Anda di halaman 1dari 9

PERKEMBANGAN BETON PRATEGANG 1. 2. 3.

3. Bahan- bahan yang tahan terhadap tekan: Batu, bata Beton Beton mutu tinggi Bahan- bahan yang tahan terhadap tarik: Bambu Tali Batang baja Kawat baja Baja mutu tinggi Bahan-bahan yang tahan terhadap tekan dan tarik: Kayu Baja struktural Beton bertulang Beton prategang

Perbedaan utama antara beton bertulang dengan beton prategang adalah: Beton bertulang mengkombinasikan beton dan tulangan baja dengan cara menyatukan dan membiarkan keduanya bekerja secara pasif sedangkan beton prategang mengkombinasikan beton mutu tinggi dan baja mutu tinggi dengan cara aktif artinya dengan menarik baja tersebut dan menahankannya ke beton sehingga membuat beton dalam keadaan tertekan. Kombinasi aktif ini akan menghasilkan perilaku yang baik dari kedua bahan. Baja adalah bahan yang daktail dan dibuat untuk bekerja dengan kekuatan tarik yang tinggi. Sedangkan beton adalah bahan yang getas namun kemampuannya menahan tarik diperbaiki dengan memberikan tekanan. Ilustrasi balok prategang terlihat pada buku-buku yang disusun pada gambar dibawah ini: beban luar buku-buku

gaya tekan

Pada awalnya pelaksanaan beton prategang tidak berhasil karena terjadi gaya tarik prategang yang rendah dalam baja akibat adanya susut dan rangkak pada beton

Panjang mula-mula

diberi gaya prategang = perpanjangan pada baja

= susut dan rangkak pada beton Akhirnya gaya prategang menjadi hilang Akibat susut dan rangkak maka balok beton akan memendek, sehingga perpanjangan baja lambat laun akan hilang dengan kata lain baja akan mengendor. Kondisi seperti ini beton prategang pada saat itu belum mampu bersaing dengan beton bertulang biasa. Pada tahun 1928 E Freyssinet (Prancis) mulai menggunakan baja mutu tinggi sebagai tendon (kabel) prategang Mutu kabel fu =1725 MPa fy = 1240 MPa Penggunaan beton prategang: Gedung Jembatan Tiang (kolom) Pipa Pelat

Definisi Beton Prategang (ACI) Beton prategang adalah beton yang mengalami tegangan internal dengan besar dan distribusi sedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi sampai batas tertentu tegangan yang terjadi akibat beban eksternal. Keuntungan Beton Prategang: 1. Seluruh penampang beton prategang menjadi efektif, sedangkan pada beton bertulang biasa hanya diatas garis netral saja yang efektif. 2. Struktur beton prategang lebih ramping 3. Struktur beton prategang tidak retak akibat beban kerja 4. Lendutan yang lebih kecil

5. Daya tahan terhadap karat lebih baik 6. Penggunaan bahan yang lebih sedikit karena menggunakan bahan mutu tinggi. Kekurangan Beton Prategang 1. Diperlukan kontrol yang lebih ketat dalam proses pembuatan 2. Kehilangan tegangan pada pemberian gaya prategang awal 3. Diperlukan biaya tambahan untuk pengangkutan Pratarik dan Pascatarik (Pretension dan Post Tension) Pada metode pratarik, tendon ditarik sebelum beton dicor. Setelah beton cukup keras tendon dipotong dan gaya prategang akan tersalur ke beton melalui lekatan. Metode ini sangat cocok bagi produksi massal tempat pengangkuran tendon balok tendon

Pada mertode pascatarik, tendon ditarik setelah beton dicor. Sebelum pengecoran dilakukan terlebih dahulu dipasang selongsong untuk alur dari tendon. Penarikan dilakukan setelah beton mencapai kekuatan yang diinginkan sesuai dengan perhitungan. Setelah penarikan dilakukan maka selongsong diisi dengan bahan grouting. selongsong tendon

Bahan Beton Beton yang dipakai pada beton prategang umumnya mempunyai kuat tekan 28-55 MPa pada umur 28 hari (benda uji silinder). Untuk benda uji kubus kira-kira 450 kg/cm2. Nilai slump berkisar 50-100 mm dengan factor air semen 0,45 Baja Baja mutu tinggi merupakan bahan yang umum dipakai pada struktur beton prategang. Baja untuk beton prategang terdiri dari: 1. Kawat baja

Kawat baja disediakan dalam bentuk gulungan, kawat dipotong dengan panjang tertentu dan dipasang di pabrik atau lapangan. Baja harus bebas dari lemak untuk menjamin rekatan antara beton dengan baja prategang. 2. Untaian kawat (strand) Kekuatan batas strand ada 2 jenis yaitu 1720 MPa dan 1860 MPa, yang lazim dipakai adalah strand dengan 7 kawat.

Strand 7 kawat Tabel spesifikasi strand 7 kawat Nominal (mm) 6,35 7,94 9,53 11,11 12,70 15,24 Luas Nominal mm2 23,22 37,42 51,61 69,68 92,9 139,35 Kuat Putus (kN) 40 64,5 89 120,1 160,1 240,2

3. Batang Baja Batang baja yang digunakan untuk beton prategang disyaratkan pada ASTM A 322, kekuatan batas minimum adalah 1000 MPa. Modulus elastisitas 1,72 105 1,93.105 MPa. Batang baja mutu tinggi tersedia pada panjang sekitar 24 m. Batang-batang baja tersedia sampai 34,9 mm Grouting Grouting dibutuhkan sebagai bahan pengisi selubung baja prategang (tendon) untuk metode pasca tarik. Untuk metode pratarik tidak dibutuhkan selubung sehingga tidak dibutuhkan grouting. Selubung terbuat dari logam yang digalvanisir. Bahan grouting berupa pasta semen. Prinsip Dasar Beton Prategang Ada 3 konsep yang dipakai dalam menganalisis penampang beton prategang: 1. Sistim prategang untuk mengubah beton menjadi bahan elastis (sentries & eksentris ) 2. Sistim prategang untuk mengubah baja mutu tinggi dengan beton (eksentris) 3. Sistim prategang untuk mencapai perimbangan beban (eksentris) 1. Konsep ini merupakan penemuan Freyssinet, pada konsep ini tidak ada tegangan tarik pada beton. Pada konsep ini beton mengalami dua sistim pembebanan 1. Gaya internal prategang 2. Beban eksternal

Bentuk yang paling sederhana adalah balok persegi diberi gaya prategang melalui tendon yang bekerja pada titik berat penampang (sentris)

Misalnya gaya prategang sebesar F, maka tegangan tekan akibat F pada beton sebesar f = Jika M adalah momen luar, maka tegangan yang timbul pada penampang: f= Distribusi tegangan pada penampang -

- +

Contoh: Balok prategang dengan ukuran penampang 400 x 800 mm terletak diatas dua tumpuan dengan bentang 8 m dibebani dengan beban merata 30 kN/m (termasuk berat sendiri). Gaya prategang efektif = 2000 kN. Hitung tegangan pada serat di tengah bentang I= M= = 1,71.1010 30. 82 = 240 kNm

Teganga serat atas: f=- = = - 6,25 5,61 = - 11,86 MPa

Tegangan serat bawah: f=- + = + = - 6,25 + 5,61 = - 0,64 MPa

Soal P tendon F A L grs netral

Balok beton prategang terjepit sebelah (over hang). Gaya yang bekerja pada tendon sebesar F. Balok memikul gaya terpusat sebesar P. Lebar balok sebesar b dan tinggi balok sebesar h. 1. Tentukan tegangan pada penampang balok pada potongan A dengan metode elastis 2. Gambarkan diagram tegangannya.

2. Sistim prategang untuk mengubah baja mutu tinggi dengan beton (eksentris) Konsep ini menggunakan beton prategang sebagai kombinasi gabungan dari baja dan beton seperti pada beton bertulang dimana baja menahan tarikan dan beton menahan tekanan. P
tendon

P C T C T Bagian balok beton bertulang

Bagian balok prategang Contoh:

Balok prategang dengan ukuran penampang 500 mm x 750 mm terletak diatas dua tumpuan dengan bentang 7,3 m dibebani dengan beban merata 45 kN/m (termasuk berat sendiri) gaya prategang efektif = 1620 kN. Hitung tegangan di serat pada penampang ditengah bentang.

750 mm
145 mm

500 mm Penyelesaian: M = ql2 = 45.7,32= 299,76 kNm Kopel internal C =T = 1620 kN yang harus bekerja dengan lengan momen sebesar

a=

= 0,185 m = 185 mm

C 145 mm T Eksentrisitas gaya tekan yang terjadi pada beton e = 185-145 = 40 mm Sehingga momen yang terjadi : M = C.e = 1620.40. 1000 = 648.105 Nmm Tegangan serat atas: f= - = = - 4,32- 1,38 = -5,7 MPa 185 mm

Tegangan serat bawah: f=- + = - 4,32+1,38 = -2,94 MPa

3. Sistim prategang untuk mencapai perimbangan beban (eksentris) Konsep ini menggunakan prategang sebagai suatu usaha untuk membuat seimbang gayagaya pada suatu batang.

h l

wb

l Balok prategang terletak diatas 2 tumpuan dengan tendon parabola F = gaya prategang L = panjang bentang h = tinggi parabola Beban yang terdistribusi secara merata kearah atas F.h = wb l2 Wb =

Contoh: Sama dengan soal sebelumnya. Hitung tegangan di serat pada penampang ditengah bentang dengan cara Load Balancing Penyelesaian Wb = = = 35,3 kN/m (arah keatas)

Besar beban kebawah pada balok adalah 45-35,3 = 9,7 kN/m Momen di tengah bentang akibat beban 9,7 kN/m sebesar: M = w l2 = 9,7.7,32 = 64,6 kNm Tegangan serat akibat momen (64,6 kNm) f= = = 1,38 MPa

Tegangan akibat gaya prategang: f= = = 4,32 MPa

Tegangan serat atas : f = - 4,32 1,38 = - 5,7 MPa Tegangan serat bawah : f = - 4,32 + 1,38 = - 2,94 MPa
1,38 4,32 5,7

+
1,38

4,32

2,94

Anda mungkin juga menyukai