Anda di halaman 1dari 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi Bronkitis akut adalah peradangan pada bronkus disebabkan oleh infeksi saluran nafas yang ditandai dengan batuk (berdahak maupun tidak berdahak) yang berlangsung hingga 3minggu.Sebagian besar bronkitis akut disebabkan oleh infeksi virus dan dapat sembuh dengansendirinya, sehingga tidak memerlukan antibiotik. Meski ringan, namun adakalanya sangat mengganggu, terutama jika disertai sesak, dada terasa berat, dan batuk berkepanjangan. Antibiotik diperlukan apabila bronkitis akut disebabkan oleh infeksi bakteri (pada sebagian ke il kasus bronkitis akut). !amun dokter masih sering memberikan antibiotik pada pengobatan bronkitis akut. "adahal antibiotik tidak memper epat penyembuhan pada bronkitis akut tanpa komplikasi, dan justru pemberian antibiotik yang berlebihan dapat meningkatkan kekebalan kuman (resistensi) terhadap antibiotik.

2. Etiologi Bronkitis akut dapat disebabkan oleh # $ %nfeksi virus &'( # adenovirus, influen)a virus, parainfluen)a virus, rhinovirus, dan lain$lain.

$ $ $

%nfeksi bakteri # Bordatella pertussis, Bordatella parapertussis, *aemophilusinfluen)ae, Strepto o us pneumoniae, atau bakteri atipik (My oplasma pneumoniae,+hlamydia pneumonia, ,egionella) -amur !oninfeksi # polusi udara, rokok, dan lain$lain

3. Epidemiologi $ Bonkitis akut paling banyak terjadi pada anak kurang dari . tahun, dengan pun ak lainterlihat pada kelompok anak usia &$/0 tahun. 1emudian bron hitis kronik dapat mengenai orang dengan semua umur namun lebih banyak pada orang diatas 20 tahun. $ ,ebih sering terjadi di musim dingin (di daerah non$tropis) atau musim hujan (didaerah tropis) $ Mulai seperti %S!A biasa, lalu turun ke ba3ah sesudah . 4 2 hari. 4. Patofisiologi Bron hitis akut terjadi karena adanya respon inflamasi dari membrane mukosa bronkus."ada orang de3asa, bron hitis kronik terjadi akibat hipersekresi mu us dalam bronkus karenahipertrofi kelenjar submukosa dan penambahan jumlah sel goblet dalam epitel saluran nafas. "ada sebagian besar pasien, hal ini disebabkan oleh paparan asap rokok. "embersihanmukosiliar menjadi terhambat karena produksi mu us yang berlebihan dan kehilangan silia,menyebabkan batuk produktif. Pada ana !ana , bron hitis kronik disebabkan oleh respon endogen, trauma akut saluran pernafasan, atau paparan allergen atau iritan se ara terus$menerus. Saluran nafas akan dengan epat merespon dengan bronkospasme dan batuk, diikuti inflamasi, udem, dan produksimu us. Apabila terjadi paparan se ara kronik terhadap epithelium pernafasan, seperti aspirasi yang rekuren atau infeksi virus berulang, dapat menyebabkan terjadinya bron hitis kronik pada anak$anak. Bakteri pathogen yang paling banyak menyebabkan infeksi saluran respirasi bagian ba3ah pada anak$anak adalah Strepto o us pneumoniae, *aemophilus influen)ae dan Mora5ella atarrhalis dapat pathogen pada balita (umur 60 tahun), sedangkan My oplasma pneumoniae pada anak usia sekolah (umur 70$/8 tahun).

5. Manifestasi Klinis

9ejala utama bronkitis akut adalah batuk$batuk yang dapat berlangsung .$3 minggu. Batuk bisa atau tanpa disertai dahak. :ahak dapat ber3arna jernih, putih, kuning kehijauan,atau hijau. Selain batuk, bronkitis akut dapat disertai gejala berikut ini # /. :emam, .. Sesak napas, 3. Bunyi napas mengi atau 4 ngik 2. ;asa tidak nyaman di dada atau sakit dada 9ejala bronkitis akut tidaklah spesifik dan menyerupai gejala infeksi saluran pernafasan lainnya. Bronkitis akut akibat virus biasanya mengikuti gejala < gejala infeksi saluran respiratori seperti rhinitis dan faringitis. Batuk biasanya mun ul 3 < 2 hari setelah rhinitis. Batuk pada mulanya keras dan kering, kemudian seringkali berkembang menjadi batuk lepas yang ringan dan produktif. 1arena anak < anak biasanya tidak membuang lendir tapi menelannya, maka dapat terjadi gejala muntah pada saat batuk keras dan memun ak. "ada anak yang lebih besar, keluhan utama dapat berupa produksi sputum dengan batuk serta nyeri dada pada keadaaan yang lebih berat. 1arena bron hitis akut biasanya merupakan kondisi yang tidak berat dan dapat membaik sendiri, maka proses patologis yang terjadi masih belum diketahui se ara jelasa karena kurangnya ketersediaanjaringan untuk pemeriksaan. =ang diketahui adalah adanya peningkatan aktivitas kelenjar mu us dan terjadinya deskuamasi sel < sel epitel bersilia. Adanya infiltrasi leukosit "M! ke dalam dinding serta lumen saluran respiratori menyebabkan sekresi tampak purulen. Akan tetapi karena migrasi leukosit ini merupakan reaksi nonspesifik terhadap kerusakan jalan napas, maka sputum yang purulen tidak harus menunjukkan adanya superinfeksi bakteri. "emeriksaan auskultasi dada biasanya tidak khas pada stadium a3al. Seiring perkembangan dan progresivitas batuk, dapat terdengar berbagai ma am ronki, suara napas yang berat dan kasar, 3hee)ing ataupun suara kombinasi. *asil pemeriksaan radiologist biasanya normal atau didapatkan orakan bron hial. "ada umumnya gejala akan menghilang dalam /' $/2 hari. Bila tanda < tanda klinis menetap hingga . < 3 minggu, perlu di urigai adanya infeksi kronis. Selain itu dapat pula terjadi infeksi sekunder. 9ejala bronkitis akut tidaklah spesifik dan menyerupai gejala infeksi saluran pernafasan lainnya. >leh karena itu sebelum memikirkan bronkitis akut, perlu dipikirkan kemungkinan lainnya seperti pneumonia, common cold, asma akut, eksaserbasi akut bronkitis kronik dan "">1 (Sidney S. Braman, .''?). ".Diagnosis :iagnosis dari bronkitis akut dapat ditegakkan bila@ pada anamnesa pasien mempunyai gejala batuk yang timbul tiba < tiba dengan atau tanpa sputum dan tanpa adanya bukti pasien menderita pneumonia, common cold, asma akut, eksaserbasi akut bronkitis kronik dan penyakit paru obstruktif kronik ("">1). "ada pemeriksaan fisik pada stadium a3al biasanya tidak khas. :apat ditemukan adanya demam, gejala rinitis sebagai manifestasi pengiring, atau faring hiperemis. Sejalan dengan perkembangan serta progresivitas batuk, pada auskultasi dada dapat terdengar ronki, wheezing, ekspirium diperpanjang atau tanda obstruksi lainnya. Bila lendir banyak dan tidak terlalu lengket akan terdengar ronki basah. (Sidney S. Braman, .''?). :alam suatu penelitian terdapat metode untuk menyingkirkan kemungkinan pneumonia pada pasien dengan batuk disertai dengan produksi sputum yang di urigai menderita bronkitis akut, yang antara lain bila tidak ditemukan keadaan sebagai berikut# A :enyut jantung 7 /'' kali per menit A Brekuensi napas 7 .2 kali per menit

A Suhu 7 38C+ A "ada pemeriksaan fisik paru tidak terdapat fo al konsolidasi dan peningkatan suara napas. Bila keadaan tersebut tidak ditemukan, kemungkinan pneumonia dapat disingkirkan dan dapat mengurangi kebutuhan untuk foto thora5 (Sidney S. Braman, .''?). Didak ada pemeriksaan penunjang yang memberikan hasil definitif untuk diagnosis bronkitis. "emeriksaan kultur dahak diperlukan bila etiologi bronkitis harus ditemukan untuk kepentingan terapi. *al ini biasanya diperlukan pada bronkitis kronis. "ada bronkitis akut pemeriksaan ini tidak berarti banyak karena sebagian besar penyebabnya adalah virus."emeriksaan radiologis biasanya normal atau tampak orakan bronkial meningkat. "ada beberapa penderita menunjukkan adanya penurunan ringan uji fungsi paru. Akan tetapi uji ini tidak perlu dilakukan pada penderita yang sebelumnya sehat. (Sidney S. Braman, .''?). #.Tatala sana Suatu studi penelitian menyebutkan bah3a beberapa pasien dengan bronkitis akut sering mendapatkan terapi yang tidak tepat dan gejala batuk yang mereka derita seringkali berasal dari asma akut, eksaserbasi akut bronkitis kronik atau common cold. Beberapa penelitian menyebutkan terapi untuk bronkitis akut hanya untuk meringankan gejala klinis saja dan tidak perlu pemberian antibiotik dikarenakan penyakit ini disebabkan oleh virus (Sidney S. Braman, .''?). #.1 Pem$e%ian Anti$ioti Beberapa studi menyebutkan, bah3a sekitar ?0 < 8' ( pasien dengan bronkitis akut menerima terapi antibiotik meskipun seperti telah diketahui bah3a pemberian antibiotik sendiri tidak efektif (,inder -, Sim %, .''E). "asien dengan usia tua paling sering menerima antibiotik dan sekitar sebagian dari mereka menerima terapi antibiotik dengan spektrum luas (Steinman M, Sauaia A, Masseli -, et al. .''?).Dren pemberian antibiotik spektrum luas juga dapat dijumpai di praktek dokter < dokter pada umumnya (Steinman M, ,andefeld +, 9on)ales ;, .''8). "ada pasien bronkitis akut yang mempunyai kebiasaan merokok, sekitar &'( menerima antibiotik, dimana sampai saat ini belum ada bukti klinis yang menunjukkan bah3a pasien bronkitis akut yang merokok dan tidak mempunyai ri3ayat "">1 lebih perlu diberikan antibiotik dibandingkan dengan pasien dengan bronkitis akut yang tidak merokok. Derdapat beberapa penelitian mengenai kegunaan antibiotik terhadap pengurangan lama batuk dan tingkat keparahan batuk pada bronkitis akut. :alam praktek dokter di klinik, banyak pasien dengan bronkitis akut yang minta diberikan antibiotik dan sebaiknya hal ini ditangani dengan memberikan penjelasan mengenai tidak perlunya penggunaan obat tersebut dan justru pemberian antibiotik yang berlebihan dapat meningkatkan kekebalan kuman (resistensi) terhadap antibiotik (Sno3 F, Mottur$ "ilson +, 9on)ales ;, .''&). !amun begitu, penggunaan antibiotik diperlukan pada pasien bronkitis akut yang di urigai atau telah dipastikan diakibatkan oleh infeksi bakteri pertusis atau seiring masa perjalanan penyakit terdapat perubahan 3arna sputum. "engobatan dengan eritromisin (atau dengan trimetroprimGsulfametoksa)ol bila makrolid tidak dapat diberikan) dalam hal ini diperbolehkan. "asien juga dianjurkan untuk dira3at dalam ruang isolasi selama 0 hari (Sidney S. Braman, .''?). #.2 B%on odilato%

:alam suatu studi penelitian dari +o hrane, penggunaan bronkodilator tidak direkomendasikan sebagai terapi untuk bronkitis akut tanpa komplikasi. ;ingkasan statistik dari penelitian +o hrane tidak menegaskan adanya keuntungan dari penggunaan H$agonists oral maupun dalam mengurangi gejala batuk pada pasien dengan bronkhitis akut (*ueston I-, .''8). !amun, pada kelompok subgrup dari penelitian ini yakni pasien bronkhitis akut dengan gejala obstruksi saluran napas dan terdapat wheezing, penggunaan bronkodilator justru mempunyai nilai kegunaan.Jfek samping dari penggunaan H$ agonists antara lain, tremor, gelisah dan tangan gemetar (Smu ny -, Blynn +, Be ker ,, et al, .''E). "enggunaan antikolinergik oral untuk meringankan gejala batuk pada bronkitis akut sampai saat ini belum diteliti dan oleh karena itu tidak dianjurkan (Sidney S. Braman, .''?). #.3 Antit&sif "enggunaan odein atau dekstrometorphan untuk mengurangi frekuensi batuk dan perburukannya pada pasien bronkitis akut sampai saat ini belum diteliti se ara sistematis. :ikarenakan pada penelitian sebelumnya, penggunaan kedua obat tersebut terbukti efektif untuk mengurangi gejala batuk untuk pasien dengan bronkitis kronik, maka penggunaan pada bronkitis akut diperkirakan memiliki nilai kegunaan. Suatu penelitian mengenai penggunaan kedua obat tersebut untuk mengurangi gejala batuk pada common cold dan penyakit saluran napas akibat virus, menunjukkan hasil yang beragam dan tidak direkomendasikan untuk sering digunakan dalam praktek keseharian (,ee ", -a3ad M, J les ;, .''8). !amun, beberapa studi menunjukkan bah3a kedua obat ini juga efektif dalam menurunkan frekuensi batuk per harinya. :alam suatu penelitian, sebanyak E/' orang de3asa dengan infeksi saluran pernapasan atas dan gejala batuk, se ara a ak diberikan dosis tunggal 3' mg :ekstromethorpan hydrobromide atau pla ebo dan gejala batuk kemudian di analisa se ara objektif menggunakan rekaman batuk se ara berkelanjutan. *asilnya menunjukkan bah3a batuk berkurang dalam periode 2 jam pengamatan ("avesi ,, Subburaj S, "orter < Sha3 1, .''&). :ikarenakan pada penelitian ini disebutkan bah3a gejala batuk lebih banyak berasal dari bronkitis akut, maka penggunaan antitusif sebagai terapi empiris untuk batuk pada bronkitis akut dapat digunakan (Sidney S. Braman, .''?). #.4 Agen '& oliti "enggunaan ekspektoran dan mukolitik belum memilki bukti klinis yang menguntungkan dalam pengobatan batuk pada bronkitis akut di beberapa penelitian, meskipun terbukti bah3a efek samping obat minimal (Sidney S. Braman, .''?).

DA(TA) PUSTAKA Sidne* S. B%aman. +,%oni- +o&g, D&e to A-&te B%on-,itis .A++P E/iden-e! Based +lini-al P%a-ti-e 0&idelines. +,est Jo&%nal. 211"2123234S!113S. Pa/esi 56 S&$$&%a7 S6 Po%te% 8 S,a9 K. Appli-ation and /alidation of a -omp&te%i:ed -o&g, a-;&isition s*stem fo% o$7e-ti/e monito%ing of a-&te -o&g,. +,est 21132 121. 11218112<. Sno9 =6 'ott&%!Pilson +6 0on:ales ). P%in-iples of app%op%iate anti$ioti&se fo% t%eatment of a-&te $%on-,itis in ad&lts. Ann Inte%n 'ed 21132 134.41<8 421. Steinman '6 5andefeld +6 0on:ales ). P%edi-to%s of $%oad spe-t%&m anti$iotip%es-%i$ing fo% a-&te %espi%ato%* t%a-t infe-tions in ad&lt p%ima%* -a%e. JA'A 211<2 2<3.#138#24. ,ttp.>>999.s-%i$d.-om>do->"1434323>BAB!II!B%on itis!A &t6 di&nd&, tanggal 23 'a%et 2112

Anda mungkin juga menyukai