gangguan pada kekuatan dan ketahanan Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI akan ikut terbawa masuk kedalam campuran beton sehingga perlu proses penjernihan sehingga air tersebut baru dapat digunakan untuk
e.
Batas / limit konsentrasi untuk berbagai kotoran adalah sebagai tertera pada table 6.1 berikut : Tabel 6.1 Batas Toleransi Kotorasn Pada Air. Jenis Kotoran Suspensi Ganggang Karbonat Bikarbonat Sodium sulfat Konsentrasi Maksimum (ppm) 2000 500-1000 1000 400-1000 10.000 Silt, Keterangan tanah liat, bahan
organik Air entrain Mengurangi setting time 400 ppm untuk Ca,Mg Kekuatan dapat dini dapat meningkat tapi kekuatan akhir menurun Menpengaruhi set Meperlambat set PH tidak kurang 3.00
Gula Garam, Zn,Cu,Mn,Sn Asam inorganis Sumber : PBI 1988. 6.6 Air Laut
Air di laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Sifat-sifat fisis utama air laut ditentukan oleh 96,5% air murni. Air laut banyak mengandung garam , kadarnya sekitar 35.000 ppm ( 3.5 %). Dan umumnya awalnya hanya dapat dipakai untuk beton tanpa tulangan. Meskipun kekuatan lebih tinggi dari beton biasa, setelah 28 hari kekuatannya akan lebih
rendah. Pengur angan kekuatan ini dapat dihindari dengan mengurangi factor air semen(water cement ratio). Bila air bersih tidak tersebia, air laut sebenarnya dapat digunakan (meskipun sangat tidak diajurkan). Ada resiko korosi pada tulangan. Tetapi resiko tapat dikurangi bila tulangan mempunyai penutup beton yang cukup kuat atau baja tulangannya di IR. ALIZAR, M.T TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
maritime harus mempunyai factor air semen lebih kecil dari 0.45 dan tebal selimut
6.7 Air Limbah Sanitasi Air sanitasi dapat mengandung 400 ppm bahan organis, stelah limbah diencerkan dalam system disposal yang baik, konsentrasi dikurangi menjadi 20 ppm atau lebih sedikit, Jumlah ini terlalu rendah untuk mempengaruhi kekuatan beton.
Gambar 6.1. Air limbah Sanitasi 6.8 Air Limbah Industri Kebanyakan air yang mengandung limbah industru lebih kecil dari 4000 ppm. Dari totoal benda padat. Pengurangan kekuatan tekan umumnya tidak lebih dari 10 %. Air limbah dari penyamakan , pabrik kertas, pabrik cat, pabrik limun, pabrik kimia Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI
6.9 Air Gula Air yang mengandung 0.3 - 0.15 % gula terhadap berat semen, umumnya memperlambat pengikatan semen. Batas atas bervariasi dengan jenis semen. Kekuatan 7 hari dapat dikurangi sementara kekuatan 28 hari dapat dinaikan. Ketika jumlah gula bertambah samapai 0.20 % berat semen. Pengikatan umumnya bertambah cepat. Gula dalam kadar 0.25 % atau lebih berat semen dapat menyebabkan pengikatan yang cepat dan pengurangan kekuatan 28 hari. Bila kadar kurang dari 500 ppm gula dalam air umumnya tidak memberikan pengaruh pada kekuatan tetapi bila lebih harus dites. 6.10 Silt atau Butir-butir Tersuspensi tetapi
Sekitar 2000 ppm tanah liat tersuspensi atau butiran halus batua dalam air yang digunakan dapat ditoleransi. Jumlah besar tidak mempengaruhi kekuatan mengandung lumut harus tetap dapat mempengaruhi sifat-sifat yang lain dari campuran beton. Air yang di dalam setting basin sebelum dipakai. Untuk mengurangi jumlah silt dan tanah liat yang tertambahkan ke dalam campuran beton. 6.11 Minyak
Macam-macam jenis minyak terkadang ada dialam air. Minyak mineral (petroleum), tidak tercampur dengan minyak hewan atau tumbuhan , mungkin berpengaruh sedikit pada kekuatan dari pada jenis minyak yang lain. Namun minyak mineral dalam konsentrasi yang lebih tinggi dari 2 % berat semen dapat mengurangi kekuatan sampai 20 % kekuatan tekannya. 6.12 Persyaratan Air untuk campuran beton.
Syarat-syarat air yang dapat digunakan untuk pencampuran beton menurut PB 1971 adalah :
1. 2. 3.
Modul Panduan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi, Laboratorium Teknik Sipil Universitas Mercu Buana ( 2001) Spesifikasi Bahan Pembuat Beton Menurut Konsep PBI 1988, Seminar Teknologi Beton dalam Rangka Menyambut PBI 1988. (1986).