Oleh : H. Kuntoro Guru Besar Ilmu Biostatistika dan Ke endudukan !akultas Kesehatan "as#arakat $nair
I.
PENDAH$L$AN
Penelitian merupakan aktivitas ilmiah yang bermanfaat dalam pengembangan keilmuan. Dalam penelitian unsur kecermatan dan langkah yang sistematis memegang peranan yang penting. Hal tersebut banyak membantu dalam upaya untuk menemukan suatu fenomena baru, teori baru, prototipe, uji diagnostik baru atau merevisi/mengoreksi fenomena yang sudah ada, teori yang sudah ada, uji diagnostik yang sudah. Berikut adalah definisi penelitian menurut Webster s !ncyclopedic "nabridged Dictionary of the !nglish #anguage, $%&%, '.(.) * Diligent +nd ,ystematic -n.uiry /r -nvestigation -nto + ,ubject -n /rder 0o Discover /r 1evise 2acts, 0heories, +pplications, !tc. *
Desain menurut Webster s !ncyclopedic "nabridged Dictionary of the !nglish #anguage, $%&%, '.(.) * 0he Plan of 2orm and ,tructure of 3 or 0he Plan for + Work 0o Be !4ecuted, or Preparation of Preliminary ,ketch * Bila didefinisikan secara bebas, desain penelitian adalah * the plan of form and structure of research, atau the plan for a research to be e4ecuted, atau preparation of preliminary sketch of research *. 5enurut 6ohn de1oche dari 5a47ell, 6oseph +. $%%8. Qualitative Research Design: An Interactive Approach. 0housand /aks, 9+: ,+;!.
* + definition of *research design< =in holistic sense): Planning all components
and steps of the researchwhile taking account of ethics,resources and contingenciesso that you will produce meaningful, important, and credible knowledge-claims about the empirical world. Bisa disimpulkan bah7a desain penelitian merupakan perencanaan penelitian yang menyeluruh yang menyangkut semua komponen dan langkah penelitian dengan mempertimbangkan etika penelitian, sumber daya penelitian dan kendala penelitian.
Dalam makalah ini hanya dibatasi salah satu komponen penelitian yang menyangkut jenis penelitian, sedangkan komponen metode penelitian diuraikan dalam makalah yang perpisah. >omponen dan langkah penelitian diuraikan secara singkat terutama untuk jenis penelitian yang menggunakan hipotesis. "ntuk mempermudah pemahaman perlu disepakati bah7a yang dimaksud dengan desain penelitian adalah dalam arti sempit yaitu jenis penelitian.
II.
"ASALAH
GENE%ALISASI
HIPOTESIS
ANALISIS DATA
TEO%I
%AN&ANGAN PENELITIAN
PENG$"P$LAN DATA
PENG$K$%AN
'Na(hmias) *+,-.
III.
/ENIS PENELITIAN
,ecara umum desain penelitian ditentukan oleh pertama, rumusan masalah yang akan dija7ab dalam suatu penelitian yang dikenal dengan < research .uestion < dan kedua adalah tujuan yang ingin dicapai le7at penelitian yang tentunya harus sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan. Desain penelitian yang akan dipilih juga akan menentukan, pertama, perlu tidaknya penggunaan metode sampling, kedua, bila perlu metode sampling, perlu tidaknya menggunaan rumus untuk penentuan besar sampel, ketiga, perlu tidaknya alokasi random untuk mempertahankan validitas internal pada penelitian yang bertujuan untuk membuktikan hubungan sebab akibat. 0ujuan penelitian bisa dalam bentuk sebagai berikut. Pertama, identifikasi dan karakterisasi suatu fenomena misal *heat stress protein *, kedua, membuat atau mengembangkan model misalnya model pelayanan kesehatan untuk masyarakat perkotaan, ketiga , mengeksplorasi faktor misalnya faktor determinan dari gangguan metabolisme lemak, keempat, membuktikan hubungan antar variabel misalnya hubungan antara respon imun seluler dan respon imun humoral, dan kelima, membuktikan pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain misalnya pengaruh ekstrak daun mimba terhadap terhadap viabilitas kuman stafilokokus. "ntuk bentuk tujuan pertama hingga kelima memerlukan desain penelitian non eksperimental karena peneliti sama sekali tidak melakukan intervensi baik dalam pemberian obat, teknologi kedokteran, atau kebijakan kesehatan padaa individu yang diteliti. ,edangkan untuk bentuk tujuan kelima memerlukan desain penelitian eksperimental karena peneliti melakukan intervensi terhadap individu yang diteliti. +da yang menyebut penelitian non eksperimental sebagai penelitian observasional. "ntuk bentuk tujuan pertama hingga ketiga memerlukan desain penelitian observasional yang bersifat deskriptif eksploratif non hipotetik. "ntuk bentuk tujuan keempat memerlukan desain penelitian observasional yang bersifat analitik inferensial hipotetik karena dalam pembuktian memerlukan metode statistik inferensial untuk pengujian hipotesis. "ntuk penelitian observasional yang bersifat deskriptif eksploratif non hipotetik bisa dilakukan le7at pendekatan, pertama pendekatan kuantitatif ? numerik, dan kedua, pendekatan kualitatif fenomenologis/verstehen. (ang terakhir ini banyak digunakan dalam penelitian di bidang ilmu humaniora yang mempunyai jenis penelitian yang bervariasi mulai yang sederhana klasik seperti studi kasus =case study) hingga yang kontemporer seperti analisis 7acana =discourse analysis). "ntuk yang pertama banyak digunakan di bidang biologi, kedokteran, farmasi, dan kesehatan masyarakat seperti mengetahui analisis kekerabatan =filogenetik) suatu virus campak, isolasi bahan aktif dari buah pace dls. Penelitian observasional bisa juga menggunakan pendekatan epidemiologis. 0entunya perlu diperhatikan apa hakekat pendekatan epidemiologis yaitu berkaitan dengan distribusi suatu penyakit menurut demografis, geografis, sosio kultural dan berkaitan dengan hubungan antara faktor resiko dan penyakit. (ang pertama menggunakan pendekatan epidemiologis ? deskriptif dan yang kedua menggunakan pendekatan epidemiologis analitik.
I0.
saat penelitian terpapar faktor resiko =!) dan penyakit =D) diobservasi
ND
E di masa lalu
D di masa lalu
D saat ini
D di masa #.a.d.
0.
responden yang di7a7ancarai akan memberikan pola respon yang sama karena struktur dan urutan kuesioner sama untuk semua responden. Dengan demikian pemrosesan data dari kuesioner ini lebih mudah. Bentuk ini paling ketat bagi pe7a7ancara karena ia tidak bisa melakukan improvisasi dalam 7a7ancara. Bentuk kedua lebih longgar karena memberikan fleksibilitas bagi pe7a7ancara dalam mengajukan pertanyaan ke responden. >uesioner terstruktur namun jad7al atau tata urutan menanyakan lebih fleksibel. Bentuk ketiga paling fleksibel bagi pe7a7ancara. ,ering digunakan dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif di mana pe7a7ancara bebas tanpa menggunakan kuesioner terstruktur, hanya dalam bentuk catatan saja. +da beberapa prinsip 7a7ancara yang perlu diperhatikan. Pertama, responden memerlukan suasana yang menyenangkan dan memuaskan dalam interaksi dengan pe7a7ancara. >edua, responden perlu mengetahui bah7a penelitian adalah bermanfaat. >etiga, pe7ancara perlu mengatasi hambatan yang ada di benak responden ,ebelum melakukan 7a7ancara, pe7a7ancara perlu pertama, memperkenalkan diri, kedua, memotivasi responden, ketiga, menjelaskan proses terpilihnya responden , keempat, beradaptasi dengan situasi yang ada, kelima, menguraikan petunjuk menja7ab secara singkat, dan keenam, menciptakan hubungan yang meyakinkan dan saling pengertian. Dengan makin luasnya sistem jaringan tilpon dimungkinkan untuk menggunakan metode 7a7ancara per tilpon. >erangka sampling =atau frame atau daftar nama individu di populasi) dapat diperoleh dari direktori tilpon yang dikeluarkan oleh >antor 0ilpon. Peneliti bisa membatasi populasi dengan memilih populasi berdasarkan tiga digit pertama nomor telpon yang disebut < telephone e4change number < misalnya, =E%@) ? GGGG. >emudian sebagai kerangka sampling disusun dari D digit yang terakhir dari AAAA hingga %%%% untuk digunakan untuk melakukan sampling random. 0entu perlu diperhatikan prinsip satu responden satu nomor tilpon. 'omor yang sudah terpilih secara random kemudian dikontak =random digit dialing) untuk selanjutnya di7a7ancarai. >elemahan dari metode ini adalah terjadinya <broken off intervie7 < di mana setelah responden mengangkat tilpon kemudian langsung ditutup pertanda responden tidak bersedia di7a7ancari.
Berikut ini adalah ringkasan perbandingan antara ketiga metode pengumpulan data.
&
RINGKASAN PLUS/MINUS
ITEM
1. BIA A 2.RESPONSE RATE 3.KENDALI SITUASI W. 4. UTK AREA TERPENCAR 5. UTK. POP. HETEROGEN 6.UTK. INFO RINCI 7.KECEPATAN
Q PER POS
RENDAH RENDAH RENDAH TINGGI RENDAH MODERAT RENDAH
W.PRIB.
TINGGI TINGGI TINGGI MODERAT TINGGI TINGGI RENDAH
W PER TP.
MODERAT TINGGI MODERAT MODERAT TINGGI MODERAT TINGGI
0I.
>etiga, adanya urutan 7aktu kejadian =time ordering), artinya penyebab harus dimunculkan dahulu baru dievaluasi timbulnya akibat. Dikondisikan konsumsi lemak yang berlebihan terlebih dahulu baru kemudian dilihat efeknya terhadap jantung. "ntuk menegakkan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen adalah hubungan kausal, menurut desain penelitian klasik diperluikan tiga komponen yaitu, pertama, komparasi, kedua, manipulasi, dan ketiga, kendali validitas internal dari desain penelitian. Kom onen kom arasi. Bila kita ingin membuktikan apakah konsumsi lemak yang berlebihan menyebabkan penyakit jantung koroner diperlukan komparasi dengan mereka yang mengkonsumsi lemak sesuai kebutuhan. >emudian dianalisis aapakah terdapat perbedaan yang yang bermakna kejadian penyakit jantung koroner pada kedua kelompok. Kom onen mani ulasi. -de kausalitas memberikan konsekuensi bah7a jika ( disebabkan oleh G, maka dengan merubah G akan diikuti oleh perubahan oleh (. Berbeda dengan korelasi yang menyatakan hubungan yang saling timbal balik =simetris), hubungan G dan ( adalah asimetris, bah7a satu variabel adalah <the determining force< dan variabel yang lain adalah <the determined response<. +gar hal tersebut bisa ditegakkan, maka perubahan pada G harus mendahului perubahan dari (. Kom onen kendali 5aliditas internal dari desain enelitian . >riteria ketiga dari kausalitas diperlukan, bah7a faktor lain sebagai penjelasan tandingan dari hubungan yang teramati antara variabel yang diteliti seharusnya disingkirkan. 2aktor demikian bisa membuat invaliditas inferensi bah7a variabel yang dipelajari berhubungan secara kausal. /leh 9ampbell dan ,tanley memberikan istilah untuk hal tersebut adalah masalah validitas internal yang merupakan <sine .ua non dari penelitian < -ni merujuk ke pertanyaan apakah dalam kenyataannya variabel independen menyebabkan variabel dependen. 2aktor yang bisa membahayakan validitas internal dapat diklasifikasikan menjadi faktor ekstrinsik untuk operasi penelitian dan faktor intrinsik yang menimpa hasil selama penelitian berlangsung. !aktor ekstrinsik merupakan bias yang mungkin timbul karena selection individu yang berbeda untuk kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yang dikenal dengan <selection bias <. Hal ini menyebabkan perbedaan kondisi a7al dari individu pada kedua kelompok sebelum penelitian eksperimental dilakukan. 2aktor ekstrinsik yang dapat mengancam validitas internal dari inferensi kausal dapat dikendalikan dengan dua prosedur, pertama, mat(hin6 sebagai cara untuk menyamakan individu pada kedua kelompok baik dengan re(ision mat(hin6 di mana setiap individu yang dialokasikan ke dalam kelompok perlakuan sama =persis) dengan individu yang dialokasikan ke dalam kelompok kontrol. 5isal umur sama, jenis kelamin sama, status giKi sama. 9ara ini adalah ideal, namun sulit dilaksanakan bila variabel yang hendak di match begitu banyak sehingga pada akhirnya peneliti tidak akan mendapatkan sampel. 9ara lain adalah 4re7uen(# distri8ution mat(hin6 di mana setiap individu yang dialokasikan ke
$A
dalam kelompok perlakuan harus sama =persis) umurnya, namun cukup rentang umur sama antara $E ? @E tahun. >edua, dengan melakukan randomisasi =randomiKation) atau alokasi random =random allocation) individu ke dalam kedua kelompok. !aktor intrinsik. 2aktor ini merujuk perubahan dalam diri individu atau unit yang diteliti yang timbul selama periode penelitian, perubahan dalam pengukuran dengan instrumen, atau efek reaktif dari pengamatan sendiri. Berikut adalah faktor intrinsik utama yang mungkin membuat invaliditas suatu penafsiran kausal yang diberikan oleh temuan penelitian. *. Histor#. 2aktor ini merujuk semua kejadian yang timbul selama 7aktu penelitian yang mungkin mempengaruhi individu yang diteliti dan menyokong suatu penjelasan tandingan untuk perubahan dalam variabel dependen. ,ebagai contoh seorang ahli giKi mengembangkan P50 =pemberian makanan tambahan) untuk balitas kurang giKi yang selanjutnya diberikan kepada sekelompok balita kurang giKi. ,ebelum dan sesudah perlakuan berat badan diukur. ,etelah dievaluasi terdapat kenaikan berat badan yang fantastik. >emudian ada penjelasan bah7a selama penelitian sang ibu memberikan makanan ekstra yang merupakan penjelasan tandingan kenapa berat badannya naik secara fantastik. Bisa juga kemungkinannya terdapat penurunan berat badan. >emudian ada penjelasan bah7a selama penelitian beberapa kali balita mengalami diare yang berat sehingga berat badannya menurun yang merupakan penjelasan tandingan. 9. "aturation. 2aktor ini bisa menjadi penjelasan tandingan yang berarti yang meliputi proses biologis dan psikologis yang menghasilkan perubahan dalam individu atau unit yang diteliti dengan perjalanan 7aktu. Perubahan ini kemungkinan dapat mempengaruhi variabel dependen dan menyebabkan inferensi yang salah. ,ebagai contoh seseorang ingin mengevaluasi efek metode pengajaran terhadap prestasi sis7a dengan mengukur sebelum dan sesudah perlakuan. 0ernyata dalam perjalanan 7aktu yang cukup panjang sis7a mengalami perkembangan pemikiran menjadi lebih cerdas yang memungkinkan prestasinya meningkat yang merupakan penjelasan tandingan dari efek metode pengajaran. :. E; erimental mortalit#. 2aktor ini merujuk pada masalah drop out =D/) sehingga peneliti tidak memperoleh informasi yang lengkap dari semua individu yang diteliti. Drop out bisa terjadi karena individu meninggal, pindah tempat tinggal, atau memang tidak mau berpartisipasi lagi dalam penelitian karena merasa tidak diuntungkan. +danya drop out yang menyebabkan besar sampel menyusut bisa mengakibatkan bias dari penghitungan penaksiran secara statistik. <. Instrumentation. 2aktor ini merujuk pada perubahan alat ukur, pengukur, atau keduanya yang menyebabkan perubahan hasil pengukuran sebelum dan sesudah perlakuan bukan karena faktor perlakuan. /leh karena itu baik alat ukur maupun pengukur seharusnya sama baik pada kondisi sebelum dan sesudah perlakuan. =. Testin6. 1eaktivitas pengukuran yang mungkin merupakan masalah utama dalam penelitian ilmu sosial. Proses <testing< sendiri bisa merubah fenomena H. >untoro ? 5ateri : >onsep Desain Penelitian -+-2- % Des @AA8 $$
yang diteliti. !fek dari pemberian pretest mungkin mensensitisasi individu sehingga menjadi termotivasi dan mampu memperbaiki prestasi pada posttest. 6adi kalau ada kenaikan skor pada 7aktu posttest belum tentu karena perlakuan namun lebih karena proses sensitisasi individu sehingga lebih termotivasi, ini merupakan penjelasan tandingan dari inferensi kausalitas. >. %e6ression arti4a(t. 2aktor ini terkait dengan pemilihan individu dalam kelompok perlakuan atas dasar skor ekstrim dari variabel dependen. Bila hal ini terjadi dan pengukuran tidak andal =unreliable), individu yang mempunyai skor di ba7ah skor rataBrata pada pretest maka akan nampak membaik pada 7aktu posttest, sebaliknya individu yang mempunyai skor di atas skor rataBrata pada pretest maka akan nampak menjadi jelek pada 7aktui posttest. "ntuk menghindari keadaan demikian dianjurkan memilih individu dengan skor rataBrata dari variabel dependen. -. Interaksi den6an sele(tion. Banyak faktor intrinsik yang mengancam validitas internal dari eksperimen dapat berinteraksi dengan selection sehingga menunjukkan ancaman yang bertambah bagi validitas internal. -nteraksi yang paling umum terjadi adalah interaksi antara selection ? history dan selection ? maturasi. ,election ?history terjadi bila individu dalam kelompok perlakuan dan kelompok kontrol diperoleh dari setting yang berbeda sehingga masingBmasing mungkin mempengaruhi responnya terhadap perlakuan. ,electionBmaturasi merujuk ke situasi di mana individu dalam kelompok perlakuan dan kelompok kontrol mempunyai tingkat kematangan yang berbeda. ,ebagai contoh untuk kelompok perlakuan menggunakan individu pria sedangkan untuk kelompok kontrol menggunakan individu 7anita, misalnya akan dibandingkan perkembangan kognitifnya pada pretest dan posttest. Dimungkinkan tingkat perkembangan kognitif 7anita lebih cepat dari pada pria sehingga hasilnya berbeda pada posttest. "ntuk mengatasi faktor intrinsik digunakan kelompok kontrol. ,ebaiknya kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dipilih secara random atau dengan matching sehingga individu di dalam kedua kelompok mempunyai karakteristik yang tepat sama dan berada dalam kondisi yang identik selama penelitian berlangsung kecuali untuk pemaparan yang berbeda untuk variabel independennya.
$@
POPULASI HETEROGEN
POPULASI HOMOGEN
SAMPEL
T"
K
KUNTORO - DES PENEL IAIFI 091206
%ea(ti5e arran6ement.
Hasil dari suatu penelitian tidak hanya digeneralisasikan ke populasi yang lebih luas, tetapi juga ke setting kehidupan yang nyata =realBlife setting). -ni selalu tidak dapat dipenuhi, terutama bila suatu penelitian dilakukan di situasi yang artifisialnya begitu tinggi seperti di laboratorium menggunakan binatang percobaan ketimbang manusia, atau bila penelitian yang bahannya diperoleh di manusia namun dikerjakan di laboratorium sehingga lingkungannya berbeda dengan lingkungan sosial manusia.
? 22222222 O
Di mana G adalah perlakuan yang diberikan dan selanjutnya / adalah hasil pengamatan yang dilakukan sesudah perlakuan. Desain ini tentunya tidak bisa digunakan untuk mempelajari adanya perubahan sesudah perlakuan karena kondisi a7al =pretest) tidak diamati. 2aktor yang memperlemah validitas internal adalah adanya history, maturation, e4perimental mortality. 2aktor yang memperlemah validitas internal adalah adanya selection bias. +danya interaksi antara selection dengan perlakuan G juga memperlemah validitas eksternal.
/$ BBBBBBBB G BBBBBBBBBB /@
Di mana G adalah perlakuan, / $ adalah hasil pengamatan sebelum perlakuan =pretest) dan /@ adalah hasil pengamatan sesudah perlakuan =posttest). 2aktor yang memperlemah validitas internal adalah adanya history, maturation, testing, instrumentation. -nteraksi antara selection dan maturation dls. juga ikut memperlemah validitas internal. 2aktor yang memperkuat validitas internal adalah tidak ada selection bias dan tidak ada e4perimental mortality. 2aktor yang memperlemah validitas eksternal adalah adanya interaksi antara testing dan perlakuan G, interaksi antara selection dan perlakuan G.
(. Stati( 6rou (om arison desi6n atau osttest onl# (ontrol 6rou desi6n
>elemahan dari desain a. disempurnakan dengan menambah kelompok kontrol. H. >untoro ? 5ateri : >onsep Desain Penelitian -+-2- % Des @AA8 $D
a. %andomi@ed
Desain ini jauh lebih baik dari pada desain praeksperimental. Desain ini mempunyai validitas internal yang jauh lebih baik dari pada desain pertama. Desain ini bisa digunakan untuk membuktikan hubungan sebab akibat. +danya randomisasi dan penggunaan kelompok kontrol yang sebanding dengan kelompok perlakuan =semacam matching) menunjukkan bah7a rancangan ini bisa mengatasi faktor intern dan ekstern yang bisa mengancam validitas internal. "ntuk mengevaluasi adanya perubahan dilakukan pengamatan sebelum dan sesudah perlakuan. "ntuk mengevaluasi bah7a perubahan disebabkan oleh perlakuan desain ini dilengkapi dengan kelompok kontrol yang sebanding. ,ecara skematis dapat dilukiskan sebagai berikut.
1 1
/$ BBBBBBB G BBBBBBB /@
>elompok Perlakuan
2aktor yang memperkuat validitas internal adalah : tidak adanya history, maturation, testing, instrumentation, regression artifact, selection bias, e4perimental mortality, interaction antara selection dan maturation dll.
$E
2aktor yang memperlemah validitas eksternal adalah adanya interaction antara testing dan perlakuan G.
2aktor yang memperkuat validitas interval adalah : tidak adanya history, maturation, testing, instrumentation, regression artifact, selection bias, e4perimental mortality, interaction antara selection dan maturation dll. 2aktor yang memperkuat validitas eksternal adalah : tidak adanya interaction antara testing dan perlakuan G.
2aktor yang memperkuat validitas interval adalah : tidak adanya history, maturation, testing, instrumentation, regression artifact, selection bias, e4perimental mortality, interaction antara selection dan maturation dll. 2aktor yang memperkuat validitas eksternal adalah : tidak adanya interaction antara testing dan perlakuan G.
$8
/$ ? /@ ? /C ? /D ? G ? /E ? /8 ? /F ? /&
2aktor yang memperkuat validitas internal adalah : tidak adanya maturation, testing, regression artifact, selection bias, e4perimental mortality, interaction antara selection dan maturation. 2aktor yang memperlemah validitas internal adalah : adanya history. 2aktor yang memperlemah validitas eksternal adalah : adanya interaction antara testing dan perlakuan G.
G$ / GA / 222222222222222 ekivalen
G$ / GA / 222222222222222 ekivalen
D,0. D-"#+';
2aktor yang memperkuat validitas interval adalah : tidak adanya history, maturation, testing, instrumentation, regression artifact, selection bias, e4perimental mortality, interaction antara selection dan maturation dll. 2aktor yang memperlemah validitas eksternal adalah : adanya interaction antara testing dan perlakuan G, reactive arrangement, dan multiple G interference.
5a G$ / 5b GA / 5a G$ / 5b GA / D,0 D-"#+';
$F
2aktor yang memperkuat validitas interval adalah : tidak adanya history, maturation, testing, instrumentation, regression artifact, selection bias, e4perimental mortality, interaction antara selection dan maturation dll. 2aktor yang memperlemah validitas eksternal adalah : adanya interaction antara testing dan perlakuan G, dan multiple G interference.
/$ BBBBBBBBB G BBBBBBBBB /@
2aktor yang memperlemah valididitas internal adalah adanya history, maturation, e4perimental mortality, interaction antara selection dan maturation dll. 2aktor yang memperkuat validitas internal adalah tidak adanya testing, regression artifact, dan selection bias. 2aktor yang memperkuat validitas eksternal adalah tidak adanya interaction antara testing dan perlakuan G, selection dan perlakuan G, reactive arrangement.
$&
DESAIN PENELITIAN EKSPE%I"ENTAL LAINN3A a. &om letel# %andomi@ed Desi6n 'Desain A(ak Len6ka .
,ejumlah individu yang homogen dialokasikan secara random ke dalam kelompok secara lengkap. 5isal @A individu yang homogen dialokasikan secara random ke dalam D kelompok dengan jumlah individu yang sama untuk masingBmasing kelompok. +lokasi random dilakukan dengan menggunakan random permutation. ,ecara skematis dapat dilukiskan sebagai berikut.
1 2 12 3 4 5 6 7 8 9 10
11
13
14
15
16
17
18
19
20
$%
,ejumlah individu yang heterogen dipilah menjadi kelompok =blok) yang anggotanya homogen. >emudian perlakuan +, B, 9 dialokasikan secara random ke individu di dalam blok yang sama. ,ecara skematis dapat dilukiskan sebagai berikut.
@A
@$
@@
0II. PEN$T$P
"ntuk menja7ab permasalahan penelitian perlu diperhatikan sinkronisasi antara perumusan masalah, tujuan penelitian yang ingin dicapai serta desain penelitian yang dipilih. ,ecara menyeluruh desain penelitian merupakan perencanaan penelitian yang meliputi komponen dan langkah yang ditempuh. Pemilihan desain penelitian yang sesuai diharapkan dapat membantu para peneliti untuk mengembangkan keilmuan berbasis pada pengalaman empiris baik penemuan fakta empirik baru atau mengoreksi teori dan teknologi lama yang dianggap tidak relevan lagi dengan kondisi saat ini .
Da4tar Pustaka
9ampbell, D.0., and 6.9. ,tanley. $%8C. Experimental and Quasi-Experimental Designs for Research. 9hicago. 1and 5c'ally 9ollege Publishing 9ompany. 9hecko7ay, H., '. Pearce, and D.6. 9ra7fordBBro7n. $%&%. Research Methods in ccupatioinal Epidemiolog!. 'e7 (ork. /4ford "niversity Press. >leinbaum, D.;., #.#. >upper, and H. 5orgenstern. $%&@. Epidemiologic Research " #rinciples and Quantitative Methods. 'e7 (ork. Han 'ostrand 1einhold 9ompany. #i, 9.9. $%&@. Introduction to Experimental $tatistics. 'e7 (ork. 5c;ra7BHill 9ompany. 'achmias, D, and 9. 'achmias. $%&F. Research Methods in the $ocial $ciences. 'e7 (ork. ,t. 5artin s Press.
@C