Anda di halaman 1dari 17

Aqidah yang Benar & Aqidah yang Batil ( Punca dan Kesan )

NAMA: NURUL NATASHA BINTI NGADIMAN PRAKTIKUM : E2T7 NAMA PENSYARAH: USTAZ JAAFAR BIN JAMIAN

Ayat Kursi

Maksudnya :
Allah, tidak ada Tuhan ( yang berhak disembah ) melainkan Dia. Yang tetap hidup, Yang kekal selama-lamanya mentadbir ( sekalian

makhlukNya ). Yang tidak mengantuk usahkan tidur. Yang memiliki


segala yang ada dilangit dan yang ada di bumi. Tiada sesiapa yang dapat memberi syafaat ( pertolongan ) disisiNya melainkan dengan izinNya. Yang di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedangkan mereka tidak mengetahui sesuatu pun dari ( kandungan ) ilmu Allah melainkan apa yang Allah kehendaki ( memberitahu kepadaNya . Luasnya kursi Allah ( ilmu dan kekuasaannya ) meliputi langit dan bumi tiadalah menjadi keberatan kepada Allah menjaga serta memelihara keduanya. Dan Dia ialah Yang Maha Tinggi Lagi Maha Besar.

Orang Islam wajib meyakini bahawa Allah memiliki segala sifat kesempurnaan dan yakin Allah tidak menyerupai dengan sesuatu. Pegangan akidah yang betul sejajar dengan pengakuan Shahadah kita Tiada Tuhan yang disembah melainkan Allah dan Nabi Muhammad itu pesuruh Allah

Pegangan, ikatan atau pengakuan seseorang Islam di atas kepercayaan akan kewujudan Allah Taala.

AQIDAH
Jika seseorang itu diresapi dengan pegangan akidah yang salah dibimbangi akan terjebak kepada aqidah yang batil dan dikhuatiri terjerumus kepada kesesatan.

Umat Islam wajib berpegang dengan akidah yang benar seperti yang dituntut dalam syariat Islam.

Punca Aqidah yang Benar dan Aqidah yang Batil

Tanpa aqidah yang benar seseorang akan menjadi mangsa bagi persangkaan dan keraguan yang lama-kelamaan mungkin menumpuk dan menghalangi dari pandangan yang benar terhadap jalan hidup kebahagiaan sehingga hidupnya terasa sempit lalu ia ingin terbebas dari kesempitan tersebut dengan mengakhiri hidupnya sekalipun dengan bunuh diri, sebagaimana yang terjadi pada banyak orang yang telah kehilangan hidayah aqidah yang benar. Allah swt berfirman : Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Mukminun : 51) Dan firman Allah swt: (01) )11( Dan Sesungguhnya Telah kami berikan kepada Daud kurnia dari kami. (Kami berfirman): Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud, dan kami Telah melunakkan besi untuknya,(yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah amalan yang saleh. Sesungguhnya Aku melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Saba : 10 11)

Punca 1:

Enggan mempelajari atau mengajarkan aqidah yang sahih. - Maka muncul generasi yang tidak mengenal aqidah sahih dan akibatnya mereka menganggap kejahatan itu kebaikan.

Sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Umar radhiallahuanhu : Sesungguhnya ikatan simpul Islam akan terputus satu demi satu, manakala di dalam Islam terdapat orang yang tumbuh tanpa mengenal kejahiliyahan.

Punca 2 :

Fanatik terhadap keyakinan nenek moyang dan berpegang teguh dengannya sekalipun ia batil dan meninggalkan perkara-perkara yang sebaliknya sekalipun ia benar.

Sebagaimana difirmankan Allah Taala:


Dan apabila dikatakan kepada mereka: Ikutilah apa yang Telah diturunkan Allah, mereka menjawab: (Tidak), tetapi kami Hanya mengikuti apa yang Telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami. (Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?. (QS. Al Baqarah : 170)

Punca 3 :

Mengambil pendapat manusia dalam perkara aqidah tanpa mengetahui dalil dan kebenarannya, di mana mereka taklid dari kalangan pemimpin kesesatan sehingga mereka sesat dan menyimpang dari aqidah yang benar.

Imam SyafiI berkata: perumpamaan orang yang mencari ilmu tanpa hujjah seperti orang yang mencari kayu bakar pada malam hari, ia membawa seikat kayu yang di dapati di dalamnya ada seekor ular yang mematoknya dan tidak mengetahuinya. Di ceritakan oleh Imam Baihaqi

Punca 4 :

Wadah pendidikan dan media komunikasi di sebahagian besar negara Islam belum melaksanakan fungsi yang semestinya, di mana kurikulum-kurikulum sekolah pada umumnya tidak memiliki perhatian yang besar terhadap aspek agama, atau tidak memiliki perhatian terhadapnya sama sekali. Demikian juga media komunikasi yang dilihat, didengar dan dibaca pada umumnya menjadi alat penghancur dan penyimpangan, atau ia hanya memperhatikan hal-hal yang bersifat hiburan, dan tidak memperhatikan perkara-perkara ke arah akhlak yang baik, memupuk aqidah yang benar dan menghadapi arusarus yang menyimpang; sehingga muncullah suatu generasi yang tidak memiliki senjata untuk menghadapi bala tentara atheis.

Kesan Aqidah yang Benar dan Aqidah yang Batil

Tanpa aqidah yang benar seseorang akan menjadi mangsa bagi persangkaan dan keragu-raguan yang lama-kelamaan mungkin menumpuk dan menghalangi dari pandangan yang benar terhadap jalan hidup kebahagiaan sehingga hidupnya terasa sempit lalu ia ingin terbebas dari kesempitan tersebut dengan menyudahi hidup sekalipun dengan bunuh diri, sebagaimana yang terjadi pada banyak orang yang telah kehilangan hidayah aqidah yang benar. Allah swt berfirman :

Mafhumnya : Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. )QS. Al Mukminun : 51) Dan firman Allah swt: (01) )11(

Maksudnya : Dan Sesungguhnya Telah kami berikan kepada Daud kurnia dari kami. (Kami berfirman): Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud, dan kami Telah melunakkan besi untuknya,(yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah amalan yang saleh. Sesungguhnya Aku melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Saba : 10 11)

Merosakkan keimanan dan keislamanNya. Mereka yang tidak berpegang teguh dengan akidah yang benar akan melakukan amalan-amalan syirik, pemujaan, khurafat dan sebagainya yang beleh merosakkan kepercayaan yang benar. Kembali kepada Kitabullah Azza wa Jalla dan sunnah Rasul-Nya Nabi Shallahu Alaihi was Sallam untuk memperoleh aqidah yang benar, sebagaimana para As-Salaf Ash-Sholeh menyandarkan aqidah mereka kepada keduanya, dan tidak ada cara yang menjadikan baik akhir umat ini kecuali dengan cara yang membuat baik generasi pertamanya, disertai dengan upaya mengetahui aqidah kelompok-kelompok yang menyimpang, mengetahui syubhat-syubhat mereka untuk dibantah dan diperingatkan; sebab orang yang tidak mengetahui kejelekan dikhawatirkan akan terjatuh ke dalamnya. Allah swt telah befirman:

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai )QS. Al-Imran :103) Kemudian sabda Rasulullah saw Berpegang teguhlah kepada sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang lurus (mendapat petunjuk) dan gigitlah dengan gigi geraham kalian (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi, serta ia menilai hadits hasan shahih)

Kesan

Menyebarkan para dai yang meluruskan aqidah umat Islam dengan mengajarkan aqidah yang benar serta menjawab dan menolak seluruh aqidah bathil. Kerana sesungguhnya jalan kebenaran itu hanya ada satu dan barangsiapa yang menyimpang dari jalan ini, bererti dia berada di atas kebatilan dan berjalan di atas kesesatan. Ibnu Masud radhiallahu anhu meriwayatkan: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam membuat satu garis kemudian beliau bersabda: Ini adalah Jalan Allah. Kemudian beliau menggaris beberapa garis ke kanan dan ke kiri kemudian bersabda Ini adalah subul (jalan-jalan) dan di atas setiap jalan-jalan itu ada setan yang menyeru kepadanya. Kemudian beliau membaca ayat (yang artinya): Dan sesungguhnya ini adalah Jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah ia dan jangan kalian ikuti jalan-jalan lain, nescaya ia akan memisahkan kalian dari jalan Allah.

Surah Al-Anam ( Ayat Surah Al- Anam ( Ayat 112-113 )

112-113 )

Rujukan :
Al-Quran Tafsiran Kitab Tauhid Darjah Khas Kertas Kerja Akidah Buku-Buku Agama Internet

Sekian , Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai