1-1
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
1.
Suatu metode yang cukup sederhana untuk menghitung unexpected loss adalah :
a) b) c) d) Distribusi probabilitas dari kerugian aktual selama periode tertentu Standar deviasi dari kerugian aktual selama periode tertentu Kerugian aktual tertinggi selama periode tertentu Rata-rata dari kerugian aktual selama periode tertentu
1-2
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
1-3
2.
Berikut ini faktor yang mempengaruhi harga dari instrumen keuangan option, kecuali :
a) b) c) d) Harga underlying assets Strike price Stock price Volatility
1-4
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
OPTION
Determinants of Price
C = S X, semakin tinggi harga pasar underying semakin tinggi harga call P = X S, semakin tinggi harga pasar undelying semakin rendah harga put C = S X, semakin tinggi strike price semakin rendah harga call P = X S, semakin tinggi strike price semakin tinggi harga put
Strike price
Maturity
Semakin lama jatuh tempo semakin tinggi harga call maupun put
Volatility
Semakin besar volatilitas harga undelying semakin tinggi harga call maupun put
1-5
3.
1-6
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
Transaksi forward foreign exchange merupakan pertukaran mata uang pada tanggal yang disepakati dimasa datang (lebih lama dari tanggal spot) Pasar forward memperdagangkan untuk jatuh tempo sampai dengan satu tahun, meskipun beberapa bank memberikan quatasi harga untuk periode lebih lama. Transaksi forward menimbulkan baik risiko kurs valas maupun risiko bunga. Hal ini karena kurs valas dimasa datang (forward) ditentukan oleh tingkat bunga relatif antar dua mata uang, serta oleh kurs spot.
1-7
4.
1-8
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
OPTION
Istilah-istilah
Call Put Premium Strike price (X) Expiry date American European Suatu opsi yang memberi hak kepada pembelinya untuk membeli underlying instrument Suatu opsi yang memberi hak kepada pembelinya untuk menjual underlying instrument Nilai (harga) yang dibayar oleh pembeli kepada penjual Harga eksekusi (harga beli untuk call dan jual untuk put) dari underlying instruments Tanggal terakhir dimana opsi harus dieksekusi (tanggal jatuh tempo) Suatu opsi yang dapat dieksekusi setiap saat sepanjang umur opsi Opsi yang dapat dieksekusi hanya pada saat jatuh tempo
Long position
Short position
Determinants of Price
Current price of underlying Strike price Maturity Volatility C = S X, semakin tinggi harga pasar underying semakin tinggi harga call P = X S, semakin tinngi harga pasar undelying semakin rendah harga put C = S X, semakin tinggi harga pasar underying semakin rendah harga call P = X S, semakin tinggi harga pasar undelying semakin tinggi harga put Semakin lama jatuh tempo semakin tinggi harga call maupun put Semakin besar volatilitas harga undelying semakin tinggi harga call maupun put Keuntungan bagi holder/pemilik Call Jika harga spot underlying instrument mengalami peningkatan Jika harga spot underlying instrument mengalami penurunan
1-9
Put
5.
1-10
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
-Bank melalukan hedging dg bank lain atas posisi yg dibuat nasabah -Risiko: harga berubah antara saat eksekusi dg nasabah & eksekusi hedging. -Risikonya paling rendah -Profit: selisih harga nasabah & interbank
-Bank menetapkan limit risiko -Eksekusi ada pada trader -Posisi tercipta bisa dari nasabah atau oleh trader sendiri
-Trader membuat (quote) harga -Mengambil posisi berlawanan dg yang diambil pasar -Profit: selisih spread harga jual & beli
Matched book
Market maker
1-11
6.
1-12
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
1-13
7.
1-14
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
Suatu opsi yang memberi hak kepada pembelinya untuk menjual underlying instrument Nilai yang dibayar oleh pembeli kepada penjual Harga eksekusi (harga beli untuk call dan jual untuk put) underlying instruments Tanggal terakhir dimana opsi harus dieksekusi (tanggal jatuh tempo) Suatu opsi yang dapat dieksekusi setiap saat sepanjang umur opsi Opsi yang dapat dieksekusi pada saat jatuh tempo
8.
Untuk tujuan sertifikasi, cakupan fungsi dari treasury risk management adalah : I. Interest rate in banking book II. Liquidity risk III. Capital Management IV Traded market risk
a) b) c) d) I saja I dan II I, II, dan III I, II, III dan IV
1-16
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
4.5
Treasury bisa mengelola berbagai jenis risiko dalam fungsi manajemen risiko, tetapi untuk sertifikasi hanya mencakup: risiko suku bunga di banking book risiko likuiditas manajemen modal. Semua risiko diatas dan berbagai masalah yang terkait (seperti konsentrasi pendanaan kewajiban dan aset, akses ke likuiditas bank sentral) mungkin akan dicakup dalam topik asset and liability management (ALM).
1-17
9.
Harga dari instrumen keuangan option tergantung pada jatuh temponya (maturity). Pengaruh maturity tersebut adalah :
a) b) c) d) Semakin lama jatuh temponya, semakin rendah harga option Semakin lama jatuh temponya, semakin tinggi harga option Semakin tinggi harga underlying asset, semakin rendah harga option Semakin rendah strike price, semakin tinggi harga option
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
1-18
OPTION
Determinants of Price
C = S X, semakin tinggi harga pasar underying semakin tinggi harga call P = X S, semakin tinggi harga pasar undelying semakin rendah harga put C = S X, semakin tinggi strike price semakin rendah harga call P = X S, semakin tinggi strike price semakin tinggi harga put
Strike price
Maturity
Semakin lama jatuh tempo semakin tinggi harga call maupun put
Volatility
Semakin besar volatilitas harga undelying semakin tinggi harga call maupun put
1-19
a) b) c) d)
1-20
4. MARKET RISK & TREASURY RISK 4.3 TRADING INSTRUMENTS 4.3.2 CASH
Instrumen Spot FX Forward FX FX rate swap Loan & Deposit Bonds Equity Commodity (Physical) Commodity (Forward)
Deskripsi Pertukaran dlm mata uang berbeda maks 2 hari Pertukaran dlm mata uang berbeda dimasa datang (lebih lama dari dua hari) dg kurs yg disepakati saat ini Kombinasi transaksi spot & forward dalam mata uang berbeda sekaligus Diperdagangkan di pasar uang antar bank dengan bunga tetap. Umumnya untuk pemenuhan likuiditas Pembayaran bunga tetap secara periodik dan pokok pinjaman pada saat jatuh tempo Pembelian dan penjualan saham perusahaan yang tercatat di berbagai bursa Membeli/menjual produk fisik (hasil pertanian, emas) dipasar sekunder pada harga & waktu yg telah disepakati. OTC traded FX
Risiko
Bunga & FX Bunga Bunga Bunga & spesifik Ekuitas & spesifik Komoditas Komdts & bunga
4.3.3 DERIVATIVES: Nilainya tergantung pada underlying assets. Tidak terdapat pertukaran principal Future contracts Interest rate swap Currency swap Kesepakatan untuk masuk kontrak underlying (beli / jual) dimasa datang pada harga yang disepakati. Exchange traded Pertukaran suku bunga (fixed/floating) periodik dimasa datang, tanpa principal.OTC traded Pertukaran suku bunga periodik dimasa datang dalam mata uang berbeda disertai dg pertukaran mata uang pada kurs spot. OTC traded Kontrak untuk memberi pinjaman/meminjam pada harga tertentu dimasa datang. OTC traded Memberi hak kepada pembelinya untuk masuk kontrak underlying pada harga yang disepakati Bunga & risk in underlying Bunga Bunga & FX
FRA Option
1-21
11. Suatu kontrak untuk menjual atau membeli suatu asset (instrumen) di masa datang di bursa terorganisir disebut
a) b) c) d) swap future option forward
1-22
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
1-23
12. Basis risk dalam kegiatan hedging dengan menggunakan instrument derivative akan muncul dalam situasi sebagai berikut kecuali:
a) b) c) d) harga pasar antara aset yang dilindungi dan instrumen untuk melindungi nilainya adalah sama harga pasar antara aset yang dilindungi dan instrumen untuk melindungi nilainya adalah berbeda Korelasi antara aset yang dilindungi dan instrumen untuk melindungi nilainya mendekati satu aset dilindungi dengan menggunakan derivatif dari aset tersebut
1-24
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
Salah satu residual risk yang paling signifikan adalah Basis risk. Basis risk merupakan risiko atas kemungkinan perubahan dalam hubungan antara harga dari suatu posisi risiko (original position) dengan harga instrumen untuk hedging. Basis risk muncul dalam situasi dimana harga pasar dari masing-masing instrumen adalah berbeda, tetapi masing sangat terkait.
1-25
13. Jika tingkat suku bunga di pasar cenderung turun, maka harga obligasi berbunga tetap akan
a) b) c) d) Tetap Cenderung turun Cenderung naik Tidak ada yang benar
1-26
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
100
5%
95
1-27
4%
14. Kasus Morgan Grenfell pada tahun 2001 merupakan contoh kasus mengenai risiko
a) b) c) d) interest rate (suku bunga) Equity position (posisi ekuitas) foreign exchange (valas) Commodity position (posisi komoditas)
1-28
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
4.1
Contoh- Morgan Grenfell Private Equity Pada Februari 2001 Financial Times memuatkan pengumuman bahwa Morgan Grenfell Private Equity (MGPE) telah mengalami kerugian sebesar GBP 150 m atas kepemilikan saham di EM.TV, sebuah group media Jerman. MGPE pada mulanya memiliki saham tersebut sebagai bagian dari suatu transaksi penjualan sahamnya di F1 dan sebagai gantinya memperoleh saham EM.TV. Saham di EM.TV turun sebesar 90%.
1-29
15. Obligasi Korporasi mengandung risiko I suku bunga II spesific III ekuitas
a) b) c) d) I saja I dan II saja I dan III saja ketiganya
1-30
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
Obligasi dengan kedaan default. Bunga dan pokok pinjaman tidak bisa dibayar (terhutang).
Obligasi menimbulkan general interest rate risk dan specific risk (credit risk).
1-31
16. Transaksi pertukaran suku bunga, baik fixed maupun floating, secara periodik pada masa mendatang tanpa pertukaran pricipal disebut sebagai :
a) b) c) d)
1-32
suku bunga memberikan solusi dengan memungkinkan kedua pihak mempertukarkan arus bunga tanpa mempertukarkan principal.
1-33
17. Nilai yang harus dibayar oleh pembeli option kepada penjualnya disebut sebagai :
a) b) c) d) Premium Strike price Current price of underlying Semua salah
1-34
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
Suatu opsi yang memberi hak kepada pembelinya untuk membeli underlying instrument Suatu opsi yang memberi hak kepada pembelinya untuk menjual underlying instrument Nilai yang dibayar oleh pembeli kepada penjual Harga eksekusi (harga beli untuk call dan jual untuk put) underlying instruments Tanggal terakhir dimana opsi harus dieksekusi (tanggal jatuh tempo) Suatu opsi yang dapat dieksekusi setiap saat sepanjang umur opsi Opsi yang dapat dieksekusi pada saat jatuh tempo
1-36
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
4.6
Aliran pendapatan ini tercermin dalam Net Interest Income (NII) bank. NII merupakan perbedaan antara biaya dana pihak ketiga (dan kewajiban lain) dan bunga yang dibebankan pada kredit (dan aset lainnya). Nilai sekarang (net present value) dari aliran dimasa datang merupakan faktor utama yang menentukan nilai bank. Penekanan yang diberikan suatu bank pada salah satu dari dua tujuan manajem risiko atau stabilisasi nilai usaha sering tergantung pada praktek akuntansi manajemen yang diikuti, yaitu laporan terutama merefleksikan manajemen pendapatan atau nilai
1-37
1-38
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
Asset and liability management tidak hanya peduli dengan pengelolaan risiko dan stabilisasi nilai usaha. Tetapi juga peduli dengan: menjaga likuiditas struktur usaha sesuai yang diinginkan. masalah lain yang mempengaruhi bentuk dan struktur neraca bank. permasalahan yang bisa berdampak pada stabilitas laba dari waktu ke waktu.
1-39
20 Option yang memberikan hak bagi pemegangnya (holder) untuk melakukan exercise hanya pada saat jatuh tempo adalah
a) b) c) d) American Asian European Japanese
1-40
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
Suatu opsi yang memberi hak kepada pembelinya untuk membeli underlying instrument Suatu opsi yang memberi hak kepada pembelinya untuk menjual underlying instrument Nilai yang dibayar oleh pembeli kepada penjual Harga eksekusi (harga beli untuk call dan jual untuk put) underlying instruments Tanggal terakhir dimana opsi harus dieksekusi (tanggal jatuh tempo) Suatu opsi yang dapat dieksekusi setiap saat sepanjang umur opsi Opsi yang dapat dieksekusi pada saat jatuh tempo
21. Menurut Basel I, bobot risiko dari pinjaman yang diberikan kepada bank lain dengan jangka waktu kurang dari 1 tahun adalah :
a) b) c) d)
1-42
Risk Weight
%
RWA
USD million
Domestic Government Bonds Cash Loans to other banks < 1 yr Loans to small/medium enterprises Loans to local authorities Loans to major international companies
0 0 20 100 50 100
x 8% = USD 50.4m
Total 1000 630 Liabilities Amount
80 820 100
1-43
Jika Bank memiliki modal USD 80m, berarti melebihi persyaratan minimal.
Total
1000
1-44
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
Commodity trading merupakan pembelian dan penjualan produk fisik yang diperdagangkan di pasar sekunder. Hal ini meliputi produk pertanian, minyak, logam mulia. Produk dibeli dan dijual untuk penyerahan fisik pada lokasi dan tanggal yang disepakati. Banyak produk yang memiliki pasar spot maupun forward dan masing-masing produk memiliki karakteris khusus yang secara langsung terkait dengan karakteristik fisiknya.
1-45
23 Obligasi yang mempunyai karakteristik membayar bunga tetap selama umur dan pada saat jatuh tempo membayar pokok pinjamannya disebut
a) b) c) d) Zero coupon bond Perpetual Bond Vanilla bond Junk bond
1-46
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
24. Contoh kasus Sovereign Credit Risk adalah: a. Kasus default di Rusia tahun 1917 b. Kasus default di Rusia tahun 1989 c. Kasus default di Afrika dan Amerika Selatan 1980 d. Kasus Kredit macet yang dialami oleh Peregrine Investment Holdings 1998
1-48
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
Sampai saat ini pasar obligasi internasional didominasi oleh obligasi pemerintah dari beberapa negara. Sovereign risk adalah risiko kerugian yang berhubungan dengan kemungkinan bahwa suatu negara gagal membayar baik bunga maupun pokok pinjaman. Meskipun jarang sekali terjadi kegagalan bayar (Kasus Default Rusia pada 1917 dan 1998 serta Kasus Default Afrika dan Amerika Selatan pada akhir 1960 dan 1970), penjadwalan hutang semacam itu bukanlah hal yang luar biasa. The International Monetary Fund (IMF) memainkan peran utama dalam membantu negara-2 yang kesultan membayar hutangnya.
1-49
25. Option Based Model adalah model analisis kredit dalam menganalisis kredit untuk: a. Retail Consumer b. Perusahaan c. Negara d. a, b dan c benar
1-50
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
Basel II memberikan rangsangan bagi bank untuk menambahkan disiplin yang lebih besar lagi pada teknik penilaian corporate credit risk ini melalui penggunaan metode statistik untuk melakukan kalibrasi dan back testing dari credit grading models. Basel II juga mendorong bank untuk menambah informasi melalui penggunaan options-based models dimana ketersediaan data membuat penerapannya akan lebih sesuai.
1-51
26. Risiko kredit dari aktivitas di pasar (trading book) terjadi ketika a. Harga asset menurun b. Harga assets naik c. Pihak ketiga gagal bayar d. Zero sum game
1-52
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
1-53
27. Informasi berikut ini merupakan indikasi suatu perusahaan pemohon kredit yang memiliki risiko kredit yang tinggi adalah: a. Pembayaran dividen yang teratur b. Rasio hutang terhadap modal tinggi c. Rasio aktiva lancar terhadap hutang lancar tinggi d. a, b dan c benar
1-54
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
28. Tingginya bad debt pada industri perbankan suatu negara dapat menimbulkan: a. Unsystemic risk b. Systemic risk c. a dan b benar d. a dan b salah
1-56
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
Di China supervisor memperhatikan bahwa persentase yang sama dari bad debt terjadi pada beberapa bank. Tingginya bad debt dapat menimbulkan systemic risk, hal yang paling ditakuti oleh bank sentral dan pemerintah. Jika hanya sedikit bank yang mengalami default tinggi di portfolio kreditnya, hal tersebut sudah merupakan masalah bagi supervisor dan bank sentral. Namun, jika semua bank mengalaminya pada saat yangg sama, perekonomian juga akan mendapat serangan. Hal ini berpotensi pada kehancuran ekonomi karena sistem perbankan tidak memiliki modal yang cukup (bad debt mengurangi modal bank). Akibatnya bank tidak akan mampu mengembangkan kreditnya yang dibutuhkan sebagai fasilitas pada ekspansi perekonomian.
1-57
1-58
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
The Basel II Capital Accord secara khusus mendefinisikan operational risk sebagai risiko kerugian yang bersumber dari ketidaksesuaian atau kegagalan proses internal, orang dan sistem atau dari kejadian-2 eksternal. Sebagai konsep umum, risiko operasional dapat dipandang sebagai hal-2 yang berhubungan dengan masalah-2 kegagalan proses atau prosedur. Jadi risiko operasional bukanlah suatu risiko yang baru dan juga bukan risiko yang hanya dihadapi perbankan, meskipun semua bank umumnya berhubungan dengan kegagalan tersebut dan seharusnya memiliki proses untuk mengantisipasinya. Risiko ini mempengaruhi semua bisnis karena risiko operasional tidak bisa dipisahkan dari suatu process/aktivitas operasional.
1-59
30. Untuk menumbuhkan efisiensi pada operasional bank, maka bank perlu mengelola risiko yang bersifat :
a) b) c) d) High frequency / high impact Low frequency / high impact High frequency / low impact Low frequency / low impact
1-60
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
Kejadian high frequency/low impact perlu dikelola untuk menumbuhkan efisiensi. Kejadian semacam ini cenderung dipahami dan dipandang sebagai biaya menjalankan bisnis (the cost of doing business). Beberapa produk keuangan, khususnya pada retail banking, akan memasukkan jenis kerugian ini kedalam struktur pricing. Misal beberapa bank yang menawarkan produk kartu kredit menyesuaikan pricing structure terhadap fraud. Kejadian low frequency/high impact merupakan tantangan terberat bagi bank. Sesuai sifatnya, bank sulit memahami dan kejadian ini paling sulit diprediksi. Lebih lanjut, kejadian ini berpotensi untuk menghancurkan dan bisa mengakibatkan bank menjadi kolaps, lihat kasus Barings.
1-61
Ukuran besarnya pendapatan dari suatu kejadian Ukuran besarnya kerugian dari suatu kejadian Ukuran seringnya kemunculan suatu kejadian Jawaban a, b, dan c salah
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
Kejadian pada risiko operational dikelompokkan dua faktor: frequency seberapa sering munculnya kejadian impact besarnya kerugian dari kejadian Berarti pengelompokan kejadian pada risiko operasional dapat didasarkan pada seberapa sering kejadian muncul dan tinggirendahnya dampak kerugian. Empat jenis kejadian adalah sebagai berikut : low frequency / low impact low frequency / high impact high frequency / low impact high frequency / high impact
1-63
32. Upaya yang dapat dilakukan bank untuk mengurangi kesalahan dalam proses transaksinya, sebagai bagian mengurangi risiko operasional, adalah :
a) b) c) d)
1-64
Mengembangkan sistem pemantauan harga saham Melakukan sekuritisasi Menerapkan credit scoring pada analisis kredit Training karyawan
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
Sebagai contoh, selama beberapa tahun banyak bank telah melaksanakan training pada karyawannya sebagai langkah untuk meningkatkan layanan nasabah dan menekan jumlah kesalahan pada proses-2 transaksinya.
Jadi training yang efektif telah meningkatkan loyalitas nasabah dan menurunkan biaya kompensasi kesalahan proses. Namun dalam kenyataannya, bank tidak mempertimbangkan kerugian karena kesalahan karyawannya sebagai kerugian akibat risiko operasional dan tidak memandang training sebagai suatu teknik untuk mengurangi risiko operasional.
1-65
1-66
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
6.1.1 What is operational risk? Beberapa jenis risiko operasional, seperti fraud dan kegagalan proses, relatif sering terjadi. Kejadian seperti itu
mengakibatkan kerugian, dimana setiap insiden memiliki dampak kerugian yang rendah, (sehingga disebut high frequency/low impact losses) dan dapat diantisipasi oleh bank melalui kebijakan dan prosedur, (misalkan pengendalian teknologi dan keamanan). Sebaliknya, kejadian seperti penyerangan teroris atau kebakaran sangat jarang terjadi namun satu kejadian dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar (low frequency/high severity losses). Pendekatan utama yang harus dilakukan bank untuk menjamin kelanjutan operasinya setelah kejadian ekstrim tersebut adalah mengimplementasikan business continuity plans and policies. Sebelum dipublikasikannya Basel II Capital Accord, tidaklah biasa bahwa suatu bank mengalokasikan modal untuk menutup kerugian karena risiko 1-67 operasional.
34. Risiko operasional yang bersifat high frequency/low impact dapat diantisipasi oleh bank melalui :
a) b) c) d) Kebijakan dan prosedur Pengawasan Bank Sentral Implementasi KYC Jawaban a, b, dan c salah
1-68
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
35. Karakteristik bisnis perbankan mengalami perubahan yang mengarah pada peningkatan frekuensi kejadian yang berpotensi menimbulkan kerugian sangat besar. Hal tersebut menjadi latar belakang bahwa supervisor perlu untuk memperkenalkan :
a) b) c) d)
1-70
Basic Indocator Approach Advanced Measurement Approach Standardized Approach Jawaban a, b, dan c salah
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
Karakteristik bisnis perbankan dan juga perekonomian global mengalami perubahan, yaitu perubahan yang mengarah pada peningkatan frekuensi kejadian yang berpotensi menimbulkan kerugian sangat besar. Hal tersebut menjadi latar belakang bahwa supervisor perlu untuk memperkenalkan standardized approaches untuk mengelola risiko operasional dan juga untuk mengukur dampak kejadian tersebut. Pembahasan pada standar untuk pengelolaan risiko operasional meliputi tiga topik utama : what is operational risk what is included in the scope of operational risk how do banks manage it - qualitatively or quantitatively?
1-71
36. Kriteria dan definisi kejadian pada risiko operasional menurut Basel II Accord :
a) b) c) d) Harus mengikuti definisi Basel II Mengikuti definisi yang ditetapkan supervisor Terbuka untuk diinterpretasikan Jawaban a, b, dan c salah
1-72
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
Kriteria dan definisi operasional pada Basel II Accord terbuka untuk diinterpretasikan. Konsekuensinya, bank merujuk kerangka
manajemen risiko operasional yang digunakan industri lain untuk membantu keyakinan bahwa telah sesuai dengan ketentuan Basel II.
1-73
37. Pengelompokan kejadian pada risiko operasional dapat didasarkan pada seberapa sering kejadian muncul dan tinggi-rendahnya dampak kerugian, sehingga kejadian pada risiko operasional dapat dikelompokkan menjadi :
a) b) c) d)
1-74
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
Kejadian pada risiko operational dikelompokkan dua faktor: frequency seberapa sering munculnya kejadian impact besarnya kerugian dari kejadian Berarti pengelompokan kejadian pada risiko operasional dapat didasarkan pada seberapa sering kejadian muncul dan tinggirendahnya dampak kerugian. Empat jenis kejadian adalah sebagai berikut : low frequency / low impact low frequency / high impact high frequency / low impact high frequency / high impact
1-75
Kecil peluangnya untuk terjadi Besar peluangnya untuk terjadi Jawaban a dan b benar Jawaban a dan b salah
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
kerugian dari kejadian-2 yang memiliki peluang sangat kecil untuk terjadi. Unexpected losses
umumnya berasal dari kejadian low frequency/high impact.
1-77
39. Kejadian-kejadian yang termasuk kedalam risiko operasional yang bersumber dari proses internal adalah : I. Kekeliruan dalam penjualan II. Pencucian uang III. Kesalahan pelaporan a) I dan II b) I dan III c) II dan III d) I, II, dan III
1-78
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
40. Berikut ini adalah hal-hal yang menimbulkan people risk, kecuali :
a) b) c) d) Internal fraud External fraud Labor disputes Rogue trader
1-80
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
1-81
1-82
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
1-83
1-84
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
43. Beberapa negara telah memiliki Export Credit Agencies. Keberadaan lembaga ini untuk menjamin :
a) b) c) d) Sovereign credit risk Corporate credit risk Retail credit risk a,b,c salah
1-86
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
1-88
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
Market risk berasal dari penilaian mark-to-market pada kontrak perdagangan (trading), seperti kontrak valas atau kontrak yang berhubungan dengan tingkat bunga. Bank yang melakukan transaksi tersebut akan memperoleh keuntungan, atau counterparty pada kontrak yang akan memperoleh keuntungan tergantung pada the mark-to-market value kontrak tersebut. Hal itu disebut zero sum game, hanya satu pihak yang mendapat keuntungan dari suatu kontrak.
1-89
45. Proses meniadakan untung dan rugi melalui sejumlah kontrak yang sejenis atau melalui beberapa kontrak yang jenisnya berbeda disebut :
a) b) c) d) Hedging Marking to market Netting a,b,c salah
1-90
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
1-92
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
OPTION
Istilah-istilah
Call Put Premium Strike price (X) Expiry date American European Long position Short position Suatu opsi yang memberi hak kepada pembelinya untuk membeli underlying instrument Suatu opsi yang memberi hak kepada pembelinya untuk menjual underlying instrument Nilai (harga) yang dibayar oleh pembeli kepada penjual Harga eksekusi (harga beli untuk call dan jual untuk put) dari underlying instruments Tanggal terakhir dimana opsi harus dieksekusi (tanggal jatuh tempo) Suatu opsi yang dapat dieksekusi setiap saat sepanjang umur opsi Opsi yang dapat dieksekusi hanya pada saat jatuh tempo Posisi membeli hak Posis menjual hak
Determinants of Price
Current price of underlying Strike price Maturity Volatility C = S X, semakin tinggi harga pasar underying semakin tinggi harga call
1-93
Put
1-94
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
6.5
Risiko operational merupakan salah satu aspek yang paling kontroversial pada Basel II. Tujuannya adalah bahwa bank diharapkan menyediakan modal untuk mengantisipasi risiko operational. Diharapkan bahwa disediakan modal sekitar 12% untuk mengantisipasi risiko ini.
1-95
48. Salah satu metode pengukuran sovereign credit risk adalah : a) Grading model b) Credit scoring c) Inward investment d) a,b,c salah
1-96
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
49. Upaya pengukuran sovereign risk seringkali dihadapkan pada kendala : a) Rendahnya kualitas data pemerintah b) Bank tidak memiliki sumber daya yang memadai c) Tidak ada metode perhitungan yang akurat d) a,b,c salah
1-98
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
Rendahnya kualitas data dari pemerintah seringkali membuat upaya mengukur sovereign risk menjadi sulit.
Tidak hanya pemerintah yang mempunyai hutang, sektor swasta juga memiliki pinjaman dalam valas, sehingga dapat juga mempengaruhi kewajiban membayar hutang suatu negara dan data tentang pinjaman seringkali sangat sulit diperoleh.
1-99
50. Strategi bank dengan menetapkan limit risiko untuk setiap trader-nya dan kewenangan eksekusi transaksi sesuai limit ada pada para trader disebut strategi :
a) b) c) d) hedging market maker arbitrage matched book
1-100
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
Strategi kedua adalah dengan mengeksekusi transaksi covering atau hedging dimana kewenangan eksekusi diberikan pada trading desk, dimana bank menetapkan batas risiko pasar tertentu yang boleh diambil oleh trader. Posisi yang ada bisa berasal dari transaksi nasabah atau posisi yang tercipta dari transaksi yang dilakukan trader di pasar. Transaksi ini memungkinkan trader menetapkan waktu yang tepat melakukan aktivitas berdagangan guna mengambil keuntungan dalam pergerakan harga pasar.
1-101
51. Metode inward investment banyak dikaitkan dengan kebijakan ekonomi domestik yang melakukan bubbles, yang dimaksud dengan bubbles adalah :
a) Menurunkan nilai aset karena aset tersebut tidak bertahan lama b) Menaikkan nilai aset, padahal aset tersebut tidak bertahan lama c) Menaikkan nilai aset karena aset tersebut dapat bertahan lama d) a,b,c salah
1-102
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
52. Perubahan harga saham seperti yang tercantum pada bursa efek akan menimbulkan :
a) b) c) d) Interest rate risk Equity risk Foreign exchange risk Commodity risk
1-104
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
4.1
Contoh- Morgan Grenfell Private Equity Pada Februari 2001 Financial Times memuatkan pengumuman bahwa Morgan Grenfell Private Equity (MGPE) telah mengalami kerugian sebesar GBP 150 m atas kepemilikan saham di EM.TV, sebuah group media Jerman. MGPE pada mulanya memiliki saham tersebut sebagai bagian dari suatu transaksi penjualan sahamnya di F1 dan sebagai gantinya memperoleh saham EM.TV. Saham di EM.TV turun sebesar 90%.
1-105
53. Pengukuran country risk meliputi aspekaspek : I. Sistem hukum domestik II. Sistem politik III. Jumlah penduduk a) I dan II b) I dan III c) II dan III d) a, b dan c salah
1-106
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
Sovereign risk dan country risk seringkali dipandang sebagai sinonim, padahal sovereign risk bisa dipandang sebagai bagian dari country risk. Country risk meliputi hukum domestik, politik dan lingkungan perekonomian serta bagaimana hal-2 tersebut mempengaruhi sektor swasta dalam perekonomian. Analisa country risk sangat perlu apabila memandang inward investment yang melibatkan pinjaman antar negara, baik kepada perusahaan, individu maupun untuk proyek
1-107
54. Yang dimaksud dengan impact pada pengukuran risiko operasional adalah
a) Seringnya suatu kejadian risiko operasional muncul b) Besarnya dampak kerugian dari kejadian risiko operasional yang muncul c) Besarnya kerugian yang diperkirakan dari risiko operasional d) a, b dan c salah
1-108
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
Kejadian pada risiko operational dikelompokkan dua faktor: frequency seberapa sering munculnya kejadian impact besarnya kerugian dari kejadian Berarti pengelompokan kejadian pada risiko operasional dapat didasarkan pada seberapa sering kejadian muncul dan tinggirendahnya dampak kerugian. Empat jenis kejadian adalah sebagai berikut : low frequency / low impact low frequency / high impact high frequency / low impact high frequency / high impact
1-109
1-110
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
56. Perusahaan penerbit obligasi tidak mampu membayar nilai pokok obligasi tersebut kepada para pemilik obligasi pada saat jatuh tempo. Hal ini dapat dikategorikan sebagai :
a) b) c) d) Market risk Corporate credit risk Consumer credit risk a, b dan c salah
1-112
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
1-113
57. Bank A memiliki obligasi yang diterbitkan oleh PT. X, Bank B memiliki saham yang diterbitkan oleh PT. X. Jika PT. X mengalami default, maka :
a) Bank A akan dibayar terlebih dahulu b) Bank B akan dibayar terlebih dahulu c) Kedua bank tidak akan memperoleh pembayaran d) a, b dan c salah
1-114
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
1-115
58. Bencana tsunami yang melanda Aceh beberapa waktu lalu menyebabkan banyak debitur tidak mampu mengangsur kreditnya. Kejadian yang merugikan tersebut merupakan contoh dari :
a) b) c) d)
1-116
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
Kejadian yang menyebabkan external risk adalah : events at other banks which have an industry-wide impact external fraud and theft fire natural disasters failure of outsourcing arrangements the implementation of new regulations riots and civil protests terrorism transport system interruption, preventing staff from reaching their workplace utility service failure, e.g. an electrical power cut.
1-117
1-118
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
Pendanaan untuk rumah biasanya dikaitkan dengan mortgage finance. The sale and purchase of mortgages by professional investors, including pension funds and investment management companies through the issues of securitized bonds has led to the development of highly sophisticated models to calculate the value of different mortgage securitization bonds. These calculations include the credit standing of the bonds.
1-119
60. Pada bulan Juni 1996 Sumitomo Corp mengalami kerugian karena perdagangan komoditas :
a) b) c) d) Kopi Olein Tembaga a, b dan c salah
1-120
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya
4.1
Risiko posisi komoditas (Commodity position risk) merupakan potensi kerugian dari pergerakan harga komoditas yang tidak menguntungkan. Risiko in berlaku untuk semua posisi komoditas dan setiap posisi turunan dari komoditas (derivative commodity positions). Contoh - Sumitomo Corporation Pada bulan Juni 1996 Sumitomo Corporation melaporkan bahwa perusahaan mengalami kerugian sebesar USD 1.8bn selama 10 tahun sebagai akibat dari perdagangan tembaga yang dilakukan oleh senior trader perusahaan. Pada saat itu diperkirakan bahwa investment banks yang melakukan transaksi pada derivatif atas komoditas secara kolektif mengalami kerugian sebesar USD 100m akibat volatilitas 1-121 harga tembaga.