Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOLOGI SIKLUS REPRODUKSI HAMSTER SYRIAN (Mesocricetus auratus)

Disusun oleh: Irwin Septian F05110003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2013

BAB I PENDAHULUAN A. TUJUAN 1. Mengamati apusan vagina hamster 2. Mengamati adanya sumbat vagina pada hamster betina.

B.

DASAR TEORI Hamster Syrian merupakan hamster yang paling dikenal dan banyak

terdapat di petshop. Namun di petshop-petshop Indonesia khususnya di Jakarta sekarang ini, kebanyakan menjual Hamster Mini, sedangkan Hamster Syrian lebih sering ditemukan di pasar-pasar traditional. Ukuran hamster jenis ini adalah yang paling besar di antara hamster-hamster jenis lainnya.

Hamster Syrian adalah jenis hamster yang paling mudah dijinakan dan ramah. Di alam liar Hamster Syrian hidup menyendiri...jadi di dalam penangkaran hamster ini lebih senang sendiri. Hamster Syrian dapat menjadi sangat agresif dan bisa melukai hamster yang tinggal satu kandang dengannya. Jadi disarankan lebih baik satu kandang untuk satu hamster Sirian.

Hamster Syrian disebut juga Golden Hamster, karena mantel bulu asli mereka berwarna kuning emas meskipun sekarang banyak variasi mantel bulu dari hamster Sirian. Hamster Sirian yang berambut panjang disebut Teddy Bear Hamster namun sering juga orang menyebutkan Anggora, dengan rambut panjang disekitar perut yang menyerupai rok dan hamster Syrian betina bisa lebih besar dari yang jantan (Anonim, 2011). Siklus reproduksi adalah perubahan siklus yang terjadi pada sistem reproduksi (ovarium, oviduk, uterus dan vagina) hewan betina dewasa yang tidak hamil, yang memperlihatkan hubungan antara satu dengan yang lainnya . Siklus reproduksi pada mamalia primata disebut dengan silus menstruasi, sedangkan siklus reproduksi pada non primata disebut dengan siklus estrus (Ayuning, 2011). Pada kebanyakan vertebrata dengan pengecualian primata, kemauan menerima hewan heawan jantan terbatas selama masa yang disebut estrus atau berahi. Selama estrus, hewan-hewan betina, secara fisiologis dan psikologis dipersiapkan untuk menerima hewan-hewan jantan, dan perubahan-perubahan struktural terjadi di dalam organ-organ assesori seks betina. Hewan-hewan monoestrus menyelesaikan satu siklus estrus setiap tahun sedangkan hewanhewan poliestrus menyelesaikan dua atau lebih siklus estrus setiap tahun apabila tidak diganggu oleh kehamilan (Campbell, 2004). Dalam siklus estrus terdapat suatu periode atau masa yang disebut masa estrus dimana hewan betina berkeinginan kuat untuk melakukan koitus. Oleh karena itu, masa estrus sering disebut period of heat. Siklus etrus merupakan rangkaian kejadian yang berhubungan dengan persiapan uterus untuk menerima zigot. Tentu saja, siklus ini juga berhubungan dengan pematangan telur dan perubahan tingkah laku seksual pada mamalia. Siklus estrus terbagi atas beberapa fase yaitu proestrus, estrus, metestrus, dan diestrus. Ciri-ciri dari fase siklus estrus tersebut adalah sebagai berikut : 1. 2. Proestrus : terdapat sel epitel biasa. Estrus : terdapat sel menanduk (cornified).

3. 4.

Diestrus : terdapat sel epitel biasa dan banyak lekosit. Matestrus (kalau ada) : terdapat banyak sel epitel menanduk dan lekosit,

kemudian juga sel epitel biasa (Yatim, 1994) Struktur reproduksi eksternal betina adalah klitoris, dan dua pasang labia yang mengelilingi klitoris dan lubang vagina. Sedangkan organ reproduksi internal terdiri dari sepasang gonad dan sebuah sistem yang terdiri dari duktus dan ruangan untuk menghantarkan gamet dan menampung embrio dan fetus. Gonad betina (ovarium) berada di dala rongga abdomen, dan bertautaut melalui mesenterium ke uterus. Masing-masing ovarium terbungkus dalam kapsul pelindung yang keras dan mengandung banyak folikel. Folikel terdiri atas satu sel telur yang dikelilingi oleh satu atau lebih lapisan sel-sel folikel. Sel-sel folkel juga menghasilkan hormon seks utama betina ,yaitu estrogen (Campbell,2004). Fase estrus biasanya ditandai dengan alat kelamin luarnya, yaitu vulva yang membengkak dan berwarna kemerahan. Keberhasilan perkawinan mencit ditandai dengan adanya sumbat vagina (vaginal plug) yaitu suatu gumpalan cairan yang menutupi lubang vagina. Adanya sumbat vagina merupakan hari kehamilan ke-0. Zigot yang terbentuk dari hasil fertilisasi akan mengalami perkembangan menjadi embrio (Andre, 2011).

BAB II METODOLOGI A. WAKTU PELAKSANAAN 1. Pengamatan apusan vagina Hari/tanggal Pukul Tempat : Senin/ 10 April 2013 : 13.00 WIB-14.30 WIB : Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Untan

2. Pengamatan sumbat vagina Hari/tanggal Pukul Tempat : Selasa/ 11 April 2013 dan Rabu, 12 April 2013 : 06.00 WIB-selesai : Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Untan

B. ALAT DAN BAHAN 1. Alat Kaca objek dan kaca penutup Pepet tetes mikroskop Tempat biakan

2. Bahan Hamster Syrian (betina dan jantan) NaCl fisiologis 0,9% Metilen blue 1% Aquades

C. CARA KERJA 1. Pengamatan apusan vagina hamster Hamster betina diambil Bagian vagina disemprotkan NaCL 0,9%, kemudian dihisap cairan yang keluar 3 sampai 4 kali dengan hati-hati. Cairan yang dihisap peda pipet berwarna keruh.

Diteteskan pada kaca objek. Dibiarkan sampai kering kemudian diwarnai dengan metilen blue. Ditetesi dengan aquades dan situtup dengan kaca penutup.

2. Pengamatan sumbat vagina Hamster betina yang sudah siap kawin disatukan dengan hamster jantan. Keesokan harinya (12jam) dambil hamster betina, kemudian dipegang dengan tangan kiri, ibu jari dan telunjuk memegang tengkuknya atau leher dorsal. Dengan jari tengah, jari manis, dan kelingking memegang badan dan ekor. diamati terjadi tidaknya sumbat vagina pada hamster.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENGAMATAN NO PERLAKUAN HASIL PENGAMATAN 1 Pengamatan apusan vagina hamster 1 KETERANGAN - Perbesaran 4X10 1. Membran sel 2. Sitoplasma 3. Inti sel - Hamster mengalami tahap proestrus karena epitel tampak seperti bias - Vagina tidak berlendir - Vagina berwarna pucat

3
2 Pengamatan sumbat vagina hamster

B. PEMBAHASAN Praktikum kali ini adalah mengamati fase-fase pembiakan (estrus) pada hewan mammalia, hamster salah satunya. Hamster yang digunakan adalah hamster betina yang dewasa yang siap kawin (pembiakan/berahi) yaitu berumur 6 minggu. Fase pembiakan atau berahi ini datang secara rutin pada hewan betina yang dikenal dengan daur atau siklus estrus. Banyak hewan yang mengalami daur estrus sekali setahun, disebut Monoestrus. Terdapat pada hewan rusa, kijang, harimau, serigala, kucing

hutan, dsbnya. Ada pula yang memiliki daur beberapakali setahun disebut Polyestrus. Terdapat pada hewan Rodentia (mencit) dan hewan yang sudah turun temurun dipiara yaitu kucing dan anjing. Mencit memiliki masa estrus selama 4-5 hari. Siklus estrus, terutama yang polyestrus dapat dibedakan menjadi 4 fase yaitu Proestrus, Estrus, Met-estrus dan Di-estrus. Proestrus ialah periode pertama pertumbuhan folikel dan dihasilkannya banyak estrogen. Estrogen ini merangsang pertumbuhan seluler pada alat kelamin tambahan, terutama pada vagina dan uterus. Fase ini ditandai dengan banyaknya sel epitel yang bulat dan berinti. Selain itu, pada fase ini juga terdapat sedikit sel kornifikasi dan leukosit. Estrus merupakan klimaks fase folikel. Pada fase inilah, betina siap menerima jantan dan pada saat ini pula terjadi ovulasi (kecuali pada hewan yang memerlukan rangsangan sexuil lebih dulu untuk terjadinya ovulasi). Waktu ini betina jadi berahi atau panas. Pada apusan vagina mencit, fase ini ditandai dengan adanya sel kornifikasi atau sel epitel menanduk yang sangat banyak. Sel epitel dengan inti berdegenerasi. Meso-estrus atau met-estrus adalah perpanjangan dari fase estrus. Pada apusan vagina, fase ini ditandai dengan jumlah sel leukosit yang paling banyak dibandingkan dengan jumlah sel yang lain. Disini, juga ditemukan sel kornifikasi. Terakhir adalah fase Di-estrus, yaitu suatu fase istirahat dan tenang. Fase ini ditandai dengan jumlah leukosit, sel epitel menanduk sedikit. Ciri khas dari fase ini adalah terdapat mucus atau lendir. Pada pengamatan praktikum kali ini yang teramati adalah adanya sel epitel yang biasa, artinya hamster masih dalam keadaan proestrus. Berarti belum estrus (birahi) hal ini ditunjukkan saat sang jantan yang medekati betina namun betinanya menolak.

BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Pengamatan apusan vagina bertujuan untuk mengamati siklus reproduksi hamster. Dan pengamatan sumbat betina bertujuan untuk mengamati apakah hamster tersebut sudah mengalami perkawinan atau tidak. 2. Siklus reproduksi pada hamster terdiri atas 4 yakni proestrus, estrus, metaestrus dan diestrus. 3. Pada pengamatan apusan vagina, ditemukan fase proestrus karena memiliki ciri-ciri sel epitel bulat dan berinti. 4. Pada pengamatan sumbat vagina, tidak ditemukan sumbat vagina sehingga dismpulkan tidak terjadinya perkawinan pada hamster. B. SARAN Sebaiknya untuk kedepan, penyimpanan hamster harus lebih berhati-hati dan persiapkan kandag yang layak agar tidak terjadi lagi kecelakaan yang mengakibatkan hamset mati atau luka.

DAFTAR PUSTAKA

Andre.

2011.

Embriologi.

(Online)

http://andre4088.blogspot.com/2011/11/embriologi-bab-2.html(diakses tanggal 1 Mei 2013) Anonim. 2011. Hamster Syrian. (online). (http: klikhamster.blogspot.com diakses pada 1 Mei 2013). Ayuning, Qurota. 2011. Siklus Reproduksi. (Online)

http://qurrotaayunc.blogspot.com/2011/12/siklus-reproduksi.html (diakses tanggal 1 mei 2013) Campbell, N.A. 2004. Biologi Jilid 3.Jakarta: Erlangga. Surjono, Tien Wiati, dkk. 2007. Perkembangan Hewan. Jakarta : Universitas Terbuka. Yatim, W. 1994. Reproduksi dan Embriologi.Bandung: Tarsito.

Anda mungkin juga menyukai