LUBNA I1A009095
DM Lubna - Tugas Poli
RABIES
Penyakit menular akut sari SSP yang disebabkan oleh virus Rhabdovirus Cara Penularan
Melalui gigitan hewan tertular rabies diantaranya anjing, kucing, kelelawar dan kera. Melalui non gigitan : jilatan pada luka, transplantasi, kontak dengan bahan yang mengandung virus rabies pada kulit yang lecet atau mukosa. 3
GEJALA KLINIS
Masa inkubasi bervariasi 2 minggu-2 tahun tergantung lokasi tempat gigitan Gejala Klinis:
Stadium Prodormal
Stadium Sensoris
Nyeri, rasa panas disertai kesemutan pada tempat bekas luka disusul dengan gejala cemas dan reaksi yang berlebihan terhadap ransangan sensoris.
Stadium exitasi
hiperhidrosis, hipersalivasi, hiperlakrimasi, dilatasi pupil, hidrofobia, photophobia. apneu, sianosis, kejang dan takikardi, cardiac arrest, tingkah laku penderita tidak rasional kadang-kadang maniakal disertai dengan respons yang berlebihan.
Stadium paralise
Sebagian besar penderita rabies meninggal dalam stadium eksitasi. paresis otot-otot yang bersifat progresif. Hal ini karena gangguan sumsum tulang belakang yang memperlihatkan gejala paresis otototot pernafasan.
4
Gelisah, demam, amalaise, mual, sakit kepala, gatal, merasa seperti terbakar, kedinginan, kondisi tubuh lemah dan rasa nyeri di tenggorokan DM Lubna - Tugas Poli selama
PENGOBATAN
pencucian luka, sebaiknya dengan air mengalir dan detergen selama 10 15 menit.
Diberi VAR/SAR.
Jangan menjahit atau menggunting jaringan luka gigitan, karena berarti akan menambah luka /memperbesar pintu masuk virus.
DM Lubna - Tugas Poli 5
Bila luka tidak rata dan memerlukan jahitan maka boleh dilakukan jahit situasi/jarang.
PENGOBATAN
PEMBERIAN VAKSIN ANTI RABIES (VAR)
Hari pertama satu kali lengan kiri dan satu kali lengan kanan
Hari ketujuh
Hari ke 21 Booster
JIKA PENDERITA INDIKASI DIBERI SAR (SERUM ANTI RABIES), VAR TETAP DIBERI INDIKASI VAR
-Hewan penggigit mati atau lari -Hewan penggigit menderita tersangka rabies (positif)
DM Lubna - Tugas Poli 7
Pemberian immunisasi / vaksin anti rabies, dilakukan melalui 2 cara : Immunisasi sesudah terkontak, (VAR saja atau dengan SAR ) immunisasi sebelum terkontak , ( VAR -->
diindikasikan bagi masyarakat dengan resiko tinggi seperti mereka yang bekerja pada pusat penelitian rabies, dokter hewan, peternak, petugas kebun binatang dan petugas kehutanan ).
10
bawah.
Anak-anak 3 tahun ke bawah, dasar 1 ml diberikan 7x setiap hari sub cutan disekitar daerah sekitar pusar/umbillus.
Ulangan 0,1 ml
diberikan hari ke 11,15,30,dan 90 secara intra cutan dibagian fleksor lengan bawah. Pemberian SMBV + SAR (Serum Anti Rabies) Jadwal pemberian VAR dasar sama ulangan boostar jadwalnya 11, 15, 25, 35, dan 90
DM Lubna - Tugas Poli 11
test positif tidak boleh diberikan, kemasan vial = 20 ml(1 ml = 100 IU) Serum homolog, misal IMDGAM produksi Pasteur Merieux Perancis, dosis 20 IU/Kg kemasan Vial 2 ml (1ml = 150 IU) cara pemberiana
12
Semua vaksin rabies untuk manusia mengandung virus rabies yang telah diinaktifkan. 1. Vaksin sel diploid manusia (HDCV) virus rabies diadaptasi untuk tumbuh dalam lini sel fibroblast normal manusia WI-38. Tidak ada reaksi ensefalitik ataupun anafilaktik serius yang pernah dilaporkan. 2. Vaksin rabies, terabsorbsi (RVA) Suatu vaksin yang dibuat dalam lini sel diploid yang berasal
Tipe-tipe Vaksin
3. Vaksin sel embrio ayam yang dimurnikan (PCEC) Vaksin ini dipreparasi dari strain virus rabies fixed flury LEP yang tumbuh dalam fibroblast ayam.
13
4. Vaksin jaringan saraf Dibuat dari otak domba, kambing atau tikus yang terinfeksi. Perkiraan efektivitasnya pada orang yang digigit oleh hewan buas/gila bervariasi dari 5 sampai 50%. 5. Vaksin embrio bebek Vaksin ini dikembangkan untuk meminimalkan masalah ensefalitis pasca vaksinasi. Virus rabies ditanam dalam telur bebek berembrio. Antigenisitas vaksinnya rendah, sehingga beberapa dosis harus diuji untuk mendapatkan respon antibodi yang memuaskan. 6. Virus hidup yang dilemahkan Virus hidup yang dilemahkan yang diadaptasi untuk tumbuh pada embrio ayam (misalnya, strai flury) digunakan untuk hewan tetapi tidak untuk manusia.
DM Lubna - Tugas Poli
Lanjutan
14
KLB RABIES
Ditemukan satu atau lebih kasus Rabies (pada manusia) di daerah tertular.
Langkah-langkah: Petugas Puskesmas/Koordinator P2M/Petugas Peternakan setelah menerima laporan adanya kasus GHTR segera mencatat dalam buku catatan harian penderita rabies serta menyiapkan peralatan survei. Petugas peternakan melacak keberadaan hewan penggigit untuk dilakukan observasi selama 10 hari apakah hewannya menderita rabies. Apabila hewan penggigit mati terbunuh atau menderita gejala rabies agar diambil spesimen. Bila hewan penggigit mati < 10 hari dalam masa observasi dengan tanda rabies dinyatakan POSITIF RABIES. Petugas Puskesmas melakukan PE kemungkinan kasus gigitan yang lain. Instrumen PE harus menggambarkan : Jumlah kasus gigitan, cakupan vaksinasi anjing, kronologi kejadian. Spesimen yang diperlukan untuk konfirmasi kasus yaitu spesimen otak (hipocampus) dikirim ke BPPH.
15
Untuk mencegah terjadinya penularan rabies, maka anjing, kucing, atau kera dapat diberi vaksin inaktif atau yang dilemahkan (attenuated). Syarat vaksin: Vaksin harus dijamin aman dalam pemakaian. Vaksin harus memiliki potensi daya lindung yang tinggi. Vaksin harus mampu memberikan perlindungan kekebalan yang lama. Vaksin arus mudah dalam cara aplikasinya. Vaksin harus stabil dan menghasilkan waktu kadaluwarsa yang lama. Vaksin harus selalu tersedia dan mudah didapat sewaktuwaktu dibutuhkan
DM Lubna - Tugas Poli 16
Pencegahan
PENATALAKSANAAN RABIES
17
Prognosis
Penyakit rabies tidak dapat disembuhkan sehingga prognosisnya jelek. Tanpa pencegahan, penderita hanya bertahan sekitar 8 hari, sedangkan dengan penangan suportif, penderita dapat bertahan hingga beberapa bulan. Sebelum ditemukan pengobatan, kematian biasanya terjadi dalam 3-10 hari.
DM Lubna - Tugas Poli 18
Terima Kasih
19