Anda di halaman 1dari 3

PERAN TROMBIN Trombin, selain mengubah fibrinogen menjadi fibrin juga mengaktifkan faktor XIII untuk menstabilkan jala

fibrin yang terbentuk, bekerja melalui mekanisme umpan balik positif untuk mempermudah pembentukan dirinya, dan meningkatkan agregasi trombosit, yang sebaliknya esensial bagi proses pembekuan darah. Karena kerja trombin mengubah molekul molekul fibrinogen yang selalu ada dalam plasma menjadi bekuan darah maka dalam keadaan normal trombin harus tidak terdapat dalam plasma kecuali di sekitar pembuluh yang rusak. Jika tidak maka darah akan selalu mengalami koagulasisuatu keadaan yang tidak memungkinkan kehidupan. Trombin dalam keadaan normal tidak terdapat di dalam plasma, namun segera tersedia untuk memicu pembentukan fibrin begitu ada pembuluh cedera. Hal ini terjadi karena eksistensi trombin dalam plasma dalam bentuk prekursor inaktif yang dinamai protrombin. JENJANG PEMBEKUAN Terdapat faktor pembekuan plasma aktif lainnya, faktor X, yang mengubah protrombin menjadi trombin; faktor X itu sendiri dalam keadaan normal terdapat dalam darah dalam bentuk inaktif dan harus diubah menjadi bentuk aktifnya oleh faktor pengaktif lainnya, demikian seterusnya. Secara bersama sama terdapat 12 faktor pembekuan plasma yang ikut serta dalam tahap tahap esensial yang menyebabkan perubahan akhir fibrinogen menjadi jala fibrin yang stabil. Faktor faktor ini diberi nama angka romawi sesuai urutan penemuannya, bukan urutan keikutsertaannya dalam proses pembekuan. Sebagian besar dari faktor pembekuan ini adalah protein plasma disintesis oleh hati. Salah satu konsekuensi penyakit hati adalah waktu pembekuan memanjang akibat berkurangnya produksi faktor faktor pembekuan. Dalam keadaan normal, faktor faktor ini selalu terdapat di dalam plasma dalam bentuk inaktif, misalnya fibrinogen dan protrombin. Berbeda dengan fibrinogen, yang diubah menjadi untai untai fibrin tak larut, protrombin dan prekursor lain, ketika diubah menjadi bentuk aktifnya, bekerja sebagai enzim proteolitik (pengurai protein). Enzim enzim ini mengaktifkan faktor spesifik lain dalam rangkaian pembekuan. Jika faktor pertama dalam sekuens ini diaktifkan maka faktor tersebut akan mengaktifkan faktor berikutnya, demikian seterusnya, dalam suatu rangkaian reaksi berantai yang dikenal sebagai jenjang pembekuan (clotting cascade), sampai

trombin mengatalisis perubahan final fibrinogen menjadi fibrin. Beberapa dari tahap tahap ini memerlukan keberadaan Ca2+ plasma dan platelet factor 3(PF3), suatu fosfolipid yang dikeluarkan oleh sumbat trombosit. Karena itu, trombosit juga berperan dalam pembentukan bekuan. JALUR INTRINSIK DAN JALUR EKSTRINSIK a. Jalur Intrinsik Jalur intrinsik memicu pembekuan dalam pembuluh yang rusak. Semua unsur yng diperlukan untuk menghasilkan pembekuan melalui jalur intrinsik terdapat di darah. Jalur ini, yang melibatkan tujuh langkah berbeda, teraktifkan jika faktor XII (faktor Hageman) diaktifkan oleh kontak dengan kolagen yang terpajan di pembuluh yang cedera. Ingatlah bahwa kolagen yang terpajan juga memicu agregasi trombosit. Karena itu, pembentukan sumbat trombosit dan reaksi berantai yang menyebabkan pembentukan bekuan secara bersamaan diaktifkan jika tejadi kerusakan pembuluh darah. Selain itu, mekanisme mekanisme hemostatik komplementer ini sling memperkuat. Agregat trombosit mengeluakan PF3, yang esensial bagi jenjang pembekuan yang selanjutnya meningkatkan ageragasi trombosit lebih lanjut. b. Jalur ekstrinsik Jalur ekstrinsik bersifat potong kompas dan hanya memerlukan empat langkah. Jalur ini, yang memerlukan kontak dengan faktor faktor jaringan yang eksternal terhadp darah, memicu pembekuan darah yang telah keluar dari jaringan. Ketika mengalami trauma, jaringan mengeluarkan suatu kompleks protein yang dikenal tromboplastin jaringan. Tromboplastin jaringan secara langsung mengaktifkan faktor X sehingga melewatkan semua tahap sebelumnya di jalur intrinsik. Dari titik ini, kedua jalur identik. Mekanisme ekstrinsik dan intrinsik biasanya bekerja bersamaan. Jika cedera jaringan menyebabkan ruptur pembuluh darah maka mekanisme intrinsik menghentikan darah di pembuluh yang cedera, sedangkan mekanisme ekstrinsik membekukan darah yang keluar dari jaringan sebelum pembuluh tertambal. Biasanya pembekuan darah terbentuk sempurna dalam tiga sampai enam menit. Referensi: Lauralee Sherwood. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, Edisi 6. 2012. Hal. 434 438

Anda mungkin juga menyukai