Bp Subject
memperhatikan isinya. Jenis jenis kongkret tidak diakibatkan secara alami melainkan secara konvensional oleh sikap sikap tersebut. Secara skematik situasi bahasa dalam berbagai jenis sastra dapat digambarkan sebagai berikut : Monolog sajak Pr Penyair Pr aku Lirik Subyek Pa pendengar pembaca engkau anda yang disapa Pa pembaca puisi
Pencangkokkan Roman, novel, cerpen Pr Pengarang Roman Pr juru Dongeng Pr actor Pa aktor Pa pendengar pembaca dalam teks Pa pembaca roman
2.2 Isi Abstrak Pembagian menurut situasi bahasa dapat dijabarkan lebih lanjut. Mengenai dua dari tiga kelompok itu isinya dirumuskan secara umum menurut istilah istilah global. Baik drama atau teks cerita mempunyai isi yang berupa rangkaian peristiwa yang dikaitkan secara logic dan kronologik. Rangkaian peristiwa itu disebut sejarah atau riwayat. Isi sebuah sajak dapat berupa apa saja. Andaikata sebuah sajak yang menyajikan serangkaian peristiwa, kita berhadapan dengan sebuah sajak naratif. Seperti sajak Nijhoff berikut ini : Tanah Ketiga Sambil berdendang dan tanpa ingatan
Kutinggalkan tanah pertama Berdendang dan tanpa ingatan Kumasuki tanah kedua Oh Tuhan, aku tidak tahu kemana aku pergi Ketika kumasuki tanah ini, O, Tuhan aku tidak tahu kemana aku pergi, Tetapi biarkan aku pergi dari tanah ini, O, biarkan aku tanpa ingatan Dan sambil berdendang memasuki tanah ketiga.
2.3 Tematik Dalam perkembangan sejarah, berbagai tema silih berganti digemari. Tema pengasingan misalnya oleh Brecht dibahas dala perspektif masyarakat, sedangkan oleh Sartre secara eksistensial. Dalam sastra Barat ada beberapa tema yang selalu hadir, ada juga yang kadang kadang muncul. Seperti pada akhir tahun 1979 di Belanda ada empat buku yang bertemakan kematian seorang ayah. Dalam teori mengenai jenis jenis sastra sejak dahulu memang dikaitkan situasi bahasa dengan tematik. Demikian pada abad ke 18 terjadi pembagian klasik antara lirik, epic dan dramatic. Tiga jenis sastra itu dikaitkan dengan beberapa tema yang memang penting bagi sejarah kebudayaan Eropa Barat, tetapi tidak ada sangkut paut dengan suatu situasi bahasa tertentu. Tematik berbagai jenis sastra ini berubah dari zaman ke zaman dan menyesuaikan diri dengan perubahan dalam fungsi, keadaan, public, dan medium. 2.4 Gaya Pembagian global menurut puisi dan prosa sebetulnya bersifat stilistik. Dalam pandangan ini puisi dianggap teratur menurut irama. Dalam buku buku poetika klasik juga dibedakan secara stilistik antara gaya tinggi dan gaya rendah, gaya yang pantas bagi seorang ningrat dan gaya yang cocok bagi seorang petani. Pernah juga dibedakan antara gaya simbolik dan gaya realistic. Dalam teori klasik gaya tinggi dihubungkan dengan pentas tragedy, sedangkan gaya rendah dengan komedi.
2.5 Akibat Pragmatik Kategori tujuan dan akibat pernah juga dipergunakan untuk mengadakan pembagian teks teks. Tujuan dan akibat tidak selalu sama. Alasan pertama karena akibat dan pengaruh terhadap pembaca berubah dari zaman ke zaman. Khotbah khotbah Bossuet dan John Donne kini tidak kit abaca lagi sebagi khotbah- khotbah.
2.6 Bentuk Material dan Lahiriah Masalah masalah besar yang timbul bila kita membahas jenis jenis sastra menyebabkan sementara teoritisi hanya ingin bertitik tolak dari wujud lahiriah teks yang diterbitkan. Dalam hal puisi pun halaman tidak diisi sepenuhnya, bait bait terpisah oleh bidang putih dan perwujudan lahiriah masih memperlihatkan variasi variasi lain pula.