Anda di halaman 1dari 3

AKU ANAK MALAYSIA

Aku memegang tangan adik kecilku dengan erat. Aku bimbang kalau-kalau terlepas tangan kecil itu, aku akan kehilangannya. Kadang-kadang, dia cuba merentap tangannya. Mungkin kesakitan dek genggaman kuat tanganku. Bunyi bedilan meriam dan senapang bertalu-talu. Aku hanya memekakkan telingan. Aku terus berlari mencari tempat yang kukira selamat untuk bersembunyi. Tapak kaki kecil adikku seolah-olah tidak menjejak ke bumi. Aku tidak peduli. Keadaan kami bagaikan telur di hujung tanduk. Kalau aku leka, tamatlah riwayat kami. Aku sangat mengasihinya. Cukuplah aku kehilangan ibu bapa dan adik-adikku yang lain. Dialah saudara yang aku ada kini. Mayat bergelimpangan di sana sini. Bau hanyir menusuk hidung. Tiba-tiba, aku ternampak sepasukan tentera sedang menuju ke tempat persembunyian kami. Aku membatukan diri. Kakiku menggeletar. Kugenggam tangan adikku sambil memeluknya erat. Semoga kelibat kami tidak dilihat oleh mereka. Bunyi tembakan dan jeritan silih berganti. Aku tahu beberapa orang yang bersembunyi berhampiran dengan kami dibunuh. Giliranku bila? Aku berdoa agar kami berdua selamat. Aku tidak mahu mengikut jejak anggota keluargaku yang lain. Kami berdua sahaja waris yang tinggal bagi keturunan kami. Datuk, nenek dan kerabat yang lain telah lama tewas. Aku terus berdoa. Derapan sepatu tentera mengejutkan aku. Pelukanku semakin kemas. Ak menekup mulut adikku. Peluh memercik di dahi . Adik kecilku yang tidak mengerti apaapa mula meronta-ronta. Rontaannya yang semakin kuat menyebabkan pelukan terlerai. Adik berlari ke luar sambil menangis. Trut ! Tut ! Tut! Tut! Bunyi itu menerjah ke telingaku. Tubuh kecil adikku rebah ke bumi. Aku terpempan. Aku menerpa ke arahnya. Tubuhnya longlai dibasahi darah. Aku memeluk tubuh kaku adikku. Aku menangis semahu-mahuku. Tuhan sahaja yang mengetahui betapa luluhnya hatiku saat itu. Tubuh adikku ditembusi berpuluh-puluh buti perluru. Aku memeluknya erat. Tiba-tiba, sebutir peluru singgah tepat ke dadaku. Aku terpelanting. Sakutnya bukan kepalang. Mataku berpinar-pinar. Aku bingkas bangun. Aku mengucap panjang. Terasa lega. Bermimpi rupa-rupanya aku. Aku bersyukur kerana aku tidak perlu melalui segala kegetiran dan kesengsaraan yang dialami oleh sesetengah penduduk di negara lain. Aku berdoa semoga neegaraku tetap merdeka. Sesungguhnya, aku sangat bertuah kerana dilahirkan di bumi ini. Aku anak Malaysia.

Nama : ______________________________________________________ Tarikh : ______________

Berdasarkan petikan cerita Aku Anak Malaysia nyatakan nilai dan pengajaran yang terdapat dalam petikan tersebut.

______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________

Nama : ____________________________________________ Tarikh : ______________

Padankan ayat tersebut dengan maksud tersebut.

Ayat

Maksud

Aku hanya memekakkan telinga

Mendiamkan diri

Aku tidak peduli

Meninggal dunia

Tamatlah riwayat

Membuat tidak tahu

Aku membatukan diri

Tidak menghiraukan

Derapan sepatu

Meninggal dunia/ terkorban/mati

Anda mungkin juga menyukai