Anda di halaman 1dari 121

Contoh Soal Test 2 & Pembahasan

1-1

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

1.

Suatu metode yang cukup sederhana untuk menghitung unexpected loss adalah :
a) b) c) d) Distribusi probabilitas dari kerugian aktual selama periode tertentu Standar deviasi dari kerugian aktual selama periode tertentu Kerugian aktual tertinggi selama periode tertentu Rata-rata dari kerugian aktual selama periode tertentu

1-2

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

6.2.2 Expected loss verses unexpected loss


Suatu metode sederhana menghitung unexpected loss adalah menggunakan standard deviation. Standard deviation adalah suatu ukuran jarak suatu nilai dari rata2nya (average/mean). Dalam keadaan ini, standard deviation mengukur jarak suatu kerugian dari risiko operasional tertentu, terhadap rata-2 kerugian semua kejadian risiko operasional. Unexpected losses umumnya diasumsikan sebagai kerugian dengan standard deviation yang memasukkan maksimal 0.1% dari semua kerugian terhadap rata2nya (average/ mean).

1-3

2.

Berikut ini faktor yang mempengaruhi harga dari instrumen keuangan option, kecuali :
a) b) c) d) Harga underlying assets Strike price Stock price Volatility

1-4

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

OPTION
Determinants of Price
C = S X, semakin tinggi harga pasar underying semakin tinggi harga call P = X S, semakin tinggi harga pasar undelying semakin rendah harga put C = S X, semakin tinggi strike price semakin rendah harga call P = X S, semakin tinggi strike price semakin tinggi harga put

Current price of underlying

Strike price

Maturity

Semakin lama jatuh tempo semakin tinggi harga call maupun put

Volatility

Semakin besar volatilitas harga undelying semakin tinggi harga call maupun put

1-5

3.

Transaksi forward foreign exchange menimbulkan risiko


a) b) c) d) Valas Suku bunga a dan b benar a dan b salah

1-6

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

4.3 Instrumen perdagangan

4.3.2 Cash instruments forward foreign exchange

Transaksi forward foreign exchange merupakan pertukaran mata uang pada tanggal yang disepakati dimasa datang (lebih lama dari tanggal spot) Pasar forward memperdagangkan untuk jatuh tempo sampai dengan satu tahun, meskipun beberapa bank memberikan quatasi harga untuk periode lebih lama. Transaksi forward menimbulkan baik risiko kurs valas maupun risiko bunga. Hal ini karena kurs valas dimasa datang (forward) ditentukan oleh tingkat bunga relatif antar dua mata uang, serta oleh kurs spot.

1-7

4.

Pada option contract, suatu posisi untuk membeli hak disebut :


a) b) c) d) Short position Long position Matched position Semua salah

1-8

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

OPTION
Istilah-istilah
Call Put Premium Strike price (X) Expiry date American European Suatu opsi yang memberi hak kepada pembelinya untuk membeli underlying instrument Suatu opsi yang memberi hak kepada pembelinya untuk menjual underlying instrument Nilai (harga) yang dibayar oleh pembeli kepada penjual Harga eksekusi (harga beli untuk call dan jual untuk put) dari underlying instruments Tanggal terakhir dimana opsi harus dieksekusi (tanggal jatuh tempo) Suatu opsi yang dapat dieksekusi setiap saat sepanjang umur opsi Opsi yang dapat dieksekusi hanya pada saat jatuh tempo

Long position
Short position

Posisi membeli hak


Posis menjual hak

Determinants of Price
Current price of underlying Strike price Maturity Volatility C = S X, semakin tinggi harga pasar underying semakin tinggi harga call P = X S, semakin tinngi harga pasar undelying semakin rendah harga put C = S X, semakin tinggi harga pasar underying semakin rendah harga call P = X S, semakin tinggi harga pasar undelying semakin tinggi harga put Semakin lama jatuh tempo semakin tinggi harga call maupun put Semakin besar volatilitas harga undelying semakin tinggi harga call maupun put Keuntungan bagi holder/pemilik Call Jika harga spot underlying instrument mengalami peningkatan Jika harga spot underlying instrument mengalami penurunan

1-9

Put

5.

Aktivitas yang memiliki risiko tertinggi adalah :


a) b) c) d) Matched book Market maker Hedging Tidak tentu

1-10

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

-Bank melalukan hedging dg bank lain atas posisi yg dibuat nasabah -Risiko: harga berubah antara saat eksekusi dg nasabah & eksekusi hedging. -Risikonya paling rendah -Profit: selisih harga nasabah & interbank

-Bank menetapkan limit risiko -Eksekusi ada pada trader -Posisi tercipta bisa dari nasabah atau oleh trader sendiri

-Trader membuat (quote) harga -Mengambil posisi berlawanan dg yang diambil pasar -Profit: selisih spread harga jual & beli

Matched book

Hedging 4.2.1 Strategi Perdagangan

Market maker

4.2 TRADING ACTIVITIES

1-11

6.

Untuk analisis pemberian kredit retail, umumnya bank akan menggunakan :


a) b) c) d) Grading model Multivariate model Scoring model Option-Based model

1-12

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

5.1.3 Retail customer credit risk


Beberapa bank komersial memandang kredit untuk nasabah retail adalah penting pada bisnisnya seperti halnya pada corporate credit risk. Teknik untuk penilaian kredit personal pada beberapa negara telah mengalami perubahan secara signifikan sejalan dengan perubahan dari branch-based lending menjadi centralized lending. Branch-based lending : pimpinan cabang adalah penanggungjawab utama dalam keputusan kredit yang didasarkan pada sejauhmana dia mengenal nasabahnya. Keputusan pada Centralized lending dibuat dengan melakukan input informasi nasabah yang telah distandarkan (oleh kantor pusat) kedalam credit scoring models.

1-13

7.

Untuk pemegang option yang bertype European Option


a) b) c) d) Nilai option hanya dihitung pada saat jatuh tempo Nilai option dihitung secara harian sampai dengan saat jatuh tempo Semakin tinggi strike price maka harga option juga semakin tinggi Semua pernyataan diatas tidak benar

1-14

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

4.3 Trading instruments

4.3.3 Instrumen derivatif option contracts


Berbagai istilah yang digunakan: call Suatu opsi yang memberi hak kepada pembelinya untuk membeli underlying instrument put premium strike price expiry date American European
1-15

Suatu opsi yang memberi hak kepada pembelinya untuk menjual underlying instrument Nilai yang dibayar oleh pembeli kepada penjual Harga eksekusi (harga beli untuk call dan jual untuk put) underlying instruments Tanggal terakhir dimana opsi harus dieksekusi (tanggal jatuh tempo) Suatu opsi yang dapat dieksekusi setiap saat sepanjang umur opsi Opsi yang dapat dieksekusi pada saat jatuh tempo

8.

Untuk tujuan sertifikasi, cakupan fungsi dari treasury risk management adalah : I. Interest rate in banking book II. Liquidity risk III. Capital Management IV Traded market risk
a) b) c) d) I saja I dan II I, II, dan III I, II, III dan IV

1-16

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

4.5 The nature of treasury risk

4.5

Sifat dasar risiko treasury

Treasury bisa mengelola berbagai jenis risiko dalam fungsi manajemen risiko, tetapi untuk sertifikasi hanya mencakup: risiko suku bunga di banking book risiko likuiditas manajemen modal. Semua risiko diatas dan berbagai masalah yang terkait (seperti konsentrasi pendanaan kewajiban dan aset, akses ke likuiditas bank sentral) mungkin akan dicakup dalam topik asset and liability management (ALM).

1-17

9.

Harga dari instrumen keuangan option tergantung pada jatuh temponya (maturity). Pengaruh maturity tersebut adalah :
a) b) c) d) Semakin lama jatuh temponya, semakin rendah harga option Semakin lama jatuh temponya, semakin tinggi harga option Semakin tinggi harga underlying asset, semakin rendah harga option Semakin rendah strike price, semakin tinggi harga option
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

1-18

OPTION
Determinants of Price
C = S X, semakin tinggi harga pasar underying semakin tinggi harga call P = X S, semakin tinggi harga pasar undelying semakin rendah harga put C = S X, semakin tinggi strike price semakin rendah harga call P = X S, semakin tinggi strike price semakin tinggi harga put

Current price of underlying

Strike price

Maturity

Semakin lama jatuh tempo semakin tinggi harga call maupun put

Volatility

Semakin besar volatilitas harga undelying semakin tinggi harga call maupun put

1-19

10. Yang tidak termasuk instrumen derivatif adalah


I. Option II. Saham III. Future IV Obligasi I dan II I dan III II dan III II dan IV
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

a) b) c) d)
1-20

4. MARKET RISK & TREASURY RISK 4.3 TRADING INSTRUMENTS 4.3.2 CASH

Instrumen Spot FX Forward FX FX rate swap Loan & Deposit Bonds Equity Commodity (Physical) Commodity (Forward)

Deskripsi Pertukaran dlm mata uang berbeda maks 2 hari Pertukaran dlm mata uang berbeda dimasa datang (lebih lama dari dua hari) dg kurs yg disepakati saat ini Kombinasi transaksi spot & forward dalam mata uang berbeda sekaligus Diperdagangkan di pasar uang antar bank dengan bunga tetap. Umumnya untuk pemenuhan likuiditas Pembayaran bunga tetap secara periodik dan pokok pinjaman pada saat jatuh tempo Pembelian dan penjualan saham perusahaan yang tercatat di berbagai bursa Membeli/menjual produk fisik (hasil pertanian, emas) dipasar sekunder pada harga & waktu yg telah disepakati. OTC traded FX

Risiko

Bunga & FX Bunga Bunga Bunga & spesifik Ekuitas & spesifik Komoditas Komdts & bunga

4.3.3 DERIVATIVES: Nilainya tergantung pada underlying assets. Tidak terdapat pertukaran principal Future contracts Interest rate swap Currency swap Kesepakatan untuk masuk kontrak underlying (beli / jual) dimasa datang pada harga yang disepakati. Exchange traded Pertukaran suku bunga (fixed/floating) periodik dimasa datang, tanpa principal.OTC traded Pertukaran suku bunga periodik dimasa datang dalam mata uang berbeda disertai dg pertukaran mata uang pada kurs spot. OTC traded Kontrak untuk memberi pinjaman/meminjam pada harga tertentu dimasa datang. OTC traded Memberi hak kepada pembelinya untuk masuk kontrak underlying pada harga yang disepakati Bunga & risk in underlying Bunga Bunga & FX

FRA Option

Bunga Bunga, risk in underlying & volatility

1-21

11. Suatu kontrak untuk menjual atau membeli suatu asset (instrumen) di masa datang di bursa terorganisir disebut
a) b) c) d) swap future option forward

1-22

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

4.3 Trading instruments

4.3.3 Instrumen derivatif kontrak future


Salah satu jenis derivatif yang paling penting adalah kontrak future (futures contract). Future kontrak diperdagangkan di bursa, yang bertindak sebagai clearing house untuk semua pihak yang terlibat. Semua perdagangan dilakukan melalui bursa. Hal ini berarti bank tidak ter-exposed terhadap risiko kredit dengan banyak pihak, tetapi hanya dengan risiko kredit bursa. Suatu kontrak future melibatkan penyerahan underlying instrument pada tanggal tertentu dimasa datang. Underlying instrument antara lain saham, obligasi, indeks dan komoditas.

1-23

12. Basis risk dalam kegiatan hedging dengan menggunakan instrument derivative akan muncul dalam situasi sebagai berikut kecuali:
a) b) c) d) harga pasar antara aset yang dilindungi dan instrumen untuk melindungi nilainya adalah sama harga pasar antara aset yang dilindungi dan instrumen untuk melindungi nilainya adalah berbeda Korelasi antara aset yang dilindungi dan instrumen untuk melindungi nilainya mendekati satu aset dilindungi dengan menggunakan derivatif dari aset tersebut

1-24

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

4.2 Aktivitas perdagangan

4.2.2 Manajemen dan hedging posisi

Salah satu residual risk yang paling signifikan adalah Basis risk. Basis risk merupakan risiko atas kemungkinan perubahan dalam hubungan antara harga dari suatu posisi risiko (original position) dengan harga instrumen untuk hedging. Basis risk muncul dalam situasi dimana harga pasar dari masing-masing instrumen adalah berbeda, tetapi masing sangat terkait.

1-25

13. Jika tingkat suku bunga di pasar cenderung turun, maka harga obligasi berbunga tetap akan
a) b) c) d) Tetap Cenderung turun Cenderung naik Tidak ada yang benar

1-26

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

1.2 Market risk

1.2.3 Traded market risk example 1


Bank A adalah bank yang aktif dalam perdagangan obligasi pemerintah dengan bunga tetap. Jika obligasi yang diperdagangkan adalah obligasi dengan bunga tetap 6% / tahun dengan jangka waktu (maturity) lima tahun. Maka nilai obligasi ini akan tergantung pada suku bunga. 105 6%

100

5%

95
1-27

4%

14. Kasus Morgan Grenfell pada tahun 2001 merupakan contoh kasus mengenai risiko
a) b) c) d) interest rate (suku bunga) Equity position (posisi ekuitas) foreign exchange (valas) Commodity position (posisi komoditas)

1-28

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

4.1 Sifat dasar risiko pasar

4.1

Sifat risiko dasar pasar risiko posisi ekuitas


Risiko posisi ekuitas (Equity position risk) merupakan potensi kerugian akibat pergerakan harga saham yang tidak menguntungkan. Risiko ini berlaku untuk semua instumen yang menggunakan harga pasar saham sebagai dasar penilaiannya.

Contoh- Morgan Grenfell Private Equity Pada Februari 2001 Financial Times memuatkan pengumuman bahwa Morgan Grenfell Private Equity (MGPE) telah mengalami kerugian sebesar GBP 150 m atas kepemilikan saham di EM.TV, sebuah group media Jerman. MGPE pada mulanya memiliki saham tersebut sebagai bagian dari suatu transaksi penjualan sahamnya di F1 dan sebagai gantinya memperoleh saham EM.TV. Saham di EM.TV turun sebesar 90%.
1-29

15. Obligasi Korporasi mengandung risiko I suku bunga II spesific III ekuitas
a) b) c) d) I saja I dan II saja I dan III saja ketiganya

1-30

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

4.3 Instrumen perdagangan

4.3.2 Cash instruments Obligasi


Moodys Aaa S&P AAA Description
Peringkat tertinggi. Kemampuan untuk membayar bunga dan pokok pinjaman sangat bagus

Obligasi dengan kedaan default. Bunga dan pokok pinjaman tidak bisa dibayar (terhutang).

Obligasi menimbulkan general interest rate risk dan specific risk (credit risk).

1-31

16. Transaksi pertukaran suku bunga, baik fixed maupun floating, secara periodik pada masa mendatang tanpa pertukaran pricipal disebut sebagai :
a) b) c) d)
1-32

Future contracts Currency swap Interest rate swap Semua salah


Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

4.3 Trading instruments

4.3.3 Instrumen derivatif interest rate swap


Interest rate swaps (swap suku bunga) merupakan derivatif OTC yang memungkinkan bank dan nasabah untuk mengakses tingkat suku bunga jangka panjang tanpa harus menggunakan pendanaan jangka panjang. Risiko kredit dan kebutuhan likuiditas merupakan kendala utama yang dihadapi bank dalam memberikan kredit jangka panjang kepada nasabah. Sebaliknya, banyak nasabah memiliki proyek jangka panjang yang memerlukan pembiayaan dengan bunga tetap. Swap

suku bunga memberikan solusi dengan memungkinkan kedua pihak mempertukarkan arus bunga tanpa mempertukarkan principal.

1-33

17. Nilai yang harus dibayar oleh pembeli option kepada penjualnya disebut sebagai :
a) b) c) d) Premium Strike price Current price of underlying Semua salah

1-34

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

4.3 Trading instruments

4.3.3 Instrumen derivatif option contracts


Berbagai istilah yang digunakan: call put premium strike price expiry date American European
1-35

Suatu opsi yang memberi hak kepada pembelinya untuk membeli underlying instrument Suatu opsi yang memberi hak kepada pembelinya untuk menjual underlying instrument Nilai yang dibayar oleh pembeli kepada penjual Harga eksekusi (harga beli untuk call dan jual untuk put) underlying instruments Tanggal terakhir dimana opsi harus dieksekusi (tanggal jatuh tempo) Suatu opsi yang dapat dieksekusi setiap saat sepanjang umur opsi Opsi yang dapat dieksekusi pada saat jatuh tempo

18. Net Interest Income (NII) bank merupakan,


a) Selisih antara biaya dana dan bunga yang dibebankan pada kredit b) Selisih antara suku bunga kredit dengan suku bunga umum c) Nilai sekarang (net present value) dari aliran kas dimasa datang d) Pendapatan bunga dari kredit yang disalurkan

1-36

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

4.6 Asset and liability management

4.6

Asset and liability management (ALM)

Aliran pendapatan ini tercermin dalam Net Interest Income (NII) bank. NII merupakan perbedaan antara biaya dana pihak ketiga (dan kewajiban lain) dan bunga yang dibebankan pada kredit (dan aset lainnya). Nilai sekarang (net present value) dari aliran dimasa datang merupakan faktor utama yang menentukan nilai bank. Penekanan yang diberikan suatu bank pada salah satu dari dua tujuan manajem risiko atau stabilisasi nilai usaha sering tergantung pada praktek akuntansi manajemen yang diikuti, yaitu laporan terutama merefleksikan manajemen pendapatan atau nilai

1-37

19. Asset and liability management menangani hal berikut


ini kecuali a) menjaga likuiditas struktur usaha sesuai yang diinginkan. b) permasalahan yang bisa berdampak pada stabilitas laba c) pengelolaan risiko dan stabilisasi nilai usaha d) perdagangan surat berharga

1-38

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

4.6 Asset and liability management

4.6.1 Asset and liability management activities

Asset and liability management tidak hanya peduli dengan pengelolaan risiko dan stabilisasi nilai usaha. Tetapi juga peduli dengan: menjaga likuiditas struktur usaha sesuai yang diinginkan. masalah lain yang mempengaruhi bentuk dan struktur neraca bank. permasalahan yang bisa berdampak pada stabilitas laba dari waktu ke waktu.

1-39

20 Option yang memberikan hak bagi pemegangnya (holder) untuk melakukan exercise hanya pada saat jatuh tempo adalah
a) b) c) d) American Asian European Japanese

1-40

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

4.3 Trading instruments

4.3.3 Instrumen derivatif option contracts


Berbagai istilah yang digunakan: call put premium strike price expiry date American European
1-41

Suatu opsi yang memberi hak kepada pembelinya untuk membeli underlying instrument Suatu opsi yang memberi hak kepada pembelinya untuk menjual underlying instrument Nilai yang dibayar oleh pembeli kepada penjual Harga eksekusi (harga beli untuk call dan jual untuk put) underlying instruments Tanggal terakhir dimana opsi harus dieksekusi (tanggal jatuh tempo) Suatu opsi yang dapat dieksekusi setiap saat sepanjang umur opsi Opsi yang dapat dieksekusi pada saat jatuh tempo

21. Menurut Basel I, bobot risiko dari pinjaman yang diberikan kepada bank lain dengan jangka waktu kurang dari 1 tahun adalah :
a) b) c) d)
1-42

0% 20 % 50 % Tergantung pada peringkat (rating)


Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

1.1 Banks, risk and the need for regulation

1.1.1 Financial services industry, banks and regulation


Assets Amount
USD million

Risk Weight
%

RWA
USD million

Domestic Government Bonds Cash Loans to other banks < 1 yr Loans to small/medium enterprises Loans to local authorities Loans to major international companies

100 10 200 390 200 100

0 0 20 100 50 100

0 0 40 390 100 100

RWA = RiskWeighted Assets (Basel I) Modal minimum adalah 8%

x 8% = USD 50.4m
Total 1000 630 Liabilities Amount

Capital Deposits from customers Loans from other banks

80 820 100

1-43

Jika Bank memiliki modal USD 80m, berarti melebihi persyaratan minimal.

Total

1000

22 Transaksi yang dilakukan melalui

Bursa Berjangka Jakarta termasuk :


a) b) c) d) Bond trading Commodity trading Foreign exchange trading Equity trading

1-44

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

4.3 Instrumen perdagangan

4.3.2 Cash instruments commodity trading

Commodity trading merupakan pembelian dan penjualan produk fisik yang diperdagangkan di pasar sekunder. Hal ini meliputi produk pertanian, minyak, logam mulia. Produk dibeli dan dijual untuk penyerahan fisik pada lokasi dan tanggal yang disepakati. Banyak produk yang memiliki pasar spot maupun forward dan masing-masing produk memiliki karakteris khusus yang secara langsung terkait dengan karakteristik fisiknya.

1-45

23 Obligasi yang mempunyai karakteristik membayar bunga tetap selama umur dan pada saat jatuh tempo membayar pokok pinjamannya disebut
a) b) c) d) Zero coupon bond Perpetual Bond Vanilla bond Junk bond

1-46

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

4.3 Instrumen perdagangan

4.3.2 Cash instruments Obligasi


Obligasi merupakan instrumen hutang jangka panjang yang diterbitkan oleh peminjam dan sebagai gantinya menerima sejumlah pokok pinjaman dari investor. Penerbit obligasi berkewajiban untuk membayar bunga (kupon) secara reguler sepanjang umur obligasi dan membayar kembali pokok pinjaman, biasanya pada saat jatuh tempo. Obligasi diterbitkan oleh berbagai lembaga dan setiap obligasi merupakan klaim keuangan terhadap lembaga penerbitnya. Suatu vanilla bond biasanya membayar bunga tetap (kupon) pada tanggal yang ditetapkan selama umur obligasi dan pokok obligasi dibayar kembali pada saat jatuh tempo. Istilah vanilla digunakan untuk menunjukkan bahwa obligasi mempunyai karakteristik standar.
1-47

24. Contoh kasus Sovereign Credit Risk adalah: a. Kasus default di Rusia tahun 1917 b. Kasus default di Rusia tahun 1989 c. Kasus default di Afrika dan Amerika Selatan 1980 d. Kasus Kredit macet yang dialami oleh Peregrine Investment Holdings 1998

1-48

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

5.1.1 Sovereign credit risk

Sampai saat ini pasar obligasi internasional didominasi oleh obligasi pemerintah dari beberapa negara. Sovereign risk adalah risiko kerugian yang berhubungan dengan kemungkinan bahwa suatu negara gagal membayar baik bunga maupun pokok pinjaman. Meskipun jarang sekali terjadi kegagalan bayar (Kasus Default Rusia pada 1917 dan 1998 serta Kasus Default Afrika dan Amerika Selatan pada akhir 1960 dan 1970), penjadwalan hutang semacam itu bukanlah hal yang luar biasa. The International Monetary Fund (IMF) memainkan peran utama dalam membantu negara-2 yang kesultan membayar hutangnya.

1-49

25. Option Based Model adalah model analisis kredit dalam menganalisis kredit untuk: a. Retail Consumer b. Perusahaan c. Negara d. a, b dan c benar

1-50

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

5.1.2 Corporate credit risk

Basel II memberikan rangsangan bagi bank untuk menambahkan disiplin yang lebih besar lagi pada teknik penilaian corporate credit risk ini melalui penggunaan metode statistik untuk melakukan kalibrasi dan back testing dari credit grading models. Basel II juga mendorong bank untuk menambah informasi melalui penggunaan options-based models dimana ketersediaan data membuat penerapannya akan lebih sesuai.

1-51

26. Risiko kredit dari aktivitas di pasar (trading book) terjadi ketika a. Harga asset menurun b. Harga assets naik c. Pihak ketiga gagal bayar d. Zero sum game

1-52

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

5.1.6 Traded markets counterparty credit risk


Traded markets counterparty credit risk adalah risiko yang timbul apabila counterparty tidak segera membayar kewajiban transaksinya. Misalkan, dalam kebanyakan bisnis, kesepakatan cash on delivery untuk menghindari risiko kredit. Namun dalam beberapa transaksi perbankan hanya akan dibayar apabila kontraknya jatuh tempo. Berhubungan dengan produk2 beberapa pasar, jumlah yang dipinjamkan kepada counterparty bisa berubah selama jangka waktu kontrak.

1-53

27. Informasi berikut ini merupakan indikasi suatu perusahaan pemohon kredit yang memiliki risiko kredit yang tinggi adalah: a. Pembayaran dividen yang teratur b. Rasio hutang terhadap modal tinggi c. Rasio aktiva lancar terhadap hutang lancar tinggi d. a, b dan c benar

1-54

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

5.2.2 Analysis of creditworthiness corporate risk


Baik investor maupun bank menginginkan stabilitas dan kesehatan ekonomi dalam suatu perusahaan, yang diukur dengan: kemampuannya untuk membayar dividen secara reguler dan keberlanjutannya dimasa datang. ratio hutang terhadap modal yang tidak terlalu tinggi sehingga jika perusahaan mengalami shock dari kejadian yang diperkirakan (kebangkrutan nasabah utama), perusahaan mampu menekan biayanya (seperti dividen) dan tetap mampu mempu membayar kreditor, sehingga menghindari potensi likuiditas. kriteria lain seperti rasio aktiva lancar terhadap kewajiban lancar (current ratio), yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mengahasilkan arus kas bersih.
1-55

28. Tingginya bad debt pada industri perbankan suatu negara dapat menimbulkan: a. Unsystemic risk b. Systemic risk c. a dan b benar d. a dan b salah

1-56

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

5.1.5 Systemic credit risk

Di China supervisor memperhatikan bahwa persentase yang sama dari bad debt terjadi pada beberapa bank. Tingginya bad debt dapat menimbulkan systemic risk, hal yang paling ditakuti oleh bank sentral dan pemerintah. Jika hanya sedikit bank yang mengalami default tinggi di portfolio kreditnya, hal tersebut sudah merupakan masalah bagi supervisor dan bank sentral. Namun, jika semua bank mengalaminya pada saat yangg sama, perekonomian juga akan mendapat serangan. Hal ini berpotensi pada kehancuran ekonomi karena sistem perbankan tidak memiliki modal yang cukup (bad debt mengurangi modal bank). Akibatnya bank tidak akan mampu mengembangkan kreditnya yang dibutuhkan sebagai fasilitas pada ekspansi perekonomian.

1-57

29. Sebagai konsep umum, risiko

operasional dapat dipandang sebagai hal-2 yang berhubungan dengan masalah-masalah :


a) b) c) d) Kegagalan proses atau prosedur Kegagalan pengambilan keputusan Kegagalan mematuhi peraturan Kegagalan pengawasan oleh supervisor

1-58

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

6.1.1 What is operational risk?

The Basel II Capital Accord secara khusus mendefinisikan operational risk sebagai risiko kerugian yang bersumber dari ketidaksesuaian atau kegagalan proses internal, orang dan sistem atau dari kejadian-2 eksternal. Sebagai konsep umum, risiko operasional dapat dipandang sebagai hal-2 yang berhubungan dengan masalah-2 kegagalan proses atau prosedur. Jadi risiko operasional bukanlah suatu risiko yang baru dan juga bukan risiko yang hanya dihadapi perbankan, meskipun semua bank umumnya berhubungan dengan kegagalan tersebut dan seharusnya memiliki proses untuk mengantisipasinya. Risiko ini mempengaruhi semua bisnis karena risiko operasional tidak bisa dipisahkan dari suatu process/aktivitas operasional.
1-59

30. Untuk menumbuhkan efisiensi pada operasional bank, maka bank perlu mengelola risiko yang bersifat :
a) b) c) d) High frequency / high impact Low frequency / high impact High frequency / low impact Low frequency / low impact

1-60

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

6.1.2 Frequency versus impact

Kejadian high frequency/low impact perlu dikelola untuk menumbuhkan efisiensi. Kejadian semacam ini cenderung dipahami dan dipandang sebagai biaya menjalankan bisnis (the cost of doing business). Beberapa produk keuangan, khususnya pada retail banking, akan memasukkan jenis kerugian ini kedalam struktur pricing. Misal beberapa bank yang menawarkan produk kartu kredit menyesuaikan pricing structure terhadap fraud. Kejadian low frequency/high impact merupakan tantangan terberat bagi bank. Sesuai sifatnya, bank sulit memahami dan kejadian ini paling sulit diprediksi. Lebih lanjut, kejadian ini berpotensi untuk menghancurkan dan bisa mengakibatkan bank menjadi kolaps, lihat kasus Barings.

1-61

31. Yang dimaksud dengan dampak (impact) adalah :


a) b) c) d)
1-62

Ukuran besarnya pendapatan dari suatu kejadian Ukuran besarnya kerugian dari suatu kejadian Ukuran seringnya kemunculan suatu kejadian Jawaban a, b, dan c salah

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

6.1.2 Frequency versus impact

Kejadian pada risiko operational dikelompokkan dua faktor: frequency seberapa sering munculnya kejadian impact besarnya kerugian dari kejadian Berarti pengelompokan kejadian pada risiko operasional dapat didasarkan pada seberapa sering kejadian muncul dan tinggirendahnya dampak kerugian. Empat jenis kejadian adalah sebagai berikut : low frequency / low impact low frequency / high impact high frequency / low impact high frequency / high impact
1-63

32. Upaya yang dapat dilakukan bank untuk mengurangi kesalahan dalam proses transaksinya, sebagai bagian mengurangi risiko operasional, adalah :
a) b) c) d)
1-64

Mengembangkan sistem pemantauan harga saham Melakukan sekuritisasi Menerapkan credit scoring pada analisis kredit Training karyawan

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

6.1.1 What is operational risk?

Sebagai contoh, selama beberapa tahun banyak bank telah melaksanakan training pada karyawannya sebagai langkah untuk meningkatkan layanan nasabah dan menekan jumlah kesalahan pada proses-2 transaksinya.
Jadi training yang efektif telah meningkatkan loyalitas nasabah dan menurunkan biaya kompensasi kesalahan proses. Namun dalam kenyataannya, bank tidak mempertimbangkan kerugian karena kesalahan karyawannya sebagai kerugian akibat risiko operasional dan tidak memandang training sebagai suatu teknik untuk mengurangi risiko operasional.
1-65

33. Jenis risiko operasional yang relatif

sering terjadi adalah :


a) b) c) d) Implementasi peraturan baru Kegagalan proses Ketidaksesuaian sistem operasi Terorisme

1-66

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

6.1.1 What is operational risk? Beberapa jenis risiko operasional, seperti fraud dan kegagalan proses, relatif sering terjadi. Kejadian seperti itu
mengakibatkan kerugian, dimana setiap insiden memiliki dampak kerugian yang rendah, (sehingga disebut high frequency/low impact losses) dan dapat diantisipasi oleh bank melalui kebijakan dan prosedur, (misalkan pengendalian teknologi dan keamanan). Sebaliknya, kejadian seperti penyerangan teroris atau kebakaran sangat jarang terjadi namun satu kejadian dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar (low frequency/high severity losses). Pendekatan utama yang harus dilakukan bank untuk menjamin kelanjutan operasinya setelah kejadian ekstrim tersebut adalah mengimplementasikan business continuity plans and policies. Sebelum dipublikasikannya Basel II Capital Accord, tidaklah biasa bahwa suatu bank mengalokasikan modal untuk menutup kerugian karena risiko 1-67 operasional.

34. Risiko operasional yang bersifat high frequency/low impact dapat diantisipasi oleh bank melalui :
a) b) c) d) Kebijakan dan prosedur Pengawasan Bank Sentral Implementasi KYC Jawaban a, b, dan c salah

1-68

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

6.1.1 What is operational risk?


Beberapa jenis risiko operasional, seperti fraud dan kegagalan proses, relatif sering terjadi. Kejadian seperti itu mengakibatkan kerugian, dimana setiap insiden memiliki dampak kerugian yang rendah, (sehingga disebut high frequency/low impact losses) dan dapat diantisipasi oleh bank melalui kebijakan dan prosedur, (misalkan pengendalian teknologi dan keamanan). Sebaliknya, kejadian seperti penyerangan teroris atau kebakaran sangat jarang terjadi namun satu kejadian dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar (low frequency/high severity losses). Pendekatan utama yang harus dilakukan bank untuk menjamin kelanjutan operasinya setelah kejadian ekstrim tersebut adalah mengimplementasikan business continuity plans and policies. Sebelum dipublikasikannya Basel II Capital Accord, tidaklah biasa bahwa suatu bank mengalokasikan modal untuk menutup kerugian karena risiko 1-69 operasional.

35. Karakteristik bisnis perbankan mengalami perubahan yang mengarah pada peningkatan frekuensi kejadian yang berpotensi menimbulkan kerugian sangat besar. Hal tersebut menjadi latar belakang bahwa supervisor perlu untuk memperkenalkan :
a) b) c) d)
1-70

Basic Indocator Approach Advanced Measurement Approach Standardized Approach Jawaban a, b, dan c salah

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

6.1.1 What is operational risk?

Karakteristik bisnis perbankan dan juga perekonomian global mengalami perubahan, yaitu perubahan yang mengarah pada peningkatan frekuensi kejadian yang berpotensi menimbulkan kerugian sangat besar. Hal tersebut menjadi latar belakang bahwa supervisor perlu untuk memperkenalkan standardized approaches untuk mengelola risiko operasional dan juga untuk mengukur dampak kejadian tersebut. Pembahasan pada standar untuk pengelolaan risiko operasional meliputi tiga topik utama : what is operational risk what is included in the scope of operational risk how do banks manage it - qualitatively or quantitatively?
1-71

36. Kriteria dan definisi kejadian pada risiko operasional menurut Basel II Accord :
a) b) c) d) Harus mengikuti definisi Basel II Mengikuti definisi yang ditetapkan supervisor Terbuka untuk diinterpretasikan Jawaban a, b, dan c salah

1-72

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

6.1.1 What is operational risk?


The Basel II Accord telah mendefinisikan risiko operasional seperti halnya lingkup risiko. Selanjutnya, bank perlu melakukan kuantifikasi potensi kerugian dan mengimplementasikan prosedur untuk mengurangi risiko. Sesuai ketentuan Pillar 1, untuk pertama kalinya bank perlu melakukan kuantifikasi potensi kerugian risiko operasional dan mengalokasikan modal sesuai peraturan seperti halnya pada risiko kredit dan risiko pasar.

Kriteria dan definisi operasional pada Basel II Accord terbuka untuk diinterpretasikan. Konsekuensinya, bank merujuk kerangka
manajemen risiko operasional yang digunakan industri lain untuk membantu keyakinan bahwa telah sesuai dengan ketentuan Basel II.

1-73

37. Pengelompokan kejadian pada risiko operasional dapat didasarkan pada seberapa sering kejadian muncul dan tinggi-rendahnya dampak kerugian, sehingga kejadian pada risiko operasional dapat dikelompokkan menjadi :
a) b) c) d)
1-74

2 jenis kejadian 4 jenis kejadian 8 jenis kejadian 12 jenis kejadian

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

6.1.2 Frequency versus impact

Kejadian pada risiko operational dikelompokkan dua faktor: frequency seberapa sering munculnya kejadian impact besarnya kerugian dari kejadian Berarti pengelompokan kejadian pada risiko operasional dapat didasarkan pada seberapa sering kejadian muncul dan tinggirendahnya dampak kerugian. Empat jenis kejadian adalah sebagai berikut : low frequency / low impact low frequency / high impact high frequency / low impact high frequency / high impact
1-75

38. Menurut Basel II, unexpected loss

merupakan kerugian yang berasal dari kejadian-kejadian yang :


a) b) c) d)
1-76

Kecil peluangnya untuk terjadi Besar peluangnya untuk terjadi Jawaban a dan b benar Jawaban a dan b salah

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

6.2.2 Expected loss verses unexpected loss


Unexpected loss adalah kerugian yang terjadi dan cukup signifikan di atas expected loss yang bisa ditolerir. UL merupakan kerugian yang berasal dari kejadian-2 yang tidak diharapkan atau kejadian-2 ekstrim yang diperkirakan oleh bank dapat terjadi, meskipun tidak diharapkan. Dibandingkan dengan kerugian yang muncul sebagai bagian dari bisnis hariannya, UL merupakan

kerugian dari kejadian-2 yang memiliki peluang sangat kecil untuk terjadi. Unexpected losses
umumnya berasal dari kejadian low frequency/high impact.

1-77

39. Kejadian-kejadian yang termasuk kedalam risiko operasional yang bersumber dari proses internal adalah : I. Kekeliruan dalam penjualan II. Pencucian uang III. Kesalahan pelaporan a) I dan II b) I dan III c) II dan III d) I, II, dan III
1-78
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

6.3.2 Internal process risk


Kejadian yang menimbulkan risiko proses internal mencakup: dokumentasi tidak sesuai, tidak cukup atau keliru tidak ada pengendalian kesalahan dalam pemasaran kekeliruan menjual pencucian uang pelaporan yang tidak benar atau tidak cukup (sesuai ketentuan) kesalahan transaksi Tinjauan dan pengembangan proses internal suatu bank sebagai bagian dari manajemen risiko operasional dapat meningkatkan efisiensi. Kesalahan kadang muncul apabila suatu proses sudah sangat kompleks, kurang terorganisir atau berbelit-belit, dimana semua ini merupakan praktek bisnis yang tidak efisien.
1-79

40. Berikut ini adalah hal-hal yang menimbulkan people risk, kecuali :
a) b) c) d) Internal fraud External fraud Labor disputes Rogue trader

1-80

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

6.3.3 People risk


Umumnya, hal-hal yang menimbulkan people risk adalah: isu kesehatan dan keamanan (health and safety issues) high staff turnover kecurangan internal (internal fraud) perselisihan karyawan (labor disputes) praktek manajemen yang lemah (poor management practices) pelatihan karyawan yang lemah (poor staff training) terlalu percaya pada seseorang (over reliance on key staff) adanya trader yang berniat jahat (rogue trader)

1-81

41. Harga pasar ditentukan oleh faktor

banyaknya permintaan dan penawaran. Faktor tersebut bersifat


a) b) c) d) Jangka panjang Jangka pendek a dan b benar a dan b salah

1-82

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

4.1 SIfat dasar risiko pasar

4.1 Sifat dasar risiko pasar harga pasar


Harga pasar dipengarahui oleh beberapa faktor antara lain: a. Penawaran dan permintaan atas suatu produk akan mempengaruhi tingkat harga dalam jangka pendek ketika market makers menyesuaikan harga mereka sebagai respon terhadap aktivitas pasar. b. Likuiditas bisa cukup berpangaruh terhadap harga pasar. Suatu pasar yang likuid memiliki banyak market makers dan mendorong volume perdagangan yang tinggi. Dealing spreadsnya kecil yang berarti biaya transaksi bagi pedagang lebih rendah. Pasar yang tidak likuid spreads akan melebar. Pasar yang likuid bisa menjadi tidak likuid menjelang liburan atau pengumuman ekonomi.

1-83

42. Tentang likuiditas pasar, maka akan berlaku :


a) semakin tinggi likuiditas semakin tinggi biaya transaksi b) semakin rendah likuiditas semakin rendah biaya transaksi c) semakin tinggi likuiditas semakin tinggi spread d) semakin tinggi likuiditas semakin rendah spread

1-84

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

4.1 SIfat dasar risiko pasar

4.1 Sifat dasar risiko pasar harga pasar


Harga pasar dipengarahui oleh beberapa faktor antara lain: a. Penawaran dan permintaan atas suatu produk akan mempengaruhi tingkat harga dalam jangka pendek ketika market makers menyesuaikan harga mereka sebagai respon terhadap aktivitas pasar. b. Likuiditas bisa cukup berpangaruh terhadap harga pasar. Suatu pasar yang likuid memiliki banyak market makers dan mendorong volume perdagangan yang tinggi. Dealing spreadsnya kecil yang berarti biaya transaksi bagi pedagang lebih rendah. Pasar yang tidak likuid spreads akan melebar. Pasar yang likuid bisa menjadi tidak likuid menjelang liburan atau pengumuman ekonomi.
1-85

43. Beberapa negara telah memiliki Export Credit Agencies. Keberadaan lembaga ini untuk menjamin :
a) b) c) d) Sovereign credit risk Corporate credit risk Retail credit risk a,b,c salah

1-86

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

5.2 The origin and use of credit analysis

5.2.1 Analysis of creditworthiness sovereign risk


Analysis sovereign risk telah mengalami perkembangan luar biasa sehubungan dengan telah mapannya pasar keuangan internasioal khususnya dengan munculnya apa yang dikenal dengan debitor dari emerging market Analysis kredit menyangkut sovereign risk yang ada saat ini merupakan bidang pekerjaan utama dari lembaga rating (rating agencies), yang paling terkenal adalah Standard & Poors, Moodys dan Fitch. Beberapa negara juga memiliki lembaga yang menjamin guarantee sovereign risk untuk eksporter (Export Credit Agency) Terdapat beberapa prinsip dan praktek yang disepakati bersama mengenai cara bagai lembaga-lembaga diatas bekerja.
1-87

44. Yang dimaksud dengan zero sum game adalah :


a) Dua pihak dalam satu transaksi akan mendapat keuntungan b) Hanya satu pihak yang mendapat keuntungan dari suatu transaksi c) Transaksi yang tidak menimbulkan pendapatan d) a,b,c salah

1-88

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

5.1.6 Traded markets counterparty credit risk

Market risk berasal dari penilaian mark-to-market pada kontrak perdagangan (trading), seperti kontrak valas atau kontrak yang berhubungan dengan tingkat bunga. Bank yang melakukan transaksi tersebut akan memperoleh keuntungan, atau counterparty pada kontrak yang akan memperoleh keuntungan tergantung pada the mark-to-market value kontrak tersebut. Hal itu disebut zero sum game, hanya satu pihak yang mendapat keuntungan dari suatu kontrak.

1-89

45. Proses meniadakan untung dan rugi melalui sejumlah kontrak yang sejenis atau melalui beberapa kontrak yang jenisnya berbeda disebut :
a) b) c) d) Hedging Marking to market Netting a,b,c salah

1-90

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

5.1 The nature of credit risk

5.1.6 Traded markets counterparty credit risk


Dalam prakteknya risiko kredit counterparty dapat dikurangi dengan: membuat pembayaran rutin antara pihak-pihak dalam kontrak debitur berjanji untuk mengembalikan apa yang dipinjamnya (collateral) netting. Netting adalah suatu proses meniadakan untung dan rugi melalui sejumlah kontrak yang sejenis atau melalui beberapa kontrak yang jenisnya berbeda.
1-91

46. Menyangkut harga put options, maka :


a) Harga put options akan meningkat jika harga underlying instrument turun b) Harga put options akan meningkat jika harga strike price naik c) a dan b benar d) a dan b salah

1-92

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

OPTION
Istilah-istilah
Call Put Premium Strike price (X) Expiry date American European Long position Short position Suatu opsi yang memberi hak kepada pembelinya untuk membeli underlying instrument Suatu opsi yang memberi hak kepada pembelinya untuk menjual underlying instrument Nilai (harga) yang dibayar oleh pembeli kepada penjual Harga eksekusi (harga beli untuk call dan jual untuk put) dari underlying instruments Tanggal terakhir dimana opsi harus dieksekusi (tanggal jatuh tempo) Suatu opsi yang dapat dieksekusi setiap saat sepanjang umur opsi Opsi yang dapat dieksekusi hanya pada saat jatuh tempo Posisi membeli hak Posis menjual hak

Determinants of Price
Current price of underlying Strike price Maturity Volatility C = S X, semakin tinggi harga pasar underying semakin tinggi harga call

P = X S, semakin tinngi harga pasar underlying semakin rendah harga put


C = S X, semakin tinggi harga pasar underying semakin rendah harga call

P = X S, semakin tinggi harga pasar underlying semakin tinggi harga put


Semakin lama jatuh tempo semakin tinggi harga call maupun put Semakin besar volatilitas harga undelying semakin tinggi harga call maupun put Keuntungan bagi holder/pemilik Call Jika harga spot underlying instrument mengalami peningkatan Jika harga spot underlying instrument mengalami penurunan

1-93

Put

47. Besarnya beban modal untuk mengcover risiko operasional adalah :


a) b) c) d) 8% 10 % 12 % a,b,c salah

1-94

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

6.5

Basel II and operational risk


The Basel II Capital Accord has moved the management of operational risk in a new direction for banks. Menurut Pillar 1, bank diharapkan melakukan kuantifikasi risiko operasional, mengukurnya dan mengalokasikan modal seperti halnya untuk risiko kredit dan risiko pasar. Selanjutnya bank juga diharapkan untuk mengelola risiko operasional untuk mengurangi kemungkinan munculnya kejadian yang menimbulkan risiko operasional.

Risiko operational merupakan salah satu aspek yang paling kontroversial pada Basel II. Tujuannya adalah bahwa bank diharapkan menyediakan modal untuk mengantisipasi risiko operational. Diharapkan bahwa disediakan modal sekitar 12% untuk mengantisipasi risiko ini.
1-95

48. Salah satu metode pengukuran sovereign credit risk adalah : a) Grading model b) Credit scoring c) Inward investment d) a,b,c salah

1-96

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

5.1.1 Sovereign credit risk inward investment


Inward investment telah menjadi area analisa bagi investor dan bank, khususnya apabila dikaitkan dengan kebijakan ekonomi domestik yang melakukan bubbles (penilaian yang tinggi pada aset tertentu padahal aset tersebut tidak bertahan lama). Contoh bubbles : Harga properti komersial yang membubung tinggi di Tokyo pada 1990-an, nilai perusahaan high technology di AS dan Eropa pada akhir 1990-an sampai dengan tahun 2002. Bubbles juga berperan pada krisis hutang di Asia pada pertengahan 1990, dimana harga properti komersial dan nilai ekuitas di negara-2 Asia Tenggara mencapai level yang tidak dapat bertahan lama.
1-97

49. Upaya pengukuran sovereign risk seringkali dihadapkan pada kendala : a) Rendahnya kualitas data pemerintah b) Bank tidak memiliki sumber daya yang memadai c) Tidak ada metode perhitungan yang akurat d) a,b,c salah
1-98
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

5.1.1 Sovereign credit risk other factors

Rendahnya kualitas data dari pemerintah seringkali membuat upaya mengukur sovereign risk menjadi sulit.
Tidak hanya pemerintah yang mempunyai hutang, sektor swasta juga memiliki pinjaman dalam valas, sehingga dapat juga mempengaruhi kewajiban membayar hutang suatu negara dan data tentang pinjaman seringkali sangat sulit diperoleh.

1-99

50. Strategi bank dengan menetapkan limit risiko untuk setiap trader-nya dan kewenangan eksekusi transaksi sesuai limit ada pada para trader disebut strategi :
a) b) c) d) hedging market maker arbitrage matched book

1-100

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

4.2 Aktivitas perdagangan

4.2.1 Pengembangan aktivitas perdagangan

Strategi kedua adalah dengan mengeksekusi transaksi covering atau hedging dimana kewenangan eksekusi diberikan pada trading desk, dimana bank menetapkan batas risiko pasar tertentu yang boleh diambil oleh trader. Posisi yang ada bisa berasal dari transaksi nasabah atau posisi yang tercipta dari transaksi yang dilakukan trader di pasar. Transaksi ini memungkinkan trader menetapkan waktu yang tepat melakukan aktivitas berdagangan guna mengambil keuntungan dalam pergerakan harga pasar.

1-101

51. Metode inward investment banyak dikaitkan dengan kebijakan ekonomi domestik yang melakukan bubbles, yang dimaksud dengan bubbles adalah :
a) Menurunkan nilai aset karena aset tersebut tidak bertahan lama b) Menaikkan nilai aset, padahal aset tersebut tidak bertahan lama c) Menaikkan nilai aset karena aset tersebut dapat bertahan lama d) a,b,c salah
1-102
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

5.1.1 Sovereign credit risk inward investment


Inward investment telah menjadi area analisa bagi investor dan bank, khususnya apabila dikaitkan dengan kebijakan ekonomi domestik yang melakukan bubbles (penilaian yang tinggi pada aset

tertentu padahal aset tersebut tidak bertahan lama).


Contoh bubbles : Harga properti komersial yang membubung tinggi di Tokyo pada 1990-an, nilai perusahaan high technology di AS dan Eropa pada akhir 1990-an sampai dengan tahun 2002. Bubbles juga berperan pada krisis hutang di Asia pada pertengahan 1990, dimana harga properti komersial dan nilai ekuitas di negara-2 Asia Tenggara mencapai level yang tidak dapat bertahan lama.
1-103

52. Perubahan harga saham seperti yang tercantum pada bursa efek akan menimbulkan :
a) b) c) d) Interest rate risk Equity risk Foreign exchange risk Commodity risk

1-104

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

4.1 Sifat dasar risiko pasar

4.1

Sifat risiko dasar pasar risiko posisi ekuitas


Risiko posisi ekuitas (Equity position risk) merupakan potensi kerugian akibat pergerakan harga saham yang tidak menguntungkan. Risiko ini berlaku untuk semua instumen yang menggunakan harga pasar saham sebagai dasar penilaiannya.

Contoh- Morgan Grenfell Private Equity Pada Februari 2001 Financial Times memuatkan pengumuman bahwa Morgan Grenfell Private Equity (MGPE) telah mengalami kerugian sebesar GBP 150 m atas kepemilikan saham di EM.TV, sebuah group media Jerman. MGPE pada mulanya memiliki saham tersebut sebagai bagian dari suatu transaksi penjualan sahamnya di F1 dan sebagai gantinya memperoleh saham EM.TV. Saham di EM.TV turun sebesar 90%.

1-105

53. Pengukuran country risk meliputi aspekaspek : I. Sistem hukum domestik II. Sistem politik III. Jumlah penduduk a) I dan II b) I dan III c) II dan III d) a, b dan c salah
1-106
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

5.1.1 Sovereign credit risk sovereign risk and country risk

Sovereign risk dan country risk seringkali dipandang sebagai sinonim, padahal sovereign risk bisa dipandang sebagai bagian dari country risk. Country risk meliputi hukum domestik, politik dan lingkungan perekonomian serta bagaimana hal-2 tersebut mempengaruhi sektor swasta dalam perekonomian. Analisa country risk sangat perlu apabila memandang inward investment yang melibatkan pinjaman antar negara, baik kepada perusahaan, individu maupun untuk proyek

1-107

54. Yang dimaksud dengan impact pada pengukuran risiko operasional adalah
a) Seringnya suatu kejadian risiko operasional muncul b) Besarnya dampak kerugian dari kejadian risiko operasional yang muncul c) Besarnya kerugian yang diperkirakan dari risiko operasional d) a, b dan c salah

1-108

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

6.1.2 Frequency versus impact

Kejadian pada risiko operational dikelompokkan dua faktor: frequency seberapa sering munculnya kejadian impact besarnya kerugian dari kejadian Berarti pengelompokan kejadian pada risiko operasional dapat didasarkan pada seberapa sering kejadian muncul dan tinggirendahnya dampak kerugian. Empat jenis kejadian adalah sebagai berikut : low frequency / low impact low frequency / high impact high frequency / low impact high frequency / high impact
1-109

55. Tingginya tingkat suku bunga domestik akan mengakibatkan :


a) b) c) d) Meningkatnya pinjaman domestik Meningkatnya pinjaman valuta asing a dan b benar a dan b salah

1-110

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

5.1.1 Sovereign credit risk qualitative factors


Terdapat juga beberapa faktor kualitatif yang dapat dipertimbangkan dalam pengukuran sovereign risk seperti : efisiensi sistem perbankan dalam mengalokasikan dana untuk perusahaan yang produktif efisiensi sistem pajak kemampuan bank sentral untuk mempengaruhi nilai tukar Tingginya tingkat bunga domestik yang mendorong pinjaman valuta asing, dan memberi kontribusi signifikan terhadap tekanan inflasi dalam suatu perekonomian transparansi perekonomian dan pemisahan yang tegas pada peran dan tanggungjawab antara pemerintah, bank sentral, fungsi pengawasan, sistem hukum dan bisnis.
1-111

56. Perusahaan penerbit obligasi tidak mampu membayar nilai pokok obligasi tersebut kepada para pemilik obligasi pada saat jatuh tempo. Hal ini dapat dikategorikan sebagai :
a) b) c) d) Market risk Corporate credit risk Consumer credit risk a, b dan c salah

1-112

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

5.1.2 Corporate credit risk


Corporate credit, sesuai dengan sifatnya memiliki risiko yang lebih tinggi daripada sovereign debt yang seringkali diduga risk free. Corporate credit risk meliputi risiko default pada hutang yang diterbitkan oleh perusahaan. Bentuk yang paling umum untuk itu adalah saham, yang memiliki risiko kerugian paling besar. Pemegang saham adalah stakeholder paling akhir yang akan dibayar jika perusahaan dilikuidasi. Pemegang obligasi dan pinjaman kepada bank akan dibayar terlebih dahulu daripada pemilik modal, dan juga setelah para kreditor seperti karyawan (untuk gaji yang belum dibayar) dan pemerintah (untuk pajak yang belum dibayar).

1-113

57. Bank A memiliki obligasi yang diterbitkan oleh PT. X, Bank B memiliki saham yang diterbitkan oleh PT. X. Jika PT. X mengalami default, maka :
a) Bank A akan dibayar terlebih dahulu b) Bank B akan dibayar terlebih dahulu c) Kedua bank tidak akan memperoleh pembayaran d) a, b dan c salah

1-114

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

5.1.2 Corporate credit risk


Corporate credit, sesuai dengan sifatnya memiliki risiko yang lebih tinggi daripada sovereign debt yang seringkali diduga risk free. Corporate credit risk meliputi risiko default pada hutang yang diterbitkan oleh perusahaan. Bentuk yang paling umum untuk itu adalah saham, yang memiliki risiko kerugian paling besar. Pemegang saham adalah stakeholder paling akhir yang akan dibayar jika perusahaan dilikuidasi. Pemegang obligasi dan pinjaman kepada bank akan dibayar terlebih dahulu daripada pemilik modal, dan juga setelah para kreditor seperti karyawan (untuk gaji yang belum dibayar) dan pemerintah (untuk pajak yang belum dibayar).

1-115

58. Bencana tsunami yang melanda Aceh beberapa waktu lalu menyebabkan banyak debitur tidak mampu mengangsur kreditnya. Kejadian yang merugikan tersebut merupakan contoh dari :
a) b) c) d)
1-116

Risiko eksternal Risiko kredit Risiko operasional Risiko pasar

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

6.3.5 External risk

Kejadian yang menyebabkan external risk adalah : events at other banks which have an industry-wide impact external fraud and theft fire natural disasters failure of outsourcing arrangements the implementation of new regulations riots and civil protests terrorism transport system interruption, preventing staff from reaching their workplace utility service failure, e.g. an electrical power cut.
1-117

59. Pendanaan untuk kepemilikan rumah biasanya dikaitkan dengan :


a) b) c) d) Option-based model Inward investment Mortgage finance a, b dan c salah

1-118

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

5.1.3 Retail customer credit risk

Pendanaan untuk rumah biasanya dikaitkan dengan mortgage finance. The sale and purchase of mortgages by professional investors, including pension funds and investment management companies through the issues of securitized bonds has led to the development of highly sophisticated models to calculate the value of different mortgage securitization bonds. These calculations include the credit standing of the bonds.

1-119

60. Pada bulan Juni 1996 Sumitomo Corp mengalami kerugian karena perdagangan komoditas :
a) b) c) d) Kopi Olein Tembaga a, b dan c salah

1-120

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

4.1 Sifat dasar risiko pasar

4.1

Sifat dasar risiko pasar risiko posisi komoditas

Risiko posisi komoditas (Commodity position risk) merupakan potensi kerugian dari pergerakan harga komoditas yang tidak menguntungkan. Risiko in berlaku untuk semua posisi komoditas dan setiap posisi turunan dari komoditas (derivative commodity positions). Contoh - Sumitomo Corporation Pada bulan Juni 1996 Sumitomo Corporation melaporkan bahwa perusahaan mengalami kerugian sebesar USD 1.8bn selama 10 tahun sebagai akibat dari perdagangan tembaga yang dilakukan oleh senior trader perusahaan. Pada saat itu diperkirakan bahwa investment banks yang melakukan transaksi pada derivatif atas komoditas secara kolektif mengalami kerugian sebesar USD 100m akibat volatilitas 1-121 harga tembaga.

Anda mungkin juga menyukai