Anda di halaman 1dari 11

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan dengan judul

Pengukuran Transpirasi Dengan Cara Penimbangan yang disusun oleh : Nama Nim Kelas Kelompok : Pasmawati : 101414040 :B : IV

Telah dikonsultasikan kepada Asisten dan Koordinator Asisten, maka dinyatakan diterima.

Makassar, Mei 2012 Koordinator Asisten Asisten

Risna Irawati, S.

Andi Rifani Nim: 091404013

Mengetahui Dosen penanggung jawab

Drs. Ismail, M.S. NIP: 1961 1231 1986 013 015

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi di bagian daun satu tumbuhan yang memiliki klorofil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis. Tumbuhan akan berkembang secara normal dan tumbuh subur serta aktif apabila sel-selnya dipenuhi air. Suatu ketika apabila pada waktu

perkembangannya, tumbuhan kekurangan suplai air, maka kandungan air dalam tumbuhan menurun dan laju perkembangannya yang ditentukan oleh laju semua fungsi-fungsi yang juga menurun. Jika keadaan kekeringan ini berlangsung lama maka dapat mematikan tumbuhan. Hilangnya air dari tubuh tumbuhan sebagian besar melalui permukaan daun yang disebut sebagai transpirasi. Transpirasi dapat terjadi melalui kutikula, stomata dan lentisel. Jumlah air yang dikeluarkan melalui trasnpirasi pada setiap tumbuhan tidak sama dan tergantung pada banyak faktor. Dalam mata kuliah fisiologi tumbuhan, transpirasi merupakan salah satu materi yang harus dipahami oleh setiap mahasiswa yang mempelajari fisiologi tumbuhan. Teori saja tak cukup untuk mempelajari proses transpirasi, karena mahasiswa tak melihat secara langsung mekanisme transpirasi yang terjadi pada tumbuhan. Berdasarkan uraian tersebut maka perlu untuk melakukan pengamatan ini yang bertujuan untuk mengetahui kecepatan transpirasi serta mengetahui jumlah air yang diuapkan/ satuan luas daun dalam waktu tertentu.

B. Tujuan Adapun tujuan dari praktikum ini adalah : 1. Mengetahui kecepatan transpirasi 2. Mengetahui jumlah air yang diuapkan/ satuan luas daun dalam waktu tertentu C. Manfaat Adapun manfaat dari praktikum ini adalah : 1. Mahasiswa dapat mengetahui kecepatan transpirasi 2. Mahasiswa dapat mengetahui jumlah air yang diuapkan/ satuan luas daun dalam waktu tertentu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hidup memerlukan air, dan semua yang hidup memerlukan air. Sekitar 80% berat tubuh organisme adalah air. Hampir semua reaksi kimia dalam tubuh berlangsung dalam keadaan terlarut. air merupakan pelarut yang baik. Molekul polar atau bermuatan, seperti garam, gula, asam amino larut dalam air dan disebut hidrofilik (senang air). Molekul non-polar atau tidak bermuatan, seperti lipid tidak larut dalam air dan disebut hidrofobik (tidak suka air). Air mampu melarutkan lebih banyak bahan daripada zat cair umum lainnya. Hal itu sebagian disebabkan karena air memiliki tetapan dielektrik yang termasuk paling tinggi, yaitu suatu ukuran kemampuan untuk menetralkan tarik menarik antar muatan listrik (Ismail, 2008: 30). Transpirasi adalah proses yang disebabkan oleh evaporasi air dari daun tumbuhan dan berhubungan dengan pengambilan air oleh akar dalam tanah. Transpirasi memungkinkan aliran massa mineral yang diperlukan tumbuhan.

Aliran disebabkan oleh berkurangnya tekanan hidrostatik pada bagian atas tumbuhan akibat difusi air ke atmosfir melalui stomata. Jumlah stomata hanya 1% dari luas permukaan daun, tetapi 90% air yang diserap akar tumbuhan diuapkan melalui stomata (Ismail, 2008: ). Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap air dari jaringan tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang melalui stomata. Oleh sebab itu, dalam perhitungan besarnya jumlah air yang hilang dari jaringan tanaman umumnya difokuskan pada air yang hilang melalui stomata (Lakitan, 1993: 54).

Hilangnya air dari tubuh tumbuhan sebagian besar melalui permukaan daun yang disebut sebagai transpirasi. Transpirasi dapat terjadi melalui kutikula, stomata dan lentisel. Jumlah air yang dikeluarkan melalui trasnpirasi pada setiap tumbuhan tidak sama dan tergantung pada banyak faktor. Transpirasi dipengaruhi oleh faktor luar maupun faktor dalam (Ismail dan Muis, 2012: 17). Stomata tumbuhan pada umumnya membuka pada saat matahari terbit dan menutup saat hari gelap sehingga memungkinkan masuknya CO2 yang diperlukan untuk fotosintesis pada siang hari. Umumnya, proses pembukaan memerlukan waktu 1 jam dan penutupan berlangsung secara bertahap sepanjang sore. Stomata menutup lebih cepat jika tumbuhan ditempatkan dalam gelap secara tiba-tiba (Anonimb, 2012). Laju transpirasi dipengaruhi oleh ukuran tumbuhan, kadar CO2, cahaya, suhu, aliran udara, kelembaban dan tersedianya air tanah. Faktor-faktor ini mempengaruhi perilaku stoma yang membuka dan menutupnya dikontrol oleh perubahan tekanan turgor sel penjaga yang berkolerasi dengan kadar ion kalium (K+) di dalamnya. Selama stoma terbuka, terjadi pertukaran gas antara daun dengan atmosfer dan air akan hilang ke dalam atmosfer. Untuk mengukur laju transpirasi tersebut dapat dugunakan potometer. Transpirasi pada tumbuhan yang sehat sekalipun tidak dapat dihindarkan dan jika berlebihan sangat merugikan karena tumbuhan akan menjadi layu bahkan akan mati. Transpirasi terjadi pada saat tumbuhan membuka stomatanya untuk mengambil karbondioksida dari udara untuk fotosintesis (Anonima, 2012). Menurut Lakitan (2010: 55), factor-faktor yang mempengaruhi laju transpirasi adalah: 1. 2. 3. 4. Faktor-faktor internal yang mempengaruhi mekanisme buka-tutup stomata. Kelembaban udara sekitar tanaman. Suhu udara. Suhu daun tanaman.

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat Hari/Tanggal Waktu Tempat B. Alat dan Bahan 1. Alat a. b. c. d. 2. Botol M-150 100 ml 1 buah Timbangan / neraca ohaus Mistar Gunting : Selasa / 24 April 2012 : 11.40 s.d. 13.10 WITA : Lab. Biologi FMIPA UNM Lantai III Timur.

Bahan a. b. c. d. e. f. Tumbuhan Morus nigra Kapas bersih Air LILIN Karet gelang Kertas kwarto

C. Prosedur Kerja 1. Mengambil tumbuhan Morus nigra, kemudian mencuci hingga bersih lalu mengeringkannya. Setelah itu meletakkannya di dalam botol yang telah disediakan. 2. Memasukkan air ke dalam botol. Banyaknya air diusahakan menyentuh sedikit bagian batang.

3. Menutup mulut botol dengan kapas yang kemudian diberi tetesan lilin, sampai dipastikan tidak ada udara yang dapat keluar masuk. 4. Menimbang berat awal botol + tanaman + air. Meletakkan masing-masing tumbuhan di tempat yang berbeda. Satu tanaman di tempat yang cahayanya terang. 5. Menimbang tanaman setiap 30 menit sekali selama 3 kali pengamatan dan mencatat perubahan berat yang terjadi. 6. Membuat pola daun dari tiap-tiap tanaman , dengan menggunakan kertas dari sumber yang sama. Kemudian menimbang keseluruhan pola daun yang ada. 7. Membuat analisis data mengenai data yang telah diperoleh.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan Pengukuran pada Botol + Murbei + Air B. Analisis Data 1. Luas total daun Berat total daun = 11 gram LTD =
2

Berat awal (gr) 306

Berat (gr) M0 300 M1 298,1 M2 290

Selisih Berat (gr)

LTD (b) Berat (gr)

X (gr)

2. Kecepatan transpirasi tiap cm2 daun/jam a. Selisih rata-rata tanaman dan botol setelah 1 jam percobaan 10 gram = 10000 mg b. Kecepatan transpirasi = C. Pembahasan Pengamatan ini bertujuan mengetahui kecepatan transpirasi serta mengetahui jumlah air yang diuapkan/ satuan luas daun dalam waktu tertentu. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan tanaman Morus nigra. Maka dapat dijelaskan bahwa tumbuhan tersebut mengalami transpirasi dengan mempertimbangkan berat awal dengan berat setelah 90 menit kemudian. Berdasarkan anaslisis data, kecepatan transpirasi pada tanaman Morus nigra adalah 909,09 . Kecepatannya transpirasinya masih rendah.

Beberapa hal yang menyebabkan transpirasinya rendah karena pada saat

praktikum, tumbuhan di letakkan di dalam ruangan sehingga sinar matahari tidak langsung menyentuh tanaman. Faktor lainnya karena daun pada tumbuhan morus yang digunakan sudah sedikit layu, sehingga mempengaruhi proses transpirasi. Hal ini sesuai dengan teori bahwa hal-hal yang mempengaruhi ukuran tumbuhan, kadar CO2, cahaya, suhu, aliran udara, kelembaban dan tersedianya air tanah (Anonima, 2012).

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Adapun kesimpulan dari praktikum ini yaitu: 1. Kecepatan transpirasi dipengaruhi oleh suhu sehingga diperoleh kecepatan transpirasi sebesar dan keadaan (suhu) serta luas daun dapat mempengaruhi banyaknya air yang keluar. B. Saran 1. Diharapkan kepada semua praktikan agar sebelum melakukan pengamatan, terlebih dahulu harus mengetahui apa yang akan dipraktikunkan. 2. 3. Diharapkan kepada asisten agar maksimal dalam membimbing. Diharapkan kepada laboran agar menyediakan alat yang lebih lengkap dan berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA

Anonima, 2012. http://id.wikipedia.org/wiki/Transpirasi. Diakses Pada Tanggal 14 April 2012 Anonimb, 2012. http://mzaenuri.wordpress.com/2009/10/04/-pengaruh-intensitascahaya-terhadap-kecepatan--traspirasi/. Diakses Pada Tanggal 14 April 2012 Ismail. 2008. Fisiologi Tanaman. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM Makassar. Ismail dan Abdul Muis. 2012. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM Makassar. Lakitan, Benyamin. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai