Anda di halaman 1dari 6

EFEK LAMA PERENDAMAN RESIN AKRILIK HEAT CURED DALAM MINUMAN TEH HIJAU (Camellia Sinensis) TERHADAP PERUBAHAN

WARNA Irwan Baga*, Sri Handajani*, Aldila Rahma Putri*

ABSTRAK Resin akrilik heat cured merupakan bahan untuk basis gigi tiruan lepasan yang banyak digunakan dalam kedokteran gigi. Resin akrilik bila berkontak dengan tanin (senyawa fenol) dapat meningkatkan porositas yang berakibat pada perubahan warna resin akrilik. Tanin merupakan senyawa yang terkandung dalam minuman teh hijau. Teh hijau merupakan minuman yang digemari di Indonesia yang diantaranya terdapat pengguna gigi tiruan lepasan dengan basis akrilik tipe heat cured. Maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti efek lama perendaman resin akrilik heat cured dalam minuman teh hijau terhadap perubahan warna. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui efek lama perendaman resin akrilik heat cured dalam minuman teh hijau terhadap perubahan warna resin akrilik heat cured. Studi eksperimental ini menggunakan akrilik berbentuk bulat dengan ukuran 26mm x 1mm, dengan periode perendaman 1 hari, 6 hari dan 18 hari. Terdapat 36 sampel, yang terdiri dari tiga kelompok kontrol dan tiga kelompok perlakuan, setiap kelompok terdiri dari 6 sampel. Variabel yang diukur adalah perubahan warna resin akrilik heat cured. Data dianalisis dengan menggunakan Oneway Anova lalu dilanjutkan dengan uji Post Hoc. Kesimpulan dari penelitian ini adalah lama perendaman resin akrilik heat cured dalam minuman teh hijau yang mengandung zat tanin (bersifat asam) dapat meningkatkan porositas dan menyebabkan perubahan warna akibat peningkatan absorbsi zat tanin. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada para pengguna gigi tiruan lepasan dengan basis resin akrilik heat cured sebaiknya lebih mengetahui efek dari mengkonsumsi minuman teh hijau, demi kualitas gigi tiruan lepasan akriliknya. Kata kunci: Resin akrilik heat cured, minuman teh hijau, perubahan warna ABSTRACT Heat cured acrylic resin is a removable denture base material used widely in dentistry. When contact with tannins (phenol compounds) the porosity of acrylic resin increased so that resulting a discoloration. Tannin compounds contained in green tea drinks. Green tea is a popular drink in Indonesia whom among users of removable denture acrylic heat cured base. Thus researcher interested in examining the effect of long immersion heat cured acrylic resin in the green tea drink against discoloration. Such research aims to know the effect of long immersion heat cured acrylic resin in a green tea drink to the discoloration of heat cured acrylic resin. This experimental study using round acrylic with a size 26mm wide x 1mm, with a soaking period of 1 day, 6 days and 18 days. There are 36 samples, which consists of three control groups and three treatment groups, each group consists of 6 samples. The variable measured is the discoloration of heat cured acrylic resin. The data is analyzed using Oneway ANOVA and continued with Post Hoc Test. The conclusions of this research are the long soaking heat cured acrylic resin in green tea drinks containing tannin substances (acidic) can increase the porosity and cause discoloration due to increased absorption of tannin substances. Based on the results of this research are recommended to the users of removable denture acrylic resin heat cured base should be more aware of the effects of consuming green tea drinks, for the sake of the quality of their removable denture. Keywords: Heat cured acrylic resin, green tea drink, discoloration

*Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya PENDAHULUAN Sampai saat ini resin akrilik masih dipakai sebagai bahan gigi tiruan karena resin akrilik mempunyai kekuatan yang baik, memenuhi syarat estetik, tidak toksik, harga murah, mudah cara manipulasi dan pembuatannya serta mudah direparasi. Juga mempunyai kekurangan antara lain, adanya sisa monomer, mempunyai mikroporositas, dan dapat menyerap bahan cair atau bahan kimia cair. Resin akrilik akan mengalami perubahan warna setelah beberapa waktu dipakai di dalam mulut (David, 2005). Teh merupakan salah satu minuman yang paling popular di dunia dan posisinya berada pada urutan kedua setelah air. Masyarakat Indonesia dalam setahun mengkonsumsi 705 juta liter minuman teh dalam kemasan (Ayuningtyas, 2009). Minuman teh hijau sangat diminati oleh masyarakat Indonesia karena kesadaran baru bahwa minuman teh hijau kaya akan antioksidan, dan menjadi salah satu alternatif minuman teh bagi para penikmat teh Indonesia. Di Cina mengakui bahwa teh hijau memiliki khasiat medis. Menurut Sulistyowati Tuminah (2004), bahwa teh hijau adalah teh yang diperoleh tanpa fermentasi sehingga masih mengandung tanin yang relatif tinggi. Salah satu kandungan dari teh hijau adalah tanin yang dapat menyebabkan perubahan warna. Karena senyawa polifenol bersifat asam, maka ikatan rantai polimer dari resin akrilik gigi tiruan menjadi terganggu, sehingga mengakibatkan banyaknya rongga-rongga pada lempeng resin akrilik gigi tiruan, dan menyebabkan meningkatnya perubahan warna (Zamrony, 2010). Dari beberapa orang yang suka meminum teh hijau sebagai pemeliharaan kesehatan, tentu ada diantaranya yang menggunakan gigi tiruan akrilik. Bahan resin akrilik mempunyai sifat menyerap air secara perlahan dalam jangka waktu tertentu, dan mekanisme penyerapan melalui difusi molekul air sesuai dengan hukum difusi (Phillips, 1991). Teh hijau mengandung zat warna tanin dan ada kemungkinan dapat menyebabkan perubahan warna pada resin akrilik karena sifat porus dan sifat menyerap cairan yang mengandung zat pewarna alami pada minuman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek lama perendaman resin akrilik heat cured dalam minuman teh hijau (camellia sinensis) terhadap perubahan warna. Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat menambah data literatur untuk penelitian selanjutnya mengenai efek perendaman resin akrilik heat cured dalam minuman teh hijau (camellia sinensis) terhadap perubahan warna. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian. Penelitian ini menggunakan resin akrilik heat cured yang direndam dalam minuman teh hijau selama 1 hari, 6 hari, dan 18 hari. Juga direndam dalam aquadest selama 1 hari, 6 hari, dan 18 hari sebagai kontrol. Penentuan efek minuman teh hijau terhadap resin akrilik heat cured dilakukan dengan pengukuran perubahan warna resin akrilik heat cured menggunakan spectrometer optic, fotosel tipe BPY-47 dan microvolt digital. Pembuatan Sampel Akrilik. a. Dibuat model master dari bahan kuningan berbentuk bulat dengan diameter 26 mm dan tebal 1 mm.

Gambar master kuningan b. Gips lunak (gips tipe 1) dengan perbandingan air : bubuk = 50 ml : 100 gr (McCabe, 1990) diaduk diatas vibrator selama 30 detik, kemudian dimasukkan ke dalam kuvet besar

c.

d.

e.

f.

g.

hingga mencapai setengah tinggi kuvet. Setelah setting, gips keras (gips tipe 3) dengan perbandingan air : bubuk = 30 ml : 100 gr (McCabe, 1990) diaduk diatas vibrator selama 30 detik, kemudian dimasukkan ke dalam kuvet besar yang telah disiapkan diatas vibrator. Selanjutnya m aster model diletakkan diatas permukaan gips keras didiamkan sampai mengeras 15 menit. Setelah gips mengeras permukaan gips dan master model diolesi vaselin dan kuvet bagian atas diisi dengan adonan gips keras diatas vibrator. Setelah gips mengeras, master model diambil. Setelah kuvet dingin permukaan gips diulas dengan could mould seal secara merata dan ditunggu sampai kering. Selanjutnya Bubuk resin akrilik dan cairan dengan perbandingan 4,8 gr : 2 ml (sesuai dengan aturan pabrik) dimasukkan kedalam pot porselen kemudian diaduk. Setelah 3 menit, adonan mencapai fase dough stage yang ditandai dengan tidak melekatnya akrilik pada tangan dan alat, sehingga dapat dibentuk. Lalu adonan akrilik tersebut dimasukkan ke dalam kuvet dan dilakukan pengepresan agar kelebihan akrilik dapat mengalir keluar. Kuvet dibuka dan kelebihan akrilik dipotong dengan menggunakan pisau malam atau pisau model, selanjutnya kuvet ditutup kembali dan dilakukan pengepresan dengan tekanan 22 kg / cm hg. Setelah itu kuvet dipindahkan ke dalam press dan dilakukan proses curing. Dimulai dengan suhu kamar sampai mendidih kira-kira 30 menit, kemudian dibiarkan selama 30 menit. Kemudian api dimatikan dan dibiarkan mendingin sampai suhu kamar. Selanjutnya sampel resin akrilik diambil, dirapikan dengan menggunakan stone, kemudian dihaluskan dan ditipiskan menggunakan kertas gosok hingga mencapai tebal 1 mm dibawah air mengalir. Selanjutnya dipulas dengan

bubuk batu apung (pumice). Setelah itu semua sampel dicuci dengan air untuk menghilangkan kotoran. Pembuatan minuman teh hijau. 1. Masukkan aquades 250ml kedalam panci dan panaskan hingga mendidih. 2. Seduhan teh hijau dibuat dengan cara merendam 2 gram teh hijau dengan 250 ml aquades yang sudah di rebus lalu dibiarkan. Minuman teh hijau ini baru dibuat pada saat akan digunakan. Analisis Data. Hasil pengukuran dikumpulkan dan ditabulasi menurut kelompok masing-masing dan terlebih dahulu dilakukan tes distribusi dengan menggunakan uji Shapiro wilk, serta uji statistik Levene untuk uji homogenitas. Kemudian dianalisis serta dibandingkan hasilnya menggunakan Oneway ANOVA kemudian dilanjutkan uji Post Hoc. HASIL PENELITIAN Rerata Perubahan Warna. Secara deskriptif, rerata perubahan warna pada semua perlakuan dapat digambarkan dalam grafik berikut

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa rerata tingkat kecerahan paling tinggi adalah kelompok aquades 1 hari sebesar 53,233 (warna paling terang) kemudian semakin menurun sehingga paling rendah pada kelompok teh hijau 18 hari sebesar 35,717 (warna paling gelap). Hasil Analisis Data. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memastikan bahwa data berdistribusi normal. Dari tes distribusi dengan menggunakan uji Shapiro wilk,didapatkan nilai signifikansi pada seluruh kelompok sebesar 0,108 (p>0,05) yang berarti data berdistribusi normal. Sehingga, dari pengujian ini dapat

disimpulkan bahwa asumsi normalitas telah terpenuhi. Lalu pengujian asumsi homogenitas ragam dilakukan dengan menggunakan uji Levene, didapatkan nilai signifikansi pada semua kelompok sebesar 0,824 (p>0,05). Sehingga, dari pengujian ini dapat disimpulkan bahwa asumsi homogenitas ragam telah terpenuhi. Selanjutnya dilakukan uji Oneway ANOVA, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan bermakna efek lama perendaman resin akrilik heat cured dalam minuman teh hijau terhadap perubahan warna dibandingkan dengan kontrol (aquades). Analisis dilanjutkan dengan uji Post Hoc dilakukan untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda secara signifikan dari efek lama perendaman resin akrilik heat cured dalam minuman teh hijau terhadap perubahan warna. Uji post hoc yang digunakan adalah uji LSD, suatu data dikatakan berbeda secara bermakna apabila memiliki nilai signifikansi p<0,05. Tabel Uji Komparasi Multiple Perubahan Warna
Aquades 1 hari Aquades 6 hari Aquades 18 hari Teh hijau 1 hari Teh hijau 6 hari Teh hijau 18 hari

Aquades 1 hari

0,109

0,058

0,011*

0,000*

0,000*

Aquades 6 hari

0,109

0,752

0,300

0,000*

0,000*

Aquades 18 hari

0, 058

0,752

0,468

0,001*

0,000*

Teh hijau 1 hari

0,011*

0,300

0,468

0,007*

0,000*

Teh hijau 6 hari

0,000*

0,000*

0,001*

0,007*

0,009*

Teh hijau 18 hari

0,000*

0,000*

0,000*

0,000*

0,009*

PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek lama perendaman resin akrilik heat cured dalam minuman teh hijau (camellia sinensis) terhadap perubahan warna. Pada penelitian ini resin akrilik yang digunakan berbentuk lingkaran dengan diameter 26 mm dan tebal 1 mm. Terdapat 36 sampel yang

terbagi dalam 2 kelompok sampel, yaitu kelompok perendaman dalam aquades sebagai kelompok kontrol dan kelompok perendaman dalam minuman teh hijau sebagai kelompok perlakuan. Masingmasing kelompok dibagi menjadi tiga subkelompok yaitu perendaman pada 1 hari, 6 hari dan 18 hari. Sehingga setiap subkelompok terdiri dari 6 sampel Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan Oneway ANOVA kemudian dilanjutkan uji Post Hoc untuk mengetahui lebih lanjut perbedaan rata-rata perubahan warna. Berdasarkan hasil data uji Oneway ANOVA didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05) yang berarti dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan bermakna perubahan warna yang direndam minuman teh hijau dengan kontrol (aquades). Hal ini disebabkan karena minuman teh hijau mengandung zat tanin sehingga hanya pada lempeng akrilik yang direndam dalam minuman teh hijau saja yang menimbulkan perubahan warna menjadi lebih gelap. Selain itu juga disebabkan karena sifat zat tanin yang akumulatif pada lempeng akrilik, sehingga meskipun lempeng akrilik tersebut telah dibersihkan sebelum pengukuran serta melewati masa jenuh, tetap menghasilkan perubahan warna yang signifikan (Zamrony, 2010). Selanjutnya hasil dari pengujian Post Hoc menunjukkan perbedaan yang signifikan pada perubahan warna resin akrilik heat cured yang direndam dalam minuman teh hijau selama 1 hari, 6 hari, dan 18 hari. Dapat dilihat bahwa semakin lama waktu kontak antara resin akrilik dengan minuman teh hijau akan semakin menurun tingkat kecerahan resin akrilik tersebut (resin akrilik semakin gelap). Perubahan warna yang terjadi pada resin akrilik setelah direndam minuman teh hijau terjadi karena adanya reaksi kimia-fisik pada bahan resin akrilik. Ikatan kimia-fisik yang terjadi yaitu absorbsi atau penyerapan partikel zat warna yang terdapat dalam teh hijau yang masuk ke bagian dalam melalui porositas yang terdapat pada permukaan resin akrilik (Annusavice, 2003). Kandungan fenol dalam minuman teh hijau yaitu tanin yang bersifat asam menyebabkan terjadi reaksi hidrolisis antara fenol dan ester dari

polimetil metakrilat pada resin akrilik, sehingga ikatan rantai polimer menjadi terganggu dan meningkatkan porositas di dalam resin akrilik. Hal ini menyebabkan perubahan warna akibat peningkatan absorbsi zat tanin. Kandungan fenol dan zat tanin tersebut mempunyai struktur polar yang menyebabkan ikatan kimia fisika yang terjadi lebih kuat dan mudah teroksidasi oksigen, baik di udara bebas maupun dalam lingkungan air, sehingga akan mudah mengakibatkan perubahan warna (Soebagio, 2001). Perubahan warna yang terjadi pada lempeng resin akrilik setelah direndam dalam minuman teh hijau juga disebabkan oleh adanya struktur rantai polimer jenis cross linked dari resin akrilik yang kurang menguntungkan, oleh karena akan membentuk suatu jejaringan (network), sehingga lebih banyak menyerap dan mengikat zat warna yang terkandung (Combe, 1992). Perubahan warna lempeng akrilik tidak hanya disebabkan oleh karena perendaman dalam minuman teh hijau saja tetapi juga karena faktor macam makanan dan minuman lain yang dikonsumsi sehari-hari oleh pemakai gigi tiruan misalnya kopi (Widjoseno, 2002). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perendaman resin akrilik heat cured dalam minuman teh hijau selama waktu tertentu (1, 6 dan 18 hari) dapat menyebabkan perubahan warna yang signifikan. Hal tersebut dikarenakan teh hijau mengandung zat tanin yang bersifat asam dan adanya reaksi kimia-fisik yaitu akumulasi penempelan pigmen zat warna pada permukaan resin akrilik dan absorbsi zat warna tersebut melalui porositas ke dalam resin akrilik, sehingga menyebabkan perubahan warna menjadi lebih gelap pada resin akrilik. KESIMPULAN Dari hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan yang yang telah dilakukan , maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Lama perendaman resin akrilik heat cured dalam minuman teh hijau yang mengandung zat tanin (bersifat asam) dapat meningkatkan porositas dan menyebabkan perubahan warna akibat peningkatan absorbsi zat tanin.

2. Semakin lama waktu perendaman dalam minuman teh hijau maka resin akrilik heat cured semakin mengalami perubahan warna yang signifikan. SARAN 1. Pemakai gigi tiruan dari bahan akrilik sebaiknya lebih mengetahui efek dari mengkonsumsi minuman teh hijau, karena kandungan dalam minuman teh hijau dapat menyebabkan perubahan warna pada resin akrilik, sehingga menurunkan kualitas dan estetik gigi tiruan. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh konsentrasi teh hijau terhadap perubahan warna. 3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh pemolesan permukaan resin akrilik yang direndam dalam teh hijau terhadap perubahan warna. DAFTAR PUSTAKA 1. Anusavice K.J. 2003. Phillips Science of Dental Material, 11th ed, Saunders, St. Louis.p. 400-426. 2. Ayuningtyas D.A. 2009. Analisis sikap konsumen dan kinerja atribut teh hijau siap minum merek nu green tea original di kota Jakarta. Skripsi. Tidak diterbitkan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor, Bogor. Hal 6. 3. Combe E.C. 1992. Notes on Dental Material, 6th ed. Churchill Livingstone, Edinburg, London. 4. David dkk. Perubahan warna lempeng akrilik yang direndam dalam larutan desinfektan sodium hypochlorite dan klorhexsidin. Dent. J, 2005; 38 (1) : 3640. 5. Mc Cabe JF. 1990. Applied Dental Material, 7th ed. London : Blackwell Scientific Publications. 6. Phillips R.W. 1991. Element of Dental Material, 9th ed, W.B Saunders Co, Philadelphia. 7. Soebagio, 2001. Efektifitas Lama Perendaman Lempeng Resin Akrilik dalam Berbagai Konsentrasi Seduhan Teh Hitam Terhadap Kekuatan Transversa, Perubahan Warna dan

Perlekatan Candida Albicans. Tesis Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas Airlangga. Surabaya. 8. Tuminah, S. 2004. Teh [Camellia Sinensis O.K. var Assamica (mast)] sebagai Salah Satu Sumber Antioksidan. http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/144 _16AntioxidantTea.pdf/144_16Antioxid antTea.htm. Diakses tanggal 18 Desember 2011 pukul 12.11 9. Widjoseno T.M., 2002, Pengaruh Penetrasi Minuman Teh dan Kopi pada Transmitansi Bahan Resilient Denture

Liner. Majalah Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas Airlangga. Surabaya. Hal 51-53. 10. Zamrony, A. 2010. Efek Lama Perendaman Resin Akrilik Jenis Heat Cured dalam Minuman Coklat Terhadap Perubahan Warna. Tugas Skripsi. Tidak diterbitkan, Universitas Airlangga, Surabaya.

Menyetujui, Pembimbing I

drg. Irwan Baga, Sp.BM NIP. 19581213 198701 1 001

Anda mungkin juga menyukai