Anda di halaman 1dari 16

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

Penyunting : Faqih Ruhyanudin

1. Menguji tingkat kesadaran a. secara kualitatif 1. !"#!sMentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya. 2. A#atis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh. 3. $eliriu", yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal. 4. S!"n!len ( btundasi, !etargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban "erbal. #. Stu#!r (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap nyeri. $. !"a (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun re%lek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya). %. Secara Kuantitatif dengan G S & Glasg!' !"a Scale ( 1. &enilai respon membuka mata (') (4) ( spontan (3) ( dengan rangsang suara (suruh pasien membuka mata). (2) ( dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri, misalnya menekan kuku jari) (1) ( tidak ada respon 2. &enilai respon )erbal*respon +icara ()) (#) ( orientasi baik (4) ( bingung, berbicara mengacau ( sering bertanya berulang-ulang ) disorientasi tempat dan waktu. (3) ( kata-kata saja (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata masih jelas, namun ,!-./ -. .0 ).,1 /. !0., 2!). 34. 5.-167 '.8./79

(2) ( suara tanpa arti (mengerang) (1) ( tidak ada respon 3. &enilai respon motorik (&) ($) ( mengikuti perintah (#) ( melokalisir nyeri (menjangkau : menjauhkan stimulus saat diberi rangsang nyeri) (4) ( withdraws (menghindar * menarik e;tremitas atau tubuh menjauhi stimulus saat diberi rangsang nyeri) (3) ( %le;i abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada : kaki e;tensi saat diberi rangsang nyeri). (2) ( e;tensi abnormal (tangan satu atau keduanya e;tensi di sisi tubuh, dengan jari mengepal : kaki e;tensi saat diberi rangsang nyeri). (1) ( tidak ada respon <asil pemeriksaan tingkat kesadaran berdasarkan -=8 disajikan dalam )!0'> (7?727 $< .31,34. 3! -nilai .! dijumlahkan. /ilai -=8 yang tertinggi adalah 1# yaitu '4)#&$ dan terendah adalah 3 yaitu '1)1&1 8etelah dilakukan scoring maka dapat diambil kesimpulan ( (=ompos &entis(-=8( 1#-14) * @patis (-=8( 13-12) * 8omnolen(11-12) * .elirium (-=8( ?-A)* 8poro coma (-=8( $-4) * =oma (-=8( 3)) ). Me"eriksa tanda*tanda rangsangan !tak @dakah 0eningkatan suhu tubuh, nyeri kepala, kaku kuduk, mual B muntah, kejang a. 0emeriksaan 6aku kuduk b. 0emeriksaan 6ernig 0osisikan pasien untuk tidur terlentang Cleksikan sendi panggul tegak lurus (?2D)dengan tubuh, tungkai atas dan bawah pada posisi tegak lurus pula. 8etelah itu tungkai bawah diekstensikan pada persendian lutut sampai membentuk sudut lebih dari 13#D terhadap paha. +ila teradapat tahanan dan rasa nyeri sebelum atau kurang dari sudut 13#D, karena nyeri atau spasme otot hamstring * nyeri sepanjang

/.Eschiadicus, sehingga panggul ikut %leksi dan juga bila terjadi %leksi in"oluter pada lutut kontralateral maka dikatakan 6ernig sign positi%.

gambar 3 pemeriksaan Fanda 6ernig

c. 0emeriksaan +rudGinski 1. HI1-J!3)/! , HI1-J!3)/!K) 3<C/ )!L3 0asien berbaring dalam sikap terlentang, tangan kanan ditempatkan dibawah kepala pasien yang sedang berbaring , tangan pemeriksa yang satu lagi ditempatkan didada pasien untuk mencegah diangkatnya badan kemudian kepala pasien di%leksikan sehingga dagu menyentuh dada. +rudGinski E positi% bila gerakan %leksi kepala disusul dengan gerakan %leksi di sendi lutut dan panggul kedua tungkai secara re%lektorik.

gambar 4( pemeriksaan tanda brudGinski E

2. +rudGinski EE 0asien berbaring terlentang. Fungkai yang akan dirangsang di%leksikan pada sendi lutut, kemudian tungkai atas diekstensikan pada sendi panggul. 3. HI1-J!3)/! ,,, HI1-J!3)/!K) :6<C/ $!L3 0asien tidur terlentang tekan pipi kiri kanan dengan kedua ibu jari pemeriksa tepat di bawah os oGygomaticum. 4. +rudGinski E) HI1-J!3)/!K) $4086!)!) $!L3 0asien tidur terlentang tekan simpisis pubis dengan kebua ibu jari tangan pemeriksaan. +. Me"eriksa ner,us cranialis Ner,us I - Olfakt!rius &#e"%au )

@njurkan klien mengidenti%ikasi berbagai macam jenis bau-bauan dengan memejamkan mata, gunakan bahan yang tidak merangsang seperti kopi, tembakau, par%um atau rempah-rempah Ner,us II- O#ticus &#engli.atan( &elakukan pemeriksaan "isus, dapat dilakukan dengan( a. 0emeriksaan penglihatan sentral ("isual acuity) $engan Kartu snellen- 0ada pemeriksaan kartu memerlukan jarak enam meter antara pasien dengan tabel, jika tidak terdapat ruangan yang cukup luas, pemeriksaan ini bisa dilakukan dengan cermin. 6etajaman penglihatan normal bila baris yang bertanda $ dapat dibaca dengan tepat oleh setiap mata ("isus $*$) b. 0emeriksaan 0englihatan 0eri%er 0emeriksaan penglihatan peri%er dapat menghasilkan in%ormasi tentang sara% optikus dan lintasan penglihatan mulai dari mata hingga korteks oksipitalis. .apat dilakukan dengan( /es K!nfr!ntasi- Larak antara pemeriksa B pasien ( $2 B 122 cm, bjek yang digerakkan harus berada tepat di tengah-tengah jarak tersebut. bjek yang digunakan (2 jari pemeriksa * ballpoint) di gerakan mulai dari lapang pandang kanan dan kiri (lateral dan medial), atas dan bawah dimana mata lain dalam keadaan tertutup dan mata yang diperiksa harus menatap lurus ke depan dan tidak boleh melirik ke arah objek tersebut. pemeriksaan lapang pandang pemeriksa harus normal. c. >e%leks 0upil i. Res#!n ca.a0a langsung 0akailah senter kecil, arahkan sinar dari samping (sehingga pasien tidak mem%okus pada cahaya dan tidak berakomodasi) ke arah salah satu pupil untuk melihat reaksinya terhadap cahaya. Enspeksi kedua pupil dan ulangi prosedur ini pada sisi lainnya. 0ada keadaan normal pupil yang disinari akan mengecil. ii. >espon cahaya konsensual 8yarat

Lika pada pupil yang satu disinari maka secara serentak pupil lainnya mengecil dengan ukuran yang sama. d. 0emeriksaan %undus occuli (%undus kopi) .igunakan alat o%talmoskop. 0utar lensa ke arah dapat diarahkan kepada terlebih dahulu diskus keluar dari diskus optikus. e. Fes warna Intuk mengetahui adanya polineuropati pada n. optikus. Ner,us III- Ocul!"!t!rius a. Pt!sis 0ada keadaan normal bila seseorang melihat ke depan maka batas kelopak mata atas akan memotong iris pada titik yang sama secara bilateral. 0tosis dicurigai bila salah satu kelopak mata memotong iris lebih rendah dari pada mata yang lain, atau bila pasien mendongakkan kepala ke belakang * ke atas (untuk kompensasi) secara kronik atau mengangkat alis mata secara kronik pula. b. Gerakan %!la "ata 0asien diminta untuk melihat dan mengikuti gerakan jari atau ballpoint ke arah medial, atas dan bawah, sekaligus ditanyakan adanya penglihatan ganda (diplopia) dan dilihat ada tidaknya nistagmus. 8ebelum pemeriksaan gerakan bola mata (pada keadaan diam) sudah dilihat adanya strabismus (juling) dan de"iasi conjugate ke satu sisi. c. Pe"eriksaan #u#il "eli#uti 1 i. +entuk dan ukuran pupil ii. 0erbandingan pupil kanan dan kiri iii. >e%leks pupil, &eliputi pemeriksaan( %undus, kekeruhan dioptri maka %okus lensa (katarak) dapat

mengganggu pemeriksaan %undus. +ila retina sudah ter%okus carilah optikus. =aranya adalah dengan mengikuti perjalanan "ena retinalis yang besar ke arah diskus. 8emua "ena-"ena ini

1. >e%leks cahaya langsung (bersama /. EE) 2. >e%leks cahaya tidak langsung (bersama /. EE) 3. >e%leks pupil akomodati% atau kon"ergensi Ner,us I2- /.r!clearis 0ergerakan bola mata ke bawah dalam, gerak mata ke lateral bawahstrabismus kon"ergen, diplopia Ner,us 2- /.rige"inus ( =abang optalmicus ( &emeriksa re%leks berkedip klien dengan menyentuhkan kapas halus saat klien melihat ke atas =abang ma;ilaris ( &emeriksa kepekaan sensasi wajah, lidah dan gigi =abang &andibularis ( &emeriksa pergerakan rahang dan gigi

gambar 1 pemeriksaan ner"es trigeminus

Ner,us 2I- A%dusen 0ergerakan bola mata ke lateral Ner,us 2II- 3acialis 0emeriksaan %ungsi motorik ( mengerutkan dahi (dibagian yang lumpuh lipatannya tidak dalam), mimik, mengangkat alis, menutup mata (menutup mata dengan rapat dan coba buka dengan tangan pemeriksa), moncongkan bibir atau menyengir, memperlihatkan gigi, bersiul (suruh pasien bersiul, dalam keadaan pipi mengembung tekan kiri dan kanan apakah sama kuat. +ila ada kelumpuhan maka angin akan keluar kebagian sisi yang lumpuh) Ner,us 2III- Audit!rius4,esti%ul!k!k.learis

&emeriksa ketajaman pendengaran klien, dengan menggunakan gesekan jari, detik arloji, dan audiogram. @udiogram digunakan untuk membedakan tuli sara% dengan tuli konduksi dipakai tes >inne dan tes ,eber. Ner,us I5- Gl!s!#.aringeal &emeriksa gerakan re%lek lidah, klien diminta m engucap @<, menguji kemampuan rasa lidah depan, dan gerakan lidah ke atas, bawah, dan samping. 0emeriksaan /. E1 dan / 1. karena secara klinis sulit dipisahkan maka biasanya dibicarakan bersama-sama, anamnesis meliputi kesedak * keselek (kelumpuhan palatom), kesulitan menelan dan disartria. 0asien disuruh membuka mulut dan inspeksi palatum dengan senter perhatikan apakah ,<I-.8., 8<IL<)<I.3 1M1 . /<01-!.3 8.)!<3 -!)1I16 0<34<'1, 5.69 &!/. 1M1 . terletak ke satu sisi maka ini menunjukkan adanya kelumpuhan ner"us 1 unilateral perhatikan bahwa u"ula tertarik kearah sisi yang sehat. 8ekarang lakukan tes re%leks muntah dengan lembut (ner"us E1 adalah komponen sensorik dan ner"us 1 adalah komponen motorik). 8entuh bagian belakang %aring pada setiap sisi dengan spacula, jangan lupa menanyakan kepada pasien apakah ia merasakan sentuhan spatula tersebut (/. E1) setiap kali dilakukan. .alam keadaaan normal, terjadi kontraksi palatum molle secara re%leks. Lika konraksinya tidak ada dan sensasinya utuh maka ini menunjukkan kelumpuhan ner"us 1, kemudian pasien disuruh berbicara agar dapat menilai adanya suara serak (lesi ner"us laringeus rekuren unilateral), kemudian disuruh batuk , tes juga rasa kecap secara rutin pada posterior lidah (/. E1) Ner,us 5- 2agus &emeriksa sensasi %aring, laring, dan gerakan pita suara Ner,us 5I- Access!rius 0emeriksaan sara% asesorius dengan cara meminta pasien mengangkat bahunya dan kemudian rabalah massa otot trapeGius dan usahakan untuk menekan bahunya ke bawah, kemudian pasien disuruh memutar kepalanya dengan melawan tahanan (tangan pemeriksa) dan juga raba massa otot sternokleido mastoideus.

Ner,us 5II- 60#!gl!sal 0emeriksaan sara% <ipoglosus dengan cara (Enspeksi lidah dalam keadaan diam didasar mulut, tentukan adanya atro%i dan %asikulasi (kontraksi otot yang halus iregular dan tidak ritmik). 0asien diminta menjulurkan lidahnya yang berde"iasi ke arah sisi yang lemah jika terdapat lesi upper atau lower motorneuron unilateral. !esi I&/ dari / 1EE biasanya bilateral dan menyebabkan lidah imobil dan kecil. 6ombinasi lesi I&/ bilateral dari /. E1. 1, 1EE disebut kelumpuhan pseudobulbar.

7. Me"eriksa fungsi "!t!rik a. #enga"atan k k k -aya berjalan dan tingkah laku 8imetri tubuh dan e;termitas 6elumpuhan badan dab anggota gerak

b. Gerakan ,!lunter Mang di periksa adalah pasien atas pemeriksa, misalnya k k k k k k k k k k k k k &engangkat kedua tangan dan bahu Cleksi dan e;tensi artikulus kubiti &engepal dan membuka jari tangan &engankat kedua tungkai pada sendi panggul Cleksi dan ekstansi artikulus genu 0lantar %leksi dan dorsal %leksi plantar kaki -erakan jari-jari kaki 0engukuran besar otot /yeri tekan 6ontraktur 6onsistensi (kekenyalan) 6onsistensi otot yang meningkat ( meningitis, kelumpuhan 6onsitensi otot yanag menurun terdapat pada( kelumpuhan akibat lesi, kelumpuhan akibat dener%asi otot

c. Pal#asi

8. Me"eriksa fungsi sens!rik 6epekaan sara% peri%er. klien diminta memejamkan mata a. &enguji sensasi nyeri( dengan menggunakan 8patel lidah yang di patahkan atau ujung kayu aplikator kapasdigoreskan pada beberapa area kulit, &inta klien untuk bersuara pada saat di rasakan sensasi tumpul atau tajam. b. &enguji sensai panas dan dingin( dengan menggunakan .ua tabung tes, satu berisi air panas dan satu air dingin, 8entuh kulit dengan tabung tersebut minta klien untuk mengidenti%ikasi sensasi panas atau dingin. c. 8entuhan ringan ( dengan menggunakan +ola kapas atau lidi kapas, +eri sentuhan ringan ujung kapas pada titik-titik berbeda sepanjang permukaan kulit minta klien untuk bersuara jika merasakan sensasi d. )ibrasi*getaran ( dengan garputala, Fempelkan batang garpu tala sedang bergetar di bagian distal sendi inter%alang klien untuk bersuara pada saat dan tempat di rasakan "ibrasi. 9. Me"eriksa reflek kedala"an tend!n 1. >e%lek %isiologis a. >e%lek bisep( 0osisi(dilakukan dengan pasien duduk, dengan membiarkan lengan untuk beristirahat di pangkuan pasien, atau membentuk sudut sedikit lebih dari ?2 derajat di siku. Edenti%ikasi tendon(minta pasien mem%le;ikan di siku sementara pemeriksa mengamati dan meraba %ossa antecubital. Fendon akan terlihat dan terasa seperti tali tebal. =ara ( ketukan pada jari pemeriksa yang ditempatkan pada tendon m.biceps brachii, posisi lengan setengah diketuk pada sendi siku. >espon ( %leksi lengan pada sendi siku yang darijari dan

sendiinter%alang dari ibu jari kaki, siku, dan pergelangantangan. &inta

gambar 2 re%lek bisep

b. >e%lek trisep ( 0osisi (dilakukan dengan pasien duduk. dengan 0erlahan tarik lengan keluar dari tubuh pasien, sehingga membentuk sudut kanan di bahu. atau !engan bawah harus menjuntai ke bawah langsung di siku =ara ( ketukan pada tendon otot triceps, posisi lengan %leksi pada sendi siku dan sedikit pronasi >espon ( ekstensi lengan bawah pada sendi siku

gambar 3 re%lek trisep

c. >e%lek brachiradialis 0osisi( dapat dilakukan dengan duduk. !engan bawah harus beristirahat longgar di pangkuan pasien. =ara ( ketukan pada tendon otot brakioradialis (Fendon melintasi (sisi ibu jari pada lengan bawah) jari-jari sekitar 12 cm proksimal pergelangan posisi lengan %leksi pada sendi siku dan sedikit pronasi. >espons( - %le;i pada lengan bawah - supinasi pada siku dan tangan tangan.

gambar 4 re%lek brachiradialis

d. >e%lek patella posisi klien( terlentang =ara ( ketukan pada tendon patella >espon ( plantar %leksi kaki karena kontraksi m.Nuadrisep %emoris dapat dilakukan dengan duduk atau berbaring

gambar #re%lek patela

e. >e%lek achiles 0osisi ( pasien duduk, kaki menggantung di tepi meja ujian. @tau dengan berbaring terlentang dengan posisi kaki melintasi diatas kaki di atas yang lain atau mengatur kaki dalam posisi tipe katak. Edenti%ikasi tendon(mintalah pasien untuk plantar %le;i. =ara ( ketukan hammer pada tendon achilles >espon ( plantar %leksi kaki krena kontraksi m.gastroenemius

gambar $ re%lek achiles

2. >e%lek 0athologis +ila dijumpai adanya kelumpuhan ekstremitas pada kasus-kasus tertentu. a. >e%lek babinski( 0esien diposisikan berbaring supinasi dengan kedua kaki diluruskan. Fangan kiri pemeriksa memegang pergelangan kaki pasien agar kaki tetap pada tempatnya. !akukan penggoresan telapak kaki bagian lateral dari posterior ke anterior >espon ( posisit% apabila terdapat gerakan dorso%leksi ibu jari kaki dan pengembangan jari kaki lainnya

gambar A re%lek babinski

b. >e%lek chaddok - 0enggoresan kulit dorsum pedis bagian lateral sekitar maleolus lateralis dari posterior ke anterior - @mati ada tidaknya gerakan dorso%leksi ibu jari, disertai mekarnya (%anning) jari-jari kaki lainnya.

gambar O re%lek chaddock

c. >e%lek schae%%er &enekan tendon achilles. @mati ada tidaknya gerakan dorso %leksi ibu jari kaki, disertai mekarnya (%anning) jari-jari kaki lainnya.

gambar ? re%lek schae%er

d. >e%lek oppenheim 0engurutan dengan cepat krista anterior tibia dari proksiml ke distal @mati ada tidaknya gerakan dorso %leksi ibu jari kaki, disertai mekarnya (%anning) jari-jari kaki lainnya.

gambar 12 re%lek oppenheim

a. >e%lek -ordon menekan pada musculus gastrocnemius (otot betis) @mati ada tidaknya gerakan dorso%leksi ibu jari kaki, disertai mekarnya (%anning) jari-jari kaki lainnya.

gambar 11 re%lek gordon

%.

>e%lek bing

g. >e%lek gonda &enekan (mem%leksikan) jari kaki ke-4, lalu melepaskannya dengan cepat. @mati ada tidaknya gerakan dorso %leksi ibu jari kaki, disertai mekarnya (%anning) jari-jari kaki lainnya.

Anda mungkin juga menyukai