Anda di halaman 1dari 25

LBM 1 SGD 15 STEP 1 ONTOLOGIS - Objek yang telah ditelaah ilmu tersebut - Masalahnya tentang apa?

? AXIOLOGIS - Bidang yang mempelajari kegunaan ilmu pengetahuan bagi manusia - Tujuannya apa? EPISTEMOLOGIS - Bagaimana cara menalaah suatu objek tersebut - Metodenya.

Merupakan suatu landasan ilmu (ontologis, epistomologis, axiologis) INDUKTIF Cara berfikir bahwa kita tidak boleh begitu saja menrima premis orang yang mempunyai otoritas berupa pendengaran. Kesimpulannya berdasarkan pengalaman yang empiris dari pernyataan khusus umum DEDUKTIF Suatu cara metode menjelaskan dari umum khusus Contoh Kalimat premis mayor : A + B Premis minor : C + D Kesimpulan : C + B SISTEMATIS Secara berurutan, Step by step MASALAH Masalah adalah suatu hasil yang muncul tidak sesuai dengan harapan kita.

Penyimpangan dengan yang seharusnya dengan apa yang benar2 terjadi Contoh : teori dengan praktiknya. KTI Karya tulis ilmiah berupa laporan yang sudah dicari kebenaran secara ilmiah. Sebuah penulisan atau pelaporan yang berbentuk penelitian.

STEP 2 1. Apa itu penelitian , manfaat penelitian, tujuan penelitian ? Pengertian yang benar tentang penelitian sebagai berikut, menurut Leedy (1997: 5): Penelitian adalah suatu proses untuk mencapai (secara sistematis dan didukung oleh data) jawaban terhadap suatu pertanyaan, penyelesaian terhadap permasalahan, atau pemahaman yang dalam terhadap suatu fenomena Proses tersebut, yang sering disebut sebagai metodologi penelitian, mempunyai delapan macam karakteristik: 1) Penelitian dimulai dengan suatu pertanyaan atau permasalahan. 2) Penelitian memerlukan pernyataan yang jelas tentang tujuan. 3) Penelitian mengikuti rancangan prosedur yang spesifik. 4) Penelitian biasanya membagi permasalahan utama menjadi sub-sub masalah yang lebih dapat dikelola. 5) Penelitian diarahkan oleh permasalahan, pertanyaan, atau hipotesis penelitian yang spesifik. 6) Penelitian menerima asumsi kritis tertentu. 7) Penelitian memerlukan pengumpulan dan interpretasi data dalam upaya untuk mengatasi permasalahan yang mengawali penelitian. 8) Penelitian adalah, secara alamiahnya, berputar secara siklus;

tujuan terujung suatu penelitian adalah untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan menemukan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan penelitian tersebut. Tujuan dapat beranak cabang yang mendorong penelitian lebih lanjut. Tidak satu orangpun mampu mengajukan semua pertanyaan, dan6 Pengantar: Apakah Penelitian itu? demikian pula tak seorangpun sanggup menemukan semua jawaban bahkan hanya untuk satu pertanyaan saja. Maka, kita perlu membatasi upaya kita dengan cara membatasi tujuan penelitian. Terdapat bermacam tujuan penelitian, dipandang dari usaha untuk membatasi ini, yaitu: 1) eksplorasi (exploration) 2) deskripsi (description) 3) prediksi (prediction) 4) eksplanasi (explanation) dan 5) aksi (action).
Penjelasan untuk tiap macam tujuan diberikan di bawah ini. Tapi perlu kita ingat bahwa penentuan tujuan, salah satunya, dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengethaun yang terkait dengan permasalahan yang kita hadapi (state of the art). Misal, bila masih samarsamar, maka kita perlu bertujuan untuk menjelajahi (eksplorasi) dulu. Bila sudah pernah dijelajahi dengan cukup, maka kita coba terangkan (deskripsikan) lebih lanjut. 1. Eksplorasi

Seperti disebutkan di atas, bila kita ingin menjelajahi (mengeksplorasi) suatu topik (permasalahan), atau untuk mulai memahami suatu topik, maka kita lakukan penelitian eksplorasi. Penelitian esplorasi (menjelajah) berkaitan dengan upaya untuk menentukan apakah suatu fenomena ada atau tidak. Penelitian yang mempunyai tujuan seperti ini dipakai untuk menjawab bentuk pertanyaan Apakah X ada/terjadi?. Contoh penelitian sederhana (dalam ilmu sosial): Apakah laki-laki atau wanita mempunyai kcenderungan duduk di bagian depan kelas atau tidak? Bila salah satu pihak atau keduanya mempunyai kecenderungan itu, maka kita mendapati suatu fenomena (yang mendorong penelitian lebih lanjut). Penelitian eksplorasi dapat juga sangat kompleks. Umumnya, peneliti memilih tujuan eksplorasi karena tuga macam maksud, yaitu: (a) memuaskan keingintahuan awal dan nantinya ingin lebih memahami, (b) menguji kelayakan dalam melakukan penelitian/studi yang lebih mendalam nantinya, dan (c) mengembangkan metode yang akan dipakai dalam penelitian yang lebih mendalam. Hasil penelitian eksplorasi, karena merupakan penelitian penjelajahan, maka sering dianggap tidak memuaskan. Kekurang-puasan terhadap hasil penelitian ini umumnya terkait dengan masalah sampling (representativeness)menurut Babbie 1989: 80. Tapi perlu kita sadari bahwa penjelajahan memang berarti pembukaan jalan, sehingga setelah pintu terbuka lebar-lebar maka diperlukan penelitian yang lebih mendalam dan terfokus pada sebagian dari ruang di balik pintu yang telah terbuka tadi. 2. Deskripsi Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengkajian fenomena secara lebih rinci atau membedakannya dengan fenomena yang lain. Sebagai contoh, meneruskan contoh pada bahasan penelitian eksplorasi di atas, yaitu misal: ternyata wanita lebih cenderung duduk di bagian depan kelas daripada laki-laki, maka penelitian lebih lanjut untuk lebih memerinci: misalnya, apa batas atau pengertian yang lebih tegas tentang bagian depan kelas? Apakah duduk di muka tersebut berkaitan dengan macam mata pelajaran? tingkat kemenarikan guru yang mengajar? ukuran kelas? Penelitian deskriptif menangkap ciri khas suatu obyek, seseorang, atau suatu kejadian pada waktu data dikumpulkan, dan ciri khas tersebut mungkin berubah dengan perkembangan waktu. Tapi hal ini bukan berarti hasil penelitian waktu lalu tidak berguna, dari hasil-hasil tersebut kita dapat melihat perkembangan perubahan suatu fenomena dari masa ke masa. 3. Prediksi Penelitian prediksi berupaya mengidentifikasi hubungan (keterkaitan) yang memungkinkan kita berspekulasi (menghitung) tentang sesuatu hal (X) dengan mengetahui (berdasar) hal yang lain (Y). Prediksi sering kita pakai sehari-hari, misalnya dalam menerima mahasiswa baru, kita gunakan skor minimal tertentuyang artinya dengan skor tersebut, mahasiswa mempunyai kemungkinan besar untuk berhasil dalam studinya (prediksi hubungan antara skor ujian masuk dengan tingkat keberhasilan studi nantinya). 4. Eksplanasi Penelitian eksplanasi mengkaji hubungan sebab-akibat diantara dua fenomena atau lebih. Penelitian seperti ini dipakai untuk menentukan apakah suatu eksplanasi (keterkaitan sebab-akibat) valid atau tidak, atau menentukan mana yang lebih valid diantara dua (atau lebih) eksplanasi yang saling bersaing. Penelitian eksplanasi (menerangkan) juga dapat bertujuan menjelaskan, misalnya, mengapa suatu kota tipe tertentu mempunyai tingkat kejahatan lebih tinggi dari kota-kota tipe lainnya. Catatan: dalam penelitian deskriptif hanya dijelaskan bahwa tingkat kejahatan di kota tipe tersebut berbeda dengan di kota-kota tipe lainnya, tapi tidak dijelaskan mengapa (hubungan sebab-akibat) hal tersebut terjadi.8 Pengantar: Apakah Penelitian itu? 5. Aksi Penelitian aksi (tindakan) dapat meneruskan salah satu tujuan di atas dengan

penetapan persyaratan untuk menemukan solusi dengan bertindak sesuatu. Penelitian ini umumnya dilakukan dengan eksperimen tidakan dan mengamati hasilnya; berdasar hasil tersebut disusun persyaratan solusi. Misal, diketahui fenomena bahwa meskipun suhu udara luar sudah lebih dingin dari suhu ruang, orang tetap memakai AC (tidak mematikannya). Dalam eksperimen penelitian tindakan dibuat berbagai alat bantu mengingatkan orang bahwa udara luar sudah lebih dingin dari udara dalam. Ternyata dari beberapa alat bantu, ada satu yang paling dapat diterima. Dari temuan itu disusun persyaratan solusi terhadap fenomena di atas. http://mpkd.ugm.ac.id/weblama/homepageadj/support/materi/metlit-i/a01-metlitpengantar.pdf

Metodologi Penelitian Folklo Oleh Suwardi Endraswara


2. Tahap tahap melakukan penelitian ? Pada umumnya suatu penelitian dapat diperinci dalam tujuh tahap yang mana satu sama lain saling bergantung dan berhubungan. Dengan kata lain, masing-masing tahap itu saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh tahap-tahap yang lain. Kesadaran terhadap keadaan inimembuat seorang peneliti lebih bijaksana dalam mengambil k eputusan pada setiap tahappenelitian. Adapun tujuh tahap itu sebagai berikut: 1. Perencanaan Perencanaan meliputi penentuan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu penelitian dan merencanakan strategi umum untuk memperoleh dang menganalisa data bagi penelitian itu. 2. Pengkajian secara teliti terhadap rencana penelitian Tahap ini merupakan pengembangan dari tahap perencanaan. Disini disajikan lagi latar belakang penelitian, permasalahan, tujuan penelitian, hipotesis serta metode. 3. Pengambilan contoh (sampling) Proses pemilihan sejumlah unsur dari suatu populasi guna mewakili seluruh populasi itu. 4. Penyusunan daftar pertanyaan

Proses penterjemahan tujuan-tujuan studi kedalam bentuk pertanyaan untuk mendapatkan jawaban yang berupa informasi yang dibutuhkan. 5. Kerja lapangan Tahap ini meliputi pemilihan dan latihan para pewawancara, bimbingan dalam wawancara serta pelaksanaan wawancara. 6. Editing dan Coding Coding adalah proses memindahkan jawaban yang tertera dalam daftar pertanyaan ke dalam berbagai kelompok jawaban yang disusun dalam angka dan ditabulasi. 7. Analisis dan Laporan Meliputi berbagai tugas yang saling berhubungan dan terpenting pula dalam suatu proses penelitian.
Marzuki, C. 1999. Metodologi Riset. Jakarta: Erlangga.

3. Macam macam penelitian ? Penelitian terdiri dari berbagai jenis. Berikut ini adalah pengelompokkan penelitian. 1. Menurut Fungsi / Kedudukan a. Penelitian Akademik (Mahasiswa S1, S2, S3), ciri/penekanan : Merupakan sarana edukasi Mengutamakan validitas internal (cara yang harus benar) Variabel penelitian terbatas Kecanggihan analisis disesuaikan dengan jenjang (S1, S2, S3) b. Penelitian Profesional (pengembangan ilmu, teknologi dan seni), ciri/ penekanan : Bertujuan mendapatkan pengetahuan baru yang berkenaan dan ilmu, teknologi dan seni. Variabel penelitian lengkap Kecanggihan analisis disesuaikan kepentingan masyarakat ilmiah Validitas internal (cara yang benar) dan validitas eksternal (kegunaan dan generalisasi) diutamakan c. Penelitian Institusional (perumusan kebijakan atau pengambilan keputusan), ciri/penekanan : Bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk pengembangan kelembagaan Mengutamakan validitas eksternal (kegunaan) Variabel penelitian lengkap (kelengkapan informasi) Kecanggihan analisis disesuaikan untuk pengambilan keputusan. 2. Menurut Kegunaan a. Penelitian Murni (Pure Research) atau Penelitian Dasar Penelitian yang kegunaannya diarahkan dalam rangka penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan. b. Penelitian Terapan (Applied Research) Penelitian yang kegunaannya diarahkan dalam rangka memecahkan masalah-masalah kehidupan praktis. 3. Menurut Tujuan a. Penelitian Eksploratif Bertujuan untuk mengungkap secara luas dan mendalam tentang sebab-sebab dan halhal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu. b. Penelitian Pengembangan

Bertujuan untuk menemukan dan mengembangkan suatu prototipe baru atau yang sudah ada dalam rangka penyempurnaan dan pengembangan sehingga diperoleh hasil yang lebih produktif, efektif dan efisien. c. Penelitian Verifikatif Bertujuan untuk mengecek kebenaran hasil penelitian yang dilakukan terdahulu/ sebelumnya. d. Penelitian Kebijakan Penelitian yang dilakukan suatu institusi/lembaga dengan tujuan untuk membuat langkah-langkah antisipatif guna mengatasi permasalahan yang mungkin timbul di kemudian hari. 4. Menurut Pendekatan a. Penelitian Longitudinal (Bujur) Penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan melalui proses dan waktu yang lama terhadap sekelompok subjek penelitian tertentu (tetap) dan diamati/diukur terus menerus mengikuti masa perkembangannya (menembak beberapa kali terhadap kasus yang sama). b. Penelitian Cross-Sectional (Silang) Penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan melalui proses kompromi (silang) terhadap beberapa kelompok subjek penelitian dan diamati/diukur satu kali untuk tiap kelompok subjek penelitian tersebut sebagai wakil perkembangan dari tiap tahapan perkembangan subjek (menembak satu kali terhadap satu kasus). 5. Menurut Tempat a. Penelitian Laboratorium: Eksperimen, tindakan, dan lain-lain. b. Penelitian Perpustakaan: Studi dokumentasi (analisis isi buku, penelitian historis, dan lain-lain). c. Penelitian Kancah atau Lapangan: Survei, dan lain-lain. 6. Menurut Kehadiran Variabel Variabel = hal-hal yang menjadi objek penelitian yang nilainya belum spesifik (bervariasi). a. Penelitian Deskriptif Penelitian yang dilakukan terhadap variabel yang data-datanya sudah ada tanpa proses manipulasi (data masa lalu dan sekarang). b. Penelitian Eksperimen Penelitian yang dilakukan terhadap variabel yang data-datanya belum ada sehingga perlu dilakukan proses manipulasi melalui pemberian treatment/ perlakuan tertentu terhadap subjek penelitian yang kemudian diamati/diukur dampaknya (data yang akan datang). 7. Menurut Tingkat Eksplanasi a. Penelitian Deskriptif Penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan suatu variabel secara mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan variabel dengan variabel lainnya. b. Penelitian Komparatif

Penelitian yang dilakukan untuk membandingkan suatu variabel (objek penelitian), antara subjek yang berbeda atau waktu yang berbeda. c. Penelitian Asosiatif Penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel atau lebih. Penelitian asosiatif merupakan penelitian dengan tingkatan tertinggi dibanding penelitian deskriptif dan komparatif. Dengan penelitian asosiatif dapat dibangun suatu teori yang berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala/fenomena. Ada 3 jenis hubungan antar variabel : a. Simetris (karena munculnya bersama-sama) X tidak mempengaruhi Y atau sebaliknya. b. Kausal / sebab akibat X mempengaruhi Y c. Interaktif / Resiprokal (timbal balik) X dan Y saling mempengaruhi 8. Menurut Caranya a. Penelitian Operasional Penelitian yang dilakukan oleh seseorang yang bekerja pada suatu bidang tertentu terhadap proses kegiatannya yang sedang berlangsung tanpa mengubah sistem pelaksanaannya. b. Penelitian Tindakan Penelitian yang dilakukan oleh seseorang yang bekerja pada suatu bidang tertentu terhadap proses kegiatannya yang sedang berlangsung dengan cara memberikan tindakan/action tertentu dan diamati terus menerus dilihat plus-minusnya, kemudian diadakan pengubahan terkontrol sampai pada upaya maksimal dalam bentuk tindakan yang paling tepat. c. Penelitian Eksperimen (dari caranya) Penelitian yang dilakukan secara sengaja oleh peneliti dengan cara memberikan treatment/perlakuan tertentu terhadap subjek penelitian guna membangkitkan sesuatu kejadian/keadaan yang akan diteliti bagaimana akibatnya. 9. Menurut Metodenya (Jenis-jenis Penelitian a. Metode Survei b. Metode Eksperimen c. Metode Expose Facto d. Metode Naturalistik/Alamiah e. Metode Tindakan f. Metode Evaluasi g. Metode Kebijakan h. Metode Sejarah/Historis.

10. Menurut pendekatan analisisnya penelitian dibagi atas dua macam yaitu (a) penelitian kuantitatif dan (b) penelitian kualitatif. a. Metode kuantitatif disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini juga dikenal sebagai metode ilmiah atau metode scientific karena telah memenuhi kaidah kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, objektif,terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka angka dan analisis menggunakan statistik. b. Metode kualitatif dinamakan metode postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Metode inidisebut juga sebagai metode artistik, karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola). Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah, metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya, disebut metode kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.
Arikunto, S (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

. Abdullah, Taufik, ed. 1982. Agama, Etos kerja, dan Pembangunan Ekonomi.

4. Apa saja sikap sikap yang seharusnya dimiliki oleh peneliti ?


Sikap sikap dan dedikasi yang dibutuhkan tersebut antara lain: - Objektif, faktual, yaitu peneliti harus memiliki sikap objektif dan peneliti memulai pembicaraanya berdasarkan fakta. - Open, fair, responsible, yaitu peneliti harus bersikap terbuka terhadap berbagai saran, kritik,

dan perbaikan dari berbagai kalangan. Begitu pula peneltii harus bersikap wajar, jujur dalam pekerjaanya, serta dapat mempertanggungjawabkan semua pekerjaanya secara ilmiah. - Curious, wanting to know, yaitu peneliti harus memiliki sikap ingin tahu terutama kepada apa yang diteliti dan senantiasa haus akan pengetahuan-pengetahuan baru. Berarti bahwa adalah orang orang yang peka terhadap informasi dan data. - Inventive always, yaitu peneliti harus memiliki daya cipta, kreatif, dan senang terhadap terhadap inovasi. - Think, critically, systematically, yaitu peneliti adalah orang yang memiliki wawasan, mempunyai kemampuan kritis, dan dapat berfikir sistematis. - Able to create, innovative, yaitu peneliti harus memiliki kemampuan mencipta karena harus selalu menemukan atau membuat penemuan-penemuan baru. - Communicate affectivity, yaitu peneliti harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan memengaruhi pihak lain dengan komunikasi itu. - Able to identify and formulate problem clearly, yaitu mampu mengenal dan merumuskan masalah dengan jelas. - View a problem in wider context, yaitu mampu melihat suatu masalah dalam konteks yang luas karena suatu masalah biasanya tidak berdiri sendiri.

Nazir, Mohammad (1999). Metode Penelitiaan. Jakarta: Erlangga

5. Apa itu masalah ? dan bagaimana cara menemukannya?


Menggambarkan suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang membingungkan. Masalah biasanya dianggap sebagai suatu keadaan yang harus diselesaikan.

Diantara syarat yang diajukan oleh para ahli, rumusan hulley dan cummings cukup komprehensif, informative, dan mudah untuk diingat yakni : FINER F : feasible (kemampulaksanaan) Tersedia subjek penelitian Tersedia dana Tersedia waktu, alat dan keahlian Banyak kesenjangan yang dapat dikembangkan menjadi masalah penelitian, namun tidak cukup subjek penelitian, dana, sarana, keahlian, atau waktu. Sebagian kendala tersebut mungkin diatasi dengan modifikasi desain, penyesuaian besar sampel, mengurangi jenis pemeriksaan, dan berbagai kiat lainnya. Jadi pertimbangan praktislah yang akhirnya menentukan, apakah masalah kesehatan dapat dijawab dengan penelitian. I : Interesting (menarik)

Masalah hendaknya menarik bagi peneliti Dilain sisi peneliti juga dituntut jujur dan taat asas dalam seluruh tahapan penelitian sampai dengan pelaporan hasilnya. Oki, peneliti harus tertarik pada substansi yang diteliti. Bila tidak, maka terdapat kemungkinan negative yang dapat terjadi: mungkin ia akan cepat menyerah apabila dihadapkan pada berbagai kendala, atau ia tidak akan taat asas pada penelitian yang dirancang sendiri. N : Novel (memberikan nilai baru) Mengemukakan sesuatu yang baru Mambantah atau mengkonfirmasi penemuan terdahulu Melengkapi atau mengembangkan hasil penelitian terdahulu Nilai baru sering dihubugkan dengan orisinalitas Penelitian yang sama sekali baru disebut dengan orisisnal, sedangkan yang mengulang penelitian terdahulu disebut dengan replikatif. Bukan berarti penelitian harus sama sekali baru,. Pada umumnya penelitian ulangan dibenarkan apabila: 1. Peneliti ingin menguji konsistensi hasil penelitian terdahulu, apakah hal yang sama terjadi bila diterapkan pada kondisi atau populasi yang berbeda (beda ras, usia, kondisi klinis, dsb) 2. Peneliti melihat kekurangan pada metodologi, pelaksanaan, analisis, atau simpulan penelitian sejenis yang dipublikasikan sebelumnya. Alas an pengulangan penelitian harus dijelaskan secara spesifik dan eksplisit dalam latar belakang usulan penelitian. E : Ethical (etis) Tidak bertentangan dengan etika Penelitian apapun khususnya yang menggunakan manusia sebagai subjek, tidak boleh bertentangan dengan etika. Oki, setiap penelitian yang menggunakan manusia sebagai subjek harus lebih dulu memperoleh persetujuan dari komisi etika independen setempat. R : Relevant (relevan) Untuk pengembangan ilpeng Untuk peningkatan tata laksana pasien atau kebijakan kesehatan

Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya Tiap peneliti harus memprediksi hasil penelitian yang akan diperoleh, apakah relevan dengan kemajuan ilmu, tata laksana pasien, kebijakan kesehatan, atau sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya. Dapat ditambahkan bahwa setelah menentukan topic penelitian, peneliti harus membatasi diri pada pertanyaan penelitian yang paling penting. Sumber: sastroasmoro, sudigdo dkk. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi ke-4. 2011. Sagung Seto: Jakarta.

Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks, Jakarta 2008. Halaman 70

6.

Apa macam macam landasan ilmu?


Secara singkat uraian landasan ilmu itu adalah sebagai berikut : a. Landasan ontologis adalah tentang objek yang ditelaah ilmu. Hal ini berarti tiap ilmu harus mempunyai objek penelaahan yang jelas. Karena diversivikasi ilmu terjadi atas dasar spesifikasi objek telaahannya maka tiap disiplin ilmu mempunyai landasan ontologi yang berbeda.

b. Landasan epistemologi adalah cara yang digunakan untuk mengkaji atau menelaah sehingga diperolehnya ilmu tersebut. Secara umum, metode ilmiah pada dasarnya untuk semua disiplin ilmu yaitu berupa proses kegiatan induksideduksi-verivikasi seperti telah diuraikan diatas.

c. Landasan aksiologi adalah berhubungan dengan penggunaan ilmu tersebut dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia. Dengan perkataan lain, apa yang dapat disumbangkan ilmu terhadap pengembangan ilmu itu serta membagi peningkatan kualitas hidup manusia.

prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cet. ke-2, Januari. Jakarta : Rineka Cipta. 2002.

7. Apa hubungan landasan ontologis, axiologis,epistomologis dengan KTI ? 8. Bagaimana cara berpikir yang sistematis? Langkah-langkah Dalam Berpikir Sistematis Sangat singkat, berikut adalah langkahlangkah dalam pemikiran yang sistematis: 1. Mengidentifikasi dan menganalisismasalahsebelum melompat ke dalam tindakan 2. Merumuskan beberapa pilihan

3. Menentukan dan menetapkan suatu kriteria seleksi 4. Jadilah berani dan membuat keputusan akhir Sumber: http://id.hicow.com/pemecahan-masalah/berpikir/thomas-edison2555938.html 9. Bagaimana cara pendekatan berpikir ilmiah yang digunakan agar membawa pada suatu rumusan masalah? Apa yang dimaksud dengan rumusan masalah ? Kaidah atau sifat Berpikir Ilmiah: 1) skeptis. Selalu mempertanyakan suatu kebenaran (teori) yg ada. 2) analitis. Selalu mencari hubunganhubungan dari sesuatu yg diamati. 3) kritis. Memberikan justifikasi atau penafsiran dan pertimbangan terhadap temuan atau mungkin kesalahan dari hasil kajian sebelumnya. Pendekatan Berpikir Ilmiah: 1) cara berpikir deduktif. Dari pernyataan (konklusi) yg berlaku secara umum kemudian ditarik konklusi secara khusus. 2) cara berpikir induktif. Utk memperoleh konklusi yg bersifat umum bertolak dari fakta-fakta yg bersifat khusus. Alat utk mencapai pengetahuan tsb dinamakan syllogisme, atau argumentasi yg terdiri dari 3 proposisi (pernyataan yg menolak/membenarkan suatu keadaan): 1.premis (asumsi/ dasar argumentasi) mayor atau minor. 2.premis minor. 3.konklusi. Contoh pola pikir Deduktif: 1. Semua manusia pasti mati (premis mayor). 2. Presiden adalah seorang manusia (premis minor). 3. Jadi, presiden pasti mati juga (konklusi). Contoh pola pikir Induktif: 1. Desa A di kec Ciboleger, Kab Lebak adalah desa miskin (premis minor). 2. Desa B di kec Ciboleger, Kab Lebak adalah desa miskin (premis minor). 3. Jadi, semua desa di kec Ciboleger, Kab Lebak adalah desa miskin (konklusi)(premis mayor)

Pendekatan Lainnya Metode Positivisme (August Comte; 1798-1857). berpangkal kpd apa yg telah diketahui, yg aktual atau yg positif. Mengabaikan segala uraian atau persoalan di luar yang ada sebagai faktamenolak metafisika, shg dlm filsafat ilmu dibatasi hanya pd segala yg tampak atau gejala-gejala saja. Metode Kontemplatif mengatakan adanya keterbatasan indera dan akal manusia untuk memperoleh pengetahuan, sehingga objek yang dihasilkannya cenderung akan berbeda-beda. Metode ini mengembangkan suatu kemampuan akal yang disebut intuisi. Pengetahuan yang diperoleh melalui intuisi ini disebut cara berkontemplasi seperti yang dilakukan oleh para nabi atau Imam Al-Ghozali. Reductio ad absordum, yang sering digunakan dalam matematika,

mengasumsikan sesuatu salah dulu, kemudian jika sesuatu tersebut setelah dibuktikan ternyata benar maka sesuatu tersebut terbukti benar. Sumber: Checkland, P.B., Systems Thinking, Systems Practice. John Wiley, New York (1993). 10. Persaratan membuat rumusan masalah? Secara garis besar, merumuskan permasalahan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Antara lain : 1. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. a. Permasalahan dibuat untuk mengetahui atau mendeskripsikan suatu fakta, fenomena atau peristiwa hukum. b. Permasalahan dibuat untuk mencari hubungan antara dua hal atau dua fenomena maupun data. c. Permasalahan dibuat dengan cara membandingkan kedua hal atau fenomena maupun data yang ada. 2. Berdasarkan teori dasar hukum. Untuk merumuskan masalah di bidang hukum, biasanya akan lebih mudah apabila lebih ditujukan untuk mempermasalahkan atau menentukan

bagaimana atau mengapa subyek hukum, obyek hukum (hak dan

kewajiban), hubungan hukum, peristiwa hukum maupun akibat hukum terhadap fakta ataupun teori yang ditemukan pada data awal. 3. Cara lain yang lebih sederhana, yaitu dengan cara mempertemukan antaran : a. Das sollen dengan das sollen (teori dengan teori) b. Das Sein dengan das sollen (fakta dengan teori) c. Das Sein dengan das sein (fakta dengan fakta). http://cambai.multiply.com/journal/item/18/LANGKAH_AWAL_DALAM_PEMBUATA N_KARYA_TULIS_ILMIAH?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem 11. Persaratan membuat latar belakang penelitian? Uraian dalam latar belakang masalah hendaknya mencakup 4 hal: 1. Pernyataan tentang masalah penelitian serta besaran masalah 2. Apa yang sudah diketahui (what is known) 3. Apa yang belum diketahui (what is not known-knowledge gap) 4. Apa yang dapat diharap dari penelitian yang direncanakan untuk menutup knowledge gap tersebut. Sumber: sastroasmoro, sudigdo dkk. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi ke-4. 2011. Sagung Seto: Jakarta.

Latar belakang memuat identifikasi masalah berupa ringkasan uraian dibuat secara padat, tajam dan spesifik yang sekaligus menjadi dasar bagi rumusan masalah atau pertanyaan penelitian. Syarat-syaratnya: 1. Disusun dalam bentuk kalimat Tanya (interogatif) krena lebih bersifat khas dan tajam sehingga penelitian lebih terfokus, spesifik dan tajam. 2. Substansi yang dimaksud hendaknya bersifat khas, tidak bermakna ganda. Contoh: bagaimana pengaruh pemberian obat A pada fungsi ventrikel kiri? tidak bersifat khas karena fungsi ventrikel kiri terdiri atas banyak parameter apakah penambahan obat A berhubungan dengan peningkatan curah jantung? lebih khas, tidak dapat ditafsirkan lain.

3. Bila terdapat banyak pertanyaan penelitian, maka masing-masing Pertanyaan harus diformulasikan terpisah agar tiap pertanyaan dapat dijawab secara terpisah pula. Contoh: Penggabungan pertanyaan berikut tidak dapat dijawab dengan satu uji hipotesis: Apakah pemberian kalium IV akan menurunkan tekanan darah, mempercepat laju nadi, serta tidak berpengaruh terhadap kinerja global miokardium? Pertanyaan kompleks tersebut diuraikan menjadi tiga, sehingga tiap pertanyaan dapat dijawab dengan uji hipotesis yang sesuai secara terpisah. Sumber: sastroasmoro, sudigdo dkk. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi ke-4. 2011. Sagung Seto: Jakarta. 12. Bagaimana kronologis yang baik ? 13. Contoh dari induktif dan deduktif ? Metode induktif Metode induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Bentuk dari metode induktif adalah generalisasi dan analogi. 1. Penalaran Induktif Penalaran induktif adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Prosesnya disebut induksi. Penalaran induktif dapat berbentuk generalisasi, analogi, atau hubungan sebab akibat. Generalisasi adalah proses berpikir berdasarkan hasil pengamatan atas sejumlah gejala dan fakta dengan sifat-sifat tertentu mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa itu. Analogi merupakan cara menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan terhadap sejumlah gejala khusus yang bersamaan. Hubungan sebab akibat ialah hubungan ketergantungan antara gejala-gejala yang mengikuti pola sebab akibat, akibat sebab, dan akibat-akibat.

Contoh penalaran induktif adalah : kerbau punya mata. anjing punya mata. kucing punya mata :. setiap hewan punya mata Metode deduktif Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial. 2. Penalaran Deduktif Penalaran deduktif menggunakan bentuk bernalar deduksi. Deduksi yang berasal dari kata de dan ducere, yang berarti proses penyimpulan pengetahuan khusus dari pengetahuan yang lebih umum atau universal. Perihal khusus tersebut secara implisit terkandung dalam yang lebih umum. Maka, deduksi merupakan proses berpikir dari pengetahuan universal ke singular atau individual. Penalaran deduktif adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan. Pernyataan tersebut merupakan premis, sedangkan kesimpulan merupakan implikasi pernyataan dasar tersebut. Artinya, apa yang dikemukakan dalam kesimpulan sudah tersirat dalam premisnya. Jadi, proses deduksi sebenarnya tidak menghasilkan suatu konsep baru, melainkan pernyataan atau kesimpulan yang muncul sebagai konsistensi premis-premisnya. Contoh klasik dari penalaran deduktif:

Semua manusia pasti mati (premis mayor) Sokrates adalah manusia. (premis minor) Sokrates pasti mati. (kesimpulan)

Penalaran deduktif tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang salah mungkin akan membawa kita kepada hasil yang salah dan premis yang tidak tepat juga akan menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat. Alternatif dari penalaran deduktif adalah penalaran induktif

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/09/tugas-1-penalaran-deduktif-daninduktif/ 14. Bagian bagian KTI ? Proposal penelitian terdiri tiga bagian, yaitu: bagian awal, bagian utama dan bagian akhir. A. Bagian Awal 1. Cover Bahan kertas cover adalah kertas karton laminating. Baris paling atas ditulis proposal penelitian, kemudian secara berurutan ke bawah diikuti : a. Judul disusun dalam kalimat lugas, singkat, jelas, mengisyaratkan permasalahan penelitian. Simetris, membentuk segitiga sama kaki terbalik. Pemenggalan frase judul perlu diperhatikan, agar tidak mempengaruhi makna yang ditulis. b. Logo Politeknik Kesehatan Depkes Semarang dengan diameter 5,5 cm. c. Nama mahasiswa ditulis lengkap, tidak boleh disingkat, di bawahnya dicantumkan nomor induk mahasiswa. d. Instansi pendidikan Departemen Kesehatan Republik Indonesia Politeknik Kesehatan Depkes Semarang Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan. e. Waktu pengajuan proposal penelitian dengan menulis tahun di bawah instansi. 2. Halaman Sampul Isi halaman sampul sama dengan isi cover. 3. Halaman Judul Isi halaman judul sama dengan cover, namun logo Politeknik Kesehatan Depkes Semarang dihilangkan, diganti dengan maksud proposal penelitian, yaitu : Proposal penelitian ini sebagai pedoman pelaksanaan penelitian penyusunan karya tulis ilmiah. 4. Halaman Persetujuan Halaman persetujuan berisi nama mahasiswa, nim, judul proposal penelitian, kalimat dan tanggal pertujuan, serta tanda tangan pembimbing sebagai bukti menyetujui proposal penelitian untuk diseminarkan. Halaman persetujuan dicantumkan sebelum proposal penelitian diseminarkan, setelah proposal penelitian diseminarkan diganti

dengan halaman pengesahan. 5. Halaman Pengesahan Baris paling atas ditulis Proposal Penelitian, diikuti secara berurutan ke bawah : judul proposal penelitian, nama mahasiswa, pernyataan telah diseminarkan, tanggal seminar, tanda tangan pembimbing karya tulis ilmiah, tanda tangan pembimbing seminar dan pengesahan oleh Ketua Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto Politeknik Kesehatan Depkes Semarang berupa pembubuhan tanda tangan. 6. Halaman Biodata Biodata minimal berisi; nama, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, riwayat pendidikan. 7. Halaman Pernyataan Halaman pernyataan berisi: nama mahasiswa, nim, judul proposal penelitian, pernyataan keaslian, tanggal dan tanda tangan mahasiswa 8. Halaman Kata Pengantar Kata pengantar berisi ucapan syukur kepada Tuhan atas terselesainya proposal penelitian yang ditulis, tujuan penulisan proposal penelitian dan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu. 9. Halaman Daftar Isi Daftar isi berisi mengenai gambaran sistematika secara keseluruhan proposal penelitian, sehingga memudahkan pembaca untuk mencari secara langsung suatu bab, sub bab tertentu. Di dalam daftar isi dicantumkan urutan judul bab, sub bab dan anak sub bab serta nomor halaman. 10. Halaman Daftar Tabel Daftar tabel dicantumkan, bila dalam proposal penelitian terdapat lebih dari satu tabel. Daftar tabel memuat nomor tabel, judul tabel dan nomor halaman letak tabel. 11. Halaman Daftar Gambar Daftar gambar dicantumkan, bila dalam proposal penelitian terdapat lebih dari satu gambar. Daftar gambar berisi nomor gambar, judul gambar dan nomor halaman letak

gambar berada. 12. Halaman Daftar Lampiran Daftar lampiran berisi nomor lampiran dan judul lampiran. Daftar lampiran dibuat, bila di bagian akhir proposal penelitian terdapat lebih dari satu lampiran. B. Bagian Isi 1. Bab I Pendahuluan a. Latar Belakang Latar belakang berisi: kebijakan umum/teori umum, penjelasan spesifik/teori spesifik, dampak kalau permasalahan dibiarkan, data penelitian sejenis, data daerah lain, data lapangan/ rasa keingintahuan peneliti sebagai masalah, dan penegasan judul. b. Perumusan Masalah Perumusan masalah menunjukkan inti pokok permasalahan dan variabel yang diteliti. Perumusan masalah juga merupakan pertanyaan penelitian yang perlu dijawab dalam penelitian. Perumusan masalah hendaknya spesifik, singkat, jelas, disusun dalam kalimat pertanyaan. Perumusan masalah dapat dirinci dalam sub bab masalah dan sub masalah. Sub bab masalah ditulis dalam satu kalimat pertanyaan yang bersifat umum, sedangkan sub masalah ditulis secara rinci. Banyaknya sub masalah berkisar dua sampai dengan lima. c. Tujuan Tujuan penelitian merupakan kegiatan yang akan dicapai pada penelitian. Tujuan penelitian dapat dirinci menjadi sub bab tujuan umum dan sub bab tujuan khusus. Tujuan disebutkan secara spesifik yang ingin dicapai. Tujuan dirumuskan dalam kalimat pernyataan, tidak ada kata tanya. Tujuan umum merupakan tujuan global yang akan dicapai penelitian, sedangkan tujuan khusus merupakan tujuan yang akan dijalani atau kegiatan yang akan dilakukan pada penelitian. Banyaknya tujuan khusus berkisar antara dua sampai dengan lima, identik dengan banyaknya sub masalah. d. Manfaat Manfaat penelitian dapat berupa manfaat teoritis maupun manfaat praktis. Manfaat teoritis misalnya untuk pengembangan ilmu pengetahuan, sedangkan manfaat praktis misalnya untuk mengatasi masalah kehidupan sehari-hari bagi masyarakat,

masukan bagi pengambil kebijakan. e. Ruang Lingkup Ruang lingkup berguna untuk membatasi materi penelitian, memperjelas spesifikasi materi penelitian. Pada ruang lingkup cukup diungkapkan ruang lingkup materi. 2. Bab II Tinjauan Pustaka a. Pengertian Pengertian berisi pengertian-pengertian variabel/kata pokok penelitian teoritis yang diungkapkan oleh beberapa referensi, pakar yang diacu oleh peneliti sebagai landasan penelitian. b. Hal-hal pokok yang berkaitan dengan masalah penelitian Pada bagian ini diuraikan teori-teori, hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan penelitian. Hasil studi kepustakaan disusun secara sistematis mengungkapkan pendekatan teori yang dipergunakan memecahkan permasalahan penelitian dan merumuskan hipotesis. Hasil studi dapat berupa uraian kualitatif, atau model matematis yang sesuai dengan konteks pengkajian permasalahan kesehatan lingkungan dalam penelitian. c. Faktor-faktor luar yang berhubungan dengan masalah penelitian Pada anak sub bab ini diuraikan faktor lingkungan, kebijakan umum pemerintah, iklim, sosial budaya, yang tidak terkait langsung dengan pokok permasalahan penelitian, faktor tersebut dapat mengganggu, mempengaruhi atau mendukung permasalahan penelitian. d. Kerangka Teori Kerangka teori berisi rangkuman tinjauan pustaka, menjelaskan keterkaitan antar unsur konsep yang dikaji, disajikan dalam bentuk skematis, secara ringkas nantinya menjadi kerangka konsep / pikir atau struktur hubungan variabel, dapat menggunakan pendekatan sistem, epidemiologi, flowchart, alur, modifikasi, mengadopsi konsep teori tertentu, dll. e. Hipotesis Hipotesis diperlukan untuk penelitian analisis inferensial (uji hipotesis) yang menggunakan uji statistik. Penelitian analisis deskriptif yang tidak menggunakan uji statistik tidak perlu hipotesis. Hipotesis yang dicantumkan adalah hipotesis nol

(hipotesis statistik). 3. Bab III Metode Penelitian a. Variabel Penelitian atau Kerangka Pikir 1). Variabel penelitian, khusus penelitian analisis inferensial, penelitiam yamg menguji hubungan/komparasi antar variabel. a). Jenis variabel ; dirinci variabel bebas, variabel terikat, dan variabel pengganggu, yang disebutkan variabel-variabelnya. b). Struktur hubungan variabel ; berisi gambar secara skematis hubungan antar variabel dilengkapi variabelnya. c). Definisi operasional ; variabel dijelaskan dengan kalimat pernyataan, tidak boleh negatif, tidak boleh kalimat tanya, kata yang didefinisikan tidak diulang pada pendefinisian, dapat dilakukan pengukuran atau pengumpulan data, memiliki satuan, disebutkan cara mendapatkan data dan instrumentnya, satuan/katagori, dan skala data. Dapat disajikan dalam bentuk tabel 2). Kerangka pikir, khusus penelitian analisis deskriptif yang tidak menyimpulkan (tidak menguji secara statistik) keterkaitan variabel, pada penelitian analisis inferensial tidak perlu ada. a). Komponen penyusun ; sebutkan model pendekatan yang dipergunakan, misal pendekatan sistem, maka sebutkan komponen yang ada pada input, proses, out put ; pendekatan epidemiologi, maka sebutkan komponen yang terdapat dalam host, agent, lingkungan, dll. b). Gambar kerangka pikir ; gambar secara skematis keterkaitan antar komponen, dilengkapi isi komponen penyusun. c). Definisi operasional ; berisi komponen penyusun dijelaskan dengan kalimat pernyataan, tidak boleh negatif, tidak boleh kalimat tanya, kata yang didefinisikan tidak diulang pada pendefinisian, dapat dilakukan pengukuran atau pengumpulan data, memiliki satuan, disebutkan cara mendapatkan data dan instrumentnya, satuan/katagori, skala data. Dapat disajikan dalam bentuk tabel. b. Jenis Penelitian Sebut jenis penelitian eksperiment atau observasional, analisis inferensial atau

deskriptif, pendekatan crossectional, retrospektif, longitudinal, cohort, design penelitian, dapat dengan skema. c. Waktu dan Lokasi 1). Waktu, dirinci range persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian. Alokasi waktu secara umum yang ditampilkan, secara rinci diperjelas pada ghant chart dilampirkan. 2). Lokasi, sebutkan nama lembaga, jalan, nomor, rt , rw, desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten (alamat lengkap). d. Populasi dan Sampel atau Subyek 1). Populasi dan sampel ; digunakan pada penelitian analisis inferensial, penelitian yang menyimpulkan untuk populasi. Pada populasi sebutkan populasinya dan banyaknya elemen populasi, sedangkan sampel ditulis dengan menyebutkan cara mendapatkan dan banyaknya anggota sampel, nama dan cara mengambil sampel. Pada penelitian total populasi, maka sampel tidak perlu ditulis. 2). Subyek ; dipergunakan untuk khusus penelitian analisis deskriptif. Pada subyek disebutkan subyek yang diteliti, jumlah subyek yang diukur, cara menentukan subyek yang diukur. Subyek dapat berupa manusia, benda, kegiatan, rumah, dsb. e. Pengumpulan Data 1). Jenis data Jenis data dapat dirinci dalam sub bab data umum dan data khusus, sub bab data primer dan sekunder atau langsung disebutkan secara rinci data yang akan dikumpulkan. a). Data umum ; sebutkan data kondisi umum lingkungan penelitian, misalnya : iklim (curah hujan, musim), batas wilayah geografis, topografi, demografi (jumlah penduduk, pendidikan, pekerjaan) ; lingkungan budaya, dll. b). Data khusus ; sebutkan data pokok penelitian, yang sesuai dengan variabel penelitian atau kerangka konsep penelitian, misalnya kelembaban, suhu, BOD, pencahayaan, kebisingan, kepadatan lalat, nyamuk, jenis sampah, dll. 2). Sumber data Sumber data dapat dirinci dalam sub bab data umum dan data khusus, sub bab

data primer dan sekunder atau langsung disebutkan secara rinci sumber data yang akan dikumpulkan. a). Data primer, disebutkan asal data, misalnya hasil pengukuran terhadap objek, hasil pemeriksaan lab, wawancara dengan responden, hasil pengamatan terhadap obyek, dll. b). Data sekunder disebut asal data tersebut, misalnya kantor desa, puskesmas, kantor kecamatan, rumah sakit, perusahaan, industri, dinkes, dll. 3). Cara pengumpulan data Sebutkan teknik pengumpulan data ; angket, wawancara, observasi, pengukuran, diskusi, dll (teknik/prosedur dilampirkan). Petugas pengumpul data perlu ditampilkan oleh peneliti sendiri atau dilakukan oleh orang lain, petugas, dsb. 4). Instrumen/alat pengumpul data Disebutkan instrument pengumpul data yang akan digunakan pada penelitian. Bila berupa prosedur dengan alat yang banyak dilampirkan. Pengembangan instrument perlu dikemukakan, misalnya uji validitas dan reliabilitas, kalibrasi alat, standarisasi instrument, uji coba instrument, dll. f. Pengolahan Data Kegiatan pengolahan data disebutkan yang hanya dilakukan secara konkrit saja, tidak bersifat teoritis. Pengolahan data dapat meliputi : 1). Editing, kegiatan editing yang dilakukan meliputi koreksi dan seleksi terhadap data yang masuk, dijelaskan prosesnya. 2). Coding, pemberian kode terhadap data, kode diupayakan dalam bentuk numerik. 3). Pengelompokan/klasifikasi Data, 4). Saving, penyimpanan data dapat berupa cd, flasdisk, harddisk, lembaran print out, manual. 5). Tabulating, disebutkan tabulasi datanya menggunakan manual, software SPSS, MS Excel. g. Analisis Data Analisis data dirinci dalam analisis univariat, bivariat dan multivariat. Analisis univariat dikemukakan analisis deskriptif yang dilakukan, misal persentase,

hitungan rumus, model penyajian datanya, mean, standar error, dsb. Analisis bivariat dan multivariat dikemukakan jenis uji statistic, hipotesis statistic (Ho) dan soft ware program komputer yang digunakan. C. Bagian Akhir 1. Daftar Pustaka Daftar pustaka memuat pustaka yang diacu dalam menyusun proposal penelitian. Pustaka dapat berupa buku-buku, majalah, koran, internet, makalah seminar, dll. Penulisan pustaka disusun ke bawah menurut alfabetis. Secara umum dicantumkan nama pengarang, tahun buku, judul buku digaris bawah atau dimiringkan, kota penerbit, penerbit. 2. Lampiran Lampiran berisi dokument yang mendukung penelitian, misalnya: kuesioner, cek list, prosedur percobaan, prosedur pengukuran, jadwal, dll. http://id.scribd.com/doc/23200475/Pedoman-Pembuatan-KTI

Anda mungkin juga menyukai