Anda di halaman 1dari 18

Pemberian Tablet Ampicillin Pada Penderita

Bronkitis Akut Yang Disebabkan Oleh

Bakteri

Tugas Farmasi

Oleh:

Astri Primadani Ekna Hardianti

NPM: 13700020 / 2013 B

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

SURABAYA

2016
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pada saat ini, banyak hal yang memicu kita terserang penyakit.

Pemicu biasanya juga datang dari lingkungan yang kotor atau kurang sehat

dan cuaca yang tidak menentu. Biasanya lingkungan dan cuaca tersebut

menimbulkan alergi, polusi udara dan infeksi saluran napas atas yang

memudahkan terjadinya bronkitis akut.

Bronkitis akut telah menjadi istilah yang digunakan untuk infeksi

saluran pernapasan akut yang dimanifestasikan dan didominasi oleh batuk

dengan atau tanpa produksi dahak yang berlangsung sampai 3 minggu

(Sidney S. Braman, MD, FCCP, 2006).

Di Amerika Serikat, banyak dokter yang mendiagnosis bronkitis akut

dengan gejala batuk. Setiap tahun kasus bronkitis akut dilaporkan mencapai

5% dari keseluruhan populasi. Mayoritas pasien mencari penanganan medis,

dan hal ini menyumbang 10 juta kunjungan per tahun ke tempat praktek

dokter. Bronkitis akut menyebabkan 10 rawat jalan kunjungan per 1.000

orang per tahun. Alasan utama untuk mencari perawatan adalah untuk

menghilangkan gejala, dan survey kepada 10 orang dewasa menunjukkan

bahwa 66% dari mereka yang melakukan perawatan pada minggu pertama

sakit, dan 88% melakukannya dalam waktu minggu ke dua sakit. Karena

pilek, infeksi saluran pernapasan atas, dan bronkitis sering meggunakan

resep antibiotik, dan hal ini harus diikuti dengan penjelasan kepada pasien

tentang penggunaan antibiotik. Ketika ditanya, proporsi yang lebih besar


dari pasien berpikir bahwa terapi dengan antibiotik penting untuk pemulihan

dari bronkitis akut (Sidney S. Braman, MD, FCCP, 2006).

Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat Berdasarkan tahun 2005

didapat angka Insidens rate dari bronkitis akut berkisar 4,6 per 100. Di

Amerika Serikat, bronkitis akut adalah penyakit yang paling umum

kesembilan diantara pasien rawat jalan atau sekitar 4,60% atau 12,5 juta

orang di Amerika Serikat. Sebuah data Insiden ekstrapolasi di Amerika

Serikat untuk bronkitis akut: 12.511.999 per tahun, 1.042.666 per bulan,

240.615 per minggu, 34.279 per hari, 1.428 per jam, dan 23 per menit

(Rinaldi Togap, 2014).

Bronkitis akut disebabkan oleh virus atau bakteri. Kasus bronkitis akut

yang disebebkan oleh virus lebih banyak daripada yang disebabkan oleh

bakteri, perbandingannya 90% disebabkan oleh virus dan 10% disebabkan

oleh bakteri (CRNBC, 2014).

Sebelumnya sudah disinggung bahwa bronkitis akut disebabkan oleh

dua hal yaitu virus atau bakteri. Pengobatan bronkitis akut dipengaruhi oleh

pengebabnya. Jika bronkitis akut disebabkan oleh virus maka

pengobatannya diberi obat simptomatis. Jika bronkitis akut disebabkan oleh

bakteri maka pengobatannya diberi antibiotik (A. Halim Mubin, 2007)

Berdasarkan penjelasan di atas maka kami ingin menjelaskan tentang

bronkitis akut yang disebabkan oleh bakteri dan pengobatannya diberikan

antibiotik. Antibiotik yang kami pilih adalah ampisilin.


2. Tujuan

A. Untuk mengetahui tentang bronkitis akut dan ampicillin.

B. Untuk mengetahui mekanisme kerja ampicillin.

3. Manfaat

Dapat memahami dan mengerti penggunaan obat ampicillin terhadap

penyakit bronkitis akut.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. Bronkitis

1. Definisi

Bronkitis akut telah menjadi istilah yang digunakan untuk infeksi

saluran pernapasan akut yang dimanifestasikan dan didominasi oleh batuk

dengan atau tanpa produksi dahak yang berlangsung sampai 3 minggu

(Sidney S. Braman, MD, FCCP, 2006). Bronkitis akut biasanya disebabkan

oleh virus dan bakteri.

Virus bronkitis akut adalah Influenza A or B, adenovirus, rhinovirus,

para-influenzae, corona virus, Respiratory Syncytial Virus (RSV), human

metapneumovirus. Bakteri brokitis akut adalah Mycoplasma pneumoniae,

Chlamydia pneumoniae, Bordetella pertussis possible causes dan

Streptococcus pneumoniae dan H. Influenziae biasanya organisme

penyebab penyakit paru-paru yang mendasari (CRNBC, 2014).


Kami memilih gambar tersebut karena disini kami akan menjelaskan

bronkitis akut yang disebabkan oleh bakteri.

2. Klasifikasi

A. Bronkitis akut

Bronkitis akut adalah lebih umum dan biasanya disebabkan oleh

infeksi virus. Bronchitis akut mungkin juga disebut chest cold. Episode-

episode dari bronchitis akut dapat dihubungkan ke dan dibuat lebih buruk

oleh merokok. Tipe bronchitis ini seringkali digambarkan sebagai lebih

buruk daripada selesma yang biasa namun tidak seburuk pneumonia.

B. Bronkitis Kronik dan atau Batuk Berulang

Bronchitis Kronis adalah batuk yang bertahan untuk dua sampai

tiga bulan setiap tahun untuk paling sedikit dua tahun. Merokok adalah

penyebab yang paling umum dari bronchitis kronis. Secara klinis,

Bronkitis kronis terbagi menjadi 3 jenis, yakni:

a. Bronkitis kronis ringan ( simple chronic bronchitis), ditandai dengan

batuk berdahak dan keluhan lain yang ringan.

b. Bronkitis kronis mukopurulen ( chronic mucupurulent bronchitis),

ditandai dengan batuk berdahak kental, purulen (berwarna

kekuningan).

c. Bronkitis kronis dengan penyempitan saluran napas ( chronic

bronchitis with obstruction ), ditandai dengan batuk berdahak yang

disertai dengan sesak napas berat dan suara mengi.


3. Etiologi

Virus adalah penyebab paling umum dari penyakit bronkitis akut yang

merang orang dewasa sehat dan anak-anak. Virus flu seperti rhinovirus dan

coronavirus adalah agen etiologi yang sering menyebabkan bronkitis akut.

Virus yang lebih invasif seperti Adenovirus, Respiratory syncytial virus,

influenza dan parainfluenza virus juga menyebabkan bronkitis akut (TOP,

2008).

Bakteri patogen jarang menyebabkan bronkitis akut. Meskipun

Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenzae kadang-kadang

ditemukan pada kultur mikrobiologis, temuan ini dianggap mewakili

kolonisasi lebih dari infeksi. Dalam sebuah penelitian, bukti serologis

infeksi pneumokokus dapat ditemukan hanya 6% dari pasien dengan

diagnosis klinis bronkitis akut (TOP, 2008).

4. Patofisiologi

Bronkitis akut awalnya digambarkan pada tahun 1800 sebagai radang

selaput lendir bronkus. Peradangan ini telah terbukti menghasilkan penyakit

kompleks dan bervariasi rantai peristiwa. Sebuah infeksi yang mengarah ke

bronkus mengakibatkan kerusakan epitel, yang menyebabkan inflamasi

dengan respon hipersensitivitas saluran napas dan produksi lendir yang

berlebihan (Doug Knutson, M.D, 2002).

5. Manifestasi Klinis

A. Bronchitis Akut

Keluhan yang kerap dialami penderita bronkitis akut, meliputi:

a. Batuk (berdahak ataupun tidak berdahak).


b. Demam (biasanya ringan), rasa berat dan tidak nyaman di dada.

c. Sesak napas, rasa berat bernapas,

d. Kadang batuk darah.

e. Terasa sakit pada sendi-sendi,

f. Lemas seperti saat flu

g. Dada terasa tidak nyeri terutama di belakang tulang dada,

h. Sering diiringi batuk keras dan kering yang hampir terus menerus,

dan terdapat lendir kental/ludah dalam tenggorokan. Apabila ludah

yang dikeluarkan berwarna kuning ketika batuk, maka hal tersebut

menandakan adanya infeksi.

B. Bronchitis Kronis

Keluhan dan gejala-gejala klinis Bronkitis kronis adalah sebagai

berikut:

a. Batuk dengan dahak atau batuk produktif dalam jumlah yang

banyak. Dahak makin banyak dan berwarna kekuningan (purulen)

pada serangan akut (eksaserbasi). Kadang dapat dijumpai batuk

darah.

b. Sesak napas. Sesak bersifat progresif (makin berat) saat

beraktifitas.

c. Adakalanya terdengar suara mengi (ngik-ngik).

d. pada pemeriksaan dengan stetoskop (auskultasi) terdengar suara

krok-krok terutama saat inspirasi (menarik napas) yang

menggambarkan adanya dahak di saluran napas.


e. Bronkhitis kronis tidak selalu memperlihatkan gejala, dan baru

terasa setelah usia setengah baya, yaitu adanya penurunan stamina,

dan sering batuk-batuk. Keadaan tersebut akan semakin parah

sejalan dengan bertambahnya usia dan perkembangan penyakit,

sehingga menyebabkan kesukaran bernafas, kurangnya oksigen

dalam darah dan kelainan fungsi paru-paru.

6. Faktor resiko

Penularan bronkitis akut melalui kontak langsung dengan

penderita. Penderita biasanya berbicara atau bersin yang menghasilkan

droplet dan droplet itu lah yang bisa mengakibatkan kita tertular. Faktor

resiko bronkitis akut sendiri sebagai berikut :

a. Asap rokok. Orang yang merokok dapat menyebabkan bronkitis akut dan

bronkitis kronis. Anak-anak di rumah tangga yang menjadi perokok pasif

juga rentan terhadap bronkitis, asma, pneumonia, flu dan infeksi telinga

tengah ( otitis media ) .

b. Daya tahan tubuh yang rendah. Daya tahan tubuh yang rendah sangat

rentan menderita bronkitis akut/kronik terutama pada orang tua, bayi dan

anak-anak.

c. Gastroesophageal reflux disease (GERD). asam lambung yang terus-

menerus naik ke kerongkongan dapat menyebabkan batuk kronis .

d. Paparan akibat iritasi di tempat kerja. Anda beresiko menderita bronkitis

pekerjaan jika bekerja di sekitar iritasi paru-paru tertentu, seperti biji-

bijian atau tekstil, atau terkena uap kimia dari amonia, asam kuat, klorin,
hidrogen sulfida, sulfur dioksida atau bromin. Batuk yang berhubungan

dengan bronkitis kerja mungkin kering (tidak berdahak) dan debu.

7. Komplikasi

Ada beberapa komplikasi bronchitis yang dapat dijumpai pada pasien,

antara lain :

a. Bronchitis kronik

b. Pneumonia dengan atau tanpa atelektaksis, bronchitis sering

mengalami infeksi berulang biasanya sekunder terhadap infeksi

pada saluran nafas bagian atas. Hal ini sering terjadi pada mereka

drainase sputumnya kurang baik.

c. Pleuritis. Komplikasi ini dapat timbul bersama dengan timbulnya

pneumonia. Umumnya pleuritis sicca pada daerah yang terkena.

d. Efusi pleura atau empisema

e. Abses metastasis diotak, akibat septikemi oleh kuman penyebab

infeksi supuratif pada bronkus. Sering menjadi penyebab kematian.

f. Haemaptoe terjadi kerena pecahnya pembuluh darah cabang vena (

arteri pulmonalis ) , cabang arteri ( arteri bronchialis ) atau

anastomisis pembuluh darah. Komplikasi haemaptoe hebat dan

tidak terkendali merupakan tindakan beah gawat darurat.

g. Sinusitis merupakan bagian dari komplikasi bronchitis pada

saluran nafas.

8. Penatalaksanaan

Pengobatan bronkitis akut biasanya dibagi menjadi dua kategori yaitu

terapi antibiotik dan manajemen gejala. Tetapi dokter lebih sering melihat
kondisi pasien dan penyakit untuk melalukan terapi.tujuan penatalaksanaan

ini untuk memberi kenyamanan kepada pasien.

Terapi antibiotik diberikan dokter kepada pasien untuk bronkitis akut

yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotik yang digunakan adalah ampicillin.

II. Ampicillin

Ampicillin berbentuk anhidrat dan trihidrat memiliki rumus

molekul C16H19N3O4S.3H2O dengan berat molekul 403,45. Ampisilin

berupa bubuk hablur putih, tidak berbau. Garam trihidratnya stabil pada

suhu kamar. Dalam air kelarutannya 1 g/ml, dalam etanol absolut 1 g/250

ml dan praktis tidak larut dalam eter dan kloroform. Ampisilin memiliki

spektrum antimikroba yang luas tetapi lebih efektif terhadap bakteri gram

negatif (M Furi, 2012).

 Mekanisme

Mekanisme kerja ampicillin yaitu menghambat sintesis dinding sel

bakteri dengan cara menghambat pembentukan mukopeptida, karena

sintesis dinding sel terganggu maka bakteri tersebut tidak mampu

mengatasi perbedaan tekanan osmosa di luar dan di dalam sel yang

mengakibatkan bakteri mati (J Siahaan, 2011).


 Farmakodinamik

Farmakodinamik ampicillin adalah ampicillin termasuk golongan

penisilina semisintetik yang berasal dari inti penisilina yaitu asam 6-amino

penisilinat (6-APA) dan merupakan antibiotik luas yang bersifat bakterial.

Secara klinis efektif terhadap kuman-kuman gram-positif yang peka

terhadap penisilina 6 dan terhadap bermacam-macam kuman gram-negatif.

Gram-positive: Streptococcus spp., Enterococcus spp., Listeria

monocytogenes dan Gram-negative: H. influenzae, E. coli, Proteus

mirabilis, Salmonella spp., Shigella spp. Jika dilihat dari mikroba yang

dapat diobati oleh ampicillin disitu ada salah satu penyebab bronkitis akut.

 Farmakokinetik

Farmakokinetik ampicillin :

1. Untuk pemakaian oral dianjurkan diberikan ½ jam sampai

1 jam sebelum makan.

2. Cara pembuatan suspensi, dengan menambahkan air

matang sebanyak 50 ml, kocok sampai serbuk homogen.

Setelah rekonstitusi, suspensi tersebut harus digunakan

dalam jangka waktu 7 hari.

3. Pemakaian parental baik secara intra muscular ataupun

intra vena diajurkan bagi penderita yang tidak

memungkinkan untuk pemakaian secara oral.

 Indikasi dan Kontraindikasi

Indikasi ampicillin digunakan untuk pengobatan : infeksi saluran

pernapasan, infeksi saluran pencernaan, infeksi saluran kemih dan


kelamin, infeksi kulit dan jaringan kulit, dan septikemia. Kontraindikasi

ampicillin adalah untuk pasien yang hipersensitif terhadap amoksisilin,

penisilin, atau komponen lain dalam sediaan.

 Efek Samping

SSP : Demam, penisilin encephalitis, kejang.

Kulit : Erythema multifom, rash, urticaria.

GI : Lidah hitam berambut, diare, enterochollitis, glossitis, mual,

pseudomembranouscollitis, sakit mulut dan lidah, stomatitis, muntah.

Hematologi : Agranulositosis, anemia, hemolitik anemia, eosinophilia,

leukopenia, trombocytopenia purpura.

Hepatik : AST meningkat.

Renal : Interstisisal nephritin (jarang)

Respiratory : Laringuela stidor

Miscellaneous : Anaphilaxis.

 Interaksi

- Dengan Obat Lain :

Meningkatkan efek toksik:

1. Disulfiran dan probenezid kemungkinan meningkatkan kadar ampisilin.

2. Warfarin kemungkinan dapat meningkatkan kadar ampisilin

3. Secara teori, jika diberikan dengan allopurinol dapat meningkatkan efek

ruam.

Menurunkan efek:

1. Dicurigai ampisilin juga dapat menurunkan efek obat kontrasepsi oral.


- Dengan Makanan : Makanan dapat menurunkan tingkat absorbsi

ampisillin, sehingga kemungkinan akan menurunkan kadar ampisillin.

 Dosisi

Dewasa dan anak-anak dengan berat badan > 20kg

1) Infeksi saluran pernafasan 250-500mg setiap 6 jam.

2) a. Infeksi saluran pencernaan, saluran kemih dan kelamin 500mg

setiap 6 jam.

b. Anak-anak dengan berat badan 20kg atau kurang diberi dosis 50-

100 mg/kg berat badan sehari diberi dalam dosis terbagi setiap

6jam.

c. Pada infeksi yang berat dianjurkan diberikan dosis yang lebih

tinggi.

 Resep

Resep untuk bronkitis akut yang disebabkan oleh bakteri.

dr. Astri P Ekna Hardianti

SIP : 13700020

Jalan Dukuh Pakis VI B No. 37

Surabaya, 20 Juni 2016

R/ tab Ampicillin 500 mg No. XV

∑ 3 dd Tab. I

Pro : Nn. Tiwi

Umur : 22 Tahun

Alamat : Dukuh Kupang No.10


BAB III

PEMBAHASAN DAN DISKUSI

Bronkitis akut ditandai dengan batuk terus-menerus dan kadang-kadang

demam dan nyeri dada. Bronkitis akut sering diawali dengan infeksi saluran

pernapasan atas, yang biasanya berlangsung selama 7-14 hari. Biasanya bronkitis

akut yang disebabkan oleh bakteri sangat sedikit kasusnya. Penggunaan antibiotik

rutin tidak dibenarkan untuk pasien dengan batuk dan dahak purulen karena hal

ini dapat menyebabkan perkembangan strain resisten. Jika penyakit parah atau

berlangsung lebih dari tujuh hari, maka infeksi bakteri sekunder dapat diartikan

sebagai infeksi yang disebabkan oleh virus.

Ampicillin 250-500mg masih cocok untuk pengobatan empiris bronkitis

akut bakteri dan selama 5-7 hari biasanya cukup. Klinis bronkitis akut bakteri

yang parah mungkin memerlukan terapi antibiotik alternative. Beberapa strain

Streptococcus pneumoniae memiliki "resistance lanjutan" terhadap penisilin

(ampicillin), namun studi menunjukkan bahwa strain yang resisten sensitif

terhadap dosis yang lebih tinggi dari penisilin (ampicillin).

Ampicillin bekerja menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan cara

menghambat pembentukan mukopeptida, karena sintesis dinding sel terganggu

maka bakteri tersebut tidak mampu mengatasi perbedaan tekanan osmosa di luar

dan di dalam sel yang mengakibatkan bakteri mati.

Jadi antibiotik (ampicillin) dipilih sebagai terapi antibiotik untuk bronkitis

akut. Obat ini harus digunakan sesuai dengan anjuran dan harus dengan resep

dokter. Agar penggunaannya dapat diawasi oleh dokter dan tenaga medis lain
yang menangani pasien. Antibiotik biasanya digunakan selama 5-7 hari diminum

sehari 3 kali dan sekali minum dosisnya 500mg dan obat wajib dihabiskan agar

tidak terjadi resisten terhadap obat.


BAB IV

KESIMPULAN

Bronkitis akut ditandai dengan batuk terus-menerus dan kadang-kadang

demam dan nyeri dada. Bronkitis akut sering diawali dengan infeksi saluran

pernapasan atas, yang biasanya berlangsung selama 7-14 hari. Bronkitis dibagi

menjadi dua klasifikasi yaitu bronkitis akut dan bronkitis kronik.

Penyebab bronkitis akut. Virus bronkitis akut adalah Influenza A or B,

adenovirus, rhinovirus, para-influenzae, corona virus, Respiratory Syncytial Virus

(RSV), human metapneumovirus. Bakteri brokitis akut adalah Mycoplasma

pneumoniae, Chlamydia pneumoniae, Bordetella pertussis possible causes dan

Streptococcus pneumoniae dan H. Influenziae.

Bronkitis akut dapat disebabkan oleh virus atau bakteri. Untuk virus

biasanya dilakukan pengobatan menggunakan obat simptomatis. Untuk bronkitis

akut bakteri biasanya dilakukan pengobatan menggunakan antibiotik. Antibiotik

yang kami pilih adalah ampicillin. Ampicillin digunakan selama 5-7 hari dan

diminum 3 kali sehari, sekali minum dosisnya 500mg (1500mg/hari) dan harus

habis agar tidak menimbulkan efek resisten.


DAFTAR PUSTAKA

Sidney S. Braman, MD, FCCP. 2006 Chronic Cough Due to Acute Bronchitis
ACCP Evidence-Based Clinical Practice Guidelines. Diagnosis and
Management of Cough: ACCP Guidelines, CHEST / 129/1/ JANUARY,
2006 SUPPLEMENT.

Rinaldi Togap, Rasmaliah, dkk. 2014 KARAKTERISTIK PENDERITA


BRONKITIS YANG DIRAWAT JALAN BERDASARKAN KELOMPOK
UMUR ≥ 15 TAHUN DI RSU DR.FERDINAN LUMBAN TOBING
SIBOLGA TAHUN 2010-2012. Universitas Sumatera Utara.

CRNBC. 2014. Adult Acute Bronchitis. CRNBC October/ Pub.740.

A Halim Mubin. 2007 edisi 2 PANDUAN PRAKTIS ILMU PENYAKIT


DALAM Diagnosis dan Terapi. Penerbit Buku kedokteran EGC. Jakarta.

Clinical Practice Guidelines Manager. 2008 Guideline for The Management of


Acute Bronchitis. TOP Program “Administered by the Alberta Medical
Association”.

DOUG KNUTSON, M.D., and CHAD BRAUN, M.D. 2002 Diagnosis and
Management of Acute Bronchitis. Ohio State University School of
Medicine and Public Health, Columbus, Ohio. VOLUME 65, NUMBER 10.

M Furi. 2012 USU Institutional Repostory. Universitas Sumatera Utara.

J Siahaan. 2012 Uji Daya Hambat Gentamisin Sulfat, Ampisilin Trihidrat Dan
Kombinasinya Terhadap Bakteri EscherichiaColi Dan Staphylococcus
Aureus. Universitas Suatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai