Anda di halaman 1dari 5

KELARUTAN FUNGSI TEMPERATUR TEORI DASAR Kelarutan zat terlarut diketahui dari konsentrasi dalam larutan jenuhnya, biasanya

dinyatakan dalam banyaknya mol zat terlarut per liter larutan jenuh (Petrucci dan Suminar,1992). Kelarutan (s) suatu endapan menurut definisi adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya (Vogel , 1990). Larutan jenuh merupakan larutan dimana zat terlarutnya (molekul atau ion) telah maksimum pada suhu tertentu .Untuk zat elektrolit yang sukar larut ,larutan jenuhnya dicirikan oleh nilai Ksp. Nilai Ksp pada suhu 250 0C telah didafatar pada tabel. Jika larutan mengandung zat terlarutnya melebihi jumlah maksimum kelarutannya pada suhu tertentu , maka dikatakan bahwa larutan telah lewat jenuh(Mulyono,2005). Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi seperti suhu , tekanan ,konsentrasi bahan bahan lain dalam larutan itu, dan pada komposisi pelarutnya. Pada suatu larutan jenuh akan terjadi kesetimbangan antara zat dalam larutan dan zat yang tidak larut. Di dalam kesetimbangan ini kecepatan melarut sama dengan kecepatan mengendapnya, artinya konsentrasi zat dalam larutan akan selalu tetap. Jika kesetimbangan tersebut diganggu, misalnya dengan mengubah temperaturnya, maka konsentrasinya akan berubah. Menurut Vant Hoff pengaruh temperatur terhadap kelarutan dapat dinyatakan sebagai berikut:

Bila diintegralkan

Atau yang lebih umum ditulis

Keterangan : S1, Sn : Kelarutan zat masing-masing pada temperatur T1 dan Tn (grl / 1000 gram solvent) : Panas kelarutan / grl T1 : Temperatur pada percobaan pertama Tn : Temperatur pada percobaan berikutnya (n= 2,3,4,5,6) R : Konstanta gas

Pada umumnya panas larutan adalah bersifat endotermis. Sehingga menurut Vant Hoff semakin tinggi temperatur maka semakin banyak zat yang terlarut.

PROSES ELEKTROPLATING TEORI DASAR Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan perubahan energi listrik menjadi energi kimia atau sebaliknya. Terdiri dari beberapa macam sistem yaitu: Sel Galvanik Sistem tempat berlangsungnya proses perubahan energi dari energi kimia menjadi energi listrik. Sel galvanik melepaskan energi bebas (G) dari reaksi spontan Sel Elektrolisis Sistem tempat berlangsungnya proses perubahan energi dari energi listrik menjadi energi kimia. Sel elektrolisis menyerap energi bebas ( dari sumber arus listrik untuk menggerakkan reaksi tidak spontan. Jenis Sel Galvanik Galvanik Elektrolisa Elektrolsa <0 <0 >0 >0 Esel >0 >0 <0 <0 Elektroda Proses Oksidasi Reduksi Oksidasi Reduksi

Nama Anoda Katoda Anoda Katoda

Tanda + +

Gaya Gerak Listrik Besarnya tegangan yang terjadi (V) akibat dari perbedaan potensial logam yang disebut Gaya Gerak Listrik atau Driving Force atau Electromotive Force (emf). Kerja di dalam sistem dilakukan saat elektron bergerak melalui penghantar yang dipengaruhi besa dan kecilnya gaya gerak listrik.

Dari persamaan diatas diperoleh

1 Faraday = 96.485 C/mol e

Karena kerja maksimum (W) = G maka diperoleh

Dimana: E W Q G : Perbedaan Potensial (V) : Kerja yang dilakukan oleh sistem (J) : Muatan Listrik (C) : Free Energy (J)

Hukum Ohm Besarnya arus yang dihasilkan pada saat terjadi korosi secara teori mengikuti hukum ohm sebagai berikut:

Dimana: E EA EC I R : Driving Force (EA - EC) : Anode Potential (Volt) : CathodePotential (Volt) : Current (Ampere) : Resistance (Ohm)

Proses Dasar Elektroplating Merupakan salah satu cara untuk pencegahan dan pengendalian korosi. Memiliki banyak jenis logam sebagai material untuk pelapisan (plating) seperti tembaga, krom, nikel, alumunium, seng, kadmium, perak, dan lain-lain. Prosesnya menggunakan arus listrik untuk menangkap ion positif material yang diinginkan dari larutan dan melapisi benda yang memiliki kapasitas hantaran listrik seperti logam. Proses yang digunakan di dalam electroplating disebut juga electrodeposition. Sama halnya seperti sel galvanic tetapi fungsi kerjanya bertindak dengan arah kebalikannya. Bagian benda kerja yang akan diplatting adalah katoda sedangkan sumber metal untuk melapisi disebut anoda. Kedua komponen dibenamkan di dalam larutan dan disebut elektrolit yang mengandung satu atau lebih garam logam (metal salt) terlarut dan juga ion-ion lain seperti: katalis dan pure water yang berfungsi mempercepat reaksi dan menghantarkan arus listrik. Sedangkan untuk sumber arus listrik searah berasal dari AC/DC Converter atau Rectifier, mengoksidasi masing-masing logam dan membantu kelarutannya.

1. Bak Plating 2. Anoda 3. Katoda 4. Metal Plating 5. Larutan Elektrolit 6. Rectifier 7. Voltmeter 8. Amperemeter 9. Wire

: Tempat proses elektroplating berlangsung : Elektroda positif tempat terjadinya reaksi reduksi oksidasi : Elektroda negatif tempat terjadinya reaksi reduksi : Logam yang melapisi katoda : Zat asam,basa, dan garam yang di dalam air terurai menjadi ion-ion : Alat yang berfungsi mengubah arus AC menjadi DC : Alat untuk mengukut besarnya tegangan (volt) : Alat untuk mengukur besarnya arus (ampere) : Penghantar yang menghubungkan Anoda dan Amperemeter

Prinsip elektroplating Zn dan Ni sama dengan elektroplating biasa yang menggunakan anoda garam logam terlarut dan berpedoman pada hukum faraday, dimana jumlah zat yang terbentuk atau terbebas dari elektroda selama elektrolisa sebanding dengan jumlah arus listrik yang mengalir dalam larutan elektrolit serta jumlah zat yang dihasilkan oleh arus listrik yang sama selama elektrolisa adalah sebanding dengan berat ekivalen masing-masingn zat tersebut. Hukum Faraday

Dimana W I t A z F : Berat lapisan (gram) : Arus DC (ampere) : Waktu Pelapisan (detik) : Berat atom logam yang akan dilapiskan (gram/mol) : Valensi dari logam yang akan dipisahkan : Bilangan Faraday, 96500 Coulomb

Arus yang mengalir dalam tanki/bak/Beaker Glass

Atau

Dimana I E, V R = Arus DC yang mengalir (ampere) = Besarnya tegangan (volt) = Besarnya Hambatan (ohm)

Hipotesa Percobaan elektroplating sebagai lapisan logam yang bersifat melindungi akan dilakukan di laboratorium korosi menggunakan Seng yang bersifat lebih anodik dari baja sedangkan Nikel bersifat lebih katodik dari baja. Namun yang terpenting untuk proses elektroplating adalah E0 hasil reaksi antara katoda dan anoda bernilai negatif. Berdasarkan harga potensial elektroda standar (E0), dapat disusun suatu deret unsur-unsur mulai dari unsur yang nilai E0 paling kecil sampai nilai E0 paling besar sebagai berikut : Li-KCa-Na-La-Ce-Mg-Lu-Al-Zn-Fe-Cd-Co-Ni-Sn-Pb-H-Cu-Hg-Ag-Pt-Au. Deret ini disebut deret volta.

Anda mungkin juga menyukai