Laporan Percobaan Reaksi Spesifik
Laporan Percobaan Reaksi Spesifik
BIOKIMIA
NAMA
NIM
: H 411 12 272
KELOMPOK
: III (TIGA) C
HARI/TANGGAL
ASISTEN
: NURHAJRAH
LABORATORIUM BIOKIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup, baik tumbuhan
maupun hewan. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein merupakan
komponen terbesar setelah air. Kira-kira lebih dari 50% berat kering sel terdiri
atas protein. Protein merupakan senyawa kompleks yang terdiri atas unsur-unsur
karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Banyak pula protein yang mengandung
unsur logam belerang dan fosfor dalam jumlah sedikit (Yazid dan Nursanti,
2006).
Didalam tubuh, protein mempunyai peranan yang sangat penting. Fungsi
utamanya sebagai zat pembangun atau pembentuk struktur sel, misalnya
pembentuk kulit, otot, rambut, membran sel, jantung, hati, ginjal, dan beberapa
organ penting lainnya. Kemudian, terdapat pula protein yang mempunyai fungsi
khusus, yaitu protein yang aktif. Beberapa diantaranya adalah enzim yang
berperan sebagai biokatalisator. Protein dalam tubuh manusia diperoleh dari
bahan makanan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun hewan. Protein yang
berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan
disebut protein nabati (Yazid dan Nursanti, 2006).
Secara kimiawi, protein merupakan senyawa polimer yang tersusun atas
satuan asam-asam amino sebagai monomernya. Asam-asam amino terikat satu
sama lain melalui ikatan peptida, yaitu ikatan antara gugus karboksil asam amino
yang satu dengan gugus amino dari asam amino yang lain dengan melepaskan
satu molekul air (Yazid dan Nursanti, 2006).
Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini ialah:
1. Mengidentifikasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kata protein berasal dari kata protos atau proteous yang berarti pertama
atau utama. Protein merupakan komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh
karena sel itu berperan dalam pembentukkan dan pertumbuhan tubuh. Dalam
kehidupan protein memegang peranan yang penting pula. Proses kimia dalam
tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang
berfungsi sebagai biokatalis. Disamping itu hemoglobin dalam butir-butir darah
merah atau eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke
seluruh bagian tubuh adalah salah satu jenis protein. Demikian pula zat-zat yang
berperan untuk melawan bakteri penyakit atau yang disebut antigen, juga suatu
protein (Poedjiadi,1994).
Protein merupakan polimer yang tersusun dari asam amino sebagai
monomernya. Monomer-monomer ini tersambung dengan ikatan peptida, yang
mengikat gugus karboksil milik satu monomer dengan gugus amina milik
monomer di sebelahnya. Reaksi penyambungan ini (disebut translasi) secara alami
terjadi di sitoplasma dengan bantuan ribosom dan tRNA. Pada polimerisasi asam
amino, gugus -OH yang merupakan bagian gugus karboksil satu asam amino dan
gugus -H yang merupakan bagian gugus amina asam amino lainnya akan terlepas
dan membentuk air. Oleh sebab itu, reaksi ini termasuk dalam reaksi dehidrasi.
Molekul asam amino yang telah melepaskan molekul air dikatakan disebut dalam
bentuk residu asam amino (Tim Dosen Kimia, 2009).
Asam amino merupakan unit dasar struktur protein. Suatu asam amino
terdiri dari gugus amino, gugus karboksil, atom H dan gugus R tertentu yang
semuanya terikat pada atom karbon . Atom karbom ini disebut karena
bersebelahan dengan gugus karboksil (asam). Gugus R menyatakan rantai
samping (Sari, 2007).
Asam amino digolongkan menurut polaritas variabel
gugus R, yang
Pada umumnya asam amino diperoleh sebagai hasil hidrolisis protein, baik
menggunakan enzim maupun dengan menggunakan asam, dengan cara ini
diperoleh campuran bermacam-macam asam amino dan untuk menentukan jenis
asam amino maupun kualitasnya masing-masing asam amino perlu diadakan
pemisahan antara asam-asam amino tersebut (Poedjiadi, 1994).
Seperti halnya senyawa-senyawa lainnya, asam amino dan protein juga
dapat mengalami reaksi-reaksi spesifik. Reaksi- reaksi spesifik pada asam amino
dan protein pun ada beberapa macam antara lain reaksi dengan pereaksi millon,
ninhidrin, nitroprussida, sistin, sistein (Tim Dosen Kimia, 2009).
Ada beberapa ciri molekul protein yaitu (Stanley, 1988) :
1) Berat molekulnya besar, ribuan bahkan sampai jutaan, sehingga merupakan
makromolekul.
2) Umumnya terdiri dari 20 asam amino. Asam amino berikatan secara kovalen
satu dengan yang lainnya dalam variasi urutan-urutan yang bermacam-macam,
membentuk suatu rantai polipeptida. Ikatan peptida merupakan ikatan gugus
karboksil dari asam amino yang satu dengan asam amino lainnya.
3) Terdapatnya ikatan kimia lain yang menyebabkan terbentuknya lengkunganlengkungan rantai polipeptida menjadi struktur 3 dimensi protein. Sebagai
contoh ikatan hidrogen, ikatan hidrofob/ikatan apolar, ikatan ion atau ikatan
elektrostatik dan ikatan Van der Waals.
4) Strukturnya tidak stabil terhadap beberapa faktor seperti: pH, radiasi,
temperatur, dan medium pelarut.
5) Umumnya reaktif dan sangat spesifik, disebabkan terdapatnya gugus samping
yang reaktif dan susunan khas struktur molekulnya.
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah : larutan protein
(albumin), larutan asam amino (Alanin, Asam aspartat, Glisin), reagen Hopkins,
larutan NaOH 0,1 M, larutan asam nitrat (HNO3) pekat, larutan asam sulfat
(H2SO4) pekat, larutan asam asetat (CH3COOH) 0,1 M, larutan asam trikloroasetat
7%.
3.2
Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : tabung reaksi, pipet
skala 1 mL, gegep, rak tabung, penangas air, sikat tabung dan gelas kimia 600
mL.
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1
3.3.2
Reaksi-reaksi Pengendapan
3.3.2.1 Termokagulasi
Dua buah tabung reaksi yang diisi dengan larutan asam amino (alanin) dan
albumin 2 mL. Pada tabung reaksi 1 diisi dengan alanin dan tabung reaksi 2 diisi
dengan albumin. Kemudian dibasakan dengan ditambahkan 1 tetes NaOH 0,1 M
ke dalam tiap tabung,
lalu
diasamkan larutan panas tadi dengan asam asetat 0,1 M, diamati perubahan yang
terjadi.
3.3.2.2 Pengendapan dengan Asam Kuat
3.3.2.2.1 Asam Nitrat
Dua buah tabung reaksi diisi masing-masing larutan albumin 2 mL dan 2
mL asam amino (alanin). Kedua tabung tersebut ditambahkan larutan asam nitrat
pekat sebanyak 1 mL, tanpa dicampur. Diamati perubahan yang terjadi.
3.3.2.2.2 Asam Organik
Dua buah tabung reaksi diisi masing-masing 2 mL larutan albumin dan 2 Ml
dan asam amino (alanin), ditambahkan dengan menggunakan 1 mL larutan
trikloroasetat 7 % , tanpa dicampur. Diamati perubahan yang terjadi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1
Reaksi Adamkiewitz-Hopkins
Larutan Protein dan Larutan
No
1.
Warna
Reagen Hopkins
Asam Sulfat pekat
Asam Amino
Albumin
Putih keruh
2.
3.
4.
4.1.2
Alanin
Glisin
Asam aspartat
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
4.1.2.1 Termokoagulasi
Larutan Protein dan
No
1.
2.
4.1.2.2
Penambahan
Warna
Setelah
Penambahan
NaOH
pemanasan
Asam Asetat
Bening
Sedikit
Banyak
Bening
endapan
Bening
endapan
Bening
No
1.
Albumin
Kuning muda
2.
Alanin
Bening
No
Penambahan asam
trikloroasetat 7%
1.
Albumin
2.
Alanin
Bening
4.2 Reaksi
4.2.1
a.
Reaksi Adamkiewitz-Hopkins
Albumin
OO
N
CH-COOH + C-C
NH2
H H
-CH2-CH-COOH
N
NH-CHOH-COOH
H
-CH2-CH-COOH
N
N
CH-COOH
H2SO4 pekat
-H2O
b. Alanin
H - CH - COOH
H2SO4 pekat
NH2
c. Glisin
H2SO4 pekat
d. Asam Aspartat
H2SO4 pekat
4.2.2
4.2.2.1
Termokoagulasi
1) Albumin
+
O
O
H3N-CH-C NH-CH C- NH-CHCOOH+NaOH
R1
R2
O
-H2O
R3
R2
O
R3
R2
R3
2) Alanin
H - CH - COOH + NaOH + CH3COOH
NH2
4.2.2.2
4.2.2.2.1
Asam nitrat
1) Albumin
O
R2
R3
R2
R3
2) Alanin
H - CH - COOH + NaOH + HNO3
NH2
4.2.2.2.2
1) Albumin
O
H2N-CH-C-NH-CH-C-NH-CH-C-OH+CCl3-C-OH
l
l
l
R1
R2
n R3
Cl3C -C-NH-CH-C-NH-CH-C-NH-CH-C-OH+H2O
l
l
l
R1
R2
R3
2) Alanin
O
CH2-CH-COOH-NaOH + CCl3 C
NH2
4.3
OH
Pembahasan
4.3.2
Reaksi Pengendapan
4.3.2.1
Termokoagulasi
Pada reaksi ini, albumin yang ditambahkan dengan larutan NaOH dan
dipanaskan sampai mendidih membentuk larutan bening, sebab yang terbentuk
yaitu garam-garam protein. Penambahan asam asetat setelah dibasakan kemudian
dipanaskan maka terjadilah koagulasi yaitu terjadinya pengggumpalan pada
larutan (berwarna putih). Hal ini disebabkan karena penambahan asam asetat
menetralkan larutan albumin yang sebelumnya dalam keadaan basa. Koagulasi ini
terjadi pada suhu yang tinggi, dan dalam keadaan larutan dengan pH netral.
Sedangkan pada asam amino alanin yang ditambahkan dengan larutan NaOH
dan dipanaskan hingga mendidih, tidak terjadi perubahan, begitu pula saat
ditambahkan lagi dengan larutan asam asetat 0.1 M. Hal ini dikarenakan alanin
merupakan asam amino sementara reaksi pengendapan adalah reaksi yang
digunakan untuk menguji protein yang mengandung asam amino.
4.3.2.2
kromatoform. Berbeda dengan asam amino yang lainnya, dalam praktikum ini
alanin, tidak mengalami perubahan warna karena ada asam amino spesifik yang
terdapat pada larutan albumin yaitu triptofan.
4.3.2.2.2 Asam Organik (Asam Trikloroasetat)
Pada pengendapan dengan TCA 7%, larutan albumin mengalami perubahan
pada penambahan TCA 7%, yaitu menjadi bening dan terdapat sedikit endapan
putih dan tidak terdapat cincin flokulasi. Perubahan ini terjadi karena larutan
protein atau albumin dapat bereaksi dengan larutan TCA 7% dan menandakan
bahwa larutan protein (albumin) dapat mengalami denaturasi dari penambahan
TCA 7%, sedangkan pada asam amino (alanin) tidak mengalami perubahan tetap
bening tanpa endapan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan , dapat disimpulkan bahwa:
1.
2.
5.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
Alanin +reagen hopkins+as.sufat
Glisin+reagen hopkins+as.sulfat
As.aspartat+reagen hopkins+as.Sulfat
Albumin+reagen hopkins+as.sulfat
Alanin+NaOH+asam asetat
Alanin+NaOH+asam asetat
Alanin+ trikloroasetat 7%
Albumin + trikloroasetat 7%
LAMPIRAN
BAGAN KERJA
Reaksi AdamkiewitzHopkins
Reaksi-reaksi Pengendapan
Termokoagulasi
Dipipet sebanyak 5 mL alanin dan
albumin
Dibasakan dengan satu tetes
NaOH 0,1 M
Amati cincin
flokulasinya
LEMBAR PENGESAHAN
Asisten
NURHAJRAH
Praktikan