Stres Adaptasi 2
Stres Adaptasi 2
Latar Belakang
Perubahan sosial yang cepat Perubahan nilai nilai moral etika & gaya hidup
Stresor
adalah stimulus yang mengawali atau mencetus perubahan (tidak terpenuhinya kebutuhan) Kebutuhan dapat berupa kebutuhan fisiologis,psikologis,sosial ,lingkungan, perkembangan,spiritual atau kebutuhan kultural
Diklasifikasikan atas 2: 1. Stresor internal 2. Stresor eksternal
Stresor
Stres
DEFINISI STRES
Robbins& Coulter (1999) mendefinisikan stress sebagai kondisi dinamis dimana individu dikonfrontir dengan kesempatan pembatas atau tuntutan yang berhubungan dengan apa yang diinginkan dan yang hasilnya dirasakan menjadi tidak menentu serta penting
Definisi Stres
Hans Selye (2001) mendefinisikan stress sebagai respon tubuh yang sifatnya non spesifik terhadap setiap tuntutan beban atasnya. Cont : beban pekerjaan yang berlebihan
Model Stres
Digunakan untuk mengidentifkasi stresor bagi individu tertentu dan memprediksi respon individu tersebut terhadap stresor. Perawat dapat membantu klien mengatasi respon tidak sehat, non produktif. Diklasifikasikan atas 3 model stres : 1. Berdasar respon 2. Berdasar stimulus 3. Berdasar transaksi
Respon Stres
Terbagi 2 : 1. Respon Fisiologis a. sindrom adaptasi lokal (LAS) respon jaringan,organ atau bag tubuh lain b. sindrom adaptasi umum (GAS) respon pertahanan dari keseluruhan tubuh terhadap stres 2. Respon Psikologis a. Prilaku berorientasi tugas b. Mekanisme pertahanan ego
Karakteristik LAS
1. Respon yang terjadi setempat 2. Respon adalah adaptif artinya stresor diperllukan untuk menstimulasinya 3. Respon berjangka pendek 4. Respon adalah restoratif artinya membantu memulihkan homesotasis tubuh Contoh : respon nyeri,inflamasi
2. Respon Psikologis a. Prilaku berorientasi tugas penggunaan kemampuan kognitif untuk mengurangi stres,memecahkan masalah,menyelesaikan konflik & memenuhi kebutuhan (Stuart & Sundeen,1991) 3 tipe prilakunya : (1) Prilaku menyerang tindakan menyingkirkan/mengatasi suatu stresor atau untuk memuaskan kebutuhan
(2) Perilaku Menarik Diri menarik diri secara fisik/emosional dari stresor
(3) Perilaku kompromi mengubah metoda yang biasa digunakan,mengganti tujuan atau menghilangkan kepuasan terhadap kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan lain atau menghindari stres
b. Mekanisme pertahanan ego (Freud) Prilaku tidak sadar yang memberikan perlindungan psikologis terhadap peristiwa yang menegangkan. Digunakan : melindungi terhadap perasaan tidak berdaya & ansietas Sering dipakai pada saat stresor jangka pendek,gangguan psikiatrik (-) contoh : kompensasi,konversi,menyangkal,pemindah an tempat,identifikasi,regresi
(1) Kompensasi penutupan suatu defisensi dalam satu aspek citra diri dengan secara kuat menekan suatu gambaran yang dianggap sebagai aset (2) Konversi secara tidak sadar menekan suatu konflik emosional yang menghasilkan ansietas dan memindahkannya menjadi gejala non organik (3) Menyangkal penghindaran konflik emosional dg menolak secara sadar mengikuti segala sesuatu yang mungkin menyebabkan nyeri emosional yang tidak dapat ditoleransi
(4) Pemindahan tempat memindahkan emosi, ide, keinginan dari situasi yang menegangkan kepada penggantinya yang lebih sedikit mengakibatkan ansietas (5) identifikasi pemolaan prilaku yang dilakukan oleh orang lain dan menerima kualitas, karakteristik dan tindakan orang tersebut (6) Regresi koping terhadap stresor melalui tindakan dan perilaku yang berkaitan dengan periode perkembangan sebelumnya
2. Stres tahap II stres yang semula menyenangkan mulai menghilang & timbul keluhan-keluhan sbb
Merasa letih sewaktu bangu pagi Merasa mudah lelah sesudah makan siang Lekas merasa capai menjelang sore Sering mengeluh perut tidak nyaman Detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar) Otot-otot punggung & tengkuk terasa tegang Tidak bisa santai
3. Stres tahap III bila tetap memaksakan diri keluhan akan semakin nyata & mengganggu
Gangguan lambung usus semakin nyata cont : gastritis,diare Ketegangan otot-otot semakin terasa Perasaan tidak tenang & ketegangan emosional semakin meningkat Gangguan pola tidu Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa oyong dan serasa mau pinsan)
4. Stres tahap IV bisa tidak ditemukan sakit secara medis. Namun gejala dapat muncul spt:
Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah tera amat sulit Aktivtas pekerjaan yang semula menyenangkan & mudah diselesaikan menjadi membosankan terasa lebih sulit Yang semula tanggap situasi menjadi kehilangan kemampuan untuk merespon secara memadai Ketidakmampuan melakukan ADL Gangguan pola tidur disertai mimpi yg menegangkan
5. Stres tahap V
Seringakali menolak ajakan karena tiada semangat & kegairahan Daya konsentrasi & ingat menurun Imbul perasaan ketakutan & kecemasan yang tidak dapat dijelaskan apa penyebabnya
6. Stres tahap VI
Kelelahan fisik & mental yang semakin mendalam Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan sederhana Gangguan sitem pencernaan semakin berat Timbul perasaan ketakutan & kecemasan yang semakin meningkat, mudah bingung & panik
7. Stres tahap VII tahap klimaks,seseorang mengalami serangan panik & perasaan takut mati. Sering dibawa ke UGD,ICCU meskipun tidak ditemuakan kelainan fisik organ
Debaran jantung teramat keras Susah bernafas (sesak & megap-megap) Sekujur baan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran Ketadaan tenaga untuk hal-hal ringan Pinsan atau kolaps
PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Mengkaji indikator stres dan koping dalam semua dimensi adaptasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. Indikator fisiologis Indikator perkembangan Indikator emosional & perilaku stres Indikator intelektual Indikator sosial Indikator spiritual
Indikator Fisiologis
Dipengaruhi situasi stres
Kenaikan tekanan darah Peningkatan ketegangan otot leher,bahu,punggung Peningkatan denyut nadi & frekuensi RR Telapak tangan berkeringat Tangan & kaki dingin Postur tubuh tidak tegap Keletihan Sakit kepala Gangguan lambung
suara yang bernada tinggi Mual,muntah,diare Perubahan nafsu makan Perubahan berat badan Perubahan frekuensi berkemih hasil lab abnormal : peningkatan hormon kortisol,ACTH,katekolamin,hiperglikemia Gelisah : sulit tidur, sering terbangun saat tidur Dilatasi pupil
Kematian
KLASIFIKASI STRES BERDASARKAN SITUASI STRES STRES RINGAN Stresor yang biasa dihadapi setiap orang secara teratur, kerusakan fisiologis (-). Stresor yang banyak dalam waktu singkat dapat meningkatkan resiko penyakit (Holmes Rahe,1976)
STRES SEDANG Berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari STRES BERAT Situasi kronis berlangsung beberapa minggu sampai tahun. Tinggi resiko keasakitan
Indikator Perkembangan
Bayi & anak kecil Lingkungan responsif & empati :perkembangan harga diri & pembentukan koping adaptif sehat Lingkungan non responsif & empati : Gangguan percaya diri kronis, menarik diri,ggn hubungan interpersonal, ketergantungan dg orang lain
Bayi & anak kecil Stres : anak tidak mampu & ketidakinginan mengembangankan hubungan berteman
Remaja Dukungan sosial adekuat: pengembangan rasa identitas yang kuat & mampu menyesuaikan diri terhadap stresr Dukungan sosial inadekuat Gangguan psikososial.timbul kebingungan,pembrontakan, depresi & ansietas Dewasa muda (masa transisi) Stres : persiapan karier, hidup mandiri & kemungkinan hidup berkeluarga. Terjadi konflik harapan dengan realitas
Dewasa tengah Stresor : peningkatan keletihan,penyakit ringan,depresi, ketidakpuasan dg interaksi keluarga Dewasa akhir (lansia) Stresor : perubahan dalam keluarga & kemungkinan kematian dari pasangan, perubahan penampilan fisik & fungsi fisiologis.masalah emosional dominan
Indikator Emosional
ansietas Depresi Kepenatan Peningkatan penggunaan bahan kimia Perubahan dalam kebiasaan makan,tidur & pola aktivitas Kelehan menal [erasaan tidak adekuat Kehilangan harga diri Peningkatan kepekaan
kehilangan motivasi Ledakan emosional & menangis Penurunan produktivitas & kualitas kinerja Kecendrungan membuat kesalahan Mudah lupa & pikiran buntu Kehilangan perhatian terhadap hal-hal yang rinci Ketidakmampuan bekonsentrasi Letargi Rentan terhadap kecelakaan
Indikator Intelektual
Stres berkepanjangan
Gangguan intelektual
kemampuan mendapat pengetahuan & keterampilan terganggu Penilaian kognitif terhadap sesuatu tidak akurat Stres menghambat komunikasi antara Klien & orang lain Tidak mampu mengatasi konflik Peningkatan ketergantungan dg orang lain
Indikator Sosial
Menggali bersama klien tentang besarnya, tipe, kualitas interaksi sosial yang ada
Perawat waspadai perbedaan kultur dalam respon stres / mekanisme koping
Indikator Spiritual
Stres berat
Kemarahan pada Tuhan Individu memandang stresor sebagai hukuman
DIAGNOSA KEPERAWATAN
ansietas b.d perubahan status kesehatan,krisis maturasi atau situasi Perubahan pertumbuhan &perkembangan b.d perpisahan dari orang terdekat, krisis situasi Ketegangan peran pemberi perawatan b.d penyesuaian terhadap diagnosa medis, penyesuai thd penurunan tingkat fungsi fisik Keletihan b.d tuntutan peran yang berlebihan, tuntutan psikologis yang berlebihan Ketidakberdayaan b.d stres jangka panjang, kehilangan keyakinan nilai
koping keluarga tidak efektif ; menurun/tidak mampu atau koping individu tidak efektif b.d metoda kopping inadekuat, stres berkepanjangan
Risiko cedera b.d kerusakan kemampuan bicara
EVALUASI
klien Mampu mengontrol faktor yang menybabkan stres Klien mampu secara mandiri mengembangkan strategi mereduksi stres Menilai keefektifan penatalaksanaan stres
Menanggulangi Stress
Kesadaran diri Mengingat tuhan dan berdoa Olah raga Relaksasi Terapi kognitif Mengendalikan perilaku diri Jangan melakukanpekerjaan terlalu serius Menetapkan skala prioritas kebutuhan dan keinginan Berpikir positif dan membuang pikiran negatif Menghindarkan diri dari persaingan Istirahat yang terartur
Pengukuran Stress
skala Holmes Terdapat 36 butir pengalaman dalam kehidupan seseorang yang masing-masing memiliki score Score > 300 dlm 1 tahun = menunjukkan gejala stres Skala Miller & Smith (menilai derajat kekebalan terhadap stres) Terdapat 20 aktivitas kehidupan sehari-hari yang dilakukan orang & diberi score dari1-5 Score < 30 = kebal 30-50 = kurang kebal > 50-80 = tidak kebal terhadap stres
TERIMA KASIH