Scribd Logo
Unggah

Selamat datang di Scribd!

  • 08 PK DM

    Diunggah oleh

    RizKyImanSari
    93 tayangan9 halaman
    Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai diagnosis diabetes melitus berdasarkan hasil pemeriksaan glukosa darah puasa, 2 jam sesudah makan atau setelah tes toleransi glukosa oral. Juga dijelaskan beberapa metode pemantauan kadar glukosa seperti glukosa urine, hemoglobin A1C, serta tes keton urine untuk mendeteksi ketoasidosis pada pasien diabetes.

    Deskripsi Asli:

    pk

    Hak Cipta

    © Attribution Non-Commercial (BY-NC)

    Format Tersedia

    PPT, PDF, TXT atau baca online dari Scribd

    Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

    Apakah konten ini tidak pantas?

    Laporkan Dokumen Ini
    Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai diagnosis diabetes melitus berdasarkan hasil pemeriksaan glukosa darah puasa, 2 jam sesudah makan atau setelah tes toleransi glukosa oral. Juga dijelaskan beberapa metode pemantauan kadar glukosa seperti glukosa urine, hemoglobin A1C, serta tes keton urine untuk mendeteksi ketoasidosis pada pasien diabetes.

    Hak Cipta:

    Attribution Non-Commercial (BY-NC)
    Unduh sebagai PPT, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
    Tandai sebagai konten tidak pantas
    93 tayangan9 halaman

    08 PK DM

    Diunggah oleh

    RizKyImanSari
    Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai diagnosis diabetes melitus berdasarkan hasil pemeriksaan glukosa darah puasa, 2 jam sesudah makan atau setelah tes toleransi glukosa oral. Juga dijelaskan beberapa metode pemantauan kadar glukosa seperti glukosa urine, hemoglobin A1C, serta tes keton urine untuk mendeteksi ketoasidosis pada pasien diabetes.

    Hak Cipta:

    Attribution Non-Commercial (BY-NC)
    Unduh sebagai PPT, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
    Tandai sebagai konten tidak pantas
    dari 9

    .: Diagnosis :.

    Glukosa Darah Puasa (GDP) dan 2 jam sesudah makan (2 JSM) atau sesudah beban glukosa 75 gram (2 JSB) atau acak (GDA)

    .: Glukosa Darah Normal Patologis :.


    Vena > 126 mg/dL = 7 mmol/L 200 mg/dL = 11 mmol/L 110 125 mg/dL 140 199 mg/dL < 110 mg/dL < 140 mg/dL

    DM

    GDP 2JSM/GDA GTG GDP 2JSB NORMAL GDP 2JSM

    *) Catatan : - GTG = Gangguan Toleransi Glukosa - 1 mmol/L glukosa = 18 mg/dL glukosa

    Indikasi 2JSB (TTGO) Tes Toleransi Glukosa Oral


    GDP : 110 125 mg/dL 2JSM : < 200 mg/dL DM keluarga + Gejala DM + Hamil : bayi > 4 kg, toksemia, hidramnion abortus spontan

    .: Syarat TTGO :.
    Ambulatoir, exercise minimal Bebas kopi, alkohol, rokok, kortikosteroid, diuretika, OHO Tidak stress / sakit berat Tidak ada gangguan absorbsi Diet karbohidrat > 100 kal / hari selama 3 hari

    .: Tes Toleransi Glukosa Oral :.


    Glukosa darah (mg/dL) 240 200 160 120

    30

    60

    90

    120

    Waktu (menit)

    .: Pemeriksaan Glukosa Urine (penyaring) :.


    Reduksi : Fehling / Benedict kurang spesifik positif palsu karena reduktor : fruktosa, maltosa, laktosa, vit. C, salisilat INH, PAS, penicillin 2. Enzimatik : clinistix, glukotest lebih spesifik Negatif Palsu : Usia lanjut glomerulosklerosis nilai ambang ginjal thd glukosa Infeksi saluran kemih (glukosa dikonsumsi kuman sel radang)
    1.

    .: Pemantauan :.

    Glukosa Urine : banyak kelemahan 2JSM (+OAD/Insulin) : monitor terapi GDP : utk regulasi insulin Fruktosamin/Hemoglobin A1C : status regulasi glukosa jangka panjang Fruktosamin/Hemoglobin A1C terjadi karena proses glikosilasi irreversible dari glukosa dengan protein (albumin/globin) Fruktosamin/Hemoglobin A1C berubah (meningkat/menurun) setelah perubahan glukosa minimal selama 2 minggu atau 6 minggu Protein urine : Dx nefropati

    .: Tes Keton Uria (Dng Nitroprusid) :.


    Hanya deteksi aceton/acetoacetic acid Tidak dapat deteksi hydroxy butiric acid Positif palsu pada : - starvation, diet tinggi lemak, alcoholic ketoasidosis, fever Pada diabetik ketoasidosis mayoritas OH butiric acid, sehingga tes keton uria sering negatif

    Defisiensi Insulin
    Glukosa Uptake Proteolisis Lipolisis

    As. Amino

    Nitrogen Loss

    Gliserol

    FFA

    Glukoneogenesis Hiperglikemi + Glikogenolisis Osmotic Diuresis electrolyte depletion

    Ketogenesis

    Ketonemia
    Ketonuria

    Hyptonic Loss dehydration Asidosis

    Anda mungkin juga menyukai