Kusta Pada Kehamilan
Kusta Pada Kehamilan
perburukan ke episode ENL saat kehamilan. Duncan juga melaporkan 76 wanita dengan kusta multibasilar (LL 32 kasus, BL 44 kasus) saat hamil dan menyusui, 38% diantaranya berkembang ke episode ENL. Episode inisial ENL pertama kali terjadi pada trimester I kehamilan dan 15 bulan post partum. Keadaan janin dalam masa kehamilan pada ibu dengan kusta merupakan masalah yang penting. Beberapa masalah obstetri telah dilaporkan pada wanita hamil dengan kusta tanpa melihat tipe kusta tersebut. Komplikasi kehamilan dan prematuritas menjadi masalah utama pada wanita hamil dengan kusta. Penelitian yang dilakukan di Etiopia didapatkan kelahiran bayi dengan ibu menderita kusta memilki berat badan lahir yang rendah. Pada penelitian yang sama kemudian dilakukan uji estrogen pada usia kehamilan 32-40 minggu diperoleh kadar estrogen yang rendah. Hal ini dapat menjelaskan keadaan berat badan lahir yang rendah disebabkan penurunan perfusi uteroplasenta. Efek kehamilan pada wanita penderita kusta 1. Perburukan penyakit kusta a) Wanita yang telah terinfeksi M. leprae dan dalam masa inkubasi kusta akan memperlihatkan tanda-tanda penyakit ini saat kehamilan dan paling cepat saat puerperium. b) Wanita yang telah terbukti kusta mengalami perburukan saat kehamilan dan puerperium, dan perburukan ini berhubungan dengan kerusakan fungsi saraf. Alasan mengapa pada keadaan diatas terjadi disebabkan penurunan CMI selama kehamilan. Alasan lain yang juga dapat menerangkan yaitu peningkatan sirkulasi tiroksin (T4) selama kehamilan disebabkan eksaserbasi penyakit ini ; terdapat peningkatan yang cepat dari T4 selama kehamilan sampai dua kali dari keadaan normal pada trimester ketiga, dengan penurunan sampai satu dan setengah kali seminggu postpartum. 2. Infeksi Selama kehamilan wanita mengalami penuruan resistensi terhadap infeksi virus (influenza, poliomyelitis, herpes, rubella, hepatitis), dan juga infeksi
3. Peningkatan insidensi reaksi kusta a) Reaksi tipe I. Pada reaksi upgrading (reversal) biasanya terjadi selama puerperium ketika CMI tertekan oleh adanya kehamilan. Reaksi downgrading bisa terjadi karena penurunan CMI, dan sering terjadi pada trimester ketiga. b) Reaksi tipe II (ENL). Pada reaksi tipe ini sering terjadi saat kehamilan trimester ketiga dan puerperium, tetapi bisa juga menjadi komplikasi pada awal kehamilan karena stress mental, dan dalam beberapa tahap kehamilan karena peningkatan insidensi infeksi. Kedua faktor diatas diketahui dapat meningkatkan resiko terjadinya reaksi kusta tipe II. Pada puerperium, reaksi ini berhubungan dengan stress fisik dari proses persalinan dan kembalinya ke keadaan normal peningkatan plasma ACTH dan kortisol pada trimester kedua dan ketiga.