Hasil dan pembahasan Sebagai calon dokter hewan, penghayatan terhadap profesi perlu ditanamkan sejak awal.

Bidang kerja yang sangat luas mengharuskan calon-calon dokter hewan untuk dapat menguasai bidangnya secara menyeluruh walaupun pada akhirnya ada spesifikasi tertentu yang akan diambilnya sebagai bidang kajian yang lebih mendalam. Beberapa bidang yang sering ditekuni oleh dokter hewan di Indonesia adalah dokter hewan praktisi, baik untuk hewan kecil, hewan ternak, dan juga hewan yang ada di perairan. Pada salah satu kesempatan kunjungan lapang Mata Kuliah Penghayatan Profesi Kedokteran Hewan, mahasiswa FKH IPB angkatan 43 mengunjungi Seaworld Indonesia yang ada di Ancol, Jakarta Utara. Kedatangan rombongan disambut baik oleh pihak Seaworld di ruang teater. Pengenalan kondisi Seworld secara umum disampaikan oleh salah seorang staf lalu dilanjutkan dengan pembekalan materi tentang profesi dokter hewan oleh dokter hewan di Seaworld yaitu Drh. Megawati. Drh. Ega menjelaskan bahwa bidang profesi dokter hewan mencakup ruminansia, pet animal, wild animal, poultry, aquatic animal, dan equine. Materi dilanjutkan tentang pengelolaan medis untuk hewan-hewan aquatic di Seaworld. Pengelolaan medis tersebut meliputi pencegahan penyakit, penanganan kasus penyakit, penanganan biota mati, dan pendataan (medical report). Pekerjaan seorang dokter hewan untuk hal pencegahan penyakit lebih kepada pengecekan kondisi kesehatan hewan(dalam hal ini ikan) saat pertama kali datang ke Seaworld. Setelah pengecekan kondisi dilanjutkan dengan proses karantina yaitu isolasi ikan yang bertujuan untuk pencegahan keluar masuknya penyakit yang mungkin dibawa oleh ikan tersebut. Proses karantina yang dilakukan di Seaworld antara lain yang pertama dengan cara crossbathing yaitu perendaman ikan di air yang berbeda dengan air di habitat aslinya, yang kedua dengan cara kimia yaitu menambahkan bahan kimia dengan dosis tertentu ke dalam air rendaman. Proses selanjutnya adalah pemeliharaan ikan termasuk pemeriksaan kualitas air, pemberian vitamin tambahan terutama pemberian vitamin C karena tubuh ikan tidak dapat memproduksi vitamin C sendiri, serta pemeriksaan kesehatan rutin.

Pengelolaan kedua yaitu penanganan kasus penyakit setelah dilakukannya observasi gejala untuk selanjutnya diberikan penanganan medis berupa terapi supportif maupun kausatif. Pengelolaan yang ketiga yaitu penanganan biota mati. Seorang dokter hewan juga harus dapat melakukan nekropsi terhadap biota mati sebagai kajian untuk mengetaui penyebab kematian dan dapat digunakan untuk pecegahan kematian serupa pada biota yang masih hidup. Pengelolaan yang terakhir adalah pendataan atau medical report. Hal ini menjadi sangat penting untuk catatan seorang dokter hewan. Setelah pembekalan materi dicukupkan oleh dokter Ega, acara dilanjutkan dengan diskusi tentang profesi dokter hewan untuk hewan aquatic terutama yang diakukan di Seaworld. acara dilanjutkan dengan touring ke aquarium-aquarium yang ada di Seaworld. Aquarium utama dengan ukuran 36 x 24 m dan kedalaman 4,5 6 m berisi sekitar 3500 hewan laut, aquarium utama ini dapat menampung 5 juta liter air laut yang disalurkan langsung dari pantai Ancol. Aquarium utama ini tercatat sebagai aquarium air laut terbesar di Asia Tenggara. Selain aquarium utama terdapat pula aquarium yang berisi ikan duyung, ikan arapaima, piranha, naga laut, dan hiu. Terdapat pula kolam yang berisi satwa laut yang langka seperti penyu, pari, dan hiu yang dapat disentuh langsung oleh pengunjung. Yang tidak kalah unik yaitu kolam yang berisi bayi buaya putih yang mungkin karena mutasi gen, ekor buaya putih tersebut tidak tumbuh atau tidak berkembang baik sehingga orang-orang sering menyebutnya buaya buntung. Selama touring ke aquarium pun banyak juga acara lain seperti atraksi pemberian makan ikan oleh staf penyelam Seaworld dan presentasi singkat tentang deskripsi hewan laut yang ada dalam aquarium. Kunjungan rombongan ke Seaworld Indonesia berakhir pada pukul 12.30 dan rombongan melanjutkan perjalanan ke klinik hewan di daerah Sunter.