Anda di halaman 1dari 38

0

KATA PENGANTAR Bimillaahirrahmanirrahiim Assalamualaikum warahmatullaahi wabarakaatuh Tiada kata lain untuk menyampaikan terima kasih kepada Allah subhanahu wa Taala, yaitu ucapan syukur atas segala nikmat dengan curahan kasih sayang-Nya atas selesainya makalah dengan judul FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN Makalah ini dibuat semata-mata untuk menjadi bahan pelajaran, dan juga sebagai persyaratan untuk memenuhi nilai tugas Ujian Tengah Semester penulis dalam mata kuliah Azas-Azas Manajemen pada semester dua ini. Pada kesempatan ini penulis makalah ingin menyampaikan ucapan terima kasih atas partisipasi pembaca untuk menjadikan makalah ini sebagai makalah yang berguna dan berpengetahuan. Semoga Allah subhanahu wa Taala berkenan mencurahkan

rahmat dan hidayah-Nya. Adapun penulis berharap mudah-mudahan makalah ini dapat menambah khasanah dan pengetahuan bagi pembaca yang budiman. Segala kekurangan ataupun kelebihan dari makalah ini, saya sebagai penyusun makalah mohon maklum. Karena hanya sampai disini pengetahuan yang penulis miliki dan terbatasnya sumber referensi yang penulis dapati. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih. Wassalamualaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

Jatinangor,

Mei 2013

Yuni Kurniati (210103120082)

FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN Proses atau pendekatan operasional mempersamakan manajemen dengan apa yang dibuat seorang manajer untuk memenuhi persyaratan sebagai seorang manajer. Sebaliknya, apa yang dibuat oleh sang manajer adalah berbeda; ia adalah suatu aktivitas yang dibentuk oleh beberapa fungsi pokok, yang lantas membentuk suatu proses yang unik proses manajemen. Fungsi-fungsi pokok ini merupakan pokok pembicaraan dalam pembahasan ini. Penting untuk diingat, bahwa manajemen adalah suatu bentuk kerja. Manajer, dalam melakukan pekerjaannya, harus melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu, yang dinamakan fungsi-fungsi manajemen, yang terdiri dari: 1. Planning menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama suatu massa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai tujuan-tujuan itu. 2. Organizing mengelompokkan dan menentukan berbagai kegiatan penting dan memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan itu. 3. Staffing menentukan keperluan-keperluan sumber daya manusia, pengerahan, penyaringan, latihan dan pengembangan tenaga kerja. 4. Motivating mengarahkan atau menyalurkan perilaku manusia ke arah tujuantujuan. 5. Controlling mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan, menentukan sebabsebab penyimpangan-penyimpangan dan mengambil tindakan-tindakan korektif dimana perlu.

Rincian jenis-jenis khusus kegiatan yang terlibat dalam masing-masing fungsi manajemen. Rincian tersebut dijabarkan sebagai berikut:

FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN Perencanaan 1. Self-audit menentukan keadaan organisasi sekarang. 2. Survey lingkungan 3. Menentukan tujuan Objectives 4. Forecast ramalan keadaan-keadaan yang akan datang. 5. Melakukan tindakan-tindakan dan sumber pengerahan. 6. Evaluate pertimbangan tindakan-tindakan yang diusulkan. 7. Ubah dan sesuaikan revise and adjust rencana-rencana sehubungan dengan hasil-hasil pengawasan dan keadaan-keadaan yang berubah-ubah. 8. Communicate berhubungan terus selama proses perencanaan.

Pengorganisasian 1. Identity terapkan dengan teliti dan tentukan pekerjaan yang akan dilaksanakan. 2. Break work down bagi-bagi pekerjaan menjadi tugas-tugas setiap orang. 3. Tugas-tugas kelompok menjadi posisi-posisi. 4. Tentukan persyaratan-persyaratan setiap posisi. 5. Kelompok-kelompok posisi menjadi satuan-satuan yang dapat dipimpin dan saling berhubungan dengan baik.

6. Bagi-bagikan pekerjaan, pertanggungjawaban dan luas kekuasaan yang akan dilaksanakan. 7. Ubah dansesuaikan organisasi sehubungan dengan hasil-hasil pengawasan dan kondisi-kondisi yang berubah-ubah. 8. Berhubungan selalu selama proses pengorganisasian.

Kepegawaian 1. Tentukan keperluan-keperluan sumber daya manusia. 2. Kerahkanlah pegawai-pegawai sedapat mungkin. 3. Saringlah. 4. Latih dan kembangkan sumber-sumber daya manusia. 5. Ubah dan sesuaikan kuantitas dan kualitas sumber-sumber daya manusia sehubungan dengan hasil-hasil pengawasan dan perubahan-perubahan kondisi. 6. Berhubungan stelah dan selama proses pengisian pegawai.

Pemotivatian 1. Berhubungan dengan staf dan jelaskan tujuan-tujuan kepada bawahan. 2. Bagi-bagikan ukuran-ukuran pelaksanaan performance standards-. 3. Latih dan bimbing bawahan untuk memenuhi ukran-ukuran pelaksanaan itu. 4. Beri bawahan upah berdasarkan pelaksanaan. 5. Puji dan tegur dengan jujur. 6. Adakan lingkungan yang memberikan dorongan dengan meneruskan

keadaan yang berubah-ubah serta tuntutan-tuntutannya. 7. Ubah dan sesuaikan cara-cara memotivasikan sehubungan dengan hasil pengawasan dan kondisi yang berubah. 8. Berhubungan selalu selama proses pemotivasian.

Pengawasan 1. Terapkan ukuran-ukuran. 2. Monitor hasil-hasil dan bandingkan dengan ukuran-ukran. 3. Perbaiki penyimpangan-peyimpangan. 4. Ubah dan sesuaikan cara-cara pengawasan sehubungan dengan hasil-hasil pengawasan dan perubahan kondisi-kondisi. 5. Berhubungan selalu selama proses pengawasan.

Di bawah ini merupakan ilustrasi beberapa petunjuk umum mengenai cara bagaimana manajer pada berbagai tingkat cenderung menentukan pembagian waktu mereka. Bagaimana cara manajer ditingkat yang berbeda membagi-bagikan waktunya
Perencanaan Pucuk Menengah atas Menengah rendah Bawahan Pengorganisasian Kepegawaiam Motivasi Pengawasan

Menentukan fungsi manajemen yang paling penting adalah seperti berusaha untuk menentukan kaki yang mana yang paling penting pada sebuah kursi. Semua

kakinya adalah penting dan harus ada agar kursi itu dapat berfungsi dengan baik. Tepat seperti kursi itu, kalau salah satu dari fungsi-fungsi manajemen itu lemah, maka proses manajemen itu tidak berfungsi dengan baik. A. Definisi Perencanaan Perencanaan adalah proses memutuskan tujuan-tujuan apa yang akan dikejar selama suatu jangka waktu yang akan datang dan apa yang dilakukan agar tujuan-tujuan itu dapat tercapai. Perencanaan efektif hendaklah didasarkan atas fakta-fakta dan informasi dan tidak atas emosi dan keinginan. Seorang perencana harus mampu untuk membayangkan pola kegiatan yang diusulkan dengan jelas. Pada dasarnya perencanaan adalah suatu proses intelektual. Dengan menggunakannya, para manajer mencoba memandang ke depan, menduga-duga kemungkinan-kemungkinan, bersedia siap untuk hal tak terduga, memetakan kegiatan-kegiatan, dan mengadakan urutan-urutan yang teratur untuk mencapai tujuan-tujuan. B. Definisi Organisasi Apakah pengorganisasian itu? Adalah suatu proses pengeleompokkan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan-tujuan dan penugasan setiap kelompok kepada seorang manajer, yang mempunyai kekuasaan, yang perlu untuk mengawasi anggota-anggota kelompok. Pengorganisasian dilakukan untuk menghimpun dan mengatur semua sumbersumber yang diperlukan, termasuk manusia, sehingga pekerjaan yang dikehendaki dapat dilaksanakan dengan berhasil. Tinjauan teratas dari organizing adalah untuk membantu orang-orang dalam bekerja bersama-sama secara efektif. Seorang manajer harus mengetahui, kegiatan-

kegiatan apa yang akan diurus, siapa yang membantu dan siapa yang dibantu, saluransaluran komunikasi, pengelompokkan pekerjaan yang diikuti, hubungan-hubungan antara kelompok-kelompok kerja yang berbeda-beda susunan umum dari kelompok kerja itu. Adapun dalam pembagian kerja, maka dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu: a. Pembagian kerja secara vertical, didasarkan atas penetapan garis-garis kekuasaan dan menentukan tingkat-tingkat yang membentuk bangunan organisasi itu secara tegak. Selain dari menetapkan kekuasaan, pembagian kerja vertical memudahkan arus komunikasi dalam organisasi. b. Pembagian kerja secara horizontal, didasarakan atas speliasisasi kerja. Asumsi dasar yang melandasi pembagian kerja garis datar adalah bahwa, dengan membuat setiap tugas pekerja menjadi terperinci, makin banyak pekerjaan yang dapat dihasilkan dengan usaha yang sama melalui peningkatan efesiensi dan kualitas. Secara terperinci, pembagian kerja horizontal berakhir dengan keuntungan-keuntungan, yaitu: Lebih sedikit kecakapan diperlukan seseorang. Lebih mudah untuk memperinci kecakapan-kecakapan yang diperlukan untuk penyaringan atau tujuan-tujuan latihan. Mengulangi atau mempraktekkan kerja yang sama mengembangkan kemahiran. Penggunaan kecakapan-kecakapan secara efesiensi terutama sekali dengan menggunakan kecakapan-kecakapan terbaik setiap pekerja. Kemampuan untuk beroperasi bersama-sama.

Lebih banyak terdapat keseragaman dalam produksi akhir, jika setiap potong selalu diproduksikan oleh orang yang sama. Adapun komponen-komponen pengorganisasian dapat dibagi menjadi empat

bagian komponen, yaitu: 1. Pekerjaan, Mereka merupakan landasan bagi organisasi. Fungsi-fungsi itu dipisahpisahkan dalam fungsi-sub fungsi dan seterusnya dalam sub-sub fungsi. Hal ini dilakukan karena: (a) pembagian pekerjaan dikalangan sebuah kelompok menghendaki, bahwa pekerjaan itu harus dibagi-bagi dan (b) speliasisasi pekerjaan mengharuskan satuan-satuan tugas yang kecil. 2. Pegawai, kepada setiap orang ditugaskan suatu bagian khusus dari pekerjaan keseluruhannya, dan memeberikan pengakuan sepenuhnya kepada perhatian pegawai itu, perilakunya, pengalamannya dan kecakapannya. Pengakuan ini adalah vital dalam mengorganisir. 3. Hubungan-hubungan, ini merupakan kepentingan utama dalam pengorganisasian. Hubungan seorang pegawai dengan pekerjaan, interaksi seorang pegawai dengan yang lain dan dari satuan unit pekerjaan dengan unit yang lain, merupakan isu-isu yang menentukan pengorganisasian. 4. Lingkungan, komponen nyata yang terakhir ini dari pengorganisasian mencakup alat-alat fisik dan iklim umum, dalam mana para pegawai akan melaksanakan pekerjaan. Lokasi, peralatan, meja-meja, formulir-formulir, penerangan, semangat umum, dan sikap-sikap adalah contoh-contoh dari faktor-faktor yang menentukan lingkunngan. Lingkungan mempunyai dampak yang berarti kepada hasil-hasil yang diperoleh dari pengorganisasian. C. Definisi Pengarahan

Directing atau dalam arti kata yaitu pengarahan adalah mengintegrasikan usahausaha anggota suatu kelompok sedemikian, sehingga dengan selesainya tugas-tugas yang diserahkan kepada mereka, mereka memenuhi tujuan-tujuan individual dan kelompok. Pengarahan yang baik bukalah kediktatoran seorang pegawai harus diberi informasi yang diperlukan mengenai kuantitas, kualitas, dan batas-batas pemakaian waktu pekerjaannya. Yang paling baik pengarahan efektif dilakukan oleh seorang-perorangan untuk satu kelompok. Biasanya, ini adalah manajernya, karenaorang itu (a) mengenal orangorang bawahannya, (b) sudah biasa dengan kecakapan dan kemampuan mereka, (c) mengerti akan kapasitas-kapasitas dan perhatian mereka, (d) mengetahui apa yang dapat mereka hasilkan, dan (e) sudah mengamati perilaku mereka. Dengan semuanya ini sebagai latar belakang, maka manajer itu cukup mempunyai kualifikasi untuk memilih teknik pengarahan untuk melanjutkan tujuan-tujuan yang dicari dengan cara sebaikbaiknya. Suatu bagian penting dari pengarahan adalah memberikan perintah-perintah dan petunjuk-petunjuk. Perintah dan petunjuk dapat dimulai, stop atau membetulkan suatu kegiatan. Semua itu digunakan oleh para manajer. D. Definisi Pengawasan Dalam pembahasan mengenai arti dari pengawasan, maka akan diperoleh bebebrapa sub bagian dalam pengawasan itu sendiri, yaitu adanaya pembagian dari pengawasan menjadi: a. Pengawasan kuantitas

10

Pengawasan kuantitas dimaksudkan untuk menimbulkan arus hasil-hasil produksi yang diingini secara teratur atau jasa-jasa. Maksud pengawasan kuantitas adalah untuk terus memperhatikan bagaimana caranya berbagai-bagai hasil-hasil produksi atau jasa-jasa itu bergerak. Pengawasan kuantitas yang baik memastikan bahwa hasil-hasil produksi dan jasa-jasa yang bergerak lebih maju dari rencana maupun yang terbelakang dari rencana. Pengawasan inventaris merupakan bagian utama dari pengawasan kuantitas. Pada umumnya inventaris-inventaris dapat digolongkan menjadi: (1) bahan mentah, (2) dalam proses, atau (3) barang jadi. Inventaris bahan mentah bertindak sebagai bantalan antara pembelian dan produksi. Inventaris memberikan fleksibilitas tammbahan dengan memungkinkan organisasi untuk: Membeli, memproduksi dan mengapalkan dalam partai-partai ekonomis besar dan bukan dalam pekeraan kecil-kecilan. Memproduksikan atas dasar yang lancer dan terus menerus, bahkan kalaupun permintaan akan barang jadi atau bahan mentah mungkin turun naik. Menghindarkan persoalan-persoalan besar, kalau forecast permintaan keliru atau kalau terjadi slow-down atau penyetopan-penyetopan yang tidak terduga dalam pengadaan produksi. b. Pengawasan kualitas Kualitas adalah istilah relative berarti hal yang berbeda bagi orang yang berbeda pula. Untuk mengapus pendapat umum salah, kualitas haruslah diartikan, bahwa dalam quality control, tujuannya adalah mempertahankan kualitas yang memuaskan untuk tujuan yang dimaksudkan, bukan kualitas yang setinggi mungkin.

11

Khusus tujuan yang dicari adalah apa yang terbaik dalam istilah-istilah: (a) konsistensi dengan harga yang diminta untuk hasil produksi atau jasa itu dan (b) diberikan hasil-hasil yang memuaskan dan dapat dipercaya. Proses pengawasan kualitas didasarkan atas teori-teori dan kumungkinan statistik, yang digunakan pada saples contoh-contoh yang diproduksi dengan suatu proses. c. Pengawasan waktu Para manajer berada di bawah penekanan untuk mengurangi waktu yang dipakai untuk membaca material, menghadiri rapat dan mencapai keputusan-keputusan. Waktu adalah sumber yang terbatas. Ada beberapa hal yang dilakukan oleh para manajer untuk menggunakan waktu mereka lebih baik. Beberapa diantaranya mencakup: (a) menggunakan seorang pembantu atau seorang sekretaris untuk melindungi manajer itu dari pemborosan waktu, (b) mengadoptasi suatu kriteria hasil-hasil dari waktu manajer untuk usahausaha pembuatan keputusan, dan (c) mengumpulkan data-data waktu untuk kegiatan-kegiatan yang berlangsung dan evaluasi serta perbaikan penggunaan waktu. d. Pengawasan biaya Biaya adalah suatu pertimbangan dalam hampir semua kegiatan. Kebanyakan biaya dapat dikategorikan dalam salah satu dari lima kategori umum: (a) biaya langsung, (b) biaya material langsung, (c) biaya overhead tata usaha pabrik, (d) ongkos penjualan, dan (e) ongkos administrasi. Nama masing-masingnya sudah

menjelaskan dirinya sendiri, dengan pengecualian mungkin dari factory overhead cost, yang mencakup pembiayaan-pembiayaan untuk semua kegiatan-kegiatan manufacturing pembikinan. Suatu biaya langsung adalah suatu pengluaran yang

12

dibebankan dalam pekerjaan dalam pekerjaan langsung atas hasil produksi atau jasa suatu ongkos tidak langsung adalah ongkos yang tidak langsung. Dari pembahasan sub bagian yang ada dalam konteks pengawasan, maka dapat diambil kesimpulan dalam bagian pengawasan menyeluruh. Pengawasan menyeluruh berlaku terhadap seluruh organisasi atau sebagian besar dan tidak terbatas sampai pada kegiatan tertentu saja. Pengawasan-pengawasan ini memberikan suatu cara untuk (a) mengukur performans dari keseluruhan organisasi dan bukan dari suatu bagian saja, (b) menjamin, bahwa performans bukan dari suatu bagian saja, (c) mengawasi unit-unit yang semi-otonom.

13

Fungsi-fungsi Manajerial Tentang tata cara dan gaya seorang ilmuwan membuat klasifikasi fungsi-fungsi manajerial dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, seperti: 1. Filsafat hidup yang dianutnya; 2. Perkembangan pengetahuan yang telah dicapai; 3. Kondisi lingkungan; 4. Perkembangan teknologi dan pemanfaatannya; 5. Kondisi organisasi untuk mana fungsi-fungsi itu diselenggarakan. Akan tetapi, terlepas dari aneka ragam klasifikasi tersebut para ilmuwan telah sepakat bahwa pada dasaranya keseluruhan fungsi-fungsi manajerial dapat digolongkan kepada dua jenis fungsi utama, yaitu fungsi organic dan fungsi penunjang. Yang tergolong kepada jenis fungsi organic adalah keseluruhan fungsi utama yang mutlak perlu dilakukan oleh para manajer dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan yang dimaksud dengan fungsi penunjang adalah berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh orang-orang atau satuan-satuan kerja dalam organisasi dan dimaksudkan mendukung semua fungsi organic para manajer. Adapun klasifikasi fungsi-fungsi organic manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan, dan penilaian. Adapun penjabaran mengenai fungsi-fungsi manajemen tersebut adalah sebagai berikut: A. Hakikat Perencanaan Salah satu alasan utama menempatkan perencanaan sebagai fungsi organic manajerial yang pertama ialah karena perencanaan merupakan langkah konkret yang

14

pertama-tama diambil dalam usaha pencapaian tujuan. Artinya, perencanaan merupakan usaha konkretisasi langkah-langkah yang harus ditempuh yang dasar-dasarnya telah diletakkan dalam strategi organisasi. Adapun mengenai banyaknya cara yang dapat digunakan dalam mendefinisikan perencanaan oleh para ilmuwan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: 1. Latar belakang pendidikannya; 2. Latar belakang sosialnya; 3. Latar belakang pengalamannya; 4. Filsafat hidup orang yang bersangkutan; 5. Paradigm yang digunakan; 6. Pra-anggapan yang dijadikan acuan kerangka konseptual; 7. Pendekatan kognitif yang digunakan dalam melakukan aksentuasi tertentu; 8. Bentuk, sifat, dan jenis faktor-faktor lingkungan yang diperhitungkan; 9. Perkembangan ilmu oengetahuan dan teknologi. Akan tetapi, terlepas dari berbagai faktor pertimbangan tersebut, kerangka acuan konseptual yang biasanya mendasari pemikiran dalam membuat definisi perencanaan berangkat dari hal-hal yang sifatnya sangat fundamental seperti hal-hal berikut: 1. Efektivitas manajerial seseorang ditentukan oleh kemahirannya menyelenggarakan berbagai fungsi organic manajerial, termasuk perencanaan. 2. Definisi yang dirumuskan diharapkan mempunyai makna operasional dan tidak sekadar merupakan Rumusan teoritikal yang lepas kaitannya dengan situasi nyata yang dihadapi oleh para manajer dalam mengemudikan dan menjalankan roda organisasi.

15

3. Organisasi selalu dihadapkan kepada berbagai jenis dan bentuk keterbatasan dan karenanya melalui perencanaan yang benar, sumber dana dan daya yang terbatas akan dapat dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga memberikan kegunaan yang optimal. 4. Situasi keterbatasan yang dihadapi dalam kenyataan itu mengharuskan adanya skala prioritas kegiatan yang tajam sehingga dana dan daya yang terbatas itu digunakan terutama untuk penyelenggaraan berbagai kegiatan yang secara positif paling kuat dampaknya ke arah pencapaian tujuan dan berbagai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. 5. Rencana yang dihasilkan oleh kegiatan perencanaan harus dapat dijadikan sebagai landasan penyelenggaraan berbagai fungsi manajerial lainnya. Karena itu, dapat disimpulkab bahwa perencanaan merupakan usaha dasar dan pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa depan dalam dan oleh sesuatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Adapun dalam penyusunan rencana adalah dengan mengatakan bahwa perencanaan berarti mencari dan menemukan jawaban terhadap enam pertanyaan, yaitu: 1. Apa/What Pada dasarnya pertanyaan apa menyangkut tiga hal, yaitu apa yang akan dikerjakan, sumber dana dan daya apa yang dibutuhkan, serta sarana prasarana apa yang diperlukan. Seperti diketahui dalam setiap organisasi terdapat beraneka ragam kegiatan yang dilaksanakan. Berbagai ragam aneka kegiatan itu dapat digolongkan kepada tiga golongan besar, yaitu:

16

Kegiatan-kegiatan yang termasuk kategori kegiatan pokok Kegiatan-kegiatan penunjang Kegiatan-kegiatan yang termasuk kategori perferal Yang dimaksud dengan kegiatan-kegiatan pokok adalah rangkaian aktivitas yang secara langsung ditujukan pada pencapaian tujuan organisasi. Kegiatan-kegiatan penunjang adalah berbagai aktivitas yang mendukung usaha pencapaian tujuan, sedangkan yang bersifat peripheral adalah berbagai kegiatan yang tidak menunjang usaha dan pencapaian tujuan secara langsung, tetapi sering tidak bisa dihindarkan. Oleh Karena itu, dalam rencana yang perlu tergambar dengan jelas adalah bentuk dan sifat dari kegiatan-kegiatan pokok dan penunjang, sedangkan berbagai kegiatan yang bersifat perferal cukup dihadapi setiap kali timbul. 2. Dimana/Where Usaha mencari dan menemukan jawaban terhadap pertanyaan di mana untuk kemudian diputuskan, berkaitan dengan pemanfaatan Lokasi tempat berbagai kegiatan akan berlangsung. Dalam penentuan Lokasi, paling sedikit empat hal harus dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut: a. Efeisiensi, dalam arti bahwa segala tempat kerja yang dimiliki oleh organisasi dimanfaatkan semaksimal mungkin sehingga tidak ada space yang mubazir. b. Aksebilitas, dalam arti tergantung pada jenis kegiatan yang diselenggarakan, Lokasi tempat penyelenggaraan kegiatan tersebut adalah sedemikian rupa sehingga mudah dicapai oleh berbagai pihak yang perlu atau harus berhubungan dengan satuan kerja atau orang-orang tertentu yang menyelenggarakan kegiatan dimaksud.

17

c. Kemudahan dalam menyediakan sarana dan prasarana kerja yang diperlukan dalam menyelenggarakan kegiatan tertentu. d. Tersedianya tenaga kerja yang memenuhi berbagai persyaratan guna menjamin terlaksananya tugas dengan tingkat efeisiensi, efektivitas, dan produktivitas yang tinggi. Artinya, penentuan lokasi kegiatan tertentu harus dikaitkan dengan dua petimbangan, yaitu pertimbangan internal dan eksternal. Demi kepentingan intern organisasi, penentuan Lokasi tempat berbagai kegiatan dilaksanakan berhubungan antara lain dengan terwujudnya administrasi perkantoran yang rapid an proses produksi secara lancer. Di bidang administrasi perkantoran, misalnya yang secara khusus harus diperhitungkan adalah tata ruang. Memperhitungkan tata ruang antara lain berarti sebagai berikut: Tersedianya ruang kerja yang memadai bagi semua anggota organisasi tergantung pada jenis pekerjaan dan kedudukan orang-orang dalam organisasi. Misalnya, penentuan luas ruang kerja seorang direktur utama tentu berbeda dengan luas ruangan bagi sepuluh orang tenaga perakit pesawat televise yang kegiatannya merupakan urutan. Pembagian ruang kerja juga perlu memperhitungkan faktor keselamatan kerja. Misalnya, jika dalam pelaksanaan tugas pokok organisasi ada satuan kerja yang menangani dan mengolah bahan yang radioaktif, pengaturan ruangannyaperlu mendapat perhatian khusus bukan hanya yang menyangkut para pekerja yang secara langsung menanganinya, tetapi juga keadaan sekitarnya bahkan keadaan sekitar organisasi.

18

Pengaturan tata ruang juga harus memperhitungkan sifat kerahasiaan tugas-tugas tertentu dan dokumen-dokumen pendukungnya. Artinya, jika ada satuan kerja yang nenangani hal-hal yang sifatnya Rahasia, tindakan pengamanan yang diperlukan pun harus diambil. Sebaliknya, ada satuan-satuan kerja dalam organisasi yang karena sifat tugasnya harus mudah dicapai sebab berhubungan dengan pihak lain di dalam dan di luar organisasi. Satuan kerja yang demikian sebaiknya ditempatkan pada Lokasi yang mudah dicapai oleh pihak-pihak yang perlu mengadakan hubungan. Pertimbangan kedua menyangkut kegiatan ekstern organisasi. Misalnya, jika para pemilik saham satu perusahaan akan mendirikan pabrik baru untuk

memproduksikan barang-barang tertentu atau perusahaan jasa yang ingin memperluas usahanya. Beberapa pertimbangan yang biasanya digunakan antara lain sebagai berikut: Tersedianya bahan mentah atau bahan baku yang diperlukan untuk diolah sehingga menjadi produk tertentu. Tersedianya tenaga kerja yang sedapat mungkin berasal dari sekitar Lokasi pabrik dan perusahaan. Tersedianya jaringan angkutan dan prasarana komunikasi untuk memperlancar usaha pemasaran produk yang dihasilkan. Pasaran ke mana produk ini akan dijual. 3. Bilamana/When

19

Salah satu ciri penting yang perlu dimiliki oleh seorang manajer adalah setiap manajer dituntut sense of timing yang tinggi. Akan lebih baik lagi apabila hal itu dimilkinya secara naluriah.s Pentingnya jawaban terhadap pertanyaan bilamana terlihat pada dua hal, yaitu: Pertama, jawaban terhadap salah satu komoditi yang paling berharga yang mungkin dimilki oleh suatu organisasi. Sebagai komoditi yang berharga, nilainya terlihat pada kenyataan bahwa waktu merupakan benda dan sumber yang tidak mungkin diperbarui. Kedua, pemilikan sense of timing yang tepat. Hal ini harus dilihat tidak hanya sebagai usaha untuk menghindari berbagai jenis pemborosan yang sesungguhnya tidak boleh terjadi, tetapi juga kemampuan memanfaatkan peluang yang mungkin timbul. 4. Bagaimana/How Dalam satu rencana perlu terlihat dengan jelas jawaban terhadap pertanyaan bagaimana cara orang-orang dan berbagai satuan kerja dalam organisasi menyelenggarakan menyelesaikannya. Dalam hubungan ini, satu hal yang mutlak perlu ditetapkan oleh pimpinan organisasi ialah sampai sejauh mana formalisasi aturan main itu dilakukan. Formalisasi aturan main pada dasarnya berarti menuangkan berbagai ketentuan itu secara tertulis. Kejelasan jawaban terhadap pertanyaan bagaimana mempunyai dua makna yang sangat penting, yaitu: tugas yang menjadi tanggung jawabnya untuk

20

Pertama, untuk kepentingan operasional. Artinya, perlu kejelasan tentang teknikteknik pelaksanaan tugas untuk dijadikan pegangan oleh para pelaksana kegiatan operasional. Kedua, untuk kepentingan koordinasi. Dalam peraturan permainan harus jelas terlihat bahwa terlepas dari adanya pembagian tugas di antara orang-orang atau antara lain satuan-satuan kerja dalam organisasi, kesemuanya harus bergerak sebagai satu kesatuan yang bulat. 5. Siapa/Who Keterbatasan pengetahuan tentang manusia justru menuntut ketelitian dalam menjawab siapa dalam proses perencanaan. Jawaban terhadap pertanyaantersebut harus berakibat pada adanyakejelasan tentang seluruh kebijaksanaan di bidang ketenagakerjaan yang pada dasarnya berarti menggambarkan pola manajemen sumber daya manusia dalam organisasi yang bersangkutan. Pola manajemen itu, yaitu: a. Analisis kebutuhan tenaga kerja untuk kurun waktu berlakunya rencana dengan segala persyaratannya, bak dalam arti kuantitaif maupun kualitatif. b. Metode dan teknik pengadaan tenaga kerja yang akan digunakan antara lain dengan pemanfaatan semua saluran dan jaringan rekrutmen yang tersedia, seperti iklan, kunjungan ke sumber-sumber tenaga kerja termasuk lembaga pendidikan, kantor tenaga kerja, kantor konsultan, penampungan lamaran langsung,dan seterusnya. c. Metode dan teknik seleksi seperti ujian tertulis, ujian lisan, wawancara, dan psikotes.

21

d. Kebijaksanaan pengupahan dan penggajian dengan mempertimbangkan berbagai hal kemampuan organisasi, kewajaran, peraturan perundang-undangan tentang upah minimum, tingkat upah, dan gaji yang berlaku di pasaran kerja bagi berbagai tingkat dan jenis pekerjaan, serta prinsip keadilan. e. Penempatanyang rasional dan objektif berdasarkan berbagai kriteria seperti bakat, latar belakang pendidikan formal, pengalaman, kepribadian, dan lain sebagainya. f. Pola pembinaan karier dengan berbagai tekniknya seperti alih tugas, alih tempat, pendidikan, latihan, kebijaksanaan promosi, dan berbagai jenis kegiatan pembinaan lainnya. g. Kebijaksanaan tentang pemutusan hubungan kerja baik karena tindakan disiplin, adanya yang berhenti dengan terhormat atas permintaan sendiri, meninggal, maupun karena pemensiunan tenaga bagi yang telah mencapai usia pension. 6. Mengapa/Why Menanyakan pertanyan mengapa berarti berusaha menemukan pembenaran yang meyakinkan tentang jawaban-jawaban yang diberikan terhadap pertanyaan lainnya dalam proses perencanaan. Artinya, pertanyaan mengapa diajukan kepada jawaban yang diberikan terhadap apa, dimana, bilamana, bagaimana, dan siapa. B. Pengertian dan Hakikat Pengorganisasian Definisi sederhana pengorganisasian adalah keseluruhan proses

pengelompokkan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

22

Hasil pengorganisasian adalah organisasi. Organisasi merupakan alat yang digunakan oleh manusia untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Artinya, fungsi perorganisasian yang menghasilkan organisasi bukanlah dan tidak boleh dijadikan sebagai tujuan. Dalam penyelenggaraan fungsi pengorganisasian, terdapat lima pertanyaan yang harus djawab dengan baik, yaitu: Pertama, Siapa melakukan apa? pertanyaan ini mengundang jawaban bukan saja tentang jumlah dan kualifikasi dari orang-orang yang seyogyanya menjadi anggota organisasi, tetapi juga menyangkut penempatan dan penugasannya. Kedua, Siapa bertanggung jawab kepada siapa? telah dikatakan bahwa suatu organisasi terdiri dari satuan-satuan kerja tertentu. Artinya, suatu organisasi harus menggambarkan pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya, antara lain demi kepentingan koordinasi dan sinkronisasi, mutlak perlu terdapat kejelasan tentang hal-hal tersebut. Ketiga, Siapa yang berhubungan dengan siapa dan dalam hal apa? penyelenggaraan fungsi pengorganisasian bukan hanya pada pentinganya hubungan yang harus terlihat jelas, tetapi juga bentuk hubungan tersebut dan apa yng diharapkan dapat dipetik dari adanya hubungan yang serasi itu. Yang menjadi sasaran hubungan itu, antara lain: Penumbuhan dan pengembangan sikap kebersamaan; Penghindaran sikap yang terkotak-kotak; Kesatuan tindakan dalam penyelenggaraan berbagai kegiatan; Pencegahan timbulnya konflik antar kelompok.

23

Adapun maksud dari pertanyaan ini adalah aar terjadi hubungan sedemikian rupa sehingga seluruh satun kerja yang terdapat dalam organisasi bergerak sebagai suatu totalitas berdasarkan konsep dan pendekatan kesisteman. Adapun prinsip-prinsip organisasi dapat terwujud menjadi lima belas prinsip organisasi, yaitu sebagai berikut: 1. Kejelasan tujuan yang diingin dicapai 2. Pemahaman tujuan oleh para anggota organisasi 3. Penerimaan tujuan oleh para angota organisasi 4. Kesatuan arah 5. Kesatuan perintah 6. Fungsionalisasi 7. Delinasi berbagai tugas 8. Keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab 9. Pembagian tugas 10. Kesederhanaan struktur 11. Pola dasar organisasi yang relative permanen 12. Adanya pola pendelegasian wewenang 13. Rentang pengawasan 14. Jaminan pekerjaan 15. Keseimbangan antara jasa dan imbalan Dari tiap-tiap prinsip yang telah disebutkan di atas memiliki peran masingmasing sesuai dengan peran masing-masing. Oleh karena itu, jika sebuah organisasi tanpa satu prinsip dari empat belas prinsip, maka ketidakseimbangan yang akan terjadi pada organisasi itu sendiri.

24

Adapun tipe-tipe organisasi dapat dibagi menjadi lima tipe organisasi yang telah lama dikenal, yaitu: 1. Organisasi lini Ciri-cirinya: 1) Organisasi berukuran kecil. 2) Jumlah karyawan yang diperlukan sedikit. 3) Pemilik biasanya menjadi manajer tertinggi dalam organisasi. 4) Tujuan hendak dicapai tidak terlalu rumit. 5) Hubungan kerja antara pemimpin dan para bawahannya pada umumnya masih bersifat langsung. 6) Tingkat speliasisasi pengetahuan dan keterampilan para tenaga pelaksana masih rendah. 7) Semua anggota organisasi masih kenal satu sama lain secara pribadi. 8) Alat-alat yang dibutuhkan untuk melaksanakan berbagai kegiatan masih sederhana dan jumlahnya pun tidak banyak. 9) Struktur organisasi sederhana. 10) Produksi yang dihasilkan, baik dalam bentuk barang maupun jasa belum beraneka ragam. 2. Organisasi lini dan staf Ciri-ciri: 1) Organisasinya besar. 2) Terlibat dalam pelaksanaan berbagai kegiatan yang kompleks. 3) Jumlah pekerja yang relative banyak dengan pemilikan pengetahuan dan keterampilan yang beraneka ragam.

25

4) Hubungan kerja yang bersifat langsung antara atasan dengan para bawahan tidak mungkin selalu dilakukan. 5) Diperlukan tingkat spesialisasi manajerial dan teknis operasional yang tinggi dalam penyelenggaraan berbagai kegiatan yang beraneka ragam. 3. Organisasi fungsional Ciri-ciri: 1) Tidak terlalu menggunakan kriteria ukuran besar kecilnya organisasi. 2) Kegiatan-kegiatan organisasi diselenggarakan oleh orang-orang yang memilki keahlian dengan tingkat spesialisasi ilmiah yang tinggi. 3) Jenjang karier para anggota organisasi tidak terikat pada tingkat pangkat da jabatan structural yang diperuntukkan bagi mereka yang memimpin satuansatuan kerja yang melakukan kegiatan penunjang. 4) Orientasi ilmiah menonjol dank arena itu kebebasan bertindak di kalangan para anggota biasanya besar. 5) Pengendalian oleh pimpinan tidak terlalu ketat. 4. Organisasi matriks 5. Organisasi panitia Ciri-ciri: 1) Keberadaannya berupa penugasan kepada sekelompok orang yang dipandang mampu menyelesaikan tugas-tugas tambahan tertentu disamping tugas fungsional yang sudah menjadi tanggung jawab utama masing-masing. 2) Merupakan satuan kerja yang bersifat ekstra structural dengan wewenang yang sangat terbatas.

26

3) Keanggotaan didasarkan pada kemampuan dan keahlian para anggota yang diperkirakan akan mampu membagi waktunya antara melakukan tugas fungsionalnya dan tugas tambahan yang dipercayakan kepadanya. 4) Karena sifatnya yang sementara, hubungan antara sesama anggota biasanya informal. 5) Produktivitas kerja panitia tinggi, bukan saja karena kejelasan acuan tugas, tetapi juga karena menyangkkut reputasi professional yang bersangkutan disammping tekanan kuat dari faktor tertentu. C. Pengertian Penggerakan Penggerakan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik, dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien, efektif, dan ekonomis. D. Hakikat Pengawasan Pengawasan merupakan proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi guna lebih menjamin semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Agar kegiatan pengawasan dapat membuahkan hasilyang diharapkan, perhatian serius perlu diberikan kepada berbagai dasar pemikiran yang sifatnya fundamental, beberapa di antaranya dibahas sebagai berikut: Pertama, orientasi kerja dalam setiap organisasi adalah efisien. Bekerja secara efisien berarti menggunakan sumber-sumber yang tersedia seminimal mungkin untuk membuahkan hasil tertentu yang telah ditetapkan dalam rencana.

27

Kedua, orientasi kedua dalam penyelenggaraan berbagai kegiatan operasional adalah efektivitas. Jika seseorang berbicara tentang efektivitas sebagai orientasi kerja, artinya yang menjadi sorotan perhatiannya adalah tercapainya berbagai sasaran yang telah ditentukan tepat pada waktunya dengan menggunakan sumbersumber tertentu yang sudah dialokasikan untuk melakukan berbagai kegiatan.

Ketigaproduktivitas merupakan orientasi kerja yang ketiga. Ide yang menonjol dalam membicarakan dan mengusahakan produktivitas ialah maksimalisasi hasil yang harus dicapai berdasarkan dan dengan memanfaatkan sumber dana dan daya yang telah dialokasikan.

Keempat, pengawasan dilakukan pada waktu berbagai kegiatan sedang berlangsung dan dimaksudkan untuk mencegah jangann sampai terjadi penyimpangan, penyelewengan, dan pemborosan.

Kelima, tidak ada manajer yang dapat mengelak dari tanggung jawab melakukan pengawasan karena para pelaksana adalah manusia yang tidak sempurna.

Keenam, pengawasan akan berjalan dengan lancer apabila proses dasar pengawasan diketahui dan ditaati. Yang dimaksud dengan proses dasar itu, ialah: Penentuan standar hasil kerja, Pengukuran hasil pekerjaan, dan Koreksi terhadap penyimpangan yang mungkin terjadi. Adapun ciri-ciri yang harus dimiliki sehingga tercaainya pengawasan yang

efektif, yaitu: 1. Pengawasan harus merefleksikan sifat dari berbagai kegiatan yang diselenggarakan. 2. Pengawasan harus segera memberikan petunjuk tentang kemungkinan adanya deviasi dari rencana.

28

3. Pengawasan harus menunjukka pengecualian pada titik-titik strategis tertentu. 4. Objektivitas dalam melakukan pengawasan. 5. Keluwesan pengawasan. 6. Pengawasan harus memperhitungkan pola dasar organisasi. 7. Efisiensi pelaksanaan pengawasan. 8. Pemahaman system pengawasan oleh semua pihak yang terlibat. 9. Pengawasan mencari apa yang tidak beres. 10. Pengawasan harus bersifat membimbing. E. Pengertian Penilaian Definisi penilaian adalah pengukuran dan perbandingan hasil-hasil yang nyatanya dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai.

29

Fungsi dalam hal ini adalah sejumlah kegiatan yang meliputi berbagai jenis pekerjaan yang dapat digolongkan dalam satu kelompok sehingga membentuk suatu kesatuan administrative.

Fungsi Jenis pekerjaan yang dapat digolongkan

Sebagaimana dikatakan oleh Louis A. Allen di dalam bukunya The Professional of Management, manajemen adalah suatu jenis pekerjaan khusus yang menghendaki usaha mental dan fisik yang diperlukan untuk memimpin, merencana, menyusun, mengawasi. Sedangkan menurut para ahli lainnya menyebutkan fungsi manajemen tidak jauh berbeda dengan fungsi manajemen yang disebutkan oleh Allen, yaitu: a. Menurut Koontz Harold dan ODonel Cyril menyebutkan fungsi manajemen terbagi menjadi lima bagian, yaitu: (1) Planning, (2) Organizing, (3) Staffing, (4) Directing and leading, dan (5) Controlling. b. George R. Terry merumuskan fungsi manajemen menjadi empat fungsi pokok, yaitu:

30

(1) Planning, (2) Organizing, (3) Actuating, dan (4) Controlling. Sehubungan dengan hal itu, menurut George R. Terry perlu memahami konsep PIRO, singkatan dari people, ideas, resources, dan objectives. c. Luther Gulick (1930) mengatakan, fungsi manajemen adalah POSDCRB, singkatan dari: P = planning O = organizing S = staffing D = directing C = coordinating R = reporting B = budgeting d. Sebenarnya lama sebelumnya (1908) Henry Fayol menyebutkan bahwa tugas utama seorang manajer adalah: (1) Merencanakan (to plan), (2) Mengorganisasikan (to organize), (3) Mengkoordinasikan (to coordination), (4) Mengawasi (to control). Sesungguhnya pandangan mengenai fungsi manajemen itu tidak berbeda antara beberapa ahli tersebut, Cuma yang satu memasukkan salah satu atau dua fungsi ke

31

dalam satu fungsi, sedangkan yang lainnya membaginya lagi sehingga menjadi beberapa fungsi yang lebih terperinci. Misalnya Louis A. Allen memasukkan fungsi directing, selecting people dan staffing ke dalam satu fungsi, sedangkan Koontz dan ODonnell memisahkannya. Adapun penjabaran fungsi manajemen menurut Louis A. Allen terdiri dari: (1) Management Leading (memimpin) Memimpin adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer agar orang lain bertindak. Dalam pengertian manajemen, memimpin bukanlah proyeksi dari sifat pribadi, melainkan merupakan suatu jenis pekerjaan khusus yang terdiri dari keahlian yang dapat dikelompokkan ke dalam golongan yang sama sehingga menuntut dirinya sebagai seorang generalist. Fungsi leading ini terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu: (a) Mengambil keputusan (decision making), (b) Mengadakan komunikasi (communicating), (c) Memberikan motivasi (motivating), (d) Memilih orang-orang (selecting people), dan (e) Mengembangkan orang-orang (developing people). (2) Management Planning Meliputi beberapa kegiatan, yaitu: (a) Forecasting (meramalkan) Pekerjaan manajer dalam memperkirakan waktu yang akan datang. (b) Establishing objective (menetapkan maksud dan tujuan) Pekerjaan manajer dalam menentukan tujuan dan sasaran-sasaran (goal of target).

32

(c) Programming (mengacarakan) Menetapkan urutan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan. (d) Scheduling (mengatur tata waktu) Menetapkan urutan yang tepat. Hal ini sangat penting agar semua tindakan dapat berhasil dengan baik. (e) Budgeting (menyusun anggaran belanja) Mengalokasikan sumber-sumber daya yang ada. (f) Developing procedures (megembangkan prosedur) Menormalisasikan cara-cara pelaksanaan pekerjaan (standardize). (g) Establishing and interpreting policies (menetapkan dan menafsirkan

kebijaksanaan-kebijaksanaan: Menerapkan dasar-dasar pelaksanaan pekerjaan.

33

Untuk mengerahkan sekelompok manusia yang memiliki latar belakang pendidikan dan karakter yang berbeda-beda, seorang manajer harus menerapkan fungsifungsi manajemen untuk dapat mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi manajemen tersebut akan dijabarkan sebagai berikut: 1. Perencanaan (Planning) Perencanaan merupakan suatu fungsi manajemen yang paling utama. Pada urutanurutan kegiatan, perencanaan merupakan awal kegiatan. Fungsi yang lain akan bekerja setelah diberi arahan oleh bagian perencanaan. Oleh karena itu, perencanaan merupakan proses dasar manajemen untuk menentukan tujuan dan langkah-langkah yang harus dillakukan agar tujuan dapat tercapai. a. Pertanyaan mendasar pada perencanaan Umumnya, dalam suatu perencanaan seorang manajer atau pengambil keputusan akan memulai dengan menjawab pertanyaan 5W dan 1H sebagai berikut: (1) What. Seorang manajer harus menjawab pertanyaan, apa yang hendak dicapai dan dirumuskan dalam mencapai tujuan tertentu. (2) Why. Seorang manajer harus menjawab, mengapa hal itu yang menjadi tujuan, bukan yang lain. (3) Where. Seorang manajer harus mampu mempertanggungawabkan pemilihan Lokasi perusahaan. (4) When. Seorang manajer harus dapat dengan tepat menentukan Jadwal pekerjaan yang harus diselesaikan. (5) Who. Seorang manajer harus mempertanggungjawabkan mengapa orangorang itu yang dipilih untuk melaksanakan suatu pekerjaan, bukan orang lain.

34

(6) How.

Seorang manajer

harus

dapat

menentukan

bagaimana

cara

melaksanakan suatu pekerjaan. b. Pembagian perencanaan Dilihat dari jenjang manajemen, perencanaan dibagi menjadi tiga jenjang perencanaan sebagai berikut: (1) Perencanaan jenjang atas (2) Perencanaan jenjang menengah (3) Perencanaan jenjang bawah c. Syarat-sayarat perencanaan Perencanaan yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut: (1) Memiliki tujuan yang jelas. (2) Bersifat sederhana. (3) Memuat analisis-analisis terhadap pekerjaan yang dikerjakan. (4) Bersifat fleksibel, dalam arti dapat berubah sesuai dengan perkembangan. (5) Memiliki keseimbangan. (6) Memiliki kesan bahwa segala sesuatu itu telah tersedia serta dapat digunakan secara efektif dan berdaya guna. d. Manfaat perencanaan Sebagai langkah awal dar kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan, perencanaan memiliki manfaat-manfaat sebagai berikut: (1) Perencanaan dapat membuat pelaksanaan tugas menjadi tepat dan kegiatan tiap unit akan terorganisasi menuju ke arah yang sama. (2) Perencanaan yang disusun berdasarkan penelitian yang akurat akan menghindarkan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.

35

(3) Perencanaan memuat standar-standar atau batas-batas tindakan dan biaya sehingga memudahkan pelaksanaan pengawasan. (4) Perencanaan dapat digunakan sebagai pedoma dalam melaksanakn kegiatan, sehingga aparat pelaksana memiliki irama atau gerak dan pangdangan yang sama untuk mencapai tujuan perusahaan. 2. Pengorganisasian (Organizing) Pengorganisasian dapat diartikan sebagai keseluruhan proses pengelompokkan orang-orang, alat-alat, tugas, tanggung jawab, dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu kesatuan yang dapat digerkkan dalam rangkan mencapai tujuan. 3. Pelaksanaan (Actuating) Pelaksanaan atau tindakan adalah suatu fungsi manajemen untuk menggerakkan orang-orang agar bekerja sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Prof. Abraham Maslow dalam bukunya Motivation and Personality, orang dapat digerakkan jika telah terpenuhi kebutuhan-kebutuhan berikut ini: a. Kebutuhan fisiologis b. Kebutuhan keamanan dan keselamatan c. Kebutuhan sosial d. Kebutuhan akan prestise (harga diri) e. Kebutuhan aktualisasi diri Untuk mengerahkan orang-orang agar mau bekerja dibutuhkan kepemimpinan. Ada tiga bentuk kepemimpinan yang dikenal secara umum, yaitu: a. Otoriter b. Demokratis

36

c. bebas 4. Pengawasan (Controlling) Pengawasan merupakan fungsi penting pada suatu organisasi. Pengawasan bukan merupakan keinginan untuk mencari-cari kesalahan. Pengawasan merupakan tugas untuk membenarkan kesalahan yang terjadi demi tercapainya tujuan organisasi. Adapun secara umum, tujuan dari pengawasan adalah memastikan pekerjaan sesuai dengan rencana, mencegah adanya kesalahan, menciptakan kndisi agar karyawan bertanggung jawab dalam melaksanakan perkerjaan, mengadakan koreks terhadap kegagalan yang timbul, dan memberi jalan keluar atas suatu kesalahan. Pengawasan dapat berjalan efektif apabila memperhatikan hal-hal berikut ini: a. Jalur/urut-urutan (routing) b. Penetapan waktu (scheduling) c. Perintah pelaksanaan (dispatching) d. Tindak lanjut (Follow up)

37

DAFTAR PUSTAKA P. Siagian, Sondang. 2007. Fungsi-fungsi Manajerial. Jakarta: Bumi Aksara R. Terry, George and W. Rue, Leslie. 2001. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara M. Herujito, Yayat. 2001. Dasar-dasar Manajemen. Bogor: Grasindo S., Alam. 2006. Ekonomi Untuk SMA dan MA Kelas XII. Jakarta: ESIS Erlangga Jr, Raymond McLeod and P. Schell, George. 2008. Management Information Systems (Sistem Informasi Manajemen). Jakarta: Salemba Empat Munir Sukoco, Badri. 2007. Manajemen Administrasi Perkantoran Modern. Surabaya: Erlangga Herjanto, Eddy. ____. Manajemen Operasi Edisi Tiga. ____: Grasindo

Anda mungkin juga menyukai