Anda di halaman 1dari 16

Mata Kuliah: Psikologi Perkembangan 1 Kuliah ke: 6 Materi: Teori Etologi Dosen: Rah Madya Handaya,M.

Psi

TEORI ETOLOGI

Ethology is the study of evolutionarily significant behavior of a species in its natural surroundings a subdiscipline of biology : biological and evolutionary blueprints of behavior. ETOLOGI studi tentang perilaku spesies yang signifikan secara evolusi dalam lingkungan alamiahnya. Dimulai oleh biolog & Naturalis Eropa, masuk psikologi perkembangan melalui studi Bowlby tentang attachment pada anak. Sekarang menyediakan dasar teoritis utama bagi perspektif evolusi dalam perkembangan. SEJARAH TEORI 1700 1800 : Zoolog Jerman mempelajari perilaku innate secara ilmiah Konsep evolusi diperkuat observasi Darwin terhadap fosil dan variasi dari kehidupan tunbuhan dan hewan. Bersama Alfred Wallace, menyimpulkan bahwa alam secara brutal menyeleksi karakteristik tertentu karena mengarahkan pada survival. Hasil dari kekuatan selektif ini adalah perubahan dan diferensiasi spesies menjadi subspesies. Inteligensi dan perilaku lain, sebagaimana struktur fisik, merupakan produk evolusi 1930an Etologi menjadi cabang ilmu yang berdiri sendiri. Tokoh Konrad Lorenz dan Niko Tinbergen Menyatakan hewan adalah organisme aktif yang hidup dalam ekologi tertentu, bukan organisme pasif yang diarahkan oleh stimulus seperti pada pandangan Learning Theory yang melihat hewan pasif dan hanya bereaksi terhadap stimuli.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Rah Madya Handaya, M.Psi. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN I

1973 Konrad Lorenz, Niko Tinbergen & Karl von Frisch memenangkan hadiah Nobel dalam bidang fisiologi. Awal 1950an Eibl Eibesfeldt menghubungkan secara formal untuk pertama kali Etologi dengan psikologi

Perspektif etologi membimbing studi laboratorium dan observasi, termasuk studi perilaku dan neurobiological fisiologikal. Sekarang Etologi berhubungan erat dengan psikologi komparatif, yang menekankan pada penelitian lab pada berbagai spesies hewan. Fokusnya lebih pada penyebab langsung perilaku (ct: bau & suhu) daripada asal evolusi dari perilaku.

Psychobiology,

Physiological

Psychology,

Behavioral

Evolution,

Comparative

Psychology, Behavioral Neuroscience, Behavioral Ecology, Sociobiology, & Ethology memakai pendekatan biologi yang mempelajari perilaku. Ada 2 Sudut Pandang:

1. Pendekatan Reduksionis, mempelajari sel, impuls saraf & hormon 2. Fokus pada perilaku keseluruhan organisme dan cenderung melihat organisme didalam lingkungan ekologinya. Termasuk etologi dan psikologi komparatif. Psikologi perkembangan menerima etologi karena sejalan dengan tradisi

mengobservasi anak dan mempertimbangkan dasar biologis perkembangan. Misal: John Bowlby pada tahun 1950an beralih dari Freudian ke pendekatan etologi dan memfokuskan pada social attachment antara infant caretaker. Perluasan pendekatan perilaku anak, misal: ekspresi wajah dan bias dalam melihat objek tertentu. Pada anak yang lebih tua, fokus pada peer interaction. Sekarang ini ahli perkembangan lebih menekankan bidang yang lebih luas dalam kaitannya dengan biologi, misal: bahasa, infant cognition, & perkembangan sosial dini. ORIENTASI UMUM Ethologi mempunyai karakteristik yang khas dalam 4 hal, yaitu: 1. Species Specific Innate Behavior

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Rah Madya Handaya, M.Psi. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN I

2. Evolutionary perspective 3. Learning Predispositions 4. Ethological Methodology 1. SPECIES SPECIFIC INNATE BEHAVIOR a. b. c. d. Innate Behavior perilaku yang dibawa sejak lahir & ada pada semua species Innate behavior sama pada semua anggota spesies, diwariskan dan adaptif Ethologi menekankan bagaimana faktor biologis mendorong behavior. Behavior adalah innate apabila: Merupakan perilaku stereotipe (urutan aksinya sama) dalam bentuk tidak ada perbedaan/ penyimpangan dalam spesies oleh individuals Perilaku timbul / ada tanpa adanya proses belajar atau pengalaman yang relevan Universal untuk seluruh spesies Relatif tidak berubah setelah terbentuk meskipun mendapatkan pengalaman dan proses belajar. Learned Behavior bervariasi bentuknya antar individu, membutuhkan pengalaman yang relevan, biasanya bervariasi pemunculannya pada anggota spesies dan berubah sebagai hasil pengalaman. Innate behavior disebut spesies- spesifik muncul pada semua anggota spesies atau paling tidak pada sub kelompok tertentu spesies tersebut ( mis: pada semua atau semua yang berusia muda) Bila ada spesies lain yang mempunyai perilaku sama, ada 2 kemungkinan: a. Kedua spesies tersebut berhubungan (related), mungkin terpisah pada point yang sama dalam evolusinya (nenek moyangnya sama) b. Kedua spesies mempunyai lingkungan fisik dan kebutuhan yang sama, sehingga memungkinkan perilaku untuk berkembang secara independent. Penyimpulan terhadap perilaku serupa pada spesies yang berbeda ( mis: gerakan menggoyangkan ekor pada anjing & kucing) harus dilakukan dengan hati2, karena: mungkin perilaku ini berkembang secara independent perilaku mempunyai arti dan fungsi yang berbeda bagi kedua spesies

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Rah Madya Handaya, M.Psi. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN I

TIPE Innate behavior yang relevan untuk manusia: 1. Refleks respon sederhana terhadap stimuli 2. Fixed Action Pattern (FAP) innate behavior kompleks yang mendorong survival spesies.

FAP sekuens yang diprogram secara genetis dari koordinasi motorik yang timbul dari mekanisme sistem saraf yang meningkat

a. b.

FAP dihasilkan oleh: Sign Stimulus stimulus tertentu yang kehadirannya secara otomatis melepaskan FAP Action Specific Energy yang menentukan mudah tidaknya stimulus merangsang FAP

Innate reflexes dan fixed action pattern adalah untuk tujuan survival Behavior merupakan interviewing dari innate dan learned components Peningkatan & pelepasan energi biologis serupa dengan konsep drives dari Freud. Dalam kedua teori, energi bisa dialihkan ke obyek lain (mis: displaced aggression) Freud : drives seksual dan agresi Lorenz : drives lapar, reproduksi, agresi, flight

Sebagian besar perilaku dipandang terdiri dari komponen innate dan learned, dan bertujuan untuk survival.

2. PERSPEKTIF EVOLUSI Perubahan Filogenetis perubahan dalam spesies over-generation Perubahan Ontogenetis perubahan perkembangan dalam suatu kurun waktu

Evolusi menekankan perubahan filogenetis, dimana manusia dipandang sebagai eksperimen alami, dan sebagaimana spesies lainnya, manusiapun merupakan suatu

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Rah Madya Handaya, M.Psi. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN I

solusi dari tantangan yang diberikan oleh lingkungan bagaimana mencari makanan dan bagaimana berkembang biak Perkembangan secara individual dari spesies mengikuti pola yang didapatkan oleh spesies tersebut karena ada kaitan dengan tujuan survival. Social behavior, seperti inter-individual coomunication dan kerjasama, meningkatkan keeratan dalam kelompok dan karenanya meningkatkan potensi kelangsungan hidupnya. Darwin melihat struggle for existance dan survival of the fittest beroperasi pada level perilaku yang observable, seperti halnya struktur tubuh. Perilaku baru (yang muncul melalui variasi genetik alamiah atau mutasi), bila memungkinkan organisme bertahan hidup cukup lama untuk bereproduksi akan diwariskan pada generasi berikutnya. 3 PREDISPOSISI BELAJAR Spesies berbeda dalam hal:

1. Aspek perilaku yang bisa diubah 2. Jenis belajar yang paling mudah terjadi 3. Mekanisme belajar Kontrol secara biologis terhadap behavior tidak saja bisa dilihat dari behavior yang innate tetapi juga pada kecenderungan (predisposisi) kearah suatu learning tertentu. Predisposisi belajar meliputi: Masa SENSITIF / KRITIS masa tertentu ketika hewan secara biologis siap untuk memperoleh tingkah laku baru. pada masa ini hewan terutama responsif terhadap stimulus tertentu dan mempunyai perilaku tertentu yang mudah dimodifikasi Misal: Imprinting. Sesudah lahir, burung muda belajar untuk mengikuti stimulus yang mempunyai karakter tertentu dari ibunya dan spesiesnya, dan kemudian lebih memilih stimulus tersebut daripada yang lainnya.

a.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Rah Madya Handaya, M.Psi. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN I

Imprinting ini meningkatkan survival, karena menjamin mereka untuk dekat dengan induknya (dekat dengan makanan dan tempat berteduh) & jauh dari predator dan situasi berbahaya lain. Persoalannya apakah kurun waktu (periode sensitif) untuk imprinting itu ditentukan oleh genetic mechanism atau oleh didapatnya pengalaman, dengan kata lain pertumbuhan biologis mempersiapkan hewan untuk belajar dari pengalaman. Beda Imprinting dengan classical conditioning: Imprinting tidak membutuhkan reinforcement, bahkan meningkat ketika punishment hadir dalam bentuk electronic shock Tidak mungkin ada extinction Konsep masa kritis ini mendukung pendapat tentang pengalaman dimasa dini penting untuk adult behavior (Freud, dll) Stage Theory : pada tiap tahapan anak sensitif terhadap pengalaman tertentu Non Stage Theory : Konsep Readiness anak lebih mungkin belajar dari pengalaman bila terjadi pada waktu yang optimal

b. GENERAL and SPECIFIC LEARNING SKILLS Terutama terdapat pada manusia dimana biologi secara tidak langsung mengendalikan behavior, dimana secara generic ketrampilan ini termasuk kemampuan pengalaman. Lorenz Human is specialist in nonspecualization Manusia mempunyai suatu susunan sistem syaraf yang memungkinkan untuk berpikir secara flexible, tangan yang mampu mengerjakan banyak macam pekerjaan (tasks) serta language system yang memungkinkan manusia untuk berpikir secara simbolik dan berkomunikasi secara verbal. Keuntungan dari adanya fleksibelitas ini memungkinkan organisme untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang selalu berubah2, sehingga tidak diperlukan untuk mengandalkan hanya pada suatu pola perilaku yang tetap. Sebagai suatu hasil dari kemampuan belajar secara umum (general learning ability) manusia dikaitkan dengan innate behaviornya adalah kemampuannya untuk mempelajari reinforcement & punishment yang kemudian dimasukkan kedalam sistem syaraf manusia. umum yang besar dalam mempelajari suatu

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Rah Madya Handaya, M.Psi. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN I

Kemampuan tersebut kemudian dikembangkan melalui kebudayaan manusia dimana adaptasi harus dilakukan adaptasi ini didapatkan melalui imitation dan bentuk lain dari learning biologis. jadi cultural adaptation berasal juga dari unsur

Kemampuan secara umum ini didampingi oleh kemampuan yang diperoleh melalui kemampuan belajar khusus (Specific Learning Skills). Contoh: ikan salmon untuk kembali ketempat, tikus liar yang belajar dengan cepat menghindari makanan beracun. Manusiapun menurut CHOMSKY (1965) mempunyai kemampuan yang spesifik kemampuan berbahasa sejak usia dini. Pada manusia genetic endowment kemampuan umum untuk belajar dari pengalaman: sistem saraf pusat : berpikir fleksibel tangan : melakukan tindakan berbeda sistem bahasa : pikiran simbolik & komunikasi verbal

4. METODOLOGI 2 Metode: Observasi naturalistik Eksperimen Laboratorium

1. OBSERVASI NATURALISTIK / alamiah banyak digunakan untuk mengetahui spesies- specific innate behavior atau predisposisi belajar yang mengarah pada survival spesies dalam habitat natural Metode yang dipakai akan mempengaruhi teori, dari itu dilakukan penelitian dengan pengamatan yang alamiah dimana organisme tersebut hidup, terutama bila dikaitkan dengan upaya untuk survival. Misal: jerapah dan burung camar yang diam daripada terbang Metode ini kurang adekuat, karena perilaku hewan sering abnormal akibat: hewan biasanya lebih sehat dalam lingkungan alaminya, sehingga berperilaku yang khas spesies Tidak adanya sign stimuli sehingga perilaku sering diarahkan kembali

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Rah Madya Handaya, M.Psi. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN I

Intervensi manusia mengatasi perilaku abnormal hewan dengan mengubah lingkungan mereka (ct: menyediakan makan bagi hewan di kebun binatang) Pada manusia perilaku abnormal berada dilingkungan yang tidak natural) (ct: rocking, terlihat pada anak yang

a. b. c. d.

Fungsi perilaku dapat dimengerti hanya jika salah satu spesies melihat bagaimana hal tersebut tepat untuk lingkungan alamiah & dapat memuaskan kebutuhan mereka. LANGKAH2 Ideal etologis dalam mempelajari organisme: Dikembangkan ETHOGRAM suatu deskripsi yang rinci (semacam katalog) tentang kehidupan dan perilaku spesies dalam alam kehidupan yang sebenarnya. Mengklasifikasikan perilaku berdasarkan fungsi, drive mana yang dilayani atau bagaimana perilaku ini mendukung survival. (care taking, mating & defending territory) Membandingkan Fixed Action Pattern dari beberapa spesies, demikian juga suatu kebutuhan tertentu yang dipenuhi oleh suatu FAP tertentu dari spesies berbeda Mempergunakan eksperiment laboratorium untuk menentukan sebab2 yang immediate dari perilaku dari ketiga hal tersebut diatas.

Ethologis juga mempergunakan film untuk observasi, karena dengan demikian dapat memperhatikan obyek berkali2 dan kecepatan (speed) dari film bisa dipertahankan. Hanya saja membuat film terhadap manusia agak sukar karena awareness mereka akan merubah perilaku.

2. LABORATORY STUDIES Eksperimen ethologi klasik studi deprivasi yang menentukan apakah sebuah perilaku merupakan bawaan atau hasil belajar. Pada metode ini hewan dihilangkan dari pengalaman spesifik yang relevan dengan perilaku. Contoh: bajing yang mengumpulkan biji2an

Seperti metode comparative psikologi atau physiological psychology

klarifikasi

variabel yang mempengaruhi perilaku, plus mekanisme psikologi yang mendasarinya. Bedanya survival. perilaku yang dipelajari etologi adalah perilaku yang mengarah pada

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Rah Madya Handaya, M.Psi. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN I

KONTRIBUSI pada PSIKOLOGI PERKEMBANGAN MANUSIA 1. INFANT CARETAKER ATTACHMENT A. TEORI BOWLBY Early social attachment antar anak & pengasuh penting untuk perkembangan normal Terjadi pada manusia & hewan Anak memiliki predisposisi untuk mempertahankan kedekatan dengan orang dewasa perilaku attachment Pada human newborn mekanisme sinyal Bowlby signaling behaviors-innate 4 Prinsip yang menjelaskan perkembangan kecenderungan (bias) bayi terhadap manusia & attachment pada orang tertentu: bias terhadap pola tertentu & benda yang bergerak exposure learning bias untuk mendekati yang familiar & menjauh dari yang asing feedback tentang hasil

Perilaku anak & orang dewasa di sinkronisasi kedalam attachment behavioral system penampilan dan perilaku tiap anggota menjadi sign stimuli untuk FAP pada pihak lain.

B. RESPONSIVENESS ORANG DEWASA pada ANAK Orang dewasa & anak secara biologis mempunyai predisposisi untuk mengembangkan attachment Perilaku attachment orang dewasa dapat dipicu oleh signaling behavior atau penampilan babyish anak (cuteness) Lorenz penampilan bayi juga menimbulkan perilaku pengasuhan orang dewasa. Hasil penelitian: orang dewasa biasanya berespon secara positif pada wajah bayi seberapa jauh ketertarikan tersebut tergantung pula pada setting fisik & sosial dari orang dewasa tersebut, latar belakang budaya & pengalaman yang bersangkutan dengan anak.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Rah Madya Handaya, M.Psi. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN I

C. RISET DISTIMULASI oleh BOWLBY Ikatan emosional (bonding) antara pengasuh dan anak pada beberapa jam/hari pertama kehidupan Penemuan dari riset attachment masa sensitif untuk bonding selama beberapa jam pertama setelah kelahiran Ainsworth memfokuskan eksplorasi pada peran attached parents sebagai secure base anak. Meneliti strange situation untuk menilai pola attachment toddler pada ibunya. Berdasarkan reaksi anak pada situasi tersebut, anak diklasifikasikan menjadi: waktu ditinggal ditempat baru pertama2 nangis tapi kemudian

a. Securely attached langsung main

b. Avoidant attached nangis terus c. Ambivalent attached mau sama ibu tapi juga mau main ditempat baru. 2. PEER INTERACTION Para ethologist menyampaikan argumen anak2 pada dasarnya mempunyai predisposisi untuk berinteraksi dengan orang lain secara adaptif. Anak2 berinteraksi tidak saja dengan orang tuanya tetapi juga dengan kawan2 sebaya (peer group). Hal ini dimulai dengan pengamatan pada dominasi dari hierarki, agresi, bermain, altruism, dan non-communications pada kelompok binatang pada kehidupan alamiahnya. STRAYER & STRAYER Dominasi (hierarchy dominance) pada anak2 disimpulkan pada 3 hal: penyerangan secara fisik gesture yang ancaman upaya untuk mempertahankan (rebutan mainan, saling mendahului berbaris didepan) Untuk ini anak bisa berbuat menyerah, mencari bantuan, menyerang balik (counter attack), menyerahkan obyek / posisi, atau tidak berbuat apa2. Anak yang berhasil dalam konflik ini dinilai sebagai lebih dominan sama dengan hasil penelitian terhadap hewan primata (monyet, simpanse)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Rah Madya Handaya, M.Psi. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN I

10

Dominance Hierarchy Pola hubungan sosial yang berhubungan dengan resolusi konflik sosial --- distribusi power, terutama akses pada resources, diantara anggota kelompok dengan menetapkan aturan yang jelas tentang siapa bisa mengontrol siapa.

Riset tentang hirarki dominan pada anak2 ada hierarki dominan yang stabil & kaku. Strayer & Strayer hierarki dominan yang stabil mengurangi agresi kelompok

Penelitian lainnya dalam peer interaction

menjaga jarak dengan orang lain,

sebagaimana burung melakukan dalam kelompoknya. Terdapat perbedaan diantara macam kebudayaan, contoh: cara orang duduk diperpustakaan (menjaga jarak dengan buku2) CHARLESWORTH (1988) melakukan penelitian dengan suatu model untuk: menentukan identitas sumber2 yang dipergunakan oleh anak2 bagaimana mereka mendapatkan sumber2 itu seberapa jauh mereka berhasil mendapatkannya.

Seringkali anak2 harus bersaing untuk mendapatkannya dan juga bertentangan untuk membaginya. Task obtaining merupakan perkembangan karena anak pada awalnya hanya memberikan signal (menangis), untuk kemudian bersosialisasi. Dalam fase sosialisasi itu anak2 mendapatkan beberapa skills dari sumber2 yang didapatkannya agresi, membohong, mengancam, menakutkan, membujuk,

membantu, membagi dan bekerja sama. Dalam proses itu anak2 menentukan strategi Charlesworth menunjukkan bahwa teori Erikson tentang tahapan perkembangan juga menunjukkan perubahan2 sumber anak dalam setiap tahapan. Kerjasama dapat menjadi bentuk kompetisi dalam 2 cara 2 anak bekerjasama mendapatkan resources yang dicari anak lain Kontribusi anak yang pertama dalam kerjasama lebih banyak, tetapi hasilnya lebih sedikit dibandingkan rekannya.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Rah Madya Handaya, M.Psi. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN I

11

Type2 Resource Acquicition bagaimana menyampaikan menghadang & menyerang)

beberapa macam verbal behavior (cara meminta, giliran dan mengancam, seperti menepuk bahu,

Lebih jauh Charlesworth berusaha menjabarkan: hakekat dari behavior anak2 dan lingkungan dari sumbernya bagaimana interaksi kedua faktor tersebut mempengaruhi perkembangan mempelajari perbedaan terhadap berapa jauh anak2 berhasil melakukan adaptasi terhadap perubahan lingkungannya.

HINDE (1989) mengembangkan suatu ethological model dari social relationship, dalam model mana organisme dengan kecenderungan yang dipunyainya bergerak (functions) dalam jaringan hubungan sosialnya dalam beberapa tingkat kompleksitas (dari hubungan sederhana antara 2 orang sampai dengan masyarakat yang luas)

Dan interaksi anak2 dengan yang lain hanya bisa dimengerti dalam konteks interaksi tersebut, terutama hubungan sosialnya dalam konteks ini Anak akan berperilaku berbeda dalam konteks yang berlainan, dan setiap type hubungan akan mempunyai hubungan dengan hubungan sosial lainnya.

3. FACIAL EXPRESSIONS & BODILY MOVEMENTS Ekspresi wajah atau gerakan badan tertentu mengkomunikasikan emosi atau intensi Sebagian ekspresi ini innate Dipengaruhi konteks kultur Penelitian lintas budaya menghasilkan universal behavior (mis: senyum) 4. PROBLEM SOLVING Inteligensi meningkatkan adaptasi pada lingkungan dan kemampuan untuk survive & karena itu survival riset etologi Charlesworth meneliti fungsi & ecological significance dari penggunaan spontan inteligensi anak. Inteligensi in action membantu anak beradaptasi pada masalah fisik & sosial yang diciptakan oleh orang tua, peers, badan mereka sendiri dsb. Penelitian ini menyatakan ciri2 & problem yang dihadapi anak sehari2, bagaimana biasanya mereka menangani & bagaimana reaksi anak berubah sesuai perkembangan MEKANISME PERKEMBANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Rah Madya Handaya, M.Psi. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN I

12

Menekankan pada proses biologis yang berinteraksi dengan pengalaman. Kematangan fisik, termasuk perubagan hormonal, perkembangan lokomotor, dan peningkatan efisiensi sistem saraf menandai pentingnya periode sensitif atau FAP pada saat yang sesuai

Sebagai tambahan dari perubahan biologis sepanjang rentang kehidupan, terdapat kemampuan belajar yang innate (yang umum & spesifik). Kemampuan belajar yang dibangun sampai sistem saraf inilah yang memungkinkan organisme dapat belajar dari pengalamannya. Etologis juga mempelajari learned behavior yang ditujukan untuk adaptasi. Contoh: Dominance Hierarchy dan altruisme anak merupakan perilaku yang sepenuhnya dipelajari ; namun ternyata perilaku ini juga mengarah pada kelompok kohesif secara sosial (yang dianggap sebagai suatu sistem adaptif)

POSISI dalam ISU PERKEMBANGAN 1. HUMAN NATURE Mekanistik Lorenz menekankan perilaku reflexlike & otomatis. Manusia

digerakkan oleh dorongan biologis untuk mencari makan, pasangan dan keamanan. Sign stimuli merangsang FAP secara otomatis Organismik Bowlby fokus pada sistem perilaku. Dalam pendekatan sistem

kontrol, manusia beusaha untuk mempertahankan kondisi tertentu, anak adalah selfregulating dan aktif Kontekstual fokus pada links antara sejarah evolusi spesies dimasa lalu dan masa kini, serta pada hakekat lingkungan fisik dan sosial langsung dari organisme (yang harus diadaptasinya) 2. PERKEMBANGAN KUALITATIF & KUANTITATIF Kualitatif: kematangan biologis sampai pada titik dimana sign stimulus memicu FAP yang baru

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Rah Madya Handaya, M.Psi. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN I

13

Drive atau sistem dalam perilaku yang berbeda seiring dengan perkembangan anak

Kuantitatif: Attachment, menuju peningkatan organisasi, rasa aman dan efisiensi Interweaving dari komponen dan learned menjadi lebih mulus dan efisien selama perkembangan

3. NATURE vs NURTURE Fokus pada dasar biologis perilaku, bersifat interaksionis dengan memperhitungkan efek hereditas dan lingkungan. Pengalaman tertentu mempunyai dampak lebih besar selama periode sensitif yang relevan dibandingkan masa lain Lorenz Instinct Training Interlocking, suatu rantai unit perilaku yang bukan innate atau learned. 4. APA yang BERKEMBANG Perilaku utama yang berkembang adalah species-specific behavior yang penting untuk survival. Termasuk juga social attachment, dominance-submission, makan, kawin dan infant care. Sebagai tambahan, yang berkembang adalah : Drive, FAP (Lorenz), sistem kontrol (Bowlby)

HAKEKAT TEORITIS dari TEORI Etologi klasik (Lorenz) : REFLEX MODEL sign stimulli, FAP dan perilaku refleks ; merupakan model S-R HYDRAULIC ENERGY MODEL stimulus yang sesuai Bowlby memakai TEORI SISTEM KONTROL untuk menjelaskan bagaimana drive energy dilepaskan jika ada sign

attachment membentuk suatu sistem yang terorganisir. Sistem kontrol bersifat goaldirected dan menggunakan feedback untuk mengatur sistem mencapai tujuannya.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Rah Madya Handaya, M.Psi. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN I

14

Aksi Genetik menyebabkan sistem perilaku berkembang, tetapi perkembangan ini cukup fleksibel terhadap perubahan lingkungan. WADDINGTON (1957) menyajikan perkembangan sebagai suatu ball rolling down dari epigenetik landscape BATESON (1976) mengajukan model yang menganalisis untung-rugi perilaku bagi suatu spesies. Konstruksi teori terdiri dari model induktif, deduktif dan fungsional.

EVALUASI TEORI KEKUATAN

1. Kontribusi teoritis etologi memperluas perspektif tentang penyebab perkembangan. Pemahaman tentang perilaku anak diperluas dengan melihat konteks sosial dan rentang waktu yang lebih luas (sejarah spesies) Tinbergen mengajukan 4 penyebab: Penyebab Langsung

bayi langsung tersenyum (berhenti menangis) segera setelah melihat ibunya datang Penyebab Ontogenik perubahan yang terjadi pada kurun waktu tertentu bayi sebelum jalan merangkak dulu, lalu dituntun Penyebab Fungsional berperilaku tertentu untuk mendapatkan sesuatu menangis untuk mendapatkan perhatian Penyebab Filogenetik perubahan antar generasi ; perilaku yang berubah dari 1 generasi ke generasi selanjutnya 2. Kontribusi Metodologis observasi perilaku dalam konteks alamiahnya. Observasi dapat dikombinasikan dengan metode perkembangan tradidional (metode verbal) 3. Kontribusi Isi karya tentang attachment, peer interaction, komunikasi non verbal dan problem solving

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Rah Madya Handaya, M.Psi. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN I

15

KELEMAHAN 1. 2. 3. Keterbatasan teoritis Etologi lebih banyak mendeskripsikan daripada menjelaskan Keterbatasan Metodologis untuk menerapkan metode etologi pada manusia (ct: eksperimen, adalah tidak etis) Keterbatasan Isi terbatas. fenomena perkembangan tertentu tidak mungkin diteliti dari perspektif etologi, fokus pada individual differences dalam suatu species sangat

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Rah Madya Handaya, M.Psi. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN I

16

Anda mungkin juga menyukai