Anda di halaman 1dari 20

II. 1.

NOMENKLATUR GIGI

II.1.1. PENGERTIAN Nomenklatur gigi adalah cara menulis gigi geligi. Ada beberapa macam cara penulisan gigi geligi tetapi disarankan menggunakan dua digit dari FDI(Federation Dentaire Internationale).

II.1.2. METODE NOMENKLATUR GIGI Ada beberapa cara nomenklatur yaitu 1. Cara zsigmondy 87654321 Gigi tetap : 87654321 12345678 12345678

Contoh

P2 atas kanan =

V IV III II I Gigi Susu : V IV III II I

I II III IV V

I II III IV V

Contoh 2. Cara Palmers

M2 atas kiri

Cara yang paling mudah dan universal untuk dental record 8 7654321 Gigi Tetap : 87654321 123456 78 12345678

I 1 bawah kiri =

EDCBA

ABCDE

Gigi Susu

EDCBA

ABCDE

Contoh

M2 atas kiri = E

3. Cara Amerika Dengan menghitung dari atas kiri ke kanan , ke bawah kanan lalu ke bawah kiri. 16 15 . . . . 9 Gigi tetap : 17 18 . . . . 24 25 . . . . 31 32 8 . . . .2 1

Contoh

P2 atas kanan = 13

X 1X . . . . VI Gigi susu : XI XII . . . . XV

V. . . . . . I

XVI . . . . XX

Contoh

C bawah kanan = XIII

4. Cara applegate Kebalikan cara amerika yaitu dengan menghitung dari atas kanan ke kiri ke bawah kiri lalu ke bawah kanan 1 2 .. . . 8 Gigi tetap : 32 31 . . . . 25 24 . . . . . 18 17 9 . . . . 15 16

Contoh

P2 atas kanan = 4

I II . . . . . V Gigi susu : XX XIX . . . . XVI

VI . . . . . . X

XV . . . . . . XI

Contoh

c bawah kanan = XVIII

5. Cara Haderup Gigi tetap + +

Contoh Gigi susu

P2 atas kanan = 5+

Contoh

C bawah kanan = 03 -

6. Sistem Scandinavian + = untuk gigi geligi atas = untuk gigi geligi bawah : P2 atas kanan = +5

Contoh

7. Cara G.B. Denton 2 Gigi tetap 3 Contoh : 4 1

P2 atas kanan = 2.5

b Gigi Susu c

contoh

M2 atas kiri = a.5

8. Sistem 2 angka dari International dental federation 2 Gigi tetap 3 Contoh : 4 1

P2 atas kanan = 1,5

Gigi susu 3

2 4

Contoh

M2 atas kiri = 65

9. Cara urecht / Belanda Dengan menggunakan tanda S I d s : superior / atas : inferior / bawah : dexter / kanan : sinister / kiri

Gigi tetap

Contoh

: P2 atas kanan = P2 Sd

Gigi susu

Contoh

: M2 atas kiri = m2 S

Anatomi Gigi Susu

Waktu Terjadinya Erupsi Gigi Susu Berikut ini tabel pertumbuhan dan perkembangan gigi susu: Rahang Gigi Lengkap Rahang Atas Insisivus Pertama Insisivus Kedua Kaninus Molar Pertama Molar Kedua Rahang Bawah Insisivus Pertama Insisivus Kedua Pembentukan 4 bulan inutero 4 bulan inutero 5 bulan inutero 5 bulan inutero 6 bulan inutero 4 bulan inutero 4 bulan inutero Erupsi 7 bulan 9 bulan 18 bulan 14 bulan 24 bulan 7 bulan 7 bulan Akar 1 tahun 2 tahun 3 tahun 2 tahun 3 tahun 1 tahun 1 tahun

Kaninus Molar Pertama Molar Kedua

5 bulan inutero 3 bulan inutero 6 bulan inutero

16 bulan 12 bulan 20 bulan

3 tahun 2 tahun 3 tahun

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Gigi Susu Pemberian makanan padat dan bergizi sesuai dengan tahap perkembangan anak akan membantu pertumbuhan rahang. Selain itu, ketebalan gusi menipis hingga gigipun akan cepat tumbuh. Dengan demikian faktor stimulus melalui pemberian makanan padat dan bergizi yang teksturnya disesuaikan dengan tahap perkembangan anak adalah salah satu faktor yang mempengaruhi lambat tidaknya pertumbuhan gigi seorang anak. Satu lagi pengaruh dari makanan terhadap pertumbuhan gigi selain tekstur, yaitu kecukupan asupan kalsium dan fosfor. Dalam makanan yang diasumsi anak yang sedang mengalami pertumbuhan gigi susu, harus mengandung kedua mineral tersebut (http://www.promina.co.id/pages/pengaruh-makanan-terhadap-pertumbuhan-gigi.aspx). Selain itu, gangguan gizi dan penyakit yang berkepanjangan dapat mengganggu proses kalsifikasi pada gigi susu maupun gigi permanen anak nantinya. Pembentukan struktur gigi yang sehat dan sempurna didukung oleh gizi yang cukup khususnya protein, kalsium, fosfat, dan vitamin (seperti vitamin C dan vitamin D).

PROSES TUMBUH KEMBANG GIGI SUSU Benih gigi dibentuk dari 3 organ pembentuk : 1.Organ enamel : yabg berkembang seperti tombol,tumbuh di atas lamina gigi (berasal dari ektodermal),dan berasal dari epitel,dimana lapisan dalamnya akan membentuk enamel. 2.Dental papila (organ dentin) : yang berkembang dari dasar jaringan mesenhim(jaringan pengikat permulaan)yang bersal dari mesenhim dan akan membentuk dentin dan tinggal disekitar ruang sentral dari dentin sebagai pulpa. 3.Kantung gigi (organ periodontal) : yang juga berkembang dari dasar jaringan mesenhim,yang berasal dari mesenhim dan akan membentuk struktur penyanggah gigi, sementum,tulang alveolar dan selaput periodontal. Perkembangan organ enamel berfungsi untuk membentuk jaringan pengikat bawah,yang akan berkembang dan menjadi padat,membentuk dental papila.dengan cara serupa jaringan pengikat mengelilingi organ enamel dan dental papila menjadi padat dan membentuk organ periodontal . Sebelum embrio berusia 3 minggu,stomdeum sudah terbentuk. Pada daerah ujung anterior dari embrio,ektoderma telah menyatu untuk bertemu dengan endodermal sehingga terbentuk mulut primitif(stimodeum) dan membaran bukopharingeal ,membran ini terletak kirakira pada posisi tonsil palatina yang akan terbentuk kemudian.Mulut primitif diliputi oleh ektodermal,dan dibwahnya adalah mesenhim.Ektodermal berkembang menjadi epitel mulut dan mesenhim berkembang menjadi jaringan pengikat dibwahnya . Awal perkembangan gigi Tanda-tanda pertama dari perkembangan gigi pada embrio di temukan di daerah anterior mandibula waktu usia 5-6 minggu , sesudah terjadi tanda-tanda perkembangan gigi didaerah anterior maksila kemudian berkelanjut ke arah posterior dari kedua rahang. Perkembangan dimulai dengan pembentukan lamina gigi.Dental lamina adalah suatu pita pipih yang terjadi karena penebalan jaringan epitel mulut(ektodermal) yang meluas sepanjang batas oklusal dari mandibula dan maksila pada tempat mana gigi-gigi akan muncul kemudian. Dental lamina tumbuh dari permukaan sampai dasar mesenhim. SIKLUS KEHIDUPAN GIGI 1. Tahap pertumbuhan a. Tahap inisisasi b. Tahap proliferasi c. Tahap histodiferensiasi d. Tahap morfodiferensiasi 2. Erupsi intraoseous

a. b. c. d. e.

Tahap Aposisi Tahap kalsifikasi Tahap Erupsi Tahap Atrisi Tahap resorbsi

Formasi Gigi A. Tahap Inisiasi Merupakan penebalan jaringan ektodermal,merupakan gambaran morfologi pertama dari perkembangan gigi,akan tetapi hal ini didahului oleh suatu gejala dasar induktip.Tanda-tanda pertumbuhan ektomesenhim berasal dari neural crest,menunjukkan induksi primer dalam odontogenesis.Jaringan odontogenik primer dapat dibedakan dan dikenali sebagai lamina gigi pada embrio manusia sedini mungkin . Pada awal kehamilan 28 hari. Dental lamina terlihat sebagai suatu penebalan jaringan epitel pada tepi lateral dari stomodeum,dan pada saat mana membran oropharingeal pecah .Penebalan epitel berkembang sampai batas-batas inferior lateral dari tulang maksila dan pada batas-batas superior lateral dari lengkung mandibula,dimana kedua hubungan tersebut membentuk tepi lateral dari stomodeum.Permulaan epitel odontogenik timbul kira-kira pada usia perkembangan 35 hari,pada batas inferior lateral dari tulang frontonasal,menimbulkan empat daerah asli yang terpisah dari jaringan odontogenik gigi geligi rahang atas.Gigi anterior atas berasal dari lamina gigi dalam tulang frontonasal,dan gigi posterior atas berasal dari tulang lateral rahan atas. Gigi geligi rahang bawah berkembang dari dua daerah lamina gigi kiri dan kanan.Gabungan dari 4 pita epitel odontogenik rahang atas membentuk lamina gigi yang bersambungan yang terjadi kira-kira pada usia kehamilan 37 hari.Secara bersama-sama daerah epitel edontogenik rahang bawah menyatu menjadi satu sepanjang garis tengah .Dental lamina atas dan bawah kemudian membentuk pita seperti bentuk tapal kuda .Pada beberapa tempat dibawah ridge rahang terjadi pembiakan dari sel-sel epitel dari jaringan selaput lendir mulut kedalam jaringan mesoderm yang terlihat sebagai suatu bentuk kuntum(buds formation/stage) Bila terjadi gangguan pada tahap inisiasi akan mengakibatkan kelainan : Jumlah gigi kurang dari normal(anodontia ) Jumlah gigi lebih dari normal (hyperdontia atau supernumerary tooth)

B. Tahap proliferasi Adalah gejala dimana proyeksi dari lamina gigi meluas sampai kedasar mesenhim pada tempat yang khusus dan membentuk primordia dari gigi primer(organ enamel). Sewaktu sel-sel membiak organ gigi bertambah besar ukurannya. Lembaran epitel yang lain,pita alur bibir atau vestibula lamina berkembang hampir berdekatan dan bersama-sama lamina gigi.Pita ini mengikuti. Pola pertumbuhan yang sama dengan pertumbuhan lamina gigi kecuali apabila tempatnya lebih dekat dengan permukaan wajah.Bentuk yang tidak umum dari lamina ini adalah sesusah pembentukan dari sebuah pita epitel yang padat dan lebar,sel-sel inti pecah dan meninggalkan suatu ruang yang besar dibatasi oleh jaringan epitel.ruangan ini membentuk vestibula dari mulut dan bibir , dan sisa-sisa jaringan epitel membentuk garis bibir,pipi dan gusi.Pada perkembangan dari vestibula,lamina memisahkan pipi dan bibir dari jaringan keras

stomodeum. Jaringan mesoderm mendorong jaringan epitel sehingga terbentuk topi(cap stage/clock form). Bila terjadi gangguan pada tahap proliferasi akan mengakibatkan kelaianan dalam jumlah gigi .Misalnya anodontia dan hiperdontia.

C. Tahap Histodiferensiasi Spesialisasi sel-sel yang mengalami perubahan histologis dalam susunannya (sel-sel epitel bagian dalam enamel menjadi ameloblas, sel-sel perifer dari organ dentin pulpa menjadi odontoblas). Perubahan bentuk organ gigi dari bentuk topi ke bentuk lonceng (bel). Terjadi karena kegiatan inti sel membelah diri (mitotik). Proliferasi dari sel-sel sekitar perifer dan pada bagian dalam dari cekungan organ enamel. Tahap lonceng ini ditandai oleh histodiferensiasi dan morfodiferensiasi. Peristiwa dasar dari diferensiasi sel, proliferasi, penrgeseran dan pematangan akan berlanjut sebagai dental organ melalui tahap lonceng dan aposisi. Selama tahap lonceng, lamina gigi kehilangan kelanjutannya oleh invasi mesenhim dari jaringan pengikat di sekitarnya, Tetapi lamina gigi berproliferasi terus secara teratur pada ujung distalnya untuk membentuk primordial dari gigi tetap. Jaringan epitel merangsang jaringan mesoderm dan jaringan mesoderm mendorong lagi jaringan epitel selama perkembangan dari organ enamel. Sebuah rangkaian dari perubahan sel menghasilkan 4 lapisan, yaitu : 1. Epitel bagian luar dari orgn enamel 2. Stellate reticulum Epitel bagian dalam dan organ enamel pecah menjadi : 1. Stratum intermediare, dan 2. Ameloblas Sel-sel perifer dari organ dentin menjadi odontoblas, lapisan-lapisan ini berkembang sebelum pembentukan enamel. Selama tahap pertama pada pembentukan metrics enamel, ameloblas mempengaruhi mesenhim didekatnya untuk membedakan suatu lapisan yang akan menjadi preodontoblas (lapisan antara ameloblas dan odontoblas), yang merupakan sel-sel pembentuk dentin. Bentuk terakhir dari enamel-dentin junction ditentukan oleh proses ini. Permulaan dari pembentukan matriks enamel dan dentin hanya terjadi ketika preodontoblas telah berdiferensiasi ke dalam odontoblas dan membentuk hubungan dengan ameloblas dari epitel enamel bagian dalam. Proses ini terdiri dari langkah sebagai berikut. 1. Odontoblas mulai mengeluarkan matriks predentin diantara odontoblas dan ameloblas. Matriks ini mengandung vesikel-vesikel yang berisi RNA menurut perubahan induksi di basal lamina dari ameloblas

2. Matriks vesikel dari preodontoblas dihadapi oleh membrane sel dasar preameloblas dan tampak berubah. Kontak dan induksi ini merangsang produksi dan pengeluaran dari matriks email oleh ameloblas 3. Matriks dentin yang produksinya diteruskan oleh odontoblas terjadi secara bersamaan (sel-sel odontoblas sama dengan sel-sel berbentuk bintang yang bersambungan yang hanya dapat terjadi bila ada diferensiasi sel). Odontoblas akan embentuk dentin, dentin merangsang sel-sel ameloblas yang akan membentuk email diatas dentin yang ada. Teori induksi yaitu email tidak dapat dibentuk tanpa adanya dentin. Odontoblas akan membentuk dentin ke bawah yang kemudian terlihat odontoblas terdapat pada bagian pulpa. Matriks enamel pada awalnya diendapkan pada oklusal/permukaan insisal dari perkembangan gigi. Suatu proses ini berlanjut di daerah-daerah ini, ameloblas tambahan dari arah apical membuat lingkaran servikal dan pembentukan yang terakhir dari epitalial diaphragm. DIAGRAM HISTODIFERENSIASI JANIN 14 MINGGU (bell stage)

D. Tahap Morfodiferensiasi Susunan dari sel-sel pembentuk sepanjang dentino enamel dan dentino cemental junction yang akan datang, uang member garis luar dari bentuk dan ukuran korona dan akar yang akan datang. Pola morfologi atau bentuk dasar dan ukuran relative dari gigi yang akan datang dibentuk pada tahap morfodiferensiasi. Morfodiferensiasi tidak mungkin terjadi tanpa proliferasi. Tahap lonceng yang berlanjut menandai tidak hanya histodiferensiasi yang aktif tetapi juga suatu tahap penting morfodiferensiasi dari korona dengan menggarisluarkan dentino enamel-junction yang akan datang. Hubungan dentino-enamel dan dentino-semental berbeda dan mempunyai sifat khas pada setiap gigi, sebagai suatu pola tertentu dari pemeriksaan sel. Dalam penyesuaian dengan pola ini ameloblas, odontoblas dan sementoblas mengendapkan enamel, dentin dan sementum serta member bentuk dan ukuran yang pada gigi.

Diujung dari lamina dentis kemudian dibentuk lagi tonjolan kedua (lamina dentis) yang nantinya akan menjadi gigi tetap. Tangkai gigi kemudian putus sekitar pembentukan gigi ini. Jaringan mesodermal menjadi tebal membentuk suatu kantung yang disebut dengan tulang gigi atau sakus dentis.

DIAGRAM MORFODIFERENSIASI JANIN 18 MINGGU

2. Erupsi Intraseous A. Tahap Aposisi Aposisi adalah pengendapan matriks dari struktur jaringan keras gigi. Pertumbuhan aposisi dari enamel dan dentin adalah pengendapan yang berlapis-lapis dari matriks ektraseluler. Pertumbuhan aposisi ditandai oleh pengendapan yang teratur dan berirama dari bahan ektraseluler yang tidak mempunyai kemampuan sendiri untuk pertumbuhan yang akan datang. DIAGRAM APOSISI

B. Tahap Kalsifikasi Kalsifikasi terjadi dengan pengendapan garam-garam kalsium anorganik selama pengendapan matriks. Kalsifikasi dimulai selama pengendapan matriks oleh suatu nidus kecil, selanjutnya nidus garam-garam kalsium anorganik bertambah besar oleh tambahan lapisan-lapisan yang pekat. Apabila kalsifikasi tergantung butir kalsium di dalam dentin tidak menyatu, dan tertinggal sebagai butir kalsium dasar yang terpisah didalam daerah matriks eosinofilik terendiri yang tidak terkalsifikasi. Rangsangan dari sel-sel epitel bagian dalam dan terbentuknya enamel mendorong bersatunya sel-sel epitel bagian dalam dengan sel-sel epitel bagian luar, bagian tersebut disebut Sheat Herwig, sehingga terbentuk akar. DIAGRAM KALSIFIKASI

DIAGRAM TUMBUH KEMBANG GIGI

C. Tahap Atrisi Atrisi yaitu ausnya permukaan gigi karena lamanya pemakaian waktu berfungsi. Atrisi adalah keausan pada gigi karena proses pengunyahan (Pindborg, 1970 dalam Koerniati, 2006:123). Cirinya permukaan oklusal gigi geraham terlihat aus, tonjol palatinal molar (geraham) atas aus, molar bawah tonjol bukalnya terlihat aus, dentin terlihat dan kalau ausnya banyak, warna dentin berubah. Ini terlihat jelas pada gigi depan bawah berwarna coklat seperti terbakar (Pindborg, 1970 dalam Koerniati, 2006:124). Atrisi dibagi atas 3 kategori (Pindborg, 1970 dalam Koerniati, 2006:124) : 1. Atrisi Fisiologi, merupakan keausan gigi yang dialami oleh semua individu dan hal ini dianggap normal

2. Atrisi Intensif, merupakan keausan gigi yang ekstrim atau berlebihan, oleh karena itu beberapa sebab misalnya bruxism (Jawa: kerot), kebiasaan makanan yang keras atau kasar 3. Atrisi Patologis, merupakan keausan satu gigi atau sekelompok gigi yang letaknya tidak normal Untuk membedakan ketiga macam Atrisi tersebut selain faktor penyebabnya, permukaan gigi yang telihat bisa dipakai sebagai pedoman (Pindborg, 1970 dalam Koerniati, 2006:124). Pada atrisi intensif tempat terjadinya atrisi ialah pada permukaan gigi yang sering digunakan untuk mengunyah sirih atau makan, keadaannya makin lama makin lebih parah (Koerniati, 2006:124). 4. Tahap Resorpsi Dalam ilmu kedokteran gigi, resorpsi akar adalah pengrusakan atau penghancuran yang menyebabkan kehilangan struktur gigi. Hal ini disebabkan oleh kerja sel tubuh yang menyerang bagian dari gigi. Bila kerusakan meluas ke seluruh gigi, dinamakan resorpsi gigi. Kerusakan akar yang parah dapat terjadi bila kerusakan sudah mencapai pulpa, sehingga sangat sulit untuk dirawat dan biasanya memerlukan ekstraksi gigi. Resorpsi akar terjadi akibat diferensiasi makrofag menjadi odontoklas yang akan meresorpsi sementum permukaan akar serta dentin akar. Tingkat keparahannya bervariasi dapat dilihat dari bukti-bukti berupa lubang mikroskopis yang dapat menyebabkan kehancuran pada permukaan akar. Resorpsi akar dapat disebabkan oleh tekanan pada permukaan akar gigi. Tekanan tersebut dapat berasal dari trauma, erupsi gigi ektopik yang mengenai akar gigi tetangga, infeksi, beban oklusal yang berlebihan , pertumbuhan tumor yang agresif, maupun yang tidak dapat diketahui penyebabnya atau idiopatik. Menurut Weiland, penyebab yang paling umum adalah kekuatan ortodonti.6-7 Akar gigi dilindungi oleh sementum. Sementum merupakan struktur yang menyerupai tulang. Namun sementum lebih resisten terhadap resorpsi daripada tulang. Ada sejumlah teori yang menjelaskan mengapa ini terjadi. Hipotesis yang paling umum adalah bahwa sementum lebih keras dan lebih termineralisasi dibandingkan dengan tulang. Sementum juga bersifat antiangiogenik, sehingga dapat mencegah akses osteoklas. Walaupun demikian, bila kekuatan besar diberikan pada apeks gigi, sementum juga dapat mengalami resorpsi

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CEPAT LAMBAT TUMBUH KEMBANG GIGI 1. Faktor genetic /keturunan Factor genetic merupakan factor dasar mencapai hasil akhir dari proses tumbuh kembang seseorang. Factor ini juga merupakan factor bawaananak yaitu potensi anak yang menjaadi cirri khas. Melalui genetic yang berada didalam sel telur maupun sperma, dapat ditentukan kualitas dan kuntitas pertumbuhan,misalnyasensitivitas jarongan terhadap suatu rangsangan yang diberikan. 2. Faktor lingkungan

Factor lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Factor ini disebut mileu. Lingkungan yang baik akan memungkinkan pertumbuhan potensi seseorang yang baik , sebaliknya lingkungan yang kurang baik akan membuat penghambatan potensi seseorang. Yang termasuk factor lingkungan adalah: 1. Nutrisi Nutrisi sebagai factor pertumbuhan dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang.Contoh: a) Keterlambatan waktu erupsi gigi dapat diakibatkan oleh kekurangan vitamin D dan gangguan pada kelenjar endokrin b) Kalsium sangat berpengaruh dalam pertumbuhan tulang dab gigi, bila kekurangan kalsium terjadi maka akan berakibat pada kebusukan gigi 2. Pengaruh social Pada factor social lebih ditekankan pada rangsangan .rangsangan dapat berupa mainan atau makanan yang bertekstur sedikit lebih kasar daripada makanan lunak atau cairan yang diberikan pada bayi atau permen karenyang diberikan pada anak berusia 6- 13 tahun untuk merangsang pertumbuhan gigi permanen. Bila diberi rangsangan maka otot-otot pengunyah, gigi , dan tulang rahang akan bekerja lebih keras dan member stimulasi bagi pertumbuhan perkembangan gigi

3. Factor jenis kelamin Pertumbuhan dan perkembangan gigi anak perempuan lebih cepat dibanding anak laki-laki yang disebkan oleh factor hormone esterogen yang memainkan peranan sampai usia pubertas. 4. Factor local Jarak gigi ketempat erupsi, malformasi gigi, persistensi gigi desidui, adanya gigi berlebih, trauma terhadap benih gigi, mukosa gusi yang menebal, ankilosis pada akar gigi, dan gigi sulung yang tanggal sebelum waktunya.

PENGERTIAN ERUPSI Tahap Erupsi Gigi Erupsi gigi merupakan suatu proses yang berkesinambungan dimulai dari awal pembentukan melalui beberapa tahap sampai gigi muncul ke rongga mulut. Ada dua fase yang penting dalam proses erupsi gigi, yaitu erupsi aktif dan pasif. - Erupsi aktif adalah pergerakan gigi yang didominasi oleh gerakan ke arah vertikal, sejak mahkota gigi bergerak dari tempat pembentukannya di dalam rahang sampai mencapai oklusi fungsional dalam rongga mulut.

erupsi pasif adalah pergerakan gusi ke arah apeks yang menyebabkan mahkota klinis bertambah panjang dan akar klinis bertambah pendek sebagai akibat adanya perubahan pada perlekatan epitel di daerah apikal. Erupsi gigi berhubungan erat dengan perkembangan akar. Setelah mahkota gigi terbentuk sempurna dan pembentukan email dan dentin mencapai bakal pertemuan sementum-email,maka di mulailah pembentukan akar gigi. Di sini organa email berperan penting karena organ email berbentukselubung akar epitel dari Hertwig (Hertwigh epithelial root sheath) yang akan menentukan bentuk akar gigi dan merangsang pembentukan dentin. II.3.5. USIA NORMAL ERUPSI DAN TANGGAL TUMBUH GIGI

Urutan Erupsi Gigi Desidui : Insisivus 1 Molar 1 Caninus Molar 2

Urutan Erupsi Gigi Permanen : Gigi M1 atas dan bawah, dan gigi I1 bawah

Gigi I1 atas dan gigi I2 bawah

Gigi I2 atas

Gigi C bawah

Gigi P1 atas

Gigi P1 bawah dan P2 atas Gigi C atas dan P2 bawah

Gigi M2 bawah

Gigi M2 atas

Gigi M3 atas dan bawah Kecepatan erupsi dipengaruhi oleh : a. Tingkat ekonomi Penelitian yang dilakukan oleh Clements dan Thomas,menyebutkan bahwa anak-anak yang berasal dari tingkat sosial ekonomi tinggimemperlihatkan erupsi gigi lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak yangberasal dari tingkal sosial ekonomi rendah (Andreasen, 1998). Hal iniberhubungan dengan nutrisi yang diperoleh anak-anak dengan tingkat social ekonomi tinggi lebih baik. b. Jenis Kelamin Jenis kelamin mempengaruhi waktu erupsi dan kalsifikasi gigi. Umumnya anak perempuan memiliki waktu kalsifikasi lebih cepat dari pada laki-laki(Andreasen,1998) dan waktu erupsi gigi anak laki-laki lebih lambat dari pada anak perempuan(Koch dan Poulsen, 2001). c. Faktor Keturunan (Genetik) Faktor keturunan dapat mempengaruhi kecepatan waktu erupsi gigi (Koch, dkk.,1991). Faktor genetik mempunyai pengaruh terbesar dalam menentukan waktu danurutan erupsi gigi, termasuk proses kalsifikasi (Moyers, 2001). Pengaruh faktor genetik terhadap erupsi gigi adalah sekitar 78% (Stewart, dkk., 1982; Moyers, 2001). d. Faktor Ras Perbedaan ras dapat menyebabkan perbedaan waktu dan urutan erupsi gigi permanen.Waktu erupsi gigi orang Eropa dan campuran Amerika dengan Eropa lebih lambat10daripada waktu erupsi orang Amerika berkulit hitam dan Amerika Indian (Moyers, 2001).Orang Amerika, Swiss, Perancis, Inggris, dan Swedia termasuk dalam ras yang samayaitu Kaukasoid dan tidak menunjukkan perbedaan waktu erupsi yang terlalu besar (Stewart, dkk., 1982). e. Faktor Lingkungan Pertumbuhan dan perkembangan gigi dipengaruhi oleh faktor lingkungan tetapi tidak banyak mengubah sesuatu yang telah ditentukan oleh faktor keturunan. Pengaruh faktor lingkungan terhadap waktu erupsi gigi adalah sekitar 20% (Moyers, 2001). Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor lingkungan antara lain: 1. Sosial Ekonomi Tingkat sosial ekonomi dapat mempengaruhi keadaan nutrisi, kesehatan seseorangdan faktor lainnya yang berhubungan (Stewart, dkk., 1982). Anak dengan tingkatekonomi rendah cenderung menunjukkan waktu erupsi gigi yang lebih lambatdibandingkan anak dengan tingkat ekonomi menengah (Moyers, 2001)

2. Nutrisi Faktor pemenuhan gizi dapat mempengaruhi waktu erupsi gigi dan perkembanganrahang (Djoharnas, 2000). Nutrisi sebagai faktor pertumbuhan dapat mempengaruhi erupsi dan proses kalsifikasi. Keterlambatan waktu erupsi gigi dapat dipengaruhi olehfaktor kekurangan nutrisi, seperti vitamin D dan gangguan kelenjar endokrin. Pengaruhfaktor nutrisi terhadap perkembangan gigi adalah sekitar 1% (Moyers, 2001). f. Faktor Penyakit Gangguan pada erupsi gigi permanen dapat disebabkan oleh penyakit sistemik dan beberapa sindroma, seperti : Down syndrome, Cleidocranial dysostosis, Hypothyroidism, Hypopituitarism , beberapa tipe dari Craniofacial synostosis dan Hemifacial atrophy (Stewart, dkk., 1982). g. Faktor Lokal Faktor-faktor lokal yang dapat mempengaruhi erupsi gigi adalah jarak gigi ke tempaterupsi, malformasi gigi, adanya gigi berlebih, trauma dari benih gigi, mukosa gusi yang menebal, dan gigi sulung yang tanggal sebelum waktunya (Salzmann, 1975)

REFERENSI 1. Artaria, Myrtati D. (2009) Antropologi Dental. Yogyakarta: Graha Ilmu.


2. Bass, William & Michael K.T. (Eds.) (1987) Human Osteology: A Laboratory and Field Manual. Columbia: Missouri Archeological Society, Inc.

3. Bhaskar,S.N.(1991) editor. Orbans Oral Histology and Embriology,11th edition. St.Louis: Mosby-Year Book,Inc 4. Boel, Trelia. 2009. Dental Radiologi: Prinsip dan Teknik . Medan: USU Press
5. Glinka, Josef, & Toetik Koesbardiati. Myrtati Dyah A (Ed.). (2008) Metode Pengukuran Manusia. Surabaya: Airlangga University Press. 6. Harshanur, I.W. (1995) Anatomi Gigi. Jakarta: EGC

7. Itjiningsih. 1995. Anatomi Gigi. Jakarta : EGC 8. Kelley, M.A. & Larsen, C.S. (Eds.) (1991) Advances in Dental Anthropology. New York: Willey-Liss, Inc. 9. Koentjaraningrat. (1997) Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 10. Koerniati, I. (2006) Perkembangan Perawatan Gigi Masa Depan . Padang: Andalas University Press.

11. Oral Biology, BGJ Van Rensburg.Quintessence. 1995 12. Osborn, J.W. (1981) editor. Dental Anatomy and Embrryologi

Anda mungkin juga menyukai